Anda di halaman 1dari 24

BAB 5

BILANGAN KABUR

KELOMPOK 7

NINA ( A 232 19 002 )


RAHMAT PRATAMA ( A 232 19 015 )
5.1 Definisi Bilangan Kabur
  Konsep bilangan kabur muncul dalam kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam
aplikasi teori kabur dalam bentuk besaran “kurang lebih 10 orang”,“kira-kira 3
orang”,“sekitar 5 km”, dsb. Secara intuitif dapat diterima bahwa ungkapan “kurang lebih 10”
dapat dinyatakan dengan suatu himpunan kabur pada semesta , di mana bilangan 10
mempunyai derajat keanggotaan sama dengan 1, bilangan 1, dan semakin jauh bilangan itu
dari 10 derajat keanggotaannya semakin mendekati 0.
Secara formal bilangan kabur didefinisikan sebagai himpunan kabur dalam semesta
himpunan semua bilangan real yang memenuhi empat sifat berikut ini:
1. Normal
2. Mempunyai pendukung yang terbatas
3. Semua potongan-α-nya adalah selang tertutup dalam
4. Konveks
5.1 Definisi Bilangan Kabur
  Suatu bilangan kabur bersifat normal, sebab bilangan kabur “kurang lebih a” seyogyanya
mempunyai fungsi keanggotaan yang nilainya sama dengan 1 untuk . Ketiga sifat lainnya
diperlukan untuk dapat mendefinisikan operasi-operasi aritmatik (penjumlahan, pengurangan,
perkalian, pembagian) pada bilangan-bilangan kabur.

Bilangan kabur yang paling banyak dipakai dalam aplikasi adalah bilangan kabur dengan
fungsi keanggotaan segitiga, yang disebut bilangan kabur segitiga, dan bilangan kabur dengan
fungsi keanggotaan trapesium, yang disebut bilangan kabur trapezium. Jelas bahwa kedua
jenis bilangan kabur tersebut memenuhi keempat sifat bilangan kabur seperti didefinisikan di
atas.
5.1 Definisi Bilangan Kabur

 Contoh 5.1.1: Bilangan kabur “kurang lebih 6” dapat dinyatakan sebagai himpunan kabur

dengan fungsi keanggotaan segitiga sebagai berikut:

  Gambar 5.1.1. Bilangan kabur


5.2 Operasi-operasi pada Bilangan Kabur

  Seperti halnya pada bilangan tegas, pada bilangan kabur juga dapat didefenisikan
operasi-operasi aritmatik. Suatu operasi biner pada pada dasarnya adalah suatu pemetaan .
Misalnya operasi penjumlahan dua buah bilangan real dan yang menghasilkan bilangan real ,
dapat dinyatakan dengan atau biasanya ditulis. Maka dengan Prinsip Perluasan kita dapat
mendefenisiskan operasi biner untuk bilangan-bilangan kabur.
Misalkan dan adalah dua buah bilangan kabur dalam semesta . Maka terbentuk
himpunan kabur dalam semesta pemetaan dengan atau .
5.2 Operasi-operasi pada Bilangan Kabur
 Dengan Prinsip Perluasan kita definisikan penjumlahan dan , yaitu , sebagai bilangan kabur

dalam semesta dengan fungsi keanggotaan

  ~𝑎+~𝑏 ( 𝑧 )=
𝜇 𝑠𝑢𝑝 𝜇~𝑎 𝑥 ~𝑏 ( 𝑥 , 𝑦)
𝑓 ( 𝑥 , 𝑦 ) =𝑧
  .
 Contoh 5.2.1 : Diberikan himpunan-himpunan kabur dan sebagai berikut :
 = 1/1 + 0.7/2 + 0.4/3

= 0.4/2 + 0.6/3 + 1/4

Maka:
 + = {(1+2, 1^0.4), (1+3, 1^0.6), (1+4, 1^1), (2+2, 0.7^0.4), (2+3, 0.7^0.6),

(2+4, 0.7^1), (3+2, 0.4^0.4), (3+3, 0.4^0.6), (3+4, 0.4^1)}


= {(0.4/3), (0.6/4), (1/5), (0.4/4), (0.6/5), (0.7/6), (0.4/5), (0.4/6), (0,4/7)

= {(0.4/3), (0.6/4), (1/5), (0.7/6), (0,4/7)


5.2 Operasi-operasi pada Bilangan Kabur

 Demikian pula operasi pengurangan bilangan-bilangan kabur dan , yaitu , adalah bilangan

kabur dalam semesta dengan fungsi keanggotaan


 
.

 Contoh 5.2.1 : Diberikan himpunan-himpunan kabur dan sebagai berikut :


 = 1/1 + 0..7/2 + 0.4/3

= 0.4/2 + 0.6/3 + 1/4


Maka:
  = {(1-2, 1^0.4), (1-3, 1^0.6), (1-4, 1^1), (2-2, 0.7^0.4), (2-3, 0.7^0.6),
(2-4, 0.7^1), (3-2, 0.4^0.4), (3-3, 0.4^0.6), (3-4, 0.4^1)

= {(0.4/-1), (0.6/-2), (1/-3), (0.4/0), (0.6/-1), (0.7/-2), (0.4/1), (0.4/0), (0,4/-1)

= {(1/-3), (0.7/-2), (0.6/-1), (0.4/0), (0,4/1)


5.2 Operasi-operasi pada Bilangan Kabur

 Perkalian bilangan kabur dan , yaitu , adalah bilangan kabur dalam semesta dengan fungsi

keanggotaan

 Contoh 5.2.1 : Diberikan himpunan-himpunan kabur dan sebagai berikut :


 = 1/1 + 0..7/2 + 0.4/3

= 0.4/2 + 0.6/3 + 1/4


Maka:
  = {(1.2, 1^0.4), (1.3, 1^0.6), (1.4, 1^1), (2.2, 0.7^0.4), (2.3, 0.7^0.6),
(2.4, 0.7^1), (3.2, 0.4^0.4), (3.3, 0.4^0.6), (3.4, 0.4^1)

= {(0.4/2), (0.6/3), (1/4), (0.4/4), (0.6/6), (0.7/8), (0.4/6), (0.4/9), (0,4/12)

= {(0.4/2), (0.6/3), (1/4), (0.6/6), (0.7/8), (0.4/9), (0,4/12)


5.2 Operasi-operasi pada Bilangan Kabur

 Pembagian bilangan kabur dan , yaitu adalah bilangan kabur dalam semesta dengan fungsi

keanggotaan

 Contoh 5.2.1 : Diberikan himpunan-himpunan kabur dan sebagai berikut :


 = 1/1 + 0..7/2 + 0.4/3

= 0.4/2 + 0.6/3 + 1/4


Maka:
  = {(1/2, 1^0.4), (1/3, 1^0.6), (1/4, 1^1), (2/2, 0.7^0.4), (2/3, 0.7^0.6),
(2/4, 0.7^1), (3/2, 0.4^0.4), (3/3, 0.4^0.6), (3/4, 0.4^1)}

= {(0.4/ 1/2), (0.6/ 1/3), (1/ 1/4), (0.4/1), (0.6/ 2/3), (0.7/ 1/2), (0.4/ 3/2),

(0.4/1), (0,4/ 3/4)}


= {(0.7/ 1/2), (0.6/ 1/3), (1/ 1/4), (0.4/1), (0.6/ 2/3), (0.4/ 3/2), (0,4/ 3/4)}
5.2 Operasi-operasi pada Bilangan Kabur

 Bila dan adalah bilangan-bilangan kabur segitiga dengan fungsi keanggotaan

dan
 

 maka untuk suatu terdapat dan dengan dan sedemikian sehingga

 𝜇~
𝑎 ( 𝑥 ¿¿ 1)= 𝜇~
𝑏
( 𝑥 ¿¿ 2)=𝛼 ¿ ¿
5.2 Operasi-operasi pada Bilangan Kabur

yaitu
 𝑥 1 − 𝑐
𝑥2 − 𝑓
= =𝛼
𝑑−𝑐 𝑔−𝑓
sehingga   dan 𝑥  2 =𝑓 +( 𝑔 − 𝑓 ) 𝛼
  Misalkan , maka

 Jadi untuk ,
  berlaku , sehingga

 𝜇~ ~ ( 𝑥 )=
𝑠𝑢𝑝 𝑚𝑖𝑛 { 𝜇~
𝑎+ 𝑏 𝑎 ( 𝑥 1 ) , 𝜇~
𝑏 
(𝑥 2 ) }=
𝑥 1 + 𝑥2 = 𝑥
 Dengan mengingat bahwa dan naik monoton untuk dan berturut-turut. Demikian pula

terdapat dan dengan dan sedemikian sehingga

 
5.2 Operasi-operasi pada Bilangan Kabur

 
yaitu
sehingga dan . Misalkan maka

  .
 jadi untuk , berlaku , sehingga
  𝑠𝑢𝑝 ( 𝑒 +h ) − 𝑥
𝜇~𝑎+~𝑏 ( 𝑥 )= 𝑚𝑖𝑛 { 𝜇~𝑎 ( 𝑥 1 ) , 𝜇~𝑏 (𝑥 2 ) }=𝛼 =
𝑥 1 + 𝑥2 =𝑥 ( 𝑒+h ) −(𝑑 + 𝑔)
 denga mengingat bahwa dan turun monoton untuk dan berturut-turut. Jelaskan bahwa untuk

atau . Maka diperoleh

 
¿𝑆𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎(𝑥; 𝑐+𝑓 ,𝑑+𝑔 ,𝑒+h)
5.2 Operasi-operasi pada Bilangan Kabur
  Operasi-operasi aritmatik pada bilangan kabur juga dapat didefenisikan dengan
menggunakan potongan-. Dalam Teorema Dekomposisi (Teorema 3.5.1) telah dibuktikan
bahwa suatu himpunan kabur dapat dinyatakna secara tunggal dengan menggunakan
potongan-potongan--nya. Karena potongan- dari suatu bilangan kabur adalah selang tertutup,
maka untuk mendefenisiskan operasi aritmatik pada bilangan kabur dengan menggunakan
potongan- terlebih dahulu akan dibahas operasi aritmatik pada selang tertutup.

  Misalkan dan adalah dua buah selang tertutup dalam . Maka operasi-operasi aritmatik
pada kedua selang tersebut didefenisikan sebagai berikut :
Penjumlahan :
Pengurangan :
Perkalian :
Pembagian :
untuk . Pembagian selang tidak didefenisikan untuk .
5.2 Operasi-operasi pada Bilangan Kabur

  Berdasarkan defenisi operasi aritmatik pada selang tersebut kita dapat mendefinisikan
operasi aritmatik pada bilangan kabur. Misalkan dan adalah bilangan-bilangan kabur dengan
potongan- berturut-turut dan . Penjumlahan bilangan kabur dan , yaitu + , adalah bilangan
kabur dengan potogan-:

  .

 untuk setiap . Sedangakan pengurangan bilangan kabur dan , yaitu , adalah bilangan kabur

dengan potogan-:

  .

  untuk setiap ,
5.2 Operasi-operasi pada Bilangan Kabur

 Contoh 5.2.3: Misalkan bilangan kabur dan mempunyai fungsi keanggotaan segitiga sebagai

berikut :

𝜇~2 ( 𝑥 )=𝑆𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 ( 𝑥;0,2,4 ) =¿


 

dan
 

 Ambil potongan- untuk ,


 ,  ,

yaitu , yaitu ,
dan . dan .
Jadi, potongan- dari adalah Jadi, potongan- dari adalah
. .
5.2 Operasi-operasi pada Bilangan Kabur

 Maka potongan- dari bilangan kabur adalah . Karena dan adalah fungsi-fungsi linear dari

dengan nilai berturut-turu 2 dan 8 untuk dan keduanya bernilai 5 untuk , maka bilangan kabur
adalah bilangan kabur segitiga dengan fungsi keanggotaan

𝜇~2+~3 ( 𝑥) =𝑆𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 ( 𝑥;2,5,8)=¿


 

 Demikian pula potongan- dari bilangan kabur adalah , sehingga adalah bilangan kabur

segitiga dengan fungsi keanggotaan

𝜇~2−~3 ( 𝑥)=𝑆𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 ( 𝑥;−4,−1,2)= ¿


 
5.2 Operasi-operasi pada Bilangan Kabur

Gambar 5.2.1 memperlihatkan hasil operasi penjumlahan dan pengurangan bilagan-bilangan


kabur tersebut.

  Gambar 5.2.1. Bilangan kabur dan


5.2 Operasi-operasi pada Bilangan Kabur

 Jika dan adalah bilangan-bilangan kabur dengan potongan- berturut-turut dan , maka

perkalian dan , yaitu ., adalah bilangan kabur dengan potongan-:

untuk setiap , jika untuk semua , maka pembagian bilangan kabur dan , yaitu /, adalah
bilangan kabur dengan potongan-:

untuk setiap .

Contoh 5.2.4: Misalkan bilangan kabur dan mempunyai fungsi keanggotaan dan dengan
potongan- dan berturut-turut. Maka untuk setiap ,
5.2 Operasi-operasi pada Bilangan Kabur

dan

¿  ( 4 − 2 𝛼 ) ( 4 − 𝛼 )=2𝛼 −12 𝛼+16


2

 sehingga potongan- dari bilangan kabur . adalah selang tertutup untuk setiap , dengan selang

tersebut adalah (yaitu untuk ) dan selang terkecil adalah (yaitu untuk ). Untuk , berlaku ,
sehingga . sedangkan untuk , berlaku , sehingga .
5.2 Operasi-operasi pada Bilangan Kabur

Jadi
  adalah bilangan kabur dengan fungsi keanggotaan

𝜇~2.~3 ( 𝑥 )=¿
 untuk setiap . Selanjutnya

min
  ⁡{( 2 𝛼 ) / ( 𝛼+2 ) , ( 2 𝛼 ) / ( 4 − 𝛼 ) , ( 4 − 2 𝛼 ) / ( 𝛼 +2 ) , ( 4 −2 𝛼 ¿ ¿ ( 4 − 𝛼 ) }
¿  ( 2𝛼 ) /(4− 𝛼)
 dan

  =
5.2 Operasi-operasi pada Bilangan Kabur

 sehingga potongan- dari bilangan kabur / adalah selang tertutup . Maka / adalah bilangan kabur

dengan fungsi keanggotaan

𝜇~2/ ~3 ( 𝑥 ) =¿
 

 untuk setiap . Gambar 5.2.2 memperlihatkan perkalian dan pembagian bilangan kabur tersebut.

  Gambar 5.2.1. Bilangan kabur dan


5.2 Operasi-operasi pada Bilangan Kabur

  Defenisi operasi aritmatika bilangan kabur dengan menggunakan Prinsip Perluasan dan
dengan menggunakan potongan- adalah ekivalen. Teorema berikut memperlihatkan hal
tersebut untuk operasi jumlahan. Untuk operasi yang lain buktinya analog

 Teorema 5.2.1. Jika + adalah penjumlahan dua buah bilangan kabur dan dengan fungsi

keanggotaan dan potongan- dari dan berturut-turut adalah dan , maka potongan- dari
bilangan kabur , tersebut adalah

 Bukti:

Ambil sebarang bilangan real , maka . Andaikan . Maka untuk setiap dan dengan , maka
berlaku = atau ,
5.2 Operasi-operasi pada Bilangan Kabur

 yaitu atau , sehingga . Maka terjadi kontradiksi. Jadi haruslah . Maka terbukti bahwa .

  Selanjutnya, ambil sebarang bilangan real . Maka terdapat = dan sedemikian sehingga .
Berarti dan . Jadi , yaitu . Jadi . Terbukti bahwa .
SEKIAN
&
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai