Studi Kasus PTPN 7
Studi Kasus PTPN 7
1
Profil Perusahaan
Sejarah Perusahaan Analisis Pasar
1930 : PT. Internatio Belanda. 1. Pihak Luar Negeri :
1957 : Di ambil alih oleh pemerintah
Produk diminati RSS I dan Cutting A
Republik Indonesia
Produk Kurang Peminat RSS II dan RSS III
1980 : Perubahan dari PN menjadi PT.
Perkebunan X (Persero). 2. Pihak Dalam Negeri :
1996 : Berubah menjadi PT. Perkebunan Produk diminati SIR 20
Nusantara VII.
Produk Kurang Peminat SIR 3L
Luas Perusahaan
Lokasi Perusahaan
PTPN VII Tulung buyut memiliki luas 6.774 ha
Afdeling I luas 705 ha Afdeling V luas 846.4 ha PTPN VII Tulung Buyut berada di
Afdeling II luas 681 ha Afdeling VI luas 804.7 ha Kecamatan Negeri Agung dan Kecamatan
Afdeling III luas 693 ha Afdeling VII luas 838 ha Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan
Afdeling IV luas 766.8 ha Propinsi Lampung,
2
Deskripsi Proses
SIR 20
3
JEMBATAN TIMBANG
4
Penerimaan BOKAR
Utama
Diambil dari kebun karet milik PTPN VII
Cek Mutu
Tulung Buyut.
Jika terdapat 3 titik dikatakan lateks sudah mengalami
prakoagulasi untuk produksi SIR 20. Untuk lateks yang
baik akan digunakan sebagai produksi RSS.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐾𝑎𝑟𝑒𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 ( 𝐾𝐾𝐾 ) = ∗ 𝐹𝑃
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎h
Petani
Hasil pembelian dari petani di sekitar PTPN VII , ada pula yang dari
luar lampung
5
Pengolahan Basah
Pa A −B
PRI = x 100 % Kadar kotoran= x 100 %
Po C
Keterangan:
Keterangan:
Pa = Nilai tengah dari ketiga potongan contoh uji plastisitas awal
A = Berat saringan + kotoran (g)
Po = Nilai tengan dari ketiga potongan contoh uji setelah pengusangan B = Berat saringan kosong (g)
C = Berat contoh uji (10 gram)
8
Analisis Laboratorium
A−B
Kadar abu= x 100 % A−B
C Kadar zat menguap= x 100 %
C
Keterangan: Keterangan:
A = Berat cawan + abu (g) A = Berat cawan + potongan uji sebelum dipanaskan (g)
B = Berat cawan kosong (g) B = Berat cawan + potongan uji setelah dipanaskan (g)
C = Berat contoh uji (10 gram) C = Berat contoh uji (5 gram)
9
Analisis Laboratorium
Kadar Nitrogen
Analisa Kadar Nitorgen bertujuan untuk menentukan kadar
nitrogen dalam komponen karet SIR 20
( V 1 −V 2 ) Nx 0,0140
Kadar Nitrogen ( N 2 ) = x 100 %
W
Keterangan:
W = Bobot contoh (gram)
V1 = Volume H2SO4 untuk titrasi larutan contoh (ml)
Disusun Oleh :
Lisa Anggraini Ismi
118280103
Sherina Mayastuti
118280059
1
1
Tinjauan Pustaka
Solar
1
3
Data Pendukung
1
4
Hasil Dan Pembahasan
Perbandingan Efisiensi Pemakaian
Perbandingan Efisiensi Biaya Bahan
Bahan Bakar Solar dengan
Bakar Solar dengan Cangkang sawit
Cangkang sawit
Perbandingan bahan bakar cangkang kelapa sawit terhadap
Efisiensi pemakaian bahan bakar solar lebih rendah
biaya pembelian lebih rendah jika dibandingkan dengan
jika dibandingkan dengan cangkang kelapa sawit.
bahan bakar solar. Karena dari sisi harga cangkang kelapa
Hal ini menunjukkan bahan bakar kelapa sawit lebih
sawit Rp. 900/ Kg, dan solar 9600/liter.
efisien dalam proses pembakaran sampai
menghasilkan panas yang cukup untuk produksi dan
Perbandingan Pemakaian Bahan Bakar Solar dengan hampir sesuai dengan normanya.
Cangkang sawit Produksi 2,590,000 kg SIR 20
Jumlah pemakaian solar lebih rendah jika dibandingkan dengan jumlah pemakaian cangkang
kelapa sawit. Hal ini dikarenakan nilai kalori solar yang lebih tinggi dibandingkan cangkang.
1
Nilai kalori solar sebesar 9240 kkal/liter sedangkan cangkang 4100 kkal/kg.
5