Anda di halaman 1dari 37

MANAGEMENT

PUSKESMAS
PELAYANAN
OBAT
Fidya Novita Sari, S.Ked
15 19 777 14 361
Pembimbing : Suardi , S.Kep, Ns.

BAGIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS DAN


ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
2021
daftar

01 PROFIL PKM

02 PENDAHULUAN

03 pembahasan
01
PROFIL
PKM
PANTOLO
PROFIL
PUSKESMAS
PANTOLOANLokasi :
Jl.Bahari N0. 380
Kelurahan
Pantoloan,Kecamata
n Tawaeli.
TUJUAN Mewujudkan upaya pelayanan
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
visi
misi
Pelayanan prima, professional dan merata
menuju kecamatan Tawaeli Sehat • Memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas
• Memberikan pelayanan kesehatan
sesuai dengan kompetensi dan
standar
• Memberikan pelayanan kesehatan
tanpa membeda-bedakan kepada
seluruh masyarakat.
Distribusi penduduk menurut kel di
Wilaya h ke rja PKM Pantoloan
Pkm pantoloan tahun 2019

Jumlah penduduk tahun 2019 sebesar


14.237 jiwa yang terdiri dari 3 kelurahan WANI WOMBO
Pantoloab boya

3.550 jiwa
PANTOLOA TAWELI
N

5.455 jiwa
GAMBAR 1. PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTOLOAN
baiya
Berbatas wilayah
5.232 jiwa Timur : Kelurahan Lambara dan Kelurahan Panau
Barat : Desa wani Kecamatan Tanantovea
Utara : Desa wombo Kecamatan Tanantovea.
Jumlah RT/RW
No Kelurahan Jumlah KK
RT RW
1 Pantoloan 21 9 1.017
2. Pantoloan Boya 15 12 751
3. Pantoloan Baiya 12 6 1.003

Jumlah 48 27 2.771
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
Ispa; 882

Ispa
Gastritis
Peny. Alergi
HT
Roda paksa dan Kecelakaan
Gastritis; 463
Diare
Roda paksa DM
Peny. Alergi; dan Peny. Syaraf
274 Kecelakaan;
HT; 258
245 Pneumonia
Diare; 205 Tonsitis
Peny. Syaraf;
Pneumonia;
DM; 147
127 112 Tonsitis; 101

GRAFIK 1. 10 PENYAKIT TERBESAR PUSKESMAS PANTOLOAN 2019


GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
Diare; 326

Diare
Tuberkolosis
DBD
Kusta
Malaria

Tuberkolosis;
32
DBD; 9 Kusta; 6 Malaria; 1

GRAFIK 2. 5 PENYAKIT MENULAR TERBESAR PUSKESMAS PANTOLOAN 2019


Sdm puskesmas pantoloan
No Jenis Tenaga PNS/CPNS PTT Kontrak Jumlah
1 Dokter Umum 4  Orang 4 Orang
2 Dokter Gigi   1 Orang 1 Orang
3 Administrasi 2 Orang   2 Orang 4 Orang
4 D III Perawat 22 Orang    1 Orang 23 Orang
6 SPK 1 Orang     1 Orang
7 Bidan 14 Orang   14 Orang
8 Apoteker/Asisten 1 Orang   1 Orang 2 Orang
Apoteker
9 SPRG - -  -  -
10 SKM - -   - -
11 SPPH - -   - -
12 Analis     1 Orang 1 Orang
13 Ners 2 Orang 2 Orang
Jumlah 40 5 0rang 7 Orang 52 Orang
02
PENDAHU
LUAN
Pendahuluan
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.

Dalam melaksanakan UKM dan UKP sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 51 sampai dengan Pasal 54, Puskesmas harus
menyelenggarakan kegiatan:
a. Manajemen Puskesmas
b. Pelayanan kefarmasian
c. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat;
d. Pelayanan laboratorium; dan
e. Kunjungan keluarga.

Sumber : Permenkes RI No. 43 Tahun 2019


Pelayanan kefarmasian di puskesmas merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan yang
berperan penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
bagi masyarakat

Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan


tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan
masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan.

SUMBER :Permenkes RI No. 74 Tahun 2016


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
Tempat pengambilan resep dan
penyerahan obat

Menurut PERMENKES Nomor 35 Tahun 2014


TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI APOTEK
Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
menunjang Pelayanan Kefarmasian di Apotek
meliputi sarana yang memiliki fungsi:

1. Ruang penerimaan Resep


Ruang penerimaan Resep sekurang-kurangnya
terdiri dari tempat penerimaan Resep, 1 (satu)
set meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer.
Ruang penerimaan Resep ditempatkan pada
bagian paling depan dan mudah terlihat oleh
pasien.
• Belum tersediahnya terdapat
tempat penerimaan resep 1 set
meja dan kursi
Meja Peracikan Resep

Menurut PERMENKES Nomor 35 Tahun 2014


TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI APOTEK
Ruang pelayanan Resep dan peracikan atau
produksi sediaan secara terbatas meliputi rak
Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di
ruang peracikan sekurang-kurangnya
disediakan peralatan peracikan, timbangan
Obat, air minum (air mineral) untuk pengencer,
sendok Obat, bahan pengemas Obat,.

• Belum tersediahnya peralatan


peracikan seperti timbangan obat, air
minum untuk pengencer, sendok obat.
Penyerahan Obat

Menurut PERMENKES Nomor 35 Tahun 2014


TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI APOTEK

Setelah penyiapan Obat dilakukan hal sebagai


berikut:

1. Sebelum Obat diserahkan kepada pasien


harus dilakukan pemeriksaan kembali
mengenai penulisan nama pasien pada
etiket, cara penggunaan serta jenis dan
jumlah Obat (kesesuaian antara penulisan
etiket dengan Resep);
2. Memberikan etiket sekurang-kurangnya Tidak tersediannya etiket obat ( aturan minum obat )
meliputi:
- warna putih untuk Obat dalam/oral;
- warna biru untuk Obat luar dan suntik;
- menempelkan label “kocok dahulu”
Rak obat

Menurut PERMENKES Nomor 35 Tahun 2014


TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI APOTEK
Penyimpanan
1. Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada
wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang-
kurangnya memuat nama Obat, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa.
2. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya.
3. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi Obat serta disusun secara alfabetis.
4. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First In First Out)
Obat kadaluarsa/Expayer

Menurut PERMENKES Nomor 35 Tahun 2014


TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI APOTEK
Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan
sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan.
Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang
mengandung narkotika atau psikotropika
dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Penyimpanan obat di gudang
Dan Arsip

Menurut PERMENKES Nomor 35 Tahun 2014


TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI APOTEK
5. Ruang penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi
sanitasi, temperatur, kelembaban, ventilasi, pemisahan
untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas.
Ruang penyimpanan harus dilengkapi dengan rak/lemari
Obat, pallet, pendingin ruangan (AC), lemari pendingin,
lemari penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika,
lemari penyimpanan Obat khusus, pengukur suhu dan
kartu suhu.
. Menurut PERMENKES Nomor 35 Tahun 2014
TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI APOTEK
Ruang arsip
Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan
dengan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai serta Pelayanan Kefarmasian dalam jangka
waktu tertentu. ‘
Penyimpanan obat injeksi

Menurut PERMENKES Nomor 35 Tahun 2014


TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI APOTEK

Tempat penyimpanan obat khusus seperti


lemari es untuk supositoria, serum dan vaksin,
untuk tidak mencampur makan mau pun
minuman untuk menjaga mutu obat dan
lemari terkunci untuk penyimpanan narkotika
sesuai dengan peraturan perundanganyang
berlaku.

PENYIMPANAN OBAT INJEKSI TIDAK


SESUAI STENDAR
Penyimpanan obat Psikotropika.

Menurut PERMENKES Nomor 4 Tahun 2018


TENTANG PENGAWASAN PENGELOLAAN
OBAT, BAHAN OBAT, NARKOTIKA,
PSIKOTROPIKA, DAN PREKURSOR FARMASIDI
FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN

Obat golongan narkotika dan psikotropika masing-


masing disimpan dalam lemari khusus dan terkunci.
Lemari khusus penyimpanan Narkotika harus
mempunyai 2 (dua) buah kunci yang berbeda, satu
kunci dipegang oleh Apoteker Penanggung Jawab
dan satu kunci lainnya dipegang oleh pegawai lain
yang dikuasakan.

• Kunci penyimpanan obat golongan psikotropika dibiarkan


tergantung.
• Penangung jawab pemegang kunci golongan obat
psikotropika tidak ada.
SOP penyimpanan obat, SOP Psikotropika
dan kartu kontrol sedian obat
03
Pembahasa
n
IDENTIFIKASI MASALAH
PEMBERIAN OBAT
TIDAK TIDAK SESUAI
TERSEDIANY DAN TIDAK
A RUANGAN MEMILIKI ETIKET
PENYIMPANA
KONSELING obat (aturan minuman
N OBAT PENYIMPANA
obat)
N OBAT
GOLONGAN
NARKOTIKA INJEKSI
TIDAK TIDAK
SESUAI SESUAI
STANDAR. STENDAR
Untuk menentukan Prioritas
Masalah dengan menggunakan
metode CARL :
C : Capability (kemampuan) sumber daya dana, sarana, prasarana
A : Accessibility (kemudahan) masalah yang ada mudah diatasi atau tidak. Kemudahan dapat
didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknologi serta penunjang
R : Readiness (kesiapan) kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran seperti
keahlian atau kemampuan dan motivasi
L : Leverage (daya ungkit) seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dan lainnya dalam
pemecahan yang dibahas.
Kriteria penilaian :
1 = baik sekali
2 = baik
3 = cukup
4 = kurang
5 = sangat kurang
SKOR
NO MASALAH HASIL RANKING
C A R L

Pemberian obat tidak sesuai dan tidak memiliki Etiket


1 obat ( aturan minum obat).. 4 5 3 3 180 1

2 Penyimpanan obat injeksi tidak sesuai standar. 5 3 3 3 135 2

Penyimpanan obat golongan narkotika tidak sesuai


3 3 3 3 3 81 3
Standar.

Ruang sarana dan prasarana tidak sesuai standar


4 2 3 3 3 54 4
Permenkes Nomor 74 Tahun 2016

TOTAL 450
PAIRED COMPARISON

Keterangan A B C Total

A 5 4 9
B 5 3 8
C 4 3 7
TOTAL 24

Keterangan: Kriteria Penilaian :


A :Tidak adanya SOP yang mengatur tentang ETIKET obat ( aturan minum
5 = sangat terkait
4 = terkait
obat). 3 = cukup terkait
B :Kurangnya perhatian petugas terhadap pemberian Etiket Obat. 2 = kurang terkait
C : Tidak adanya pengadaan kertas Etiket.
1 = tidak terkait
Stratifikasi Penyebab Dominan
No. INPUT Nilai (N) Nilai %NK
Kumulatif
(NK)

1. Tidak adanya SOP yang mengatur tentang ETIKET 9 9 37,5


obat ( aturan minum obat).

2. Kurangnya perhatian petugas terhadap pemberian 8 17 70,8


Etiket Obat ( aturan minum obat).

3. Tidak adanya pengadaan kertas Etiket obat ( aturan 7 24 100


minum obat).
DIAGRAM PARETO

% Nilai
Kumulatif
(%N)
Nilai
Kumulatif
(NK)

Keterangan:

Tidak adanya SOP yang mengatur tentang ETIKET obat ( aturan minum obat).

Kurangnya perhatian petugas terhadap pemberian Etiket Obat ( aturan minum obat).
Tidak adanya pengadaan kertas Etiket ( aturan minum obat).
ANALISA FISH BONE
KOMPONEN KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH

INPUT MAN Kurangnya perhatian petugas terhadap pemberian Etiket


Obat ( aturan minum obat).

MONEY Tidak ada masalah

MATERIAL Tidak adanya pengadaan kertas Etiket obat( aturan minum


obat).

METODE Tidak adanya SOP yang mengatur tentang ETIKET obat


( aturan minum obat).

LINGKUNGAN Tidak ada masalah.


(PENDEKATAN ANALISIS FISHBONE )

MAN MATERIAL

Kurangnya perhatian Tidak adanya pengadaan


petugas terhadap kertas Etiket.
pemberian Etiket Obat

PEMBERIAN OBAT
TIDAK SESUAI DAN
TIDAK MEMILIKI
ETIKET
Tidak adanya SOP yang ( aturan minuman obat).
Tidak ada masalah.
mengatur tentang
ETIKET obat.

LINGKUNGAN
METODE
Dari hasil analisis dengan
menggunakan tabel paired
comparison dapat disimpulkan
bahwa penyebab paling dominan
adalah
Tidak adanya SOP yang mengatur
tentang ETIKET obat ( aturan minum
obat).
PLAN
OF
ACTIO
N
5W + 1 H (What, Who, Why, When, Where, How)
WHAT apa HOW bagimana WHY mengapa WHO siapa

Tidak adanya SOP Membuat SOP yang Agar pemberian Sasaran :


yang mengatur mengatur tentang dan pelayan Petugas Apotik.
tentang ETIKET Etiket obat sesuai dengan
obat. aturan yang ada Penanggung
dan jawab:
WHEN and WHERE mempermudah Apoteker dan
pasien Kepala Puskesmas
-Disesuaikan mendapatkan
-Dipelayanan Obat / informasi dari obat
Apotek yang diberikan.
saran
• Disiapkan kertas untuk pembuatan etiket obat (aturan
minum obat).
• Kepala puskesmas sebaiknya memfollow up pembuatan
SOP Etiket Obat ( aturan minum obat).
THANK
S!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai