Anda di halaman 1dari 6

TEORI KELELAHAN

a. Menurut Suma’mur P.K. (1996)


Kata kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat
kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh.
b. Menurut A.M. Sugeng Budiono, dkk. (2020)
Kelelahan (fatigue) merupakan suatu perasaan yg bersifat subyektif. Istilah kelelahan
mengarah pada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatan.
c. Menurut Eko Nurmianto (2003)
Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja.
Meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja
dalam industri. Pembebanan otot secara statispun (static muscular loading) jika
dipertahankan dlm waktu yg cukup lama akan mengakibatkan RSI (Reptition Strain
Injuries), yaitu nyeri otot, tulang dll yg diakibatkan oleh jenis pekerjaan yang bersifat

JENIS KELELAHAN

a. Berdasarkan waktu terjadinya


1) Kelelahan akut
2) Kelelahan kronis
Gejala yg nampak jelas akibat kelelahan kronis antara lain:
 Meningkatnya emosi & rasa jengkel sehingga orang menjadi kurang
toleran atau asosial terhadap orang lain
 Munculnya sikap apatis terhadap orang lain
 Depresi berat dan lain-lain
b. Berdasarkan penyebab terjadinya
1) Kelelahan Fisiologis
2) Kelelahan Psikologis
c. Berdasarkan proses terjadinya
1) Kelelahan otot
2) Kelelahan umum
Menurut A.M. Sugeng Budiono, dkk. (2000) jenis kelelahan umum adalah:
 Kelelahan penglihatan, muncul dari terlalu letihnya mata
 Kelelahan seluruh tubuh, karena beban fisik bagi seluruh organ tubuh
 Kelelahan mental, karena pekerjaan yg bersifat mental dan intelektual
 Kelelahan syaraf, karena terlalu tertekannya sistem psikomotorik
 Kelelahan kronis, karena terjadi kelelahan dalam waktu panjang
 Kelelahan siklus hidup, bagian dari irama hidup siang dan malam
Disamping kelelahan otot dan kelelahan umum, Grandjean (1988) juga
mengklasifikasikan kelelahan kedalam 7 bagian yaitu:

1) Kelelahan visual
2) Kelelahan tubuh secara umum
3) Kelelahan mental
4) Kelelahan syaraf
5) Pekerjaan yang bersifat monoton

PENYEBAB TERJADINYA KELELAHAN KERJA


Menurut Siswanto (1991) faktor penyebab kelelahan kerja berkaitan dengan:

1. Pengorganisasian kerja yang tidak menjamin istirahat dan rekreasi, variasi kerja dan
intensitas pembebanan fisik yang tidak sesuai dengan pekerjaan.
2. Faktor Psikologis, misalnya rasa tanggung jawab dan khawatir yang berlebihan, serta
konflik yang kronis atau menahun.
3. Lingkungan kerja yang tidak menjamin kenyamanan kerja serta tidak menimbulkan
pengaruh negatif terhadap kesehatan pekerja
4. Status kesehatan dan status gizi
5. Monoton yaitu pekerjaan atau lingkungan kerja yang membosankan

GEJALA KELELAHAN KERJA


Glimer (1966) & Cameron (1973) menyebutkan bahwa gejala” kelelahan adlh sbg berikut:

a. Gejala yang mungkin berakibat pada pekerjaan


Gejala kelelahan kerja yang mungkin berakibat pada pekerjaan, seperti:
1) Penurunan kesiagaan dan perhatian
2) Penurunan dan hambatan presepsi
3) Cara berfikir atau perbuatan anti sosial
4) Tidak cocok dengan lingkungan
5) Depresi
6) Kurang tenaga
7) Kehilangan inisiatif
b. Gejala umum yang seering menyertai gejal diatas
Gejala kelelahan kerja bisa disertai dengan gejala-gejala umum, seperti:
1) Sakit kepala
2) Vertigo
3) Gangua fungsi paru dan jantung
4) Kehilangan nafsu makan
5) Gangguan pencernaan
PENGERTIAN KEAMANAN KERJA

 Pengertian Aman/ Selamat Adalah: Kondisi Tidak Mungkin Ada Malapetaka ( Bebas
Dari Bahaya)

 Tindakan Tidak Aman Adalah: Suatu Pelanggaran Terhadap Prosedur Keselamatan


Yang Memberikan Peluang Terhadap Terjadinya Kecelakaan.

 Keadaan Tidak Aman Adalah: Suatukeadaan Atau Kondisi Fisik Yang Dalam
Keadaan Berbahaya Yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Bahaya.

RASIONAL

1. Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada setiap proses/ aktifitas pekerjaan
2. Kecelakaan kerja (work accident) , sekecil apapun akan mengakibatkan efek
kerugian (loss), mengganggu proses produksi secara menyeluruh, rusaknya
lingkungan kerja, serta berdampak pada masyarakat.
3. Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka sedapat mungkin dan sedini mungkin
gangguan kesehata akibat kerja dan kecelakan kerja harus dicegah/ dihilangkan atau
setidak-tidaknya dikurangi dampaknya.
4. Penanganan masalah K3 di laboratorium, Sekolah Kejuruan dan di sebuah
perusahaan harus ditangani secara serius, dan sungguh-sungguh
5. Efisiensi kerja yang optimal namun tetap memenuhi syarat Kesehatan dan
Keselamata Kerja ( K3 )
6. Besarnya biaya untuk rehabilitasi kesehatan dan kecelakaan kerja serta dampaknya
harus ditekan dengan upaya pencegahan sedini mungkin
7. Perlu tindakan yang efisien untuk mengatasi bahaya ( potensi Hazard ) yang timbul
di tempat praktek atau tempat kerja.
8. Penampilan yang menarik selama bekerja sangat penting, namun harus tetap sehat
dan aman agar produktifitas kerja selalu meningkat
9. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Keselamatan Kerja ( KK) di kalangan/ civitas
akademika dan Non akademika di Indonesia belum terekam dengan baik
10. Penerapan budaya “ SEHAT DAN AMAN DALAM BEKERJA “ masih terus perlu
ditingkatkan pelaksanaannya termasuk di sektor laboratorium Pendidikan Teknik
Busana.

KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN

 Menjelaskan konsep hygiene dan sanitasi di lingkungan kerja

 Menjelaskan konsep kesehatan kerja


 Menjelaskan konsep keselamatan kerja

 Menjelaskan potensi hazard atau penyebab gangguan kesehatan dan kecelakaan


ditempat kerja serta upaya penanggulangannya

 Menjelaskan Alat Pelindung Diri, serta bahan- bahan beracun dan berbahaya ( B3)

 Menjelaskan pertolongan pertama pada kecelakaan ( PPPK), serta peningkatan


produktifitas kerja sesuai dengan prinsip Ergonomi

 Menjelaskan standart penampilan diri di tempat kerja sesuai dengan prosedur


kesehatan dan keselamatan Kerja.

ORIENTASI MATA KULIAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


MELIPUTI:

1. Hygiene Dan Sanitasi

2. Peraturan Perundangan K3

3. Mengenali Potensi Hazard, Alat Pelindung Diri, Dan Pertolongan Pertamapada


Kecelakaan

4. Kesehatan Kerja Dan Keselamatan Kerja Laboratorium Menjahit

5. Peningkatan Produktivitas Kerja Sesuai Dengan Prinsip Ergonomi

6. Penampilan Diri Pada Saat Bekerja Sesuai Standar Operasional Prosedur K3

7. Tumbuhnya Motifasi Untuk Bekerja Secara Aman

8. Terciptanya Kondisi Kerja Yang Tertip Aman Dan Menyenangkan

9. Mengurangi Tingkat Kecelakaan Di Lingkungan Kerja

10. Tumbuhnya Kesadaran Akan Pentingnya Makna Keselamatan Kerja Di Lingkungan


Kerja

11. Meningkatkan Produktifitas Kerja

12. Tumbuhnya Kesadaran Akan Perlunya Berpenampilan Yang Sesuai Dengan


Standart Persyaratan K3
Undang-Undang Ketenaga Kerjaan

UNDANG-UNDANG No. 14 thn. 1969: “ setiap tenaga kerja berhak mendapatkan


perlindungan atau keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta
perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama”

UU No 1 Tahun 1970 Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan


2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamtakan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan
6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luaskan suhu, kelembaban,
debu, kotoran asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar laut atau radiasi, suara,
dan getaran
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun
psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
10. Menyelenggarakan suhu udara yang baik
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
12. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban
13. Memperoleh keserasian antara proses kerja
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, atau
barang
15. Mengamankan dan memlihara segala jenis bangunan
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang
17. Mencegah terkena aliran listrik
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamatan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi

PADA PRINSIPNYA K3 LEBIH MENEKANKAN PADA:

1. Setiap Pekerja Berhak Memperoleh


Jaminan Atas Keselamatan Kerja, Agar terhindar Dari Kecelakaan
2. Setiap Orang Yang Berada Di Tempat Kerja Harus Dijamin Keselamatannya
3. Tempat Pekerjaan Dijamin Selalu Dalam Keadaan Aman.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi K3

1. Kebersihan
2. Kesehatan Dan Instalasi Air Minum
3. Produktivitas Kerja Berbasis Ergonomics (Ergonomics Adalah Ilmu Yang
Berhubungan Dengan Peniingkatan Produktivitas Pekerja )
4. Ventilasi, Pemanas Dan Pendingain Ruang
5. Tempat Kerja, Ruang Kerja Dan, Tempat Duduk
6. Kecelakaan
7. Bencana Kebakaran
8. Gizi / Makanan
9. Penerangan/Cahaya , Kebisingan / Gaduh , Dan Warna Di Tempat Kerja.
10. Debu,uap, Parasit, Gas
11. Hubungan Kerja Yang Tidak Serasi
12. Bencana Banjir
13. Bencana Gempa
14. Terpeleset Karena Lantai Yang Licin

Faktor-fakto Yang Bermanfaat Bagi K3

a. Musik
b. Suhu Yang Dapat Diatur
c. Pengaturan Ergonomics
d. Pengaturan Dekorasi Ruang
e. Hubungan Kerja Yang Kondusif
f. Dll....................

PENILAIAN

Dilakukan dengan tes dan non tes 

 Partisipasi aktif 15%

 Ujian tengah semester 25%

 Ujian akhir semester 40%

 Tugas (diskusi, makalah dll) 20%

 Jumlah 100%

Anda mungkin juga menyukai