Anda di halaman 1dari 27

hifni_alifa

hmi

Teori tentang
Gaya Komunikasi pada Masa Pemerintahan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko
Widodo

oleh:
NOVITA SRILDAYANTI
NPM : 20200120300031

Dosen Pembimbing:
Dr. Aminah Swarnawati, M. Si

Mata Kuliah
Komunikasi Organisasi
FISIP-MIKOM UMJ
Berkomunikasi merupakan suatu kebutuhan hidup
manusia, dengan berkomunikasi manusia akan dapat
berhubungan antara satu dengan yang lain, sehingga
kehidupan manusia akan bermakna. Disisi lain ada
beberapa kebutuhan dalam diri manusia yang hanya
dapat dipenuhi melalui komunikasi dengan sesama.
Makin banyak melakukan aktivitas komunikasi antara
satu dengan yang lainnya, maka akan semakin banyak
informasi yang didapat dan semakin besar peluang
keberhasilan seseorang dalam kehidupannya.
MACAM-MACAM
TEORI GAYA
KOMUNIKASI
1. The Controlling Style
Gaya komunikasi ini bersifat mengendalikan , ditandai dengan adanya
satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan
mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain karena memiliki
wewenang. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini
dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way
communications.
Pesan-pesan yag berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha
‘menjual’ gagasan agar dibicarakan bersama namun lebih pada usaha
menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya.
The controlling style of communication ini sering dipakai untuk
mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif,
dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demikian, gaya
komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada
negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau
tanggapan yang negatif pula.
2. The Equalitarian style
 Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The
equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus
penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat
dua arah (two-way traffic of communication). Dalam gaya komunikasi ini,
tindak komunikasi dilakukan secara terbuka (menekan pada Empati dan
kerjasama). Artinya, setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan
gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal.
Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi
mencapai kesepakatan dan pengertian bersama.
 Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna
kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang
tinggi serta kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain
baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja.
 The equalitarian style ini akan memudahkan tindak komunikasi dalam
organisasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama,
khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu
permasalahan yang kompleks.
3. The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan
verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang
harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur
organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada
keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi
informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, menekan pada aturan
dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut.
Stogdill dan Coons dari The Bureau of Business Research of Ohio State
University, menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang
mereka beri nama Struktur Inisiasi atau Initiating Structure. Stogdill
dan Coons menjelaskan bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang
efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan- pesan
verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan
dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
4. The Dynamic Style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan
agresif sehingga menstimulus kerja seseorang lebih cepat,
karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa
lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan
(action-oriented).
Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah
mestimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk
bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi
ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-
persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan
bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan
yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut.
5. The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk
menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain,
daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun
pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi
perintah dan mengontrol orang lain. Dalam artian lebih
memilih menjadi pendengar yang baik.
Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika
pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan
orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman,
teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua
tugas atau pekerjaan yang dibebankannya. 
6. The Withdrawal Style
 Merupakan tipe komunikasi yang tertutup, di mana subjek tidak
ingin untuk berkomunikasi dengan orang lain atau menarik diri dari
lingkungan. Keengganan untuk berkomunikasi ini bisa terjadi
karena adanya persoalan pribadi yang sedang dimiliki orang
tersebut.
 Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya
tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang
yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain,
karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang
dihadapi oleh orang-orang tersebut.
 Dalam deskripsi yang kongkrit adalah ketika seseorang mengatakan:
“Saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan ini
bermakna bahwa ia mencoba melepaskan diri dari tanggung jawab,
tetapi juga mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari
berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak
layak dipakai dalam konteks komunikasi organisasi.
GAYA KOMUNIKASI PRESIDEN JOKO WIDODO SEBAGAI
PEMIMPIN INDONESIA
Dalam berkomunikasi seorang pemimpin tidak lagi dapat
berbohong atau bersikap pura-pura untuk mengelabui
masyarakat. Dapat dikatakan hampir semua informasi tentang
pemimpin bisa ditemukan di media online atau media sosial.
Sebuah komunikasi yang baik haruslah dilandaskan pada
trust (kepercayaan). Dibeberapa media bisa dilihat
penampilan Jokowi dengan gaya komunikasi yang terkesan
sangat merakyat, terbuka dan apa adanya, namun memiliki
ketegasan, memahami masalah dan kemauan yang kuat untuk
menyelesaikannya diiringi sikap untuk melayani. Menurud
T.B. Hasanuddin dalam kesaksiannya berkata: “Kata-kata
Jokowi jujur hingga lebih mudah dipahami masyarakat biasa”.
Dalam hal komunikasi kemasyarakat ciri melayani Jokowi terlihat pada
saat melakukan kegiatan blusukan ke kampung-kampung atau
tempat-tempat yang ia anggap penting untuk mendapatkan informasi
atau gambaran utuh dari masalah yang dihadapi masyarakat. Dalam
setiap kesempatan menjawab pertanyaan wartawan, Jokowi selalu
mengatakan bahwa tujuan dari blusukan yang ia lakukan adalah untuk
lebih memahami kondisi masyarakat yang sebenarnya, apa yang
mereka rasakan, apa yang sesungguhnya terjadi guna menghindari
laporan anak buah yang asal bapak senang. Blusukan adalah cara
Jokowi berkomunikasi dengan rakyat melalui kegiatan mendengar.
Mendengar keluhan masyarakat, mendengar aspirasi mereka.

 Sejalan dengan teori gaya komunikasi “The equalitarian style” bahwa


gaya komunikasi ini dalam organisasi, efektif untuk memelihara
empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil
keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya
komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindakan
share/berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu organisasi.
 Dalam sebuah wawancara wartawan Tempo bertanya kepada
Jokowi tentang pernyataan banyak orang bahwa Jakarta cuma
pemanasan Jokowi ke istana. Jawaban Jokowi saat itu adalah:
“Pemanasan apanya? Jakarta itu sudah panas masalahnya.
Disitulah pemimpinnya harus menguasai medan, mendesain
kebijakan, dan mendengar kemauan warganya. Kalau duduk
terus di belakang meja, enggak ngerti hati masyarakat seperti
apa. Saya tidak peduli orang ngomong apapun soal itu. Saya
hanya mau kerja menjalankan semua” (Tempo, 5-11 Agustus
2013: 39).
 Dalam gaya komunikasi menstimulasi orang lain bertujuan
untuk menekankan pengertian bersama. Kegiatan mendengar
merupakan bentuk komunikasi yang langsung menyentuh
emosi masyarakat. Dalam berkomunikasi seorang pemimpin
harus mampu membujuk rakyat dengan menyentuh sisi emosi
mereka.
Pada gaya Equalitarian Style atau aspek
komunikasi yang lebih menekankan kesamaan,
ketika Jokowi berbicara ia akan sebisa mungkin
menyampaikan sesuatu bisa dipahami
masyarakat dengan berbagai latar belakang,
tidak terlalu ekplisit dan lebih adaptif terhadap
sesuatu dimana dia berkomunikasi. Namun, jika
dibandingkan dengan Susilo Bambang
Yudhoyono, Presiden jokowi tidak ahli dalam
berpidato dan dalam hal komunikasi juga lebih
sederhana.
Dalam hal komunikasi ke publik ketika
menyampaikan informasi presiden Jokowi
cenderung menggunakan teks supaya dalam
menyampaikan informasi didepan publik tidak
terjadi lompatan-lompatan informasi yang
membuat orang lain tidak mengerti, hal itu
merupakan bentuk cara dalam
mengoptimalkan komunikasi lisan secara
formal, sedangkan sebenarnya Jokowi lebih
bisa memainkan gaya komunikasi non formal.
Presiden Jokowi dalam berkomunikasi lebih tertarik dengan
bentuk komunikasi yang tidak formal dalam artian lebih suka
mengandalkan humor dalam menjawab berbagai persoalan.
Kemudian Jokowi dalam menggalang empati publik tidak
jarang Jokowi memberikan kejutan-kejutan kecil seperti hadiah
sepeda dengan melontarkan beberapa pertanyaan kepada
rakyat, tindakan tersebut sangat efektif dalam menciptakan
komunikasi dua arah dan menjadikan Presiden Jokowi sebagai
Presiden yang dekat dengan rakyat.
Tindakan yang demikian merupakan salah satu strategi
komunikasi Jokowi untuk membangun keterbukaan dengan
rakyat.
Peran media dalam menampung opini publik pada
pemerintahan jokowi juga sangat menguntungkan
dalam hal pengawasan pemerintah dan
komunikasi kemasyarakat mulai dari informasi
kesehatan, pendidikan, ekonomi hinga politik
sehinga membantu kelancaran dalam hal
komunikasi pemerintah dan kelancaran Prograam
pemerintahan seperti :

Penghapusan pungli,
liputan kegiatan blusukan sebagai salah satu
teknik politik komunikasi untuk pendekatan
kerakyat dan
Tindakan pencekan program pemerintah yang
dilaksanakan langsung oleh Jokowi seperti program Trans
papua, pembangunan proyek pemerintahan, pembuatan
bendungan dll, adalah sebagai alternatif komunikasi
langsung dengan orang yang berada dilapangan apakah
ada permasalahan dilapangan seperti pembebasan lahan
dan lain sebagainya yang bersifat 2 arah
Dalam gaya komunikasi The equalitarian style of
communication dalam komunikasi organisasi ditandai
dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal
secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah, tindak
komunikasi dilakukan secara terbuka (menekan pada
Empati dan kerjasama). Artinya, setiap anggota organisasi
dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam
suasana yang rileks, santai dan informal.
Dari gambaran diatas gaya komunikasi yang di miliki
oleh Presiden Joko Widodo yaitu lebih kepada The
Equalitarian style dimana gaya komunikasi ini
ialah adanya landasan kesamaan yang ditandai
dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan
verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua
arah (two-way traffic of communication). Dalam gaya
komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara
terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi dapat
mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam
suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam
suasana yang demikian, memungkinkan setiap
anggota organisasi mencapai kesepakatan dan
pengertian bersama.
Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang
bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki
sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina
hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks
pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja.
The equalitarian style ini akan memudahkan tindak
komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam
memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi
untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan
yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang menjamin
berlangsungnya tindakan share/berbagi informasi di antara
para anggota dalam suatu organisasi
GAYA KOMUNIKASI SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
SEBAGAI PEMIMPIN INDONESIA

Berbeda dengan gaya komunikasi Presiden Joko


Widodo, mantan Presiden RI Susilo Bambang
Yudhoyono sekaligus Ketua Umum partai
Demokrat memiliki gaya komunikasi “The
Structuring Style” dimana gaya komunikasi yang
berstruktur, menekan pada prosedur untuk
mempengaruhi orang lain. Memantapkan
perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan
tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi.
Dalam hal komunikasi SBY lebih cendrung beretorika tinggi dan skematis.
Terlihat dari gaya komunikasi SBY ketika menyampaikan Pidato yang
menekankan kekuatan retorik dengan logis panjang dan data fakta yang di
elaborasi, dan kelugasan dalam berbahasa asing salah satunya SBY sering
menghadiri beberapa kali sidang PBB.

Dalam hal birokrasipun komunikasi kemasyarakat pada masa


pemerintahan SBY jauh lebih terstruktur dan tersusun dibanding
pemerintahan Presiden Jokowi

 Mengacu pada gaya komunikasi “The Structuring Style” pemimpin


memberikan imformasi yang bertujuan untuk pemantapan perintah
penugasan, jadwal penugasan dan struktur organisasi, akan berjalan efektif
dan bermamfaat bagi organisasi jika dijalankan dengan benar.
Dalam membangun hubungan diplomatis dengan negara lain
seperti Asia, Eropa Timur Tengah, Arab, Asia Tenggara, Amerika
dalam komunikasi SBY unggul dalam menggunakan kemampuan
diplomasi yang SBY pelajari dan dapatkan sewaktu menjadi
seorang tentara, ketertarikan itu dapat dilihat dari seringnya SBY
mengisi diberbagai forum Internasional yang terkait dengan
persoalan ekonomi politik dan hubungan Bilateral antara Negara.
Kemampuan diplomasi dapat diartikan sebagai suatu proses
komunikasi yang melibatkan keterampilan seseorang untuk
melakukan observasi, melaporkan bernegosiasi dan juga
memberikan signal, kemampuan ini sangat penting bagi seorang
pemimpin
Stogdill dan Coons menjelaskan bahwa pemrakarsa
(initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang
yang mampu merencanakan pesan- pesan verbal guna
lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka
penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang muncul. Pengirim pesan (sender)
lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk
mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi
informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja,
menekan pada aturan dan prosedur yang berlaku dalam
organisasi tersebut.
Dalam berkomunikasi di hadapan Publik SBY sebagai presiden
juga diunggulkan dengan personaliti dirinya yang terdidik, beliau
merupakan seorang Profesor dan seorang intelektual yang selalu
akrab dengan persoalan Sains dan perkembangan ilmu
pengetahuan maka dengan memiliki wawasan yang luas membuat
dirinya berkarisma ketika berkomunikasi.
 SBY sebagai seorang musisi dengan beberapa albums yang sudah
dilahirkannya memberikan kesan kepada seorang SBY bahwa
beliau adalah pecinta seni yang identik dengan kelembutan dan
kebersahajaan, maka dengan selera seni SBY, SBY tidak dianggap
kaku dalam berkomunikasi, menyampaikan dan mengelola
informasi dikarenakan kehidupan SBY yang juga dekat dengan
seni.
Dalam hal mempengaruhi pihak lain Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono juga berhasil menyelesaikan
konflik yang selama puluhan tahun terjadi di Aceh.
Pemerintah Indonesia dan petinggi Gerakan Aceh
Merdeka menandatangani perjanjian Helsinki.
Melalui perjanjian yang diteken pada 15 Agustus 2005
itu kedua pihak sepakat mengakhiri konflik yang
selama ini terjadi di Tanah Rencong dan berhasil
mencapai kesepakatan damai. Begitu juga dengan
konflik komunal di Sampit, Poso dan ambon,
Kesimpulan
Dari paparan Gaya komunikasi SBY yang bersifat mengendalikan ,
ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk memaksa
dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain karena
memiliki wewenang. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi
ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way
communications.
Pesan-pesan yag berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha
‘menjual’ gagasan agar dibicarakan bersama namun lebih pada usaha
menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya.
Gaya komunikasi seperti ini lebih cendrung kepada The controlling style
of communication, gaya komunikasi ini sering dipakai untuk
mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan
pada umumnya dalam bentuk kritik.
TERIMA KASIH
Creative by:
Novita Srildayanti

Anda mungkin juga menyukai