Anda di halaman 1dari 26

KALA II PERSALINAN

Proses pengeluaran buah kehamilan


sebagai hasil pengenalan proses
dan penatalaksanaan kala
pembukaan
Tujuan
 Batasan dan diagnosis kala II
 Persiapan proses pengeluaran buah kehamilan
 Amniotomi dan indikasinya (termasuk risiko)
 Posisi dan cara meneran
 Menilai kemajuan kala II
 Memantau dan menilai kondisi ibu dan janin pada
kala II
 Perasat melahirkan kepala, bahu, dan tubuh
 Mengenali penyulit dan komplikasi kala II
 Kemungkinan melakukan rujukan
Gejala dan Tanda Kala II
 Ada rasa ingin meneran saat kontraksi
 Ada dorongan pada rektum atau vagina
 Perineum terlihat menonjol
 Vulva dan sfinkter ani membuka
 Peningkatan pengeluaran lendir dan
darah
Diagnosis
Telah terjadi pembukaan
lengkap
Tampak bagian kepala janin
melalui bukaan introitus vagina
Sekitar 1 jam u/ nulipara, dan ¼
- ½ jam untuk multipara
Kontraksi uterus kuat setiap 2-3
menit, lamanya 45 s.d 90 detik
Mekanisme persalinan
 Dalam melewati jalan lahir, bagian presentasi
janin akan mengalami perubahan posisi, yang
disebut pergerakan kardinal yang merupakan
mekanisme persalinan” untuk menyesuaikan
diameter terkecil dari bagian persentasi janin
dengan kontur dan beragam diameter saluran
panggul
 Penurunan (Descent)
 Fleksi
 Rotasi internal
 Ekstensi
 Rotasi eksternal (restitusi)
 Ekspulsi
Penurunan (Descent)
 Saat kepala janin telah turun sehingga
diameter terbesarnya berada di a/ telah
melewati pintuatas panggul, kepala telah
mencakap (engaged)
Fleksi
 Terjadi awal proses penurunan,saat kepala
menemui tahanan dari jaringan lunak
panggul,dasar panggul, dan serviks.Kepala
dapat menjadi sangat fleksi sehingga dagu
bersentuhan dengan sternum, akibatnya
diameter antero posterior terkecil berada
dipanggul
Rotasi internal (Putaran paksi dalam)
 Kepala memasuki panggul pada posisi
melintang atau diagonal.Ketika
mencapai dasar panggul,oksiput
berotasi dan berada dibawah simfisis
pubis. Dengan kata lain, dengan rotasi
internal, sutura sagitalis berada di
diameter anteroposterior pintu bawah
panggul
Ekstensi
 Sesudah oksiput keluar dari
panggul,tengkuk leher menjadi berada
dibawah lengkung pubis dan ini
merupakan sumbu putar untuk kepala.
Ekstensi kepala terjadi, dan bagian
depan kepala,wajah, dan dagu
dilahirkan
Rotasi eksternal (Putaran paksi luar)
 Setelah kepala lahir, kepala tetap berada
dalam posisi anteroposterior dalam
waktu singkat,kemudian kepala bergerak
kesalah satu sisi sesuai dengan proses
yang disebut restitusi.Apabila oksiput
pada awalnya mengarah kepanggul kiri
ibu maka kepala berotasi kekiri.Apabila
pada awalnya oksiput mengarah
kekanan panggul ibu, maka kepala
berotasi kekanan
Pengeluaran (Ekspulsi)
 Hampir sesaat setelah rotasi eksternal,
bahu anterior muncul dibawah simfisis
pubis dan diam sesaat dibawah
lengkung pubis untuk beraksi sebagai
sumbu putar bagi bahu yang lain
Persiapan penolong persalinan
 Sarung tangan dan barier protektif lainnya
 Tempat bersalin
 Peralatan dan bahan yang diperlukan
 Tempat meletakkan dan lingkungan yang
nyaman bagi bayi
 Penyiapan ibu dan keluarganya (Asuhan
Sayang Ibu, bersihkan perineum dan lipat paha,
kosongkan kandung kemih, amniotomi, dan
menjelaskan peran suami/pendamping)
Penatalaksanaan Kala II
 Setelah pembukaan lengkap, pimpin untuk
meneran apabila timbul dorongan spontan
untuk melakukan hal itu
 Beristirahat diantara kontraksi
 Berikan posisi yang nyaman bagi ibu
 Pantau kondisi janin
 Bila ingin meneran tapi pembukaan belum
lengkap, anjurkan bernafas cepat/biasa, atur
posisi agar nyaman, upayakan tidak meneran
hingga pembukaan lengkap
Perhatikan!
 Bila pembukaan sudah lengkap tetapi ibu tidak
ingin meneran, anjurkan untuk mobilisasi atau
mengubah-ubah posisi hingga timbul dorongan
untuk meneran
 Bila kontraksi kuat tetapi ibu tidak ingin meneran
setelah 60 menit dari sejak pembukaan lengkap,
pimpin untuk meneran saat kontraksi puncak
(beri asupan yang cukup)
 Bila 60 menit setelah itu kelahiran bayi masih
belum terjadi, rujuk ibu ke fasilitas rujukan
Pemantauan penatalaksanaan
Kala II
 Nadi ibu setiap 30 menit
 Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
 DJJ setelah meneran atau kontraksi
 Penurunan kepala (palpasi luar) setiap 30 menit
atau jika ada indikasi, lakukan periksa dalam setiap
60 menit
 Kondisi selaput ketuban dan warna cairan ketuban
 Kemungkinan adanya presentasi majemuk
 Putaran paksi luar (setelah lahirnya kepala bayi)
 Pencatatan hasil pemeriksaan dan intervensi
Episiotomi
 Tidak dilakukan secara rutin
 Bila tidak tepat waktu dan prosedurnya
salah, terjadi peningkatan jumlah
perdarahan, laserasi derajat 3 atau 4
dan kejadian hematoma
 Menyebabkan nyeri pascapersalinan
 Meningkatkan risiko infeksi
Episiotomi untuk mempercepat
persalinan, dilakukan pada
kondisi berikut:
 Terjadi gawat janin dan persalinan mungkin
harus diselesaikan dengan bantuan alat
(ekstraksi cunam atau vakum)
 Adanya penyulit (distosia bahu, persalinan
sungsang)
 Adanya parut yang menghambat proses
pengeluaran bayi
Pada saat pengeluaran, perhatikan
hal-hal berikut:
 Posisi ibu saat melahirkan bayi
 Cegah terjadinya laserasi atau trauma
 Proses melahirkan kepala
 Memeriksa lilitan tali pusat pada leher bayi
 Proses melahirkan bahu
 Proses melahirkan tubuh bayi
 Mengusap muka, mengeringkan dan
rangsangan taktil pada bayi
 Memotong tali pusat
Gejala dan Tanda Distosia Bahu
 “Turtle Sign” : kepala terdorong keluar
tetapi kembali ke dalam vagina setelah
kontraksi atau ibu berhenti meneran
 Tidak terjadi putaran paksi luar apabila
kepala telah lahir
 Kepala tetap pada posisinya (dalam
vagina) walau ibu meneran sekuat
mungkin
Kondisi yang harus diatasi
sebelum menatalaksana Kala II
 Syok
 Dehidrasi
 Infeksi
 Pre-eklampsia/Eklampsia
 Inersia Uteri
 Gawat janin
 Penurunan kepala terhenti
 Adanya gejala dan tanda distosia bahu
 Pewarnaan mekonium pada cairan ketuban
 Kehamilan ganda/kembar
 Tali pusat menumbung atau lilitan tali pusat
Jenis-jenis Episiotomi
Ekstraksi Vakum
Ekstraksi Forseps
Penambahan sumbu anteroposterior
dengan perasat Mc Robert

Anda mungkin juga menyukai