Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN

TEKNOLOGI DAN SENI DALAM


KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Anggota Kelompok 4 :
1. ANICAH SOVIANTI
2. HERU WAHYUDI
3. MIRA AJHARI
4. PUPIAWATI Tugas PPT Agama
5. PUTRI ZAHRA Dosen MK Agama : Pak Dra. H Mukhlis MA,
6. SELVIANA M.Pd.
A. Pengertian IPTEK dan SENI
Pengertian IPTEK

Dalam sudut pandang filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat berbeda
maknanya. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui
tangkapan panca indra, intuisi dan firasat sedangkan, ilmu adalah pengetahuan yang
sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan diinterpretasi sehingga
menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang
secara ilmiah.

Pandangan Al-Qur’an tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya


dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya “(Q.S. Al- A’laq;1-5).
Istilah teknologi
merupakan produk ilmu
pengetahuan. Dalam
sudut pandang budaya,
teknologi merupakan
salah satu unsur budaya
sebagai hasil penerapan
praktis dari ilmu
pengetahuan.
Pandangan Iptek dan kaitannya dengan islam
Perkembangan iptek, adalah hasil dari segala
langkah dan pemikiran untuk memperluas,
memperdalam, dan mengembangkan iptek.
Peran Islam dalam perkembangan iptek, adalah
bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar
pemanfaatan iptek (Hasibuan, 2014). Ketentuan
halal-haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib
dijadikan tolak ukur dalam pemanfaatan iptek,
bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh
dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh
syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh
dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan
syariah Islam.
Peran Islam dalam Iptek

Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai


paradigma ilmu pengetahuan

Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari


Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan
iptek dalam kehidupan sehari-hari.
Manfaat Iptek dalam Islam
1. Meningkatkan Akses terhadap Informasi Keagamaan
2. Sebagai Acuan untuk Waktu Ibadah
3. Memudahkan Cara untuk Beramal Kepada Sesama
4. 4. Sebagai Penyedia Konten Video Ceramah Keagamaan
5. Penyedia Ide Menu Buka Puasa dan Sahur
6. Membantu Kamu untuk Menemukan Hadiah Terbaik
7. Ide Fashion Terbaru
8. Cara Terbaik untuk Mendapatkan Tiket Mudik
9. Tetap Terhubung Meski Jarak Memisahkan
PENGERTIAN SENI

Pandangan Islam tentang seni. Seni merupakan ekspresi


keindahan. Dan keindahan menjadi salah satu sifat yang
dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini. Allah melalui
kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang
seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan
keindahannya. Allah berfirman: “Maka apakah mereka tidak
melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami
meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit
pun retak-retak?” [QS 50: 6].
Seni dan Islam
Agama Islam tidak memberikan atau maenggariskan teori dan
ajaran yang rinci tentang seni dengan bentuk-bentuknya,
sehingga belum memiliki ‘batasan’ tentang seni Islam yang
diterima semua pihak. Meskipun demikian Seyyed H. Nasr telah
memberikan ciricirinya, yaitu bahwa Seni Islam merupakan hasil
dari pengejawantahan Keesaan pada bidang keanekaragaman
yang merefleksikan Ke-Esaan Illahi, kebergantungan
keanekaragaman kepada Tuhan Yang Maha Esa, kesementaraan
dunia dan kualitas-kualitas positif dari eksistensi kosmos atau
makhluk sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-
Qur’an (Nasr, 1993:18).
UNSUR-UNSUR SENI DALAM MENCAPAI NILAI
ISLAMI

• ialah berupa abstraksi fenomena alam melalui teknik stilasi pada


obyeknya.

• karyanya tersusun dari sejumlah modul yang digabungkan, sehingga


menghasilkan desain utuh.

• pola-pola pada seni Islam menunjukkan adanya gabungan


yangberurutan dari berbagai modul untuk menghasilkan beberapa pusat
perhatian estetis.
• adanya pengulangan dari modul atau motif yang akan memberikan
kesan irama ritmis dan memperlihatkan rangkaian kesatuan dalam
karyanya.

• setiap desain seni Islam mempunyai gerak dinamis dan tidak monoton
akibat adanya teknik penggabungan modul dan pengulangannya.

• hadirnya detail yang rumit dalam penggambaran susunannya, sehingga


meningkatkan kualitas pola dan menjadikannya corak yang Islami. Salah
satu karakeristik lain dalam bentuk seni Islam adalah kreatifitas yang
berkaitain erat dengan estetika, dan sangat tergantung pada kesadaran
pribadi seniman.
Prinsip- prinsip Seni dalam islam

1. seni yang dapat mengangkat martabat insane dan tidak meninggalkan nilai-
nilai kemanusiaan.

2. seni yang dapat mementingkan persoalan akhlak dan kebenaran yang


menyentuh aspek estetika, kemanusiaan dan moral.

3. seni yang dapat menghubungkan keindahan sebagai nilai yang tergantung


kepada seuruh kesahihan Islam itu sendiri, dimana menurut Islam seni yang
mempunyai nilai tertinggi adalah seni yang dapat mendorong kearah
ketaqwaan, kema‟rufan dan moralitas.

4. seni yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhan, manusia dengan


manusia dan manusia dengan alam sekitarnya.
Ada beberapa dalil yang mengatakan Batasan- batasan Seni
bahwa nyanyi itu diharamkan :
Ada beberapa batasan-batasan dalam Islam
1. Berdasarkan Firman-Firman Allah yang atau larangan dalam Islam terhadap berbagai
terdapat dalam beberapa surat di dalam seni, seperti seni patung, dimana ada beberapa
Al-Qur‟an diantaranya surat Luqman ayat alasan yang melarang terhadap seni ini, yaitu :
6, AnNajm ayat 59-61, Al-Isra‟ ayat 64.13 Dalam surat Al-Anbiya ayat 21 dimana diuraikan
tentang patung-patung yang disembah oleh
2. Berdasarkan Hadist-hadist14 diantarannya : ayah Nabi Ibrahim dan kaumnya. Sikap Al-
Hadits Abu Malik Al-Asy‟ari ra bahwa Qur‟an terhadap patung-patung itu bukan
Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya sekedar menolaknya, tapi juga menghendaki
akan ada di kalangan umatku golongan yang penghancuran terhadap patung-patung tersebut.
menghalalkan zina, sutera, arak, dan alat-alat
musik “al-ma’azif” (HR. Bukhari, Shahih
Bukhari).
SEKIAN & TERIMAKASIH:)

Anda mungkin juga menyukai