1. Gaya
Menurut KBBI (Kamus besar Bahasa Indonesia) gaya adalah kesanggupan untuk berbuat
dan sebagainya; kekuatan. Dapat dipahami gaya adalah kesanggupan dalam melakukan sesuatu
guna dapat memperjelas atau suatu tindakan. Selain itu gaya merupakan pemanfaatan kekayaan
bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri
sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara
lisan maupun tertulis. (Muhammad, 2017: 10).
Menurut Keraf (dalam Murtono, 2010:15). Gaya bahasa juga bermakna cara
mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian
penulis atau pemakai bahasa. (Tuner (2008: 13) berpendapat bahwa gaya merupakan penggunaan
bahasa untuk menyampaikan ide dalam cara tertentu.
2. Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin
communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya
adalah sama makna. (Effendy, 2009 :8). Secara terminologi, para ahli komunikasi memberikan
pengertian komunikasi menurut sudut pandang dan pendapat mereka masing-masing
diantaranya: adalah yang dikemukakan oleh Danil Vardiansyah ada beberapa ahli yang
berpendapat.
Menurut Berelson & Stainer "Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi,
gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata,
gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain". Menurut Weaver "Komunikasi adalah seluruh
prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya".
(vardiyansyah,2008: 25-26)
Selain itu Deddy Mulyana juga memberikan beberapa definisi komunikasi menurut para
ahli antara lain:
Dari beberapa definisi tersebut berbagai macam pendapat tentang komunikasi itu sendiri
berbagai macam definisi dan maksud tujuan yang berbeda pula. Sehingga secara garis besar
komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, pikiran, perasaan, keahlian dari
komunikator kepada komunikan untuk mempengaruhi pikiran komunikan dan mendapatkan
tanggapan balik sebagai feedback bagi komunikator.
Gaya komunikasi merupakan cara penyampaian dan gaya bahasa yang baik. Selain itu
gaya komunikasi dapat juga dipahami sebagai cara penyampaian sebuah informasi kepada
komunikan, sehingga komunikan dapat tertarik terhadap wacana atau isi yang disampaikan oleh
komunikator. Menurut Allen, dkk (2006) gaya komunikasi merupakan cara seseorang
berinteraksi dengan cara verbal dan nonverbal untuk memberi tanda bagaimana arti yang
sebenarnya harus dipahami atau dimengerti.
Gaya yang dimaksud sendiri dapat bertipe verbal yang berupa kata-kata atau nonverbal
berupa vokalik, bahasa badan, penggunaan waktu, dan penggunaan ruang dan jarak. (Widjaja,
2000: 57).
Masing-masing gaya terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk
mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi tertentu.Kesesuaian dari gaya
komunikasi yang digunakan bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari
penerima (receiver).
Sedangkan gaya komunikasi pimpinan adalah prilaku komunikasi yang dilakukan oleh
pimpinan terhadap bawahannya, dengan kata lain cara atau bagaimana seorang pemimpin/atasan
berkomunikasi dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu. Gaya komunikasi pimpinan pada
suatu kelompok tertentu dapat diterapkan dan bisa juga tidak dapat diterapkan pada kelompok
lain tergantung karakteristik kelompok yang dipimpinnya.
Menurut Steward L. Tubbs dan Selvia Moss (dalam Ruliana,2014:31) dalam melakukan
komunikasi, pemimpin memiliki ciri khas masing-masing dalam memimpin organisasinya. Gaya
komunikasi (communication style) memberikan pengetahuan tentang bagaimana perilaku orang-
orang dalam suatu organisasi ketika melaksanakan tindakan dalam berbagi informasi dan
gagasan., dengan penjelasan sebagai berikut :
Gaya komunikasi The controlling style ini bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan
adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran
dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan
nama komunikator satu arah atau one way communicators. Para komunikator satu arah tersebut
tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan
kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya.
Pesan-pesan yang berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha menjual gagasan
agar dibicarakan bersama, namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang
EKANBAR The controlling style of communications ini sering dipakai untuk mempersuasi orang
lain supaya bekerja dan bertindak efektif dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun
demikian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini tidak jarang bernada negatif
sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif pula )
Aspek penting gaya komunikasi The equalitarian style ini ialah adanya landasan
kesamaan. The equalitarian style of communications ini ditandai dengan berlakunya arus
penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun yang bersifat dua arah (two way traffic of
communications). Gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya,
setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang
rileks santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota
organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama.
Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah
orang- orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi RIAU serta kemampuan
membina hubungan baik dengan orang lain, baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup
hubungan kerja. The equalitarian style ini akan lebih memudahkan tindak komunikasi dalam
organisasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam
situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya
komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para
anggota dalam suatu organisasi.
Gaya komunikasi yang terstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis
maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan
pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan lebih memberi perhatian kepada keinginan
untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal
kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut.
Stogdill dan Coons dari the Bureau of Business Research of Ohio State University,
menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif yang mereka beri nama Struktur Inisiasi
atau Iniating Structure. Stogdilldan Coons menjelaskan bahwa pemrakarsa (initiator) struktur
yang efisien adalah orang- orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih
memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang muncul.
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim
pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan
(action-oriented). The dynamic style of communications ini sering dipakai oleh para juru
kampanye ataupun supervisior yang membawahi para wiraniaga (salesmen atau saleswomes).
Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah menstimulasi atau merangsang
pekerja. Pegawai untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup
efektif digunakan dalam mengatasi persoalan- persoalan yang bersifat kritis, namun dengan
persyaratan bahwa pegawai atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi
masalah yang kritis tersebut.
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat
ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah meskipun pengirim
pesan mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain. Pesan-pesan dalam
gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerjasama dengan
orang-orang yang berpengetahuan atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya.
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi,
artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi
dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antar pribadi yang dihadapi
oleh orang-orang tersebut.
Dari enam gambaran mengenai gaya komunikasi di atas dapat di simpulkan bahwa The
equalitarian style merupakan gaya komunikasi yang ideal. Sementara tiga gaya komunikasi
lainnya seperti The structuring style. The dynamic style dan The relinguishing style bisa
digunakan secara strategis untuk menghasilkan efek yang bermanfaat bagi organisasi. Adapun
gaya komunikasi yang terakhir yaitu The controlling style dan The wibdrawal style mempunyai
kecendrungan menghalangi berlangsungnya interaksi yang baik.
Berdasarkan penjelasan dari jenis-jenis gaya komunikasi yang telah di sebutkan bahwa
gaya komunikasi yang sesuai untuk mertua dan menantu yang tinggal dalam satu rumah adalah
gaya komunikasi "The Equalitarian Style". The Equalitarian Style Communication ini bermakna
kesamaan. Gaya komunikasi ini bersifat dua arah, jika mertua dan menantu memiliki gaya
komunikasi dua arah ini diantara keduanya akan memiliki sikap kepedulian yang tinggi mampu
membina hubungan yang baik dengan orang lain khusunya dalam hubungan keluarga.
Berdasarkan aspek-aspek yang telah di uraiakan diatas, bahwa terdapat sepuluh jenis
gaya komunikasi menurut Norton diantaranya adalah dominan, dramatic, animated exspresive,
open, argumentative, relaxed, attetive, impression leaving, dan friendly serta precise. Moss
terdapat 6 jenis gaya komunikasi menurut Tubbs dan the controlling style, the equalitarian style,
the structuring style, the dinamic style, the relinguistic style, the withdrawal style.
Selain itu dalam gaya komunikasi terdapat sebuah gaya berbicara dan gaya
berpenampilan. Gaya tersebut adalah hal yang menjadi pendukung proses komunikasi karena
merupakan bentuk non verbal.
1. Gaya berbicara
Berbicara merupakan sebuah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-
kata Bahasa untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan
perasaan.
2. Gaya berpenampilan
Untuk berkomunikasi saja tidak cukup dengan kata, namun juga ada faktor yang
menentukan keberhasilan komunikasi. Selain kemampuan, ide dan gagasan, situasi dan siapa
yang terkait, penampilan menjadi faktor pendukung suatu hal yang mempengaruhi keberhasilan
dalam berkomunikasi.
Setiap orang akan menggunakan gaya komunikasi yang berbeda-beda ketika mereka
sedang gembira, sedih, mar- ah, tertarik, atau bosan. Gaya komunikasi (communication style)
memberikan pengetahuan tentang bagaimana perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika
melaksanakan tindakan dalam berbagi informasi dan gagasan.