Anda di halaman 1dari 28

KONSEP ERGONOMI DAN RESIKO

HAZARD DALAM KEPERAWATAN


ERGONOMI
Ilmu yang mempelajari karakteristik ( kemampuan /
kapabilitas, keterbatasan motivasi dan tujuan )
manusia dalam menentukan desain yang tepat bagi
lingkungan kerja dan kehidupan pekerjaan sehari
hari. `
PRINSIP ERGONOMI
1. Lingkungan mempengaruhi prilaku pekerja
area kerja yg dirancang dgn baik maka dlm waktu
yg panjang akan menjamin bahwa org bekerja dgn aman
2. Meminimalisasi gerakan statis
Setiap postur yg tetap tanpa pergantian akan
menghasilkan kelelahan otot, penting berganti posisi
dlm bekerja. Perubahan posisi dalam bekerja sangat
penting untuk kesehatan
ex: kaki tak bergerak dgn waktu lama menyebab
kaki bengkak
3. Mengurangi postur yang ekstrim
berupa postur janggal, yang dapat menyebabkan gangguan
terutama berkenaan dengan tulang belakang, jadi postur yang
baik untuk tulang belakang adalah secara umum bermakna
pemeliharaan kelengkungan tulang belakang secara alami dan
wajar.

4. Hindari kontak tekanan


Tekanan pada bagian2 tubuh yang spesifik akan menyebabkan
permasalahan serius pada sistem sirkulasi dan sistem syaraf.
Kontak tekanan biasanya mempengaruhi jaringan lunak pada jari
tangan, telapak tangan, lengan bawah dll
5. Beristirahat
istirahat sejenak sangat penting diantara waktu
reguler, bisa dilakukan dgn cara latihan singkat,
peregangan dan mengerjakan tugas yang berbeda dalam
beberapa menit. Riset mengatakan bahwa istirahat
dengan waktu yang seseuai scr statistik akan
meningkatkan keakuratan
6. Pendidikan
Pekerja perlu mendapatkan pendidikan ttg
ergonomi shg pekerja akan memp pengetahuan dan
lebih mengenal tanda2 peringatan secara dini dari gejala
MSDs.
Jenis Resiko Ergonomi
Ketidakserasian antara ukuran tubuh manusia dengan
tempat kerja akan mempengaruhi sikap tubuh saat
bekerja, dapat menyebabkan bebagai gangguan
muskuloskeletal , mulai dari nyeri sampai otot dan
memperbesar resiko terjadi kecelakaan.
Penyakit yang ditimbulkan antara lain:
- MSDs
- Repetitive Strain Injury
- Carpal Tunnel Syndrome
Gejala-gejala yang timbul dari permasalahan
ergonomi :

Sakit pada pergelangan tangan, lengan bawah, siku,


leher, atau punggung yang diikuti ketidaknyamanan
Pandangan kabur atau membayang
Kejang otot
Rasa kebas atau sensasi terbakar pada tangan
Kekuatan genggaman tangan berkurang
Bengkak atau kekakuan pada jaringan pergelangan
tangan
Rasa tekanan terhadap kepala dan berkaitan untuk
timbulnya penyakit
Penyebab utama masalah ergonomi :

Postur yang janggal


Tugas berulang dan sering
Stress di tempat kerja
Getaran
Gerakan yang kuat
Area kerja yang jelek/kurang baik
Duduk terus menerus dengan postur yang sama dan
dalam jangka waktu yang lama
Pendukung pada pinggang bagian bawah tidak
memadai
Bahaya Kerja Psikologi
Aktivitas normal akan menumbuhkan stress, dan stress tak
dapat dihindari. Stress hanya dapat ditoleransi dalam waktu
yang terbatas

Adanya beberapa stresor psikologis yang bermakna sebagai


penyebab terjadinya penyakit penyumbatan pembuluh
jantung, seperti:
1. perubahan jenis pekerjaan
2. perubahan besar besaran pada jadwal kerja
3. perubahan tingkat tanggung jawab
4. ketidaksesuaian dengan atasan
5. ketidaksesuaian dengan teman-teman sekerja
Pekerjaan sendiri tidak selalu sebagai satu-satunya
sumber penyebab gangguan psikologis, tetapi dapat
mempengaruhi status kerentanan individu terdahap
kegagalan tertentu dilingkungan pekerjaan yang
penuh dengan stesor fisik, mental, dan emosional
Stresor dan hubungannya dengan spesifikasi
pekerjaan
Stresor sering kali berhubungan langsung dengan:
1. Sistem tugas, terdiri dari :
- kerja lembur
- tugas kerja malam
- kecepatan mesin
- gerakan tangan yang berulang
- kekangan
- komunikasi yang tdk efektif
2. Volume pekerjaan, terdiri dari :
- volume pekerjaan yang berlebihan
a. pekerjaan yang dilakukan tergesa-gesa karena
waktu yang terbatas
b. permintaan untuk pengambilan
kepututusan yang rumit
- volume pekerjaan yang sangat kurang
a. tuntutan pekerjaan yang memerlukan
perhatian penuh tetapi kurang rangsangan
untuk bekerja
b. pekerjaan yang menuntut kejelian
c. tidak diberi tugas karena atasan pilih kasih
atau kemampuan pekerja kalah bersaing dengan
yang lain
3. Tanggung jawab
Tanggung jawab untuk keselamatan dan
kesejahteraan diri sendiri mencakup tanggung
jawab untuk bekerja dengan aman merupakan
faktor stress psikis
4. Kondisi fisik/lingkungan kerja, terdiri dari:
- bekerja pada tempat yang sunyi/terpencil
- tempat kerja yang jauh atau sulit dijangkau
- pajanan ditempat kerja

5. Organisasi tempat kerja, terdiri dari:


- perubahan
- manajemen yang otokratis
- pengembangan karir
Penatalaksanaan Stress Akibat Kerja
- konseling
 Pelatihan manajemen stress
 Komunikasi dua arah antara pekerja dan pemimpin
 Memberikan tugas dan tanggung jawab yang jelas
 Memberikan target-target yang menantang tapi mampu
dicapai
 Memberikan teguran pada pekerja yang salah secara
wajar
 Melaksanakan tindakan manajemen yang adil tanpa
kekerasan
RESIKO BAHAYA
Bahaya adalah segala bentuk substansi baik
dalam bentuk zat atau situasi tertentu yang
mempunyai potensi menimbulkan kerugian.

Hazard is source of potential harm or situation


with the potential cause of loss
SUMBER BAHAYA

Manusia dengan segala karakteristiknya


baik secara badani (fisik tubuh), mental,
pengetahuan, ketrampilan
Peralatan yang desainnya tidak tepat,
kualitasnya mudah rusak ataupun kurang
terawat
Material/Bahan yang secara kimiawi
misalnya mempunyai tingkat toksisitas
yang tinggi
Lingkungan tempat berlangsungnya
pekerjaan yang kurang memadai, seperti
sempit, kotor, licin, dll
POTENSI BAHAYA KES DITEMPAT KERJA

Fisik Biologi Kimia

Ergonomi Psikososial
BAHAYA FISIK
Jenis Bahaya Dampak Kesehatan
SUHU Dehidrasi, kejang panas (heat cramps), kelelahan
panas (heat exhaustion), heat stroke
PENCAHAYAAN Kelelahan mata dan gangguan penglihatan
GETAR/VIBRASI White fingers (terganggunya aliran darah tangan)
BISING Penurunan ambang dengar / NIHL (Noise
Induces Hearing Loss)
RADIASI Gangguan DNA, gangguan jaringan, dan
reproduksi
TEKANAN Gangguan keseimbangan tubuh, gangguan
transport O2 dalam tubuh
BAHAYA BIOLOGI
Bahaya Biologi terdiri dari paparan organisme yang
dapat menimbulkan dampak kesehatan bagi pekerja
seperti bakteri, virus, jamur, protozoa, serangga,
hewan pengerat, hewan buas, dan tumbuhan beracun.
Dampak kesehatan berupa: diare, PES, malaria, DBD,
rabies, antrax, hepatitis, alergi, asma, AIDS,
dermatitis, dll
Dampak kesehatan dapat berupa akut atau kronik
BAHAYA KIMIA
Bahaya yang ditimbulkan dari paparan zat kimia
beracun yang dapat mengganggu kesehatan pekerja,
seperti desinfektan, alkohol, merkuri, pestisida, debu
silika, dll
Dampak kesehatan yang ditimbulkan yaitu dermatitis,
iritasi kulit, gangguan pernafasan, hingga kanker dan
penyakit paru
Jalur masuk ke dalam tubuh yaitu melalui pernafasan
(terhirup), kulit, tertelan, atau melewati selaput tubuh
(mata, dll).
BAHAYA ERGONOMI
Bahaya yang timbul akibat interaksi antara manusia
dengan desain pekerjaan/tempat kerja/alat.

Contoh: Posisi/postur yang tidak baik ketika


mengangkat, mendorong, gerakan berulang, posisi
statis (berdiri, duduk) dalam waktu lama.
Dampak: gangguan muskuloskeletal (low back pain,
carpal tunnel syndrome)
BAHAYA PSIKOSOSIAL
Bahaya yang timbul akibat interaksi antara pekerja
dengan sistem kerja dan/atau pekerja lain yang dapat
menimbulkan gangguan produktifitas dalam bekerja.
Bisa berupa hubungan yang tidak harmonis dgn
atasan/teman kerja, shift kerja tidak seimbang,
perbedaan persepsi, masalah keluarga, dll
Dampak kesehatan yang terjadi umumnya melewati
tahap stress sebagai mediator sebelum menjadi
gangguan kesehatan (kelelahan, migren, nafsu makan
menurun, depresi)
Metode Identifikasi Bahaya dan
Penilaian Risiko Kesehatan
Survei jalan sepintas
Penilaian dan pemantauan potensi bahaya dengan cara
sepintas melalui observasi menggunakan checklist atau
kuesioner sederhana
Pemeriksaan dan pengukuran potensi bahaya
Penilaian risiko dengan analisis peta tubuh (Nordic Body Map)
dan pengisian kuesioner untuk estimasi jenis dan tingkat
keluhan, kelelahan, dan kesakitan pada otot
Pemeriksaan data bahan dan alat yang digunakan
Bekerjasama dengan praktisi kesling dan higiene industri,
berfokus pada nilai batas paparan yang diterima pekerja dan
cara pencegahan penyakit akibat kerja
Upaya

Pengendalian Risiko Kesehatan
Promotif
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan para
pekerja. Contoh: Penyuluhan gaya hidup sehat
Preventif
Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit
akibat kerja, dilakukan sebelum penyakit muncul. Contoh:
pengelolaan limbah berbahaya
Kuratif
Upaya yang dilakukan untuk menyembuhkan penyakit
akibat kerja. Contoh: Penatalaksanaan cedera
Rehabilitatif
Upaya yg dilakukan untuk mencegah kecacatan yang
semakin parah dan kematian.
TUGAS KELOMPOK
kelp 1. : Jelaskan upaya2 promotif yang harus dilakukan
dalam pengendalian resiko bahaya di pelayanan kes
Kelp 2 : Jelaskan Upaya2 preventif yang harus dilakukan
dalam pengendalian resiko bahaya di pelayanan kes
Kelp 3 : Jelaskan upaya2 kuratif yang harus dilakukan
dalam pengendalian resiko bahaya di pelayanan kes
Kelp 4 : Jelaskan upaya2 rehabilitatif yang harus
dilakukan dalam pengendalian resiko bahaya di
pelayanan kes
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai