Anda di halaman 1dari 15

Pendidikan inklusi

untuk semua
Sunaryo
Lektor Kepala PKh FIP UPI
081910041999
Pangkalpinang
PENDIDIKAN INKLUSI
Landasan

1. Landasan Filosofi
* “Bhinneka Tunggal Ika”
* Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa
* Hak Asasi Manusia
2. Landasan Yuridis
1. UUD 1945 (amandemen) pasal 31
Ayat (1):”Setiap warga Negara berhak
mendapatkan Pendidikan”
UU No. 20 Tahun 2003 Sisdiknas
Pasal 5
Ayat (1): Seriap warga negara
mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu
Ayat (2): Warga negara yang
mempunyai kelainan fisik, emosional,
mental, intelektual, dan/atau sosial
berhak peproleh pendidikah khusus
Inklusif
System penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada semua
peserta didik yang memiliki kelainan dan
memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat
istimewa untuk mengikuti pendidikan atau
pembelajaran dalam lingkungan pendidikan
bersama-sama dengan peserta didik pada
umumnya.
(Filosofi pendidikan, dan sosial)
Konsekwensi Logis
Hak anak untuk tidak diskriminatif
- Kecacatan/kelainan
- Kelompok etnik
- Agama
- Bahasa
- Jenis Kelamin
- Kemampuan
Mempunyai hak menerima pendidikan yang
ramah
Artinya :
Sekolah harus mengakomodasi semua anak
tanpa mempedulikan keadaan fisik,
intelektual, sosial, emosi, bahasa, atau
kondisi-kondisi lain, termasuk anak-anak
penyandang cacat, anak-anak berbakat,
pekerja anak dan anak jalanan, anak di
daerah terpencil, anak-anak kelompok etnik
dan bahasa minoritas, anak-anak yang tidak
beruntung dan terpinggirkan dari kelompok
masyarakat (Salamanca Statement)
Implikasi
1. Negara memiliki kewajiban untuk
menjamin bahwa tujuan dan targert
pendidikan untuk semua dapat tercapai
dan terjamin keberlangsungannya.
2. Adanya suasana pembelajaran bernuansa
ramah dan menyenangkan baik bagi
siswa maupun terhadap gurunya.
Lima profil pembelajaran di sekolah inklusi
1. Menciptakan dan menjaga komunitas kelas
yang hangat, menerima keanekaragaman dan
menhargai perbedaan.
2. Penerapan kurikulum yang multilevel dan
multinodalitas. Kelas yang hetrogen
memerlukan perubahan kurikulum yang
mendasar.
3. Menyiapkan dan mendorong guru untuk
mengajar secara interaktif. Perubahan
kurikulum berkaitan erat dengan perubahan
metode pembelajaran
Lanjut

4. Memberi dorongan bagi guru dan


kelasnya secara terus menerus serta
penghapusan hambatan yang berkaitan
dengan isolasi profesi. Sehingga kerja
sama tim sangat perlu.
5. Melibatkan orang tua secara bermakna
dalam proses perencanaan pembelajaran
individual.
Diciptakan Lingkungan Ramah terhadap
Pembelajaran (LIRP), tidak saja kepada anak, tetapi
juga ramah guru. Artinya :
1. Anak dan guru belajar bersama sebagai suatu
komunitas belajar
2. Guru menempatkan anak sebagai pusat
pembelajaran
3. Guru mendorong partisipasi aktif anak dalam
belajar
4. Guru memiliki minat untuk memberikan layanan
pendidikan yang terbaik
Pertimbangan penting
1. Pembelajaran diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan semua anak
2. Lokasi pembelajaran yang sama dan dekat dengan
lokasi di mana anak tinggal
3. Pelayanan pendidikan yang disesuaikan dengan
perbedaan dan kebutuhan individu
4. Suasana belajar yang ramah, terbuka dan
menyenangkan bagi semua
5. Guru harus memiliki sikap terbuka kepada setiap
anak.
ABK (Anak Berkebutuhan Khusus)

Temporer/sementara :
1. Anak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan
diri akibat sering menerima kekerasan dala rumah tangga
2.Mengalami kesulitan konsentrasi karena sering
diperlakukan kasar oleh orang tuanya.
3.Mengalami kesulitan komunikatif dalam membaca dan
berhitung akibat kekeliruan guru dalam mengajar
4.Anak-anak yang mengalami trauma akibat dari
bencana alam yang mereka alami.
ABK Permanen
ABK yang bersifat permanen
Anak-anak yang mengalami hambatan dan
kebutuhan khusus akibat dari kecacatan tertentu
misal :
- Kehilangan fungsi penglihatan

- Kehilangan fungsi pendengaran

- Perkembangan kecerdasan/kognitif yan rendah


- Gangguan fungsi gerak/motorik.
CINDERAWASIH
BURUNG IRIAN
TERIMAKASIH CUKUP
SEKIAN
WASALAMU’ALIKUM WR,WB
SUNARYO

Anda mungkin juga menyukai