Anda di halaman 1dari 21

Kesiapan E-

learning

Rofiq Harun, M.Kom


Model E-Learning Readiness

 Chapnick (2000)
 Engholm’s (2001)
 Rosenberg (2000)
 Worknowledge (2004)
 Borotis and Poulymenakou (2004)

 Psycharis (2005)
 Aydin and Tasci (2005)
 The Economist Intelligent Unit (EIU, 2003)
Review (Chapnick, 2000)

Chapnick (2000) mengusulkan model ELR dengan mengelompokkan kesiapan ke dalam delapan kategori yaitu :

1. Psychological Readiness
2. Sociological Readiness
3. Environmental Readiness
4. Human Resource Readiness
5. Financial Readiness
6. Technological Skill (aptitude) Readiness
7. Equipment Readiness
8. Content Readiness
Review (Engholm, 2001)
Psycharis ELR Model
ELR

Resource Education Environment

Technology Content Entrepreneural

Human
Educational Culture
Resource

Economic Leadership
Sumber Daya (Resource)

Meliputi :
– kesiapan teknologi (ketersediaan akses internet/intranet, sistem
teknologi yang tersedia dan sejauh mana karyawan menggunakan
e-learning)
– kesiapan ekonomi (menguji kesediaan organisasi untuk investasi
dalam e-learning)
– kesiapan sumber daya (menguji pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki oleh orang-orang yang terlibat dalam e-learning)
Pendidikan (Education)

Meliputi :
– Kesiapan konten (menguji ketersediaan konten pendidikan, bentuk
dan karakteristiknya, tingkat kegunaan kembali dan kecukupan
untuk peningkatan kesesuaian pegajaran)
– Kesiapan pendidikan (menguji kemampuan suatu organisiasi untuk
mengatur, menganalisis, merancang, implementasi dan
mengevaluasi program pendidikan)
Lingkungan (Environment)

Meliputi
– kesiapan enterprener (menguji struktur dan kebiasaan organisasi
yang mempengaruhi)
– kesiapan budaya (menguji perilaku organisasi seperti hanya
perilaku dan sikap para staff yang berhubungan dengan e-learning)
– kesiapan kepemimpinan (menguji dukungan yang diberikan oleh
administrasi)
Aydin-Tasci ELR Model

Technology

Innovation

People

Self Development
Technology

Teknologi adalah salah satu faktor yang efektif digunakan untuk beradaptasi
pada inovasi teknologi dalam organisasi (Rogers, 2003)

Komponen teknologi :
1. Hardware (bagian dari teknologi yang termasuk komponen fisik)
2. Software (bagian dari teknologi yang mengandung aspek informasi untuk
menjalankan berbagai tugas)
Technology (cont.)

Memiliki teknologi yang mudah dimengerti lebih penting daripada memiliki


teknologi yang sangat canggih karena berdasarkan riset yang dilakukan oleh Rosen
dan Weils (1998) mengatakan bahwa 58-65% dari berbagai karyawan perusahaan
tidak nyaman dengan teknologi yang baru
Innovation

Inovasi dapat dijadikan faktor utama yang melibatkan pengalaman di masa lalu.
Menurut Rogers (2003), pengalaman dalam penggunaan sistem di masa lalu
dapat mempengaruhi proses adopsi sistem yang baru.

Beberapa organisasi mengumpulkan informasi tentang acceptance/rejection dari


beberapa inovasi sistem sebelumnya sehingga organisasi tersebut dapat
memprediksi kesiapan dari e-learning.
People

– Faktor manusia terlibat dengan karakteristik seluruh SDM dari sebuah


perusahaan. Gilley, Eggland & Maycunich (2002) membuktikan bahwa semakin
tinggi skill SDM suatu organisasi maka semakin sukses organisasi tersebut.
– Rogers (2003) juga mengatakan bahwa individu yang memiliki pendidikan yang
lebih tinggi akan lebih cepat beradaptasi dengan inovasi terbaru. Maka level
edukasi karyawan dapat digunakan sebagai bahan prediksi kesiapan e-learning.
Self Development

Pengembangan diri adalah faktor akhir yang digunakan untuk menilai kesiapan e-
learning pada suatu organisasi karena teori inovasi menunjukkan bahwa
perusahaan yang terbuka pada pengembangan individu/organisasi, aktif mencari
informasi dan memiliki kemauan tinggi dapat beradaptasi dengan inovasi lebih
cepat daripada yang lain.
Pengukuran Kualitas E-learning
= Poin irisan

Perbandingan Model ELR Psycharis


(2005) dan Aydin and Tasci (2005)
ELR

Technology
Resource Education Environment

Innovation
Technology Content Entrepreneural

Human
People
Educational Culture
Resource

Economic Leadership
Self Development
Psycharis Aydin and Tasci
Kesimpulan

– Model ELR Psycharis dan Aydin and Tasci memiliki persamaan pada poin
teknologi dan sumber daya manusia.
– Pada kedua model disebutkan bahwa ketersediaan teknologi yang sesuai
dengan kebutuhan e-learning sangat penting sehingga poin teknologi menjadi
salah satu faktor yang dapat memprediksi kesiapan e-learning
– Poin Human Resource atau SDM juga ada pada kedua model tersebut.
Disebutkan bahwa pengetahuan dan skill SDM dapat mempengaruhi
implementasi e-learning
Peran Kesiapan E-learning

1. Mengukur seberapa siap institusi untuk mengimplementasikan e-learning


2. Mengungkap faktor mana yang masih lemah dan membutuhkan perbaikan
dalam mendukung implementasi e-learning
3. Pada tahap analisis, ELR digunakan untuk menyusun dokumen kebutuhan yang
menjadi baseline untuk tahap desain selanjutnya
4. Pada tahap evaluasi, model e-learning readiness digunakan untuk mengukur
keberhasilan dan menentukan recycling decission untuk proses perbaikan
pada periode berikutnya
Referensi

Aydın Cengiz Hakan, Tasci Deniz. Measuring Readiness for e-Learning: Reflections
from an Emerging Country.
Psycharis. Sarantos, “Presumptions and actions affecting an e-learning adoption by
the educational system Implementation using virtual private networks” University
of the Aegean (2005)
Terima Kasih ^_^

Anda mungkin juga menyukai