Anak Dengan Hambatan Intelektual (Tunagrhita)
Anak Dengan Hambatan Intelektual (Tunagrhita)
HAMBATAN
INTELEKTUAL
(TUNAGRHITA)”
• Via Waspia (2287210007)
• Selvi Ratna Wulan (2287210006)
• Zahra Alfia Wafa (2287210014)
ASSESMENT
PENGERTIAN ASSESMENT
Wiggins (1984) menyatakan bahwa asesmen merupakan sarana yang secara kronologis membantu
guru dalam memonitor siswa. Oleh karena itu, maka Popham (1995) menyatakan bahwa asesmen
sudah seharusnya merupakan bagian dari pembelajaran, bukan merupakan hal yang terpisahkan.
MODEL PELAKSANAAN ASSESMENT
a. (Baseline Assesment) Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan
keterampilan-keterampilan/kecakapan-kecakapan apa yang telah dimiliki oleh seorang individu
atau anak saat dilakukannya asesmen. (Contohnya ketika guru melakukan asesmen ini, guru akan
memperoleh informasi mengenai siswanya, apakah memiliki keterampilan tertentu atau tidak
(Hermawan dan Kustawan, 2013: 99).
• b. (Progress asessment) Tujuannya untuk mengetahui tentang program
layanan pendidikan yang sedang berjalan sehingga guru mendapatkan
informasi yang jelas mengenai level perubahan yang terjadi (Hermawan
dan Kustawan, 2013: 99).
• c. Spesifik asesmenTujuannya untuk mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan hal-hal spesifik yang ada pada anak. Misalnya ketika
seorang anak memiliki perilaku tertentu, seorang guru mungkin
diharapkan mampu menemukan bentuk perilakunya seperti apa? Apakah
perilakunya merupakan sikap anak yang mengalami gangguan spesifik?
Lalu pemicu muncul perilaku tersebut; situasi yang dapat dilakukan untuk
mengurangi atau meredakan perilaku siswa; berapa lama perilaku ini
terjadi apabila tidak dilakukan perlakuan khusus pada anak tersebut
(Hermawan dan Kustawan, 2013: 100).
• d. (Final asesmen) Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran
dapat tercapai, dan seberapa besar proses ini menyisakan permasalahan atau kebutuhan
anak yang belum terlayani sehingga perlu dibuat keterangan yang jelas untuk digunakan
sebagai bahan rujukan bagi guru lain, orang tua, atau ahli lainnya. Kegiatan ini biasanya
dilakukan pada saat terakhir guru melakukan interaksi dengan siswanya atau saat
kenaikan kelas (Hermawan dan Kustawan, 2013: 100).
• e. (Follow up asesmen) Tujuannya untuk memahami hal-hal apa saja yang harus
ditindaklanjuti dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan
untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dan lebih luas tentang kondisi anak yang
betul-betul membutuhkan tindak lanjut (Hermawan dan Kustawan, 2013: 101).
JENIS-JENIS ASSESMENT
a. Assesmen Formal
Asesmen formal yaitu asesmen yang dilakukan dengan menggunakan alat
asesmen yang telah baku. Misalnya tes intelegensi dan tes pencapaian hasil
belajar (Jamaris, 2013: 44). Jenis asesmen ini biasanya dilakukan untuk
pemberian nilai atau penskoran.
b. Asesmen Informal
Asesmen informal yaitu asesmen yang dilakukan dengan menggunakan alat
asesmen yang belum baku atau buatan guru (Jamaris, 2013: 48). Asesmen
informal dapat dilakukan dalam bentuk evaluasi acuan patokan, evaluasi acuan
norma, observasi yang direkam melalui rating scale dan check list, studi kasus
dan analisis kerja siswa atau portofolio
• LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN ASSESMENT
a. Screening, meliputi keputusan untuk menentukan proses kemajuan siswa yang dianggap
cukup berbeda dengan teman lain sehingga patut diberikan pengubahan pengajaran.Proses
ini melibatkan seluruh siswa untuk menetapkan adanya kondisi disabilitas (Friend dan
William, 2015: 210).
b. Asesmen Informal
Asesmen informal yaitu asesmen yang dilakukan dengan menggunakan alat asesmen yang
belum baku atau buatan guru (Jamaris, 2013: 48). Asesmen informal dapat dilakukan dalam
bentuk evaluasi acuan patokan, evaluasi acuan norma, observasi yang direkam melalui
rating scale dan check list, studi kasus dan analisis kerja siswa atau portofolio.
c. Penempatan program, keputusan yang berkenaan dengan ranah yang menjadi tempat
berlangsungnya layanan-layanan pendidikan khusus yang diterima siswa, misalnya ruang
kelas pendidikan umum, ruang sumber, atau ruang kelas pendidikan khusus yang terpisah.
d. Penempatan kurikulum,
meliputi keputusan mengenai level yang akan dipilih untuk memulai pengajaran siswa.
Keputusan ini meliputi memilih buku bacaan atau buku matematika yang akan digunakan
oleh siswa. Bahkan bisa juga untuk memodifikasi kurikulum dari pemerintah (Friend dan
William, 2015: 216).
e. Evaluasi pengajaran
meliputi keputusan untuk melanjutkan atau mengubah prosedur pengajaran yang telah
diterapkan pada siswa. Keputusan dibuat dengan memantau kemajuan siswa secara cermat.
f. Evaluasi program
meliputi keputusan menghentikan, melanjutkan, atau memodifikasi program pendidikan
khusus seorang siswa. Pertimbangannya yaitu jika siswa telah mengakses kurikulum
pendidikan umum dengan cara melihat pencapaian suatu standar seperti tujuan atau level
patokan pada asesmen.
Ruang lingkup Asesment
• Ruang lingkup berdasarkan aspek kehidupan anak
- Asesmen akademik (asesmen pada kemampuan kognitif)
- Asesmen perkembangan (asesment perkembangan anak berkebutuhan
husus)
- Asesmen prilaku adaptif (asesment yang menilai sejauh perkembangan
anak).
Ruang lingkup berdasarkan waktu
• Kemampuan menolong diri(kemampuan seseorang dalam mengurus diri sendiri)
• Kemampuan psikomotor(Kemapuan yang berhubungan dengan fisik dan
motorik )
• Perkembangan sosial emotional( perkembangan kemampuan seseorang dengan
intelektual )
• Perkembangan bahasa (perkembangan kemapuan inteltual bahasa)
• Perkembangan kognitif(perkembangan kemapuan intelektual berkaitan dengan
aktifitas)
Karakteristik asesment
• Belajar tuntas(asumsi yang digunakan peserta didik dapat mencapai
kompentensi yang ditentuakan dan mencapai waktu dan penanganan tepat
• Otentik( asesmeny yang mencerminkan dunia nyata bukan dunia sekolah )
• Berkesinambungan (asesment yang dilakukan dengan terus menerus )
• Menggunakan asesment yang bervariasi
• Brdasarkan acuan kriteria
Program pembelajaran individual
prinsip prinsip pembelajaran individual
• Menselarasakan antara kebutuhan siswa
• Berpusat pada setiap komponen
• Berpusat pada hasil
• Berpusat dengan tidak mengendalikan siswa
Fungsi program pembelajaran individual
• Untuk memberi arahan pengajran
• Menjamin setiap ABK
• Meningkatkan kemapuan guru
• Meningkatkan potensi komunikasi
• Menjadi wahana peningkatan
Komponen perogram pembelajaran individual