Anda di halaman 1dari 5

Nama :

Vega Sanrisa Winasti 171134051/ 4D

Margareta Cindy Trisnayanti 171134077/ 4D

Benedicta Rani Nugraheni 171134150/ 4D

Heni Andriani 171134169/ 4D

Pilipo Inzagi 171134206/ 4D

Pendidikan Inklusi

Pengertian
Pendidikan inklusi adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menyatukan anak-anak berkebutuhan khusus dengan anak-anak normal pada
umumnya untuk belajar. Menurut Hildegun Olsen (Tarmansyah, 2007:82),
pendidikan inklusi adalah sekolah harus mengakomodasi semua anak tanpa
memandang kondisi fisik, intelektual, sosial emosional, linguistik atau kondisi
lainnya. Ini harus mencakup anak-anak penyandang cacat, berbakat.Menurut Staub
dan Peck (Tarmansyah, 2007:83), pendidikan inklusi adalah penempatan anak
berkelainan ringan, sedang dan berat secara penuh di kelas. Hal ini menunjukan
kelas regular merupakan tempat belajar yang relevan bagi anak-anak berkelainan,
apapun jenis kelainanya. Dari beberapa pendapat, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pendidikan inklusi adalah pelayanan pendidikan untuk peserta didik yang
berkebutuhan khusus tanpa memandang kondisi fisik, intelektual, sosial
emosional, linguistik atau kondisi lainnya untuk bersama-sama mendapatkan
pelayanan pendidikan di sekolah regular (SD, SMP, SMU, maupun SMK).
Manfaat

Pendidikan inklusi memberikan manfaat pada anak, meliputi:

1. Sekolah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak


berkebutuhan khusus dan anak biasa untuk saling berinteraksi dan
berkomunikasi dengan orang lain maupun lingkungan
2. Anak memiliki rasa percaya diri yang tinggi

3. Anak mengenal dan menghargai perbedaan, sehingga mengetahui keterbatasan


dan kelebihan diri dan tidak meremehkan orang lain

4. Memiliki kerampilan sosial, yaitu anak-anak mempunyai rasa simpati dan


empati, suka menolong.

Karakteristik Pendidikan Inklusi


Karakteristik dalam pendidikan inklusi tergabung dalam beberapa hal
seperti hubungan, kemampuan, pengaturan tempat duduk, materi belajar, sumber
dan evaluasi yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Hubungan
Ramah dan hangat, contoh untuk anak tuna rungu: guru selalu berada di dekatnya
dengan wajah terarah pada anak dan tersenyum. Pendamping kelas(orang tua)
memuji anak tuna rungu dan membantu lainnya.
b. Kemampuan
Guru, peserta didik dengan latar belakang dan kemampuan yang berbeda serta
orang tua sebagai pendamping.
c. Pengaturan tempat duduk
Pengaturan tempat duduk yang bervariasi seperti, duduk berkelompok di lantai
membentuk lingkaran atau duduk di bangku bersama-sama sehingga mereka
dapat melihat satu sama lain.
d. Materi belajar
Berbagai bahan yang bervariasi untuk semua mata pelajaran, contoh pembelajarn
matematika disampaikan melalui kegiatan yang lebih menarik, menantang dan
menyenangkan melalui bermain peran menggunakan poster dan wayang untuk
pelajaran bahasa.
e. Sumber
Guru menyusun rencana harian dengan melibatkan anak, contoh meminta anak
membawa media belajar yang murah dan mudah didapat ke dalam kelas untuk
dimanfaatkan dalam pelajaran tertentu.
f. Evaluasi
Penilaian, observasi, portofolio yakni karya anak dalam kurun waktu tertentu
dikumpulkan dan dinilai (Lay Kekeh Marthan, 2007:152). Dalam pendidikan
inklusi terdapat siswa normal dan berkebutuhan khusus
Kurikulum pendidikan inklusi :

Kurikulum yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif


pada dasarnya menggunakan kurikulum reguler yang berlaku di sekolah umum.
Namun demikian karena ragam hambatan yang dialami peserta didik berkebutuhan
khusus sangat bervariasi, mulai dari yang sifatnya ringan, sedang sampai yang
berat, maka dalam implementasinya, kurikulum reguler perlu dilakukan modifikasi
(penyelarasan) sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Modifikasi (penyelarasan) kurikulum dilakukan oleh tim pengembang
kurikulum di sekolah. Tim pengembang kurikulum sekolah terdiri dari: kepala
sekolah, guru kelas, guru mata pelajaran, guru pendidikan khusus, konselor,
psikolog, dan ahli lain yang terkait.
Dasar Pengembangan Kurikulum untuk melakukan modifikasi dan
pengembangan kurikulum dalam program inklusif harus mengacu kepada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sistem belajar pendidikan inklusi :

Sistem belajar pada sekolah inklusi tidak jauh berbeda dengan sekolah reguler pada
umumnya.

a. Para siswa berada dalam satu kelas yang idealnya dalam satu kelas terdiri dari
1-6 anak berkebutuhan khusus dengan dua guru dan satu terapis yang
bertanggung jawab dibawah koordinasi guru untuk memberi perlakuan khusus
kepada anak-anak berkebutuhan khusus, sehingga mereka dapat mengikuti
pelajaran dengan baik.

b. Porsi belajar pada anak berkebutuhan khusus lebih fleksibel dari pada yang
‘normal’. Pada waktu-waktu tertentu, bila perlu anak-anak tersebut akan ‘ditarik’
dari kelas reguler dan dibawa ke ruang individu untuk mendapatkan perlakuan
(bimbingan ) khusus.
c. Dengan demikian diperlukan keberagaman metode pembelajaran supaya materi
dapat tersampaikan secara merata kepada semua anak didik.

d. Guru perlu memastikan bahwa semua siswa, terlebih mereka yang berkebutuhan
khusus, sudah memahami penjelasan dengan baik.

e. Ketika anak-anak berkebutuhan khusus belum bisa menerima materi dengan


baik, sekolah pun harus siap melaksanakan program pembelajaran individual
(PPI) atau IEP (individual educational program) untuk mendampingi satu
persatu anak berkebutuhan khusus secara lebih intensif.

f. Bentuk dari PPI atau IEP ini disesuaikan dengan kebutuhan yang perlu
dikembangkan pada anak.

Metode mengajar pendidikan inklusi :

1. Menciptakan kelas yang inklusif

Menerima setiap siswa

Memotivasi siswa

Menyusunsilabus& RPP yang sesuai

Memberi pengertian semua siswa akan keberagaman


Penugasan
Manajemen kelas

Diskusi kelas

Kerja kelompok

Pembelajaran aktif

Metode ceramah

Menulis

Asesmen
Memberi feed back

Sumber pembelajaran.

Daftar Referensi

Tarmansyah.2007.Inklusi Pendidikan untuk Semua.Jakarta: Depdiknas

Marthan, Lay Kekeh, 2007, Manajemen Pendidikan Inklusif, Jakarta : Depdiknas

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318126/pengabdian/ppm-pembelajaran-di-
kelas-inklusi.pdf

https://eprints.uny.ac.id/9516/2/bab%202%20-NIM%2008101241028.pdf
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Inklusi 1. Pengertian Pendidikan …
PDFhttps://eprints.uny.ac.id › ...

Anda mungkin juga menyukai