Anda di halaman 1dari 17

Pembuatan Reagensia

Standar Primer Dan


Sekunder
Kelompok 5

1. Emir Zacky Maulana 2012C2001


2. Fitri Angraini 2011E2072
3. Hanif Hanafi 19991111H
4. Isnaini Diana Nurfauziah 2011E2071
5. Nafal Kurnia 2012C2003
6. Silvia Sulistiawati 2012C2004
7. Trisniati 2012C2005
Standar
Standar atau baku adalah zat – zat yang konsentrasi
atau kemurniannya diketahui dan di peroleh dengan
cara penimbangan dan pelarutan dengan cara tertentu
Ada 2 macam standar yaitu
1.Standar Primer
2.Standar Sekunder
STANDAR PRIMER
Standar Primer merupakan zat termurni dalam kelasnya,yang menjadi standar
untuk semua zat lain.Standar primer umumnya mempunyai kemurnian >99%
bahkan banyak yang kemurniannya 99,9%.Kemurnian standar primer dapat dilihat
dari sertifikat analisa :
- Stabil
- Dapat dibakar sampai suhu 105-110‫ﹾ‬C tanpa perubahan kimia ,atau tidak
meleleh,tersublimasi,terdekomposisi atau mengalami reaksi kimia sampai suhu
120-130‫ﹾ‬C
- Tidak higroskopis
- Mempunyai komposisi yang jelas
- Dapat disiapkan dengan kemurnian >99,0%
- Dapat dianalisa secara cepat
- Mempunyai ekivalensi berat yang tinggi sehingga kesalahan penimbangan
berefek minimal terhadap konsentrasi larutan standar
Pembuatan Larutan Standar Primer

Larutan baku primer biasanya dibuat


hanya sedikit, penimbangan yang
dilakukanpun harus teliti, dan dilarutkan
dengan volume yang akurat. Pembuatan
baku primer biasanya dilakukan dalam labu
ukur yang volumenya tertentu.zat yang
dapat dibuat sebagai larutan baku primer
adalah asam oksalat,boraks,asam
benzoate,kalium dikromat,arsen trioksida
dan natrium klorida
No. Metode Zat Baku Primer
1. Asam Basa
Asidimetri Na₂CO₃, Na₂B₄O₇, 10H₂O, HgO

Alkalimetri KHC₈H₄O₄, H₂CnO₄, 2H₂O HCL tidak tetap

2. Argentometri NaCl, KCl, NaBr, KBr, NH₄SCN, KSCN dan


AgNO₃

3. Permanganometri H₂C₂O₄.2H₂O, Na₂C₂O₄, As₂O₃,


(NH₄)₂FeSO₄.6H₂O
4. Iodometri K₂Cu₂O₇, KBrO₃, KIO₃ dan Glikosa

5. Iodimetri As₂.O₃
No Metode Zat Baku Primer
6. Kompleksometri • Na₂.EDTA.CaCO₃
• MgSO₄.7H₂O
• ZnSO₄.7H₂O
7. Instrumental • Feᵌ⁻ : [(NH₄)₂SO₄.FeSO₄.12H₂O
• Zn²⁺ : (ZnSO₄.7H₂O)
• Na⁺ : (NaCl)
• K⁺ : (KCl)
• Hg²⁺ : (HgCl₂)
• Pb ²⁺ : (Pb(NO₃)₂)
• Co²⁺ : (CoCl₂.6H₂) / [(NH₄)₂ SO₄.NiSO₄.6H₂O])
• Ni²⁻ : [(NH₄)₂SO₄.NiSO₄.6H₂O) / NiSO₄.7H₂O
• Crᵌ⁺ : (Cr₂O₃)
• Cr ⁶⁻ : (K₂Cr₂O₇)
• Mo ᵌ⁻ : [(NH₄)6Mo₇O₂₄.4H₂O] / (Mo₂O₃)
• Mn²⁻ : (MnSO₄)
• Cd²⁻ : (CdSO₄)
• Ca²⁺ : (CaCl₂.6H₂O)
• Mg²⁺ : (MgSO₄.7H₂O)
• Alᵌ⁺ : Al₂O₃ / Al₂(SO₄)₃.H₂O atau (NH₄)₂.
Al₂SO₄.xH₂O
• TMS.(CH₃)₄Si
Contoh Pembuatan Larutan Baku Primer
Larutan Asam Oksalat
• Timbang zat sesuai perhitungan dan timbang dengan teliti dalam gelas kimia kecil
atau botol timbang
• Catat hasil penimbangan
• Siapkan labu ukur untuk melarutkan dan pada ujung (mulut labu ukur) dletakan
corong pendek
• Larutkan zat dengan sedikit air dan aduk hingga zat larut
• Masukan larutan kedalam labu ukur yang sudah siap (di atas)
• Bilas gelas kimia kecil atau botol timbang dan air,dan air bilasannya dimasukan
kedalam labu ukur
• Setelah dilakukan pembilasan dengan cara gelas kimia kecil atau botol timbang
dan batang pengaduk dipegang dengan tangan kiri dan letakan diatas corong
pendek yang dibawahnya terdapat labu ukur Lalu semprotkan air dari botol
semprot pada gelas kimia, lakukan ini minimal tiga kali
• Bilas corong tiga kali lalu diangkat perlahan-lahan sambil tangkainya dibilas
• Masukan air sampai tanda batas lalu keringkan bagian dalam diatas larutan
dengan kertas isap( hati-hati jangan sampai kertas isap masuk ke dalam larutan
• Tutup labu dengan jari tangan dan ujung labu yang lain diletakan pada tangan
• Gerak-garakan tangan turun naik sebanyak 10 kali
• Larutan baku primer siap untuk digunakan
STANDAR SEKUNDER
Standar sekunder merupakan zat-zat yang konsentrasinya dan kemurniannya
ditetapkan melalui analisis dengan perbandingan terhadap standar
primer.pembakuan menggunakan larutan baku primer,biasanya melalui metode
titrimetri.syarat-syarat meliputi:
• Derajat kemurnian lebih rendah dari pada larutan baku primer
• Mempunyai berat ekivalen yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan
• Larutannya relative stabil dalam penyimpanan
• Tidak mudah diproleh dalam bentuk murni ataupun dalam keadaan yang diketahui
kemurniannya
• Zat yang tidak mudah dikeringkan,higrokopis,menyerap uap air,menyerap CO2 pada
waktu penimbangan
No Metode Zat Baku Sekunder

1. Asam Basa

Asidimetri HCl, H₂SO₄

Alkalimetri NaOH, KOH

2. Argentometri AgNO₃

3. Permanganometri KMnO₄

4. Iodometri Na₂S₂O₃.5H₂O

5. Iodimetri I₂

6. Kompleksometri Na₂.EDTA
Contoh Pembuatan Larutan Baku Sekunder
• Siapkan alat-alat untuk melakukan titrasi (erlenmeyer,gelas kimiakecil,kaca
arloji,corong pendek,pipet gondok,buret,statip,klem buret, alas yang berwarna
putih, tabung reaksi, kertas isap, larutan indikator,larutan baku primer,dan larutan
baku sekunder
• Bilas alat-alat ukur (alat untuk mengukur volume larutan) dengan larutan yang
akan digunakan. Misalnya Buret dibilas dengan larutan baku sekunder, pipet
gondok dengan larutan baku primer. Selain itu lakukan juga pembilasan ini untuk
alat-alat bantu yang berhubungan dengan alat ukur tersebut, misalnya corong
pendek dan gelas kimia kecil berhubungan dengan buret jadi harus dibilas dengan
larutan sekunder, sedangkan tabung reaksi berhubungan dengan pipet gondok jadi
harus dibilas dengan larutan baku primer.
• Isi buret dengan larutan baku sekunder(NaOH) yang akan ditentukan
konsentrasinya. (perhatikan buret dicapit dengan klem buret dan disimpan tegak
pada statif harus benar-benar tegak).
• Cara mengisi buret adalah tuangkan larutan baku sekunder dari gelas kimia ke
dalam buret melalui corong pendek sampai sedikit di atas batas tertentu. Buka
kran buret dan biarkan cairan mengalir beberapa saat sampai bagian bawah
buret(bagian kran) terisi penuh. (perhatikan bahwa semua bagian bawah dari
ukuran buret harus terisi penuh).
• Keringkan bagian atas buret kemudian tanda bataskan buret pada volume tertentu
misalnya 0 cm3
• Pipet sejumlah volume tertentu dari larutan baku primer misalnya 25 cm3 asam oksalat 0,1
M dengan cara menyedot larutan baku ini menggunakan pipet gondok.
• Masukkan pipet pada larutan baku primer dan sedot larutan ini sampai melewati tanda
batas. Angkat pipet dengan cara ujung pipet ditutup oleh jari telunjuk dan keringkan
bagian luar pipet dengan kertas isap. Tanda bataskan larutan dalam pipet dengan cara
membuka ujung pipet yang ditutup telunjuk secara perlahan-lahan. Setelah larutan berada
pada tanda batas, ujung pipet ditutup kembali dengan telunjuk dan pipet diangkat, lalu
dipindahkan ke Erlenmeyer.
• Tuangkan isi dari pipet tadi ke Erlenmeyer dengan cara pipet berdiri tegak lurus dan
erlenmeyer pada posisi miring dengan sudut kemiringan 45 º. Tunggu sampai cairan semua
berpindah dan biarkan pipet berada pada posisi seperti semula selama 30 detik
• Angkat pipet dan disimpan dalam tabung reaksi. Bilas pinggiran Erlenmeyer dengan
menggunakan botol semprot, lalu teteskan 3 tetes larutan indicator (larutan fenolftalein).
• Lakukan titrasi dengan cara meletakkan Erlenmeyer di bawah buret, jangan
lupa alas untuk titrasi harus putih. Kran buret dipegang dengan tangan kiri dan
Erlenmeyer dipegang tangan kanan. Buka kran buret dan teteskan larutan baku
sekunder, ke dalam Erlenmeyer yang berisi larutan baku primer, sambil
Erlenmeyer ini digoyangkan berlawanan arah jarum jam. Amati terus
penambahan larutan ini sampai terjadi perubahan warna dari indikator dan tutup
kran dengan segera.
• Baca volume larutan baku sekunder pada buret. Dan catat pada bukuMisalnya
24,5cm3
• Tuliskan data-data ini dalam tabel pengamatan dan berdasarkan data-data yang
telah dilakukan tentukan konsentrasi larutan baku sekunder

Anda mungkin juga menyukai