Anda di halaman 1dari 19

PENGGUNAAN TERAPI

KORTIKOSTEROID TOPIKAL

Dr. Rizka Mutiara

Moderator : dr. Margaretha Indah Maharani, Sp.KK

RS PREMIER JATINEGARA
2020
Pendahuluan
• Kortikosteroid topikal (KT) merupakan salah satu obat yang
sering diresepkan dan digunakan untuk pasien dermatologi sejak
pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1950-an (Sulzberger
dan Witten untuk mengobati berbagai dermatosis dengan
hidrokortison)

• KT sering kali digunakan secara tidak tepat baik oleh dokter,


farmasi, toko obat, ahli kecantikan ataupun pasien karena
keampuhannya menghilangkan gejala dan tanda berbagai
penyakit kulit. Hal tersebut tidak jarang menimbulkan masalah
efek samping.
Efek utama terhadap
penyimpanan glikogen
hepar dan reaksi
antiinflamasinya

Prototip golongan ini Kortikosteroid merupakan


Glukokortikoid adalah kortisol dan
kortison (alami) derivat hormon
kortikosteroid yang
Glukokortikoid sintetik,
c/o prednisolon, dihasilkan oleh kelenjar
triamsinolon, dan
betametason adrenal. Hormon ini
Kortikosteroid
Hormonal
memainkan peran penting
Aktivitas utama
menahan garam dan termasuk mengontrol
terhadap keseimbangan
air dan elektrolit respons inflamasi
Tidak mempunyai efek
Mineralo- antiinflamasi yang
berarti, sehingga jarang
kortikoid digunakan

Mineralokortikoid yang
terpenting adalah
aldosteron
Mekanisme dari Kortikosteroid Topikal

• Anti-inflamasi
• Vasokonstriksi
• Anti-proliferatif
• Immunosupresif
The United States classification consists of seven classes, with class I superpotent and class VII least potent
Untuk menghitung jumlah KT yang diresepkan, sebaiknya
menggunakan ukuran “fingertip unit” yang dibuat oleh Long
dan Finley. Satu “fingertip unit” setara dengan 0,5 gram krim
atau salep

Contoh :
Jika seorang perempuan dewasa mengoleskan kedua lengan
dan tangan sekali sehari, dia membutuhkan 4 gram per hari
(diperlukan 8 fingertip unit x 0,5 gram = 4 gram/hari) atau 28
gram per minggu. Tube besar 50 gram kira-kira dapat
digunakan untuk 2 minggu, tetapi bila mengoleskannya 2 kali
sehari hanya cukup untuk satu minggu
Jenis Topikal Kortikosteroid
Salep Krim Losion Gels Busa
• Pada lesi • Kurang poten • Kurang oksulif dan • Seperti losion, • Sangat efektif
hiperkeratotik dibanding salep berminyak kurang oklusif dan untuk
yang tebal namun secara • Bekerja baik berminyak; administrasi
• Jenis yang paling kosmetik lebih untuk di daerah • Bekerja baik steroid ke kulit
poten menarik karena berambut untuk di daerah kepala namun
dikarenakan yang tidak berambut, lebih harganya mahal
paling oklusif meninggalkan bermanfaat pada
namun tidak residu kulit kepala
boleh diberikan • Sifatnya yang karena tidak
pada daerah kering, non- menyebabkan
berambut karena oklusif cocok rambut kusut dan
bisa untuk pada lesi berminyak
menyebabkan peradangan
folikulitis eksudatif akut dan
di daerah
intertriginosa
Aplikasi
• Pengolesan KT yang dianjurkan adalah 1-2 kali per hari tergantung dermatosis
dan area yang dioles, bila menggunakan potensi sedang atau kuat, cukup
dioleskan 1 kali sehari
• Teknik aplikasi pengolesan KT, aplikasi sederhana oleskan salep tipis merata, pijat
perlahan-lahan.

Aplikasi oklusi baik digunakan untuk lesi kering,


hiperkeratotik, dan likenifikasi. Lesi sebaiknya dibersihkan
dengan air dan sabun, kemudian oles KT dan tutup dengan
pembungkus plastik (kedap air), bebat atau fiksasi dengan
selotip agar tidak bergeser. Biarkan tertutup selama 2-8
jam, oklusi dianjurkan saat malam hari atau menjelang
tidur
Atrofi terjadi jika penggunaan terus-menerus di
wilayah yang sama. Hal ini menyebabkan
penipisan epidermal dan perubahan jaringan ikat
dari dermis. Hilangnya jaringan ikat menyebabkan
eritema, teleangiectasias, dan purpura.

Area yang paling berisiko untuk atrofi bersifat intertriginous karena


kulit yang lebih tipis dan peningkatan oklusi,
Atrofi dapat pulih dengan penghentian penggunaan steroid;
Namun, dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk kulit tampak
normal kembali
Lama Pemakaian
KT golongan sangat poten atau poten sebaiknya digunakan tidak lebih dari 2 minggu. Bila
digunakan jangka panjang, turunkan potensi perlahan-lahan, turunkan ke potensi yang lebih
rendah setelah digunakan 1 minggu, kemudian hentikan. Penghentian tibatiba potensi kuat
menyebabkan rebound symptoms (dermatosis menjadi lebih buruk)
Cara menghindari efek rebound dan memperlambat kekambuhan penyakit kulit kronis adalah
dengan pemberian intermiten.

Contraindications
Kortikosteroid topikal dikontraindikasikan untuk infeksi bakteri, Steroid topikal juga harus dihindari
pada impetigo, furunkel dan karbunkel, selulitis, erisipelas, limfangitis, dan eritrasma.

Kontraindikasi relatif termasuk kandida dan dermatofita, Efek imunosupresif dapat menyebabkan
infeksi jamur persisten yang dapat diidentifikasi sebagai tinea incognito
Thank You

Anda mungkin juga menyukai