Anda di halaman 1dari 14

KASUS YANG BERHUBUNGAN

DENGAN BIOETIK DALAM


PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KEDOKTERAN YANG
MEMUAT KDB – JUSTICE

Nama : Crifer Rael Jason Rondonuwu


NRI : 19011101001
BIOETIKA
 Bioetika berasal dari kata bios yang berati
kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma
atau nilai-nilai moral
 Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama,
ekonomi, dan hukum bahkan politik
 Bioetika memberi perhatian yang besar pula
terhadap penelitian kesehatan pada manusia
dan hewan percobaan.
PELAYANAN KEDOKTERAN
 Tujuan utama pada pelaksanaan profesi
kedokteran adalah untuk mengatasi penderitaan
dan memulihkan kesehatan orang yang sakit.
 Pelayanan kedokteran yang baik adalah yang
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat,
bermutu dan terjangkau
 Untuk dapat memberikan pelayanan kedokteran
paripurna bermutu (preventif, promotif, kuratif
dan rehabilitatif) bukan saja ditentukan oleh
pengetahuan dan keterampilan, melainkan juga
oleh perilaku (professional behaviour), etik
(bioethics) dan moral serta hukum
PELAYANAN KEDOKTERAN
 Pelayanan kesehatan/kedokteran adalah suatu sistem
yang kompleks dengan sifat hubungan antar
komponen yang ketat, khususnya di ruang gawat
darurat, ruang bedah dan ruang rawat intensif
KAIDAH DASAR BIOETIK
Dalam pelayanan kesehatan terdapat prinsip
keadilan (justice) adalah suatu prinsip dimana
seorang dokter memperlakukan sama rata dan adil
untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien.
Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik,
agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial,
kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak dapat
mengubah sikap dokter terhadap pasiennya.
Ciri-Ciri Justice
 Memberlakukan segala sesuatu secara
universal
 Mengambil porsi terakhir dari proses membagi
yang telah ia lakukan
 Menghargai hak sehat pasien
 Menghargai hak hukum pasien
Contoh Kasus dalam Penyelenggaraan Kesehatan
yang Berkaitan dengan Prinsip Dasar Bioetika -
Justice

Seorang pasien dari keluarga miskin yang menderita


penyakit jantung komplikasi, Bambang Sutrisno
(50), meninggal akibat ditolak berobat kesebuah
rumah sakit. Padahal dokter puskesmas Alun-Alun
Gresik Nanang Rudyanto membujuk dia agar
menjalani rawat inap di Rumah Sakit
Contoh Kasus dalam Penyelenggaraan Kesehatan
yang Berkaitan dengan Prinsip Dasar Bioetika -
Justice

Debora bayi berusia empat bulan harus meregang nyawa


akibat keterlambatan penanganan medis oleh pihak Rumah
Sakit Mitra Keluarga Kalideres. Putri dari pasangan Henny
Silalahi dan Rudianto Simanjorang akhirnya meninggal
diduga dikarenakan tidak mendapat penanganan optimal
oleh Rumah Sakit Mitra Keluarga di kawasan Kalideres,
Jakarta karena keluarga korban bayi Debora tidak dapat
membayar uang muka biaya pengobatan.
 Kronologis kasus Debora yaitu sebagai berikut
“Sudah kurang lebih seminggu bayi saya pilek dan batuk-batuk,”
kata Henny dan pada Sabtu malam, Debora mengeluarkan keringat terus
menerus sampai pukul 03.00 pagi, saya melihat Debora mulai sesak napas,
tanpa pikir panjang saya langsung membangunkan suami untuk
menghantar Debora ke rumah sakit terdekat, yakni RS Mitra Keluarga
Kalideres. Sesampainya disana, Dokter jaga saat itu Irene Arthadianty
Indrajaya, langsung melakukan tindakan medis pertolongan pertama
dengan melakukan penyedotan (suction), pada saat itu Debora dipasangi
berbagai macam alat medis seperti monitor, infus, uap dan sudah
diberikan obat-obatan, sampai pada pukul 03.30 debora dapat bernafas
dan menangis kencang. Setelah kejadian tersebut dokter Irene,
menganjurkan untuk penanganan secara maximal Debora harus masuk
Pediatric Intensive Care Unit (PICU) dikarenakan usia Debora. Suami
Rudiantopun segera bergegas untuk menghadap dan mengurus bagian
administrasi agar bayinya dapat disembuhkan, namun sesampainya di
bagian administrasi Rudianto disodori pembiayaan uang muka fasilitas
tersebut sebesar Rp.19.800.000,-
Naas pada saat itu pasangan tersebut hanya mempunyai uang
sebesar Rp.5.000.000,- yang mengakibatkan pengembalian uang tersebut
dikarenakan uang tersebut kurang dan Debora tidak bisa masuk PICU,
segala upaya dari pasangan tersebut sudah dilakukan, sampai memohon
sangat kepada pihak rumah sakit untuk memberikan kebijakan mengenai
biaya fasilitas yang kurang, sayangnya oleh dokter, Rudianto dan Henny
malah hanya dibuatkan surat rujukan ke ruamh sakit lain yang memiliki
fasilitas PICU dan menerima Akses kerja sama penggunaan Kartu BPJS
Kesehatan.
Selanjutnya sekitar pukul 09.00, saat itu Henny di hubungi
kerabatnya mengenai ketersediaan ruang PICU di RS Koja, tanpa pikir
panjang saat itu Henny pun menelfon dokter anak di RS Koja dan
terhubung dengan Dokter Irfan, namun, telpon tiba-tiba terhenti saat
suster yang menjaga Debora datang dengan Panik, “Feeling saya sudah
tidak enak, kurang lebih lima menit, saya dipanggil masuk, dan saya
melihat wajah Debora yang sudah pucat, dan mata sudah ke atas,” kata
Henny. Monitor jantung sudah menunjukan garis lurus, Henny dan suami
hanya bisa memegangi tangan Debora, dan meminta untuk Debora
bertahan, pada saat itu Dokter dan suster pun menyerah, mereka
langsung pergi meninggalkan Debora, suster hanya berkata mereka
TURUT BERDUKA CITA.
Check list (OBSERVATION SHEET)

Keadilan (Justice) Ada/Tidak Analisa Pada Kasus


Memberlakukan segala sesuatu Tidak Pada kasus sebelum Debora, yaitu Reny
secara universal Wahyuni yang setelah melahirkan
anaknya menginggal, ditolak 7 rumah
sakit dikarenakan pasien ini adlah anak
pemulung
Mengambil porsi terakhir dari Tidak Dokter maupun perawat bekerja sesuai
proses membagi yang telah ia dengan porsi mereka
lakukan
Memberi kesempatan yang sama Tidak
terhadap pribadi dalam posisi
yang sama
Menghargai hak sehat pasien Tidak Rumah Sakit lebih mengedepankan
(affordability, equality, dan berorientasi pada
accesibility, availability, quality) profit/keuntungan ketimbang pada
kebutuhan sosial dan pelayanan
kesehatan yang sifatnya genting
dan gawat darurat.
Check list (OBSERVATION SHEET)

Menghargai hak hukum pasien Tidak


Menghargai hak orang lain Tidak Harusnya pihak rumah sakit
harus menghari hak sehat
pasien, tapi pihak RS hanya
mementingkan hak
keuntungannya dari pada hak
pasien untuk sembuh
Menjaga kelompok yang rentan Tidak
(yang paling dirugikan)
Tidak membedakan pelayanan Ada Pada kasus Reny Wahyuni
pasien atas dasar SARA, status pihak RS menolak untuk
social dll melayani karena pasien tersebut
miskin, orang tuanya hanya
tukang pemungut sampah
Tidak melakukan Tidak
penyalahgunaan
Memberikan kontribusi yang Ada Pada kasus penanganan Gawat
relative sama dengan Darurat Debora, diberikan
kebutuhan pasien pelayanan yang sesuai dengan
apa yang dibutuhkan
Check list (OBSERVATION SHEET)

Meminta partisipasi pasien Tidak Karena dalam keadaan gawat darurat,


sesuai dengan kemampuan dokter langsung menangani pasien tanpa
meminta pasien untuk melakukan sesuatu
Kewajiban mendistribusi Tidak Pihak RS menuntut biaya harus dilunasi
keuntungan dan kerugian agar dapat melakukan pelayanan
(biaya, beban, sanksi) secara adil maksimmal
Mengembalikan hak kepada Tidak  
pemiliknya pada saat tepat dan
kompeten
Tidak memberi beban berat Tidak  
secara tidak merata tanpa alasan
sah/tepat
Menghormati hak populasi yang Tidak  
sama-sama rentan penyakit/
gangguan kesehatan
Bijak dalam makro alokasi Tidak  
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai