Anda di halaman 1dari 24

Case Based Discussion

Kortikosteroid
Salsa Nadilla Sarosa 2315030
Pembimbing: dr. Ivan Daniel Banjarnahor Sp. DV

Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Rumah Sakit Immanuel Bandung
2024
Kortikosteroid
● Merupakan kelompok obat yang mengandung hormon steroid
sintesis.

● Merupakan obat anti-inflamasi dan dapat bekerja sebagai


immunosupresan.

● Terbagi menjadi 2 sediaan


○ Sistemik
○ Topikal
Kortikosteroid Berikatan dengan Reseptor Glukokortikoid yang
Terdapat di dalam Sitoplasma

Mempengaruhi Ekspresi Gen Pada Inti Sel

Mengurangi Pembentukan: Mengurangi Sintesis:


• Prostaglandin • Sitokin
• Leukotrien • Interleukin
• Molekul Adesi
• Protease

Melalui Reseptor Pada Interaksi Fisikokimia dengan


Membran Sel Membran Sel
3
Kortikosteroid
Sistemik
Kortikosteroid Sistemik (KS)
Memberi efek anti inflamasi dan imunosupresi
Rute Pemberian:
● Intralesi
● Oral
● Intramuskular
● Intravena
Indikasi
● Penyakit Vesikobulosa Autoimun
● Vaskulitis
○ Pemphigus Vulgaris
● Dermatosis Neutrofilik
○ Pemfigoid Bulosa ● Urtikaria yang Luas /
○ Imunoglobulin Linier A Dermatosis Angioedema
Bulosa ● Sarkoidosis
○ Dermatosis Bulosa ● Kusta Reaktif Tipe I
○ Epidermolisis Bulosa Acquisita ● Hemangioma pada masa bayi
○ Herpesgestatis ● Pannilkulitis
○ Eritema Multiforme
○ Nekrolisis Epidermal Toksik
● Penyakit Jaringan Ikat dan Gangguan
Vaskular Autoimun
○ Lupus Eritematosus Sistemik
○ Dermatomiositis
○ Eosinofilik Fasciitis
Pemilihan

1. Efek mineralokortikoid minimal biasanya dipilih untuk mengurangi retensi


natrium.
2. Penggunaan prednison oral jangka panjang atau obat serupa, dengan waktu
paruh menengah dan relatif lemah afinitas reseptor steroid, dapat
mengurangi efek samping.
3. Pasien tidak merespons kortison atau prednison, itu substitusi bentuk biologis
aktif, kortisol atau prednisolon, harus dipertimbangkan.


Tapering Off
Dermatosis yang telah mengalami perbaikan dengan kortikosteroid
dapat diturunkan dosisnya secara berangsur-angsur (tappering off)

Tujuan :

● Agar penyakit tidak mengalami eksaserbasi


● Tidak terjadi sindrom putus obat
○ Lemah, Lelah
○ Demam Ringan
○ Anoreksia
● Pemulihan HPA Axis yang mengalami supresi dengan pemberian
kortikosteroid jangka panjang
Efek samping
Kontraindikasi
● Alergi obat kortikosteroid
● Baru saja di vaksinasi (live/live attenuated vaksin)
● Osteoporosis
● DM
● Glaucoma
● Hipertensi tidak terkontrol
● Ulkus peptikum
● CHF
Hal yang harus diperhatikan sebelum pengobatan
dengan kortikosteroid jangka panjang
● Penyakit yang Diderita
○ Diabetes Melitus
○ Hipertensi
○ Hiperlipidemia
○ Glaukoma Dalam Keluarga
● Antropometri
○ Pengukuran Berat Badan
● Tekanan Darah
● Pengukuran densitas Tulang Belakang
Kortikosteroid
Topikal
Efek kortikosteroid Topikal
Antiproliferatif
● Inhibisi sintesis DNA dan mitosis → mengurangi ukuran keratinosit dan
proliferasi
● Inhibisi aktivitas fibroblast dan formasi kolagen

Vasokontriksi kapiler
● Vasokontriksi kapiler pada superfisial dermis → mengurangi eritema
Penggolongan Kortikosteroid Topikal berdasarkan Potensi Klinis
Kontra Indikasi Indikasi
JANGAN DIGUNAKAN UNTUK:

● Infeksi Bakteri
● Infeksi Virus
● Skabies
Cara Aplikasi
● Jumlah cream yang digunakan untuk mengcover area
tertentu 1 gram cream = 100 cm²
● Keseluruhan permukaan kulit rata-rata dewasa → 20-30
gram cream
● Fingertip unit & rule of hand → Rata-rata jumlah cream yang
dapat digunakan

Lama Pemakaian Kortikosteroid


● Potensi lemah : tidak lebih dari 4-6 minggu
● Potensi kuat : tidak lebih dari 2- 3minggu
Frekuensi penggunaan
- Rata-rata digunakan 2 kali sehari, dan untuk superpoten
dapat digunakan 1 kali sehari
Fingertip Unit
FTU: Jumlah ointment dari tube dengan corong 5 mm 🡪 lipatan kulit
bagian distal ke ujung jari telunjuk
1 FTU = 0.5g.
The Rule of Hand
The rule of hand: Area tangan yang dapat digunakan untuk
mengestimasi area total lesi kulit & untuk memperkirakan jumlah
ointment yang dibutuhkan
● 1 sisi tangan = 1 area tangan = 1% area permukaan tubuh
● 1 area tangan 🡪 0.5 FTU = 0.25g ointment
● 4 area tangan 🡪 2 FTU = 1g ointment.
● Untuk mengcover 2 % 🡪 1 FTU
● Jumlah ointment yang dibutuhkan 1 minggu 🡪 rata-rata 282 gm
untuk mengcover total permukaan tubuh (2 kali sehari kecuali
scalp)
Aplikasi Klinis
PENYAKIT PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID TOPIKAL

Psoriasis Psoriasis dengan Skuama Tebal berupa Plakat → Steroid Poten


(Golongan I) Vehikulum Salap / Krim

Dermatitis Atopik Anak = Steroid Lemah (Mengingat Usia Anak, Lokalisasi Penyakit, Kulit
Anak yang Masih Halus dan Tipis) → Dipilih Bentuk Krim
Orang Dewasa = Steroid Poten dalam Bentuk Salap

Dermatitis Kontak Steroid Potensi Sedang (wajah), Kuat (tangan) Cukup Untuk Atasi
Alergi Penyakit
Zat Penyebab Harus Dihindari

Dermatitis Dishidrotik Steroid Poten Dalam Bentuk Salap (Kulit Tebal)

Dermatitis Numularis Lesi Biasanya Multiple → Perlu Steroid Poten

Dermatitis Seboroik Cukup Sensitif Terhadap Kortikosteroid → Steroid Potensi Sedang

Dermatitis Steroid Potensi Sedang → Untuk Menghilangkan Gejala Gatal dan Rasa
Intertriginosa Panas
Efek Samping
Dapat terjadi bila:
● Penggunaan kortikosteroid jangka waktu lama & berlebihan
● Penggunaan kortikosteroid dengan potensi Kuat/sangat kuat/penggunaan
secara oklusif
Semakin tinggi potensi kortikosteroid semakin cepat terjadi Efek Samping
Gejala efek samping :
1. Atrofi
2. Strie atrofise
3. Telangiektasis
4. Purpura
5. Dermatosis akneformis
6. Hipertrikosis setempat.
7. Hipopigmentasi
8. Dermatitis perioral
9. Menghambat penyembuhan ulkus
10. lnfeksi mudah terjadi dan meluas
11 . Gambaran klinis penyakit infeksi menjadi kabur
Cara Mencegah Efek Samping
● Kortikosteroid Lemah
○ Bayi (Karena kulitnya masih tipis)
○ Pada daerah lipatan (inguinal, ketiak), dan wajah
○ Pada kelainan akut
● Kortikosteroid Sedang
○ Kelainan subakut
● Kortikosteroid Kuat
○ Kelainan kronis dan tebal → membaik, dosis
dikurangi (Misalnya dari 2x1 menjadi 1x1 / diganti
dengan kortikosteroid lemah/sedang)
● Hati – hati untuk penggunaan kortikosteroid di sekitar
mata (glaukoma & katarak)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai