Anda di halaman 1dari 32

SANKSI ADMINISTRASI

DAN SANKSI PIDANA


DALAM PRAKTEK
HUKUM ASURANSI

BY.: H JANUARI S SILABAN


SANKSI ADMINISTRATIF
DASAR HUKUM PENGENAAN SANKSI
PASAL 60 AYAT (2) HURUF (M) UU NO. 40 TAHUN 2014
“mengenakan sanksi kepada Perusahaan Perasuransian, pemegang saham, direksi, dewan
komisaris, atau yang setara dengan pemegang saham, direksi, dan dewan komisaris pada
badan hukum berbentuk koperasi atau usaha bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (1) huruf c, dewan pengawas syariah, aktuaris perusahaan, dan/atau auditor internal.”

DASAR HUKUM OJK SELAKU PENERBIT PERATURAN PENGENAAN SANKSI


PASAL 60 AYAT (1) UU NO. 40 TAHUN 2014
“Dalam rangka pelaksanaan fungsi pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat
(1), Otoritas Jasa Keuangan menetapkan peraturan perundangundangan di bidang
perasuransian.”
SANKSI ADMINISTRATIF
1. PERATURAN PELAKSANAN SANKSI ADMINSITRATIF
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NO. 17/POJK.05/2017, TENTANG PROSEDUR DAN
TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF DI BIDANG PERASURANSIAN DAN
PEMBLOKIRAN KEKAYAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH,
PERUSAHAAN REASURANSI, DAN PERUSAHAAN REASURANSI SYARIAH. (“POJK NO. 17”)
2. JENIS-JENIS SANKSI ADMINSITRATIF
PASAL 2 (2) POJK NO. 17
SANKSI ADMINISTRATIF
3. PROSEDUR DAN TATA CARA PENGENAN SANKSI ADMINISTRATIF
PASAL 3 POJK NO. 17
-PERINGATAN TERTULIS SEBANYAK 3 KALI

-PERNGATAN PERTAMA DAN KEDUA, DAPAT MENJADI PERINGATAN TERAKHIR, BILA: 1)


PERNAH MELAKUKAN PELANGGARAN YANG SAMA DALAM 1 TAHUN TERAKHIR, 2) SEDANG
DIKENAKAN SANKSI ADMINISITRATIF YAKNI PEMBATASAN KEGIATAN USAHA, 3)
BERDASARKAN PERTIMBANGAN OJK.
-PENGENAAN SANKSI ADMINSTRATIF (SURAT PERINGATAN) DILAKUKAN MAKSIMAL 30 HARI
SEJAK PEMBERLAKUKAN SANKSI
-DAPAT DILAKUKAN LEBIH DARI 30 HARI, JIKA OJK MENILAI DALAM 30 HARI BELUM DAPAT
DIPERBAIKI.
SANKSI ADMINISTRATIF
4. BERLAKU PALING LAMA
PASAL 6 AYAT (5) POJK NO. 17
-PALING LAMA 6 BULAN, JIKA PERUSAHAAN ASURANSI, ATAU PIALANG, ATAU PENILAI
EKUITASNYA TIDAK MEMENUHI BATAS MINIMUM
-PALING LAMA 3 BULAN JIKA PELANGGARAN BUKAN TERKAIT DENGAN BATAS MINIMUM
EKUITAS PERUSAHAAN
5. JENIS JENIS TINDAKAN PELANGGARAN
PASAL 4 POJK NO. 17
-DIKENAKAN SANKSI PEMBATASAN USAHA APABILA TIDAK MAMPU MENGATASI
PERMASALAHAN SESUAI DENGAN JANGKA WAKTU YANG TERTERA DALAM SURAT
PERINGATAN
-PEMBATASAN KEGIATAN USAHA DAPAT DIKENAKAN KEPADA SEBAGIAN ATAU SELURUH
USAHA
SANKSI ADMINISTRATIF
6. JENIS JENIS SANKSI
PEMBATASAN USAHA
DASAR PASAL 4 POJK NO. 17
-DIKENAKAN SANKSI PEMBATASAN USAHA APABILA TIDAK MAMPU MENGATASI
PERMASALAHAN SESUAI DENGAN JANGKA WAKTU YANG TERTERA DALAM SURAT
PERINGATAN
-PEMBATASAN KEGIATAN USAHA DAPAT DIKENAKAN KEPADA SEBAGIAN ATAU SELURUH
USAHA
-DAPATDIKENAKAN PEMBATASAN KEGIATAN USAHA TANPA SANKSI ADMINISTRATIF, JIKA
DIANGGAP MEMBAHAYAKAN KEPANTINGAN PEMEGANG POLIS
JANGKA WAKTU PEMBERLAKUKAN
-PALING LAMA 1 TAHUN UNTUK SEBAGIAN

-PALING LAMA 3 BULAN UNTUK SELURUH KEGIATAN


SANKSI ADMINISTRATIF
APABILA TIDAK DISELESAIKAN PERMASALAHANNYA
PASAL 5 (1) POJK NO. 17
“Perusahaan Perasuransian dikenai sanksi administratif berupa pembatasan kegiatan usaha
untuk seluruh kegiatan usaha apabila Perusahaan Perasuransian tidak dapat mengatasi
pelanggaran yang merupakan penyebab terbitnya sanksi administratif berupa pembatasan
kegiatan usaha untuk sebagian kegiatan usaha sampai dengan jangka waktu yang ditentukan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5) huruf a”
SANKSI ADMINISTRATIF
6. JENIS JENIS SANKSI
B. PENCABUTAN IZIN
DASAR PASAL 6 POJK NO. 17
DIKENAKAN JIKA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF BERUPA PEMBATASAN USAHA, TIDAK
DIATASI
OJK DAPAT MENGENAKAN TANPA ADANYA SANKSI PEMBATASAN USAHA, JIKA
-KONDISI KEUANGAN MEMBURUK

-PEMEGANG SAHAM TIDAK KOPERATIF

-ORGAN PT TIDAK DAPAT MENEMUKAN SEBUAH JALUR PENYELESAIAN

-KONDISI LAIN YANG DIANGGAP OJK AKAN MEMBAHAYAKAN KEPENTINGAN PEMEGANG POLIS
SANKSI ADMINISTRATIF
7. JENIS JENIS SANKSI
LARANGAN MEMASARKAN PRODUK
DASAR PASAL 7 POJK NO. 17

OJK DAPAT MENGENAKAN TERHADAP


-SEDANG DIKENAKAN SANKSI ADMINISTRATIF BERUPA PERINGATAN

-JANGKA WAKTU PENGENAAN, SELAMA 1 TAHUN


SANKSI ADMINISTRATIF
8. PIHAK-PIHAK YANG DAPAT DIKENAKAN SANKSI
A. KONSULTAN AKTUARIA, PENILAI, AKUNTAN PUBLIK, ATAU PIHAK LAIN
PASAL 8 POJK NO. 17 Cara pengenaan Sanksi:
-SANKSI ADMINISTRATIF BERUPA PERINGATAN TERTULIS TERLEBIH DAHULU SEBANYAK 3 KALI

-SURATPERTAMA DAN KEDUA DAPAT MENJADI TERAKHIR, JIKA: PERNAH MELAKUKAN PELANGGARAN
YANG SAMA DALAM 1 AHUN TERAKHIR, SDANG DIKENAKAN PEMBATASAN SELURUH KEGIATAN USAHA,
BERDASARKAN PERTIMBANGAN OJK
-PERINGATAN TERTULIS BERLAKU SELAMA 30 HARI

PASAL 9
-DIKENAKAN SANKSI PEMBATASAN SELURUH KEGIATAN USAHA JIKA TIDAK BERHASIL MENGATASI HAL-
HAL YANG ADA DALAM SURAT PERINGATAN, PALING LAMA 1 TAHUN
PASAL 10
- DAPAT JUGA DIKENAKAN PEMBATALAN PERNYATAAN PENDAFTARAN BILA YANG BERSANGKUTAN
BELUM MENGATASI SEBAB PEMBATASAN USAHA
SANKSI ADMINISTRATIF
8. PIHAK-PIHAK YANG DAPAT DIKENAKAN SANKSI
B. PIALANG ASURANSI, PIALANG REASURANSI, AGEN ASURANSI, ATAU PIHAK LAIN
PASAL 11 POJK NO. 17 Cara pengenaan Sanksi:
-SANKSI ADMINISTRATIF BERUPA PERINGATAN TERTULIS TERLEBIH DAHULU SEBANYAK 3 KALI

-PERINGATAN TERTULIS BERLAKU SELAMA 30 HARI

PASAL 12
-DIKENAKAN SANKSI PEMBATALAN PERNYATAAN PENDAFTARAN BILA YANG BERSANGKUTAN
BELUM MENGATASI SEBAB PEMBATASAN USAHA, JIKA SANKSI POIN-POIN DALAM SURAT TIDAK
DILAKSANAKAN
SANKSI ADMINISTRATIF
8. PIHAK-PIHAK YANG DAPAT DIKENAKAN SANKSI
C. PEMEGANG SAHAM, PENGENDALI, DIREKSI, DEWAN KOMISARIS, DPS
PASAL 13 POJK NO. 17 Cara pengenaan Sanksi:
-SANKSI ADMINISTRATIF BERUPA PERINGATAN TERTULIS TERLEBIH DAHULU SEBANYAK 3 KALI

-SURAT PERTAMA DAN KEDUA DAPAT MENJADI TERAKHIR, JIKA: PERNAH MELAKUKAN
PELANGGARAN YANG SAMA DALAM 1 AHUN TERAKHIR, SDANG DIKENAKAN PEMBATASAN
SELURUH KEGIATAN USAHA, BERDASARKAN PERTIMBANGAN OJK
-PERINGATAN TERTULIS BERLAKU SELAMA 30 HARI
SANKSI ADMINISTRATIF
8. PIHAK-PIHAK YANG DAPAT DIKENAKAN SANKSI
C. PEMEGANG SAHAM, PENGENDALI, DIREKSI, DEWAN KOMISARIS, DPS
PASAL 14 POJK NO. 17
-DIKENAKANSANKSI LARANGAN MENJADI PEMEGANG SAHAM, PENGENDALI, DIREKSI, DEKOM, JIKA
DALAM 30 HARI TIDAK MAMPU MENGATASI POIN-POIN DALAM SURAT, SELAMAT 2, 5, 20, TAHUN
SANKSI ADMINISTRATIF
PEMEGANG SAHAM DAN PENGENDALI
3 TAHUN DIKENAKAN SANKSI LARANGAN, JIKA:
-mempengaruhi dan/atau menyuruh direksi, dewan komisaris, DPS, pejabat eksekutif, dan/atau
pegawai untuk melakukan perbuatan yang melanggar prinsip kehatihatian dan/atau asas usaha
perasuransian yang sehat;
-terbukti
tidak melaksanakan perintah Otoritas Jasa Keuangan untuk melakukan dan/atau tidak
melakukan sesuatu;
-tidak mampu melakukan upaya yang diperlukan apabila Perusahaan Perasuransian mengalami
kesulitan permodalan atau likuiditas;
-terbukti menolak memberikan komitmen dan/atau tidak memenuhi komitmen yang telah
disepakati dengan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau pemerintah;
SANKSI ADMINISTRATIF
PEMEGANG SAHAM DAN PENGENDALI
5 TAHUN DIKENAKAN SANKSI LARANGAN, JIKA:
-mempengaruhi dan/atau menyuruh direksi, dewan komisaris, DPS, pejabat eksekutif, dan/atau
pegawai untuk mengaburkan pelanggaran ketentuan atau kondisi keuangan dan/atau transaksi;
-mempengaruhi dan/atau menyuruh direksi, dewan komisaris, DPS, pejabat eksekutif, dan/atau
pegawai untuk memberikan keuntungan secara tidak wajar kepada pemegang saham, dewan
komisaris, direksi, DPS, pejabat eksekutif, pegawai, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau
mengurangi keuntungan Perusahaan Perasuransian; atau
-melakukan hal sebagaimana dimaksud dalam huruf a secara berulang, lebih dari 1 (satu)
pelanggaran, dan/atau terbukti menguntungkan diri sendiri maupun pihak lain
SANKSI ADMINISTRATIF
PEMEGANG SAHAM DAN PENGENDALI
20 TAHUN DIKENAKAN SANKSI LARANGAN, JIKA:
-terbukti
melakukan tindak pidana di sektor jasa keuangan berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
-terbuktimenyebabkan Perusahaan Perasuransian mengalami kesulitan yang membahayakan
kelangsungan usaha Perusahaan Perasuransian dan/atau dapat membahayakan industri
perasuransian; atau
-terbuktidinyatakan pailit dan/atau bersalah yang menyebabkan suatu Perusahaan Perasuransian
dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
SANKSI ADMINISTRATIF
DIREKSI, DEWAN KOMISARIS, DPS, ATAU JABATAN EKSEKUTIF
3 TAHUN DIKENAKAN SANKSI LARANGAN, JIKA:
-melanggar prinsip kehati-hatian di bidang perasuransian dan/atau asas usaha perasuransian yang
sehat;
-terbukti
tidak melaksanakan perintah Otoritas Jasa Keuangan untuk melakukan dan/atau tidak
melakukan sesuatu;
-tidak mampu melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan Perusahaan
Perasuransian yang sehat;
-terbukti menolak memberikan komitmen dan/atau tidak memenuhi komitmen yang telah
disepakati dengan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau pemerintah
SANKSI ADMINISTRATIF
DIREKSI, DEWAN KOMISARIS, DPS, ATAU JABATAN EKSEKUTIF
5 TAHUN DIKENAKAN SANKSI LARANGAN, JIKA:
-menyembunyikan dan/atau mengaburkan pelanggaran ketentuan atau kondisi keuangan dan/atau
transaksi;
-memberikan keuntungan secara tidak wajar kepada pemegang saham, dewan komisaris, direksi,
DPS, pejabat eksekutif, pegawai, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi
keuntungan Perusahaan Perasuransian; atau
-melakukan hal sebagaimana dimaksud dalam huruf a secara berulang, lebih dari 1 (satu)
pelanggaran, dan/atau terbukti menguntungkan diri sendiri maupun pihak lain;
SANKSI ADMINISTRATIF
DIREKSI, DEWAN KOMISARIS, DPS, ATAU JABATAN EKSEKUTIF
20 TAHUN DIKENAKAN SANKSI LARANGAN, JIKA:
-terbukti
melakukan tindak pidana di sektor jasa keuangan berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
-terbuktimenyebabkan Perusahaan Perasuransian mengalami kesulitan yang membahayakan
kelangsungan usaha Perusahaan Perasuransian dan/atau dapat membahayakan industri
perasuransian; atau
-terbuktidinyatakan pailit dan/atau bersalah yang menyebabkan suatu Perusahaan Perasuransian
dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
SANKSI ADMINISTRATIF
KEBERATAN ATAS SANKSI ADMINISTRATIF
PASAL 17 POJK NO. 17
-DALAM BENTUK TERTULIS

-10 HARI SEJAK TANGGAL SURAT KETETAPAN SANKSI

-JIKA DITERIMA, OJK MEMBERIKAN SURAT KETERANGAN DAN SURAT PEMBATALAN SANKSI

-JIKA DITOLAK OJK MENOLAK, OJK MENERBITKAN SURAT PENOLAKAN


SANKSI ADMINISTRATIF
TATA CARA PENGAKHIRAN SANKSI ADMINISTRATIF
PASAL 18 POJK NO. 17
-JIKALAPORAN KEUANGAN YANG TELAH MENGATASI PERMASALAHAN, SUDAH DISERAHKAN
KEPADA OJK
-DILAKUKAN OJK DENGAN MENERBITKAN SURAT PENCABUTAN
SANKSI ADMINISTRATIF
PEMBLOKIRAN ASET KEKAYAAN ASURANSI
PASAL 19 POJK NO. 17
-OJKDAPAT MELAKUKAN BLOKIR, ATAU MEMINTA INSTANSI LAIN UNTUK MELAKUKAN
PEMBLOKIRAN;
-OJKDAPAT MELAKUKAN SURAT MENYURAT BLOKIR KEPADA INSTASI LAIN, YAITU: BANK, LEMBAGA
PENYIMPANAN, BPN, BANK KUSTODIAN, PIHAK LAIN
PENCABUTAN BLOKIR
PASAL 22
DAPAT DILAKUKAN JIKA, KONDISI YANG MENYEBABKAN PEMBLOKIRAN SUDAH TIDAK TERPENUHI
LAGI, DAN OJK MENILAI TIDAK PERLU BLOKIR LG
SANKSI PIDANA
DASAR HUKUM PENGENAAN SANKSI
PASAL 73 UU NO. 40 TAHUN 2014
TIDAK MEMILIKI IZIN
“Setiap Orang yang menjalankan kegiatan usaha asuransi, usaha asuransi syariah, Usaha
Reasuransi, atau Usaha Reasuransi Syariah tanpa izin usaha sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana
denda paling banyak Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah).”
“Setiap Orang yang menjalankan kegiatan Usaha Pialang Asuransi atau Usaha Pialang
Reasuransi tanpa izin usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). “
“Setiap Orang yang menjalankan kegiatan Usaha Penilai Kerugian Asuransi tanpa izin usaha
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). “
SANKSI PIDANA/
DASAR HUKUM PENGENAAN SANKSI
PASAL 74 UU NO. 40 TAHUN 2014
MEMBERIKAN INFORMASI, DATA YANG TIDAK BENAR
“Anggota direksi, anggota dewan komisaris, atau yang setara dengan anggota direksi dan
anggota dewan komisaris pada badan hukum berbentuk koperasi atau usaha bersama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf c, anggota dewan pengawas syariah, aktuaris
perusahaan, auditor internal, Pengendali, atau pegawai lain dari Perusahaan Perasuransian yang
dengan sengaja memberikan laporan, informasi, data, dan/atau dokumen kepada Otoritas Jasa
Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) yang tidak benar, palsu, dan/atau
menyesatkan dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling
banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).”
SANKSI PIDANA/
DASAR HUKUM PENGENAAN SANKSI
PASAL 74 UU NO. 40 TAHUN 2014
MEMBERIKAN INFORMASI, DATA YANG TIDAK BENAR

“Anggota direksi, anggota dewan komisaris, atau yang setara dengan anggota
direksi dan anggota dewan komisaris pada badan hukum berbentuk koperasi atau
usaha bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf c, anggota
dewan pengawas syariah, aktuaris perusahaan, auditor internal, Pengendali, atau
pegawai lain dari Perusahaan Perasuransian yang dengan sengaja memberikan
informasi, data, dan/atau dokumen kepada pihak yang berkepentingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (4) dan Pasal 46 ayat (2) yang tidak
benar, palsu, dan/atau menyesatkan dipidana dengan pidana penjara paling lama
5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp20.000.000.000,00 (dua puluh
miliar rupiah).”
SANKSI PIDANA/
DASAR HUKUM PENGENAAN SANKSI
PASAL 75 UU NO. 40 TAHUN 2014
MEMBERIKAN INFORMASI, DATA YANG TIDAK BENAR

Setiap Orang yang dengan sengaja tidak memberikan informasi atau


memberikan informasi yang tidak benar, palsu, dan/atau menyesatkan
kepada Pemegang Polis, Tertanggung, atau Peserta sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
SANKSI PIDANA/
DASAR HUKUM PENGENAAN SANKSI
PASAL 75 UU NO. 40 TAHUN 2014
PENGGELAPAN PREMI

Setiap Orang yang menggelapkan Premi atau Kontribusi sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 28 ayat (5) dan Pasal 29 ayat (4) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda
paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
SANKSI PIDANA/
DASAR HUKUM PENGENAAN SANKSI
PASAL 75 UU NO. 40 TAHUN 2014
PENGGELAPAN YANG MENGURANI ASET

“Setiap Orang yang menggelapkan dengan cara mengalihkan,


menjaminkan, mengagunkan, atau menggunakan kekayaan, atau
melakukan tindakan lain yang dapat mengurangi aset atau
menurunkan nilai aset Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi
Syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) tanpa hak dipidana
dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan pidana
denda paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).”
SANKSI PIDANA/
DASAR HUKUM PENGENAAN SANKSI
PASAL 78 UU NO. 40 TAHUN 2014
PEMALSUAN DOKUMEN

“Setiap Orang yang melakukan pemalsuan atas dokumen Perusahaan


Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, perusahaan reasuransi, atau
perusahaan reasuransi syariah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).”
SANKSI PIDANA/
DASAR HUKUM PENGENAAN SANKSI
PASAL 78 UU NO. 40 TAHUN 2014
TANDA TANGAN POLIS BARU KETIKA SEDANG MENJALANI SANKSI PEMBATASAN USAHA

Anggota direksi dan/atau pihak yang menandatangani polis baru dari


Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Asuransi Syariah yang sedang
dalam pengenaan sanksi pembatasan kegiatan usaha sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 34 dipidana dengan pidana penjara paling lama
5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp15.000.000.000,00
(lima belas miliar rupiah).
SANKSI PIDANA/
DASAR HUKUM PENGENAAN SANKSI
PASAL 79 UU NO. 40 TAHUN 2014
INFORMASI RAHASIA

Setiap Orang, yang ditunjuk atau ditugasi oleh Otoritas Jasa


Keuangan, yang menggunakan atau mengungkapkan informasi
apapun yang bersifat rahasia kepada pihak lain, kecuali dalam rangka
pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenangnya berdasarkan keputusan
Otoritas Jasa Keuangan atau diwajibkan oleh undang-undang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah).
SANKSI PIDANA/
DASAR HUKUM PENGENAAN SANKSI
PASAL 81 UU NO. 40 TAHUN 2014
TINDAK PIDANA KORPORASI

Pidana dijatuhkan terhadap korporasi apabila tindak pidana:


-dilakukan atau diperintahkan oleh Pengendali dan/atau pengurus yang
bertindak untuk dan atas nama korporasi;
-dilakukan dalam rangka pemenuhan maksud dan tujuan korporasi;

-dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi pelaku atau pemberi perintah;
dan
-dilakukan dengan maksud memberikan manfaat bagi korporasi.

Pidana yang dijatuhkan terhadap korporasi adalah pidana denda paling


banyak Rp600.000.000.000,00 (enam ratus miliar rupiah)

Anda mungkin juga menyukai