Anda di halaman 1dari 8

Askep Kala II

Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah : Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh :
1. Arum Galuh Septia Sari (20.0601.0013)
2. Vianisa Agustina Anggayni (20.0601.0014)
3. Ita Puji Shafitri (20.0601.0015)
4. Malichatun Rizki Zuhriyyah (20.0601.0016)
5. Ririn Novita Sari (20.0601.0017)
6. Dwi Ayu Lestari Firmansyah (20.0601.0018)
7. Melinda Eka Risma Dewi (20.0601.0020)
8. Irna Fitriana Rahayu (20.0601.0022)
9. Diaz Inayatul Fatikha (20.0601.0023)
10. Dinda Ayu Trihana Dewi (20.0601.0024)
11. Latief Hermansyah (20.0601.0025)
12. Raden Muhammad Aji P (20.0601.0028)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Definisi
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan. Lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
tanpa komplikasi baik ibu maupun janin ( Bandiyah, 2012).
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan ( 37-42 minggu ) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam tanpa komplikasi baik ibu maupun janin ( saifudin, 2013 ).
Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran. Kala ini dimulai dari pembukaan
lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1
jam pada multi-gravida (Marmi, 2012).
Kala II merupakan fase dari dilatasi serviks lengkap 10 cm hingga bayi lahir.
Pada kala ini pasien dapat mulai mengejan sesuai instruksi penolong persalinan, yaitu
mengejan bersamaan dengan kontraksi uterus. Proses fase ini normalnya berlangsung
maksimal 2 jam pada primipara, dan maksimal 1 jam pada multipara. Kala II juga disebut
sebagai kala pengeluaran bayi.
Gejala dan tanda Kala II persalinan adalah :
1. Ibu merasakan ingin meneran bersama dengan terjadinya kontraksi
2. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan vaginanya
3. Perineum menonjol
4. Vulva – vagina dan sfingter ani membuka
5. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
6. Pembukaan serviks telah lengkap
7. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introirus vagina
Saat persalian kala II Kekuatan His pada akhir kala 1 atau awal kala II mempunyai
amplitudo 60 mmHg, yang berarti lebih kuat dari kekuatan sebelumnya. Kekuatan his dan
meneran mendorong janin kebawah dan menimbulkan keregangan yang bersifat pasif.
Kekuatan his menimbulkan putaran paksi dalam, menurunkan bagian terendah akan
menekan serviksdimana terdapat fleksusu frankenhauser yang menyebabkan reflek untuk
meneran. Kedua kekuatan ini mampu mendorong janin kebawah sehingga terjadilah
pembukaan pintu jalan lahir oleh janin, penipisan perenium, dan dan akhirnya ekspulsi
kepala berturut-turut sehingga lahirlah ubun-ubun besar, dahi, muka, dan kepala
seluruhnya.
Menurut faalnya his persalian dapat di bagi dalam :
 His pembukaan adalah his yang menimbulkan pembukaan dar cervix.
 His pengeluaran adalah his yang mendorong bayi keluar. Pengeluaran
biasanya disertai dengan keinginan mengejan.
 His pelepapasan plasenta. Tiap fase persalinan mempunyai Ciri kontraksi
yang khas, dan karakteristik ini dijadikan sebagai salah satu data klinis
pada saat melakukan asuhan kepada pasien
Faktor lain yang mempengaruhi persalinan kala II lama yaitu umur, interval
kelahiran, ketuban pecah dini, penolong per-salinan (Analgesia Epidural, dan posisi Ibu),
dan psikis ibu (kecemasan, kelelahan, ke- khawatiran) (Saifudin, 2010).

B. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan adalah rangkaian gerakan pasif dari janin terutama yang
terkait dengan bagian terendah janin (presenting part). Secara singkat dapat disimpulkan
bahwa selama proses persalinan janin melakukan gerakan utama yaitu turunnya kepala,
fleksi, putaran paksi dalam, ekstensi, putaran paksi luar, dan ekspulsi. Beberapa gerakan
terjadi bersamaan.
Menurut Ilmiah (2015), Mekanisme persalinan normal adalah sebagai berikut:
1. Fiksasi (Engagement) : merupakan tahap penurunan pada waktu diameter
biparietal dari kepala janin telah masuk panggul ibu.
2. Desensus : merupakan syarat utama kelahiran kepala, terjadi karena adanya
tekanan cairan amnion, tekanan langsung pada bokong saat kontraksi, usaha
meneran, ekstensi dan pelusuran badan janin.
3. Fleksi : sangat penting bagi penurunan kepala selama kala 2 agar bagian
terkecil masuk panggul dan terus turun. Dengan majunya kepala, fleksi
bertambah hingga ubun-ubun besar. Fleksi disebabkan karena janin
didorong maju, dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas
panggul, serviks, dinding panggul atau dasar panggul
4. Putaran paksi dalam/rotasi internal : pemutaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar
kedepan ke bawah sympisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang
terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar
kedepan kebawah 26 simpisis. Putaran paksi dalam tidak terjadi sendiri,
tetapi selalu kepala sampai ke hodge III, kadang-kadang baru setelah kepala
sampai di dasar panggul.
5. Ekstensi : setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar panggul,
terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Bagian leher belakang dibawah
occiputnya akan bergeser dibawah simpisis pubis dan bekerja sebagai titik
poros.
6. Rotasi eksternal (putaran paksi luar) : terjadi bersamaan dengan perputaran
interrior bahu. Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali
kearah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi
karena putan paksi dalam. Gerakan ini disebut putaran restitusi yang artinya
perputaran kepala sejauh 45° baik kearah kiri atau kanan bergantung pada
arah dimana ia mengikuti perputaran menuju posisi oksiput anterior.
Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan
tuber ischidicum. Gerakan yang terakhir ini adalah gerakan paksi luar yang
sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu, menempatkan diri dalam
diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul.
7. Ekspulsi : setelah putaran paksi luar bahu depan sampai dibawah sympisis
dan menajdi hypomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu
depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan
paksi jalan lahir mengikuti lengkung carrus (kurva jalan lahir).

C. Posisi Meneran
Macam – macam posisi yang dapat dilakukan :
1. Posisi duduk / setengah duduk
2. Merangkak / berbaring miring ke kiri
3. Posisi jongkok / berdiri
Bantu ibu untuk memperoleh posisi paling nyaman. Ibu dapat mengubah – ubah
posisi secara teratur selama Kala II karena hal ini dapat membantu kemajuan persalinan.

D. Manuver Tangan dan Langkah – langkah dalam Melahirkan


1. Melahirkan kepala
Saat kepala bayi membuka vulva (5-6 cm), letakkan kain yang bersih dan kering
yang dilipat 1/3 nya dibawah bokong ibu dan siapkan kain atau handuk bersih diatas
perut ibu (untuk mengeringkan bayi segera setelah lahir). Lindungi perineum
dengan satu tangan dibawah kain bersih dan kering, ibu jari pada salah satu sisi
perineum dan 4 jari tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lain pada belakang
kepala bayi. Tahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat
keluar secara bertahap melewati introitus dan perineum.
2. Melahirkan bahu
- Setelah menyeka wajah bayi dan memeriksa tali pusat, tunggu kontraksi berikut
hingga terjadi putaran paksi luar secara spontan.
- Letakkan tangan pada sisi kiri dan kanan kepala bayi, minta ibu meneran sambal
menekan kepala ke arah bawah dan lateral tubuh bayi hingga bahu melewati
simfisis. Setalah bahu depan lahir, gerakkan kepala ke atas dan lateral tubuh
bayi hingga bahu bawah dan seluruh dada dapat dilahirkan.
3. Melahirkan seluruh tubuh bayi
- Saat bahu posterior lahir, geser tangan bawah ke arah perineum dan sanggah
bahu dan lengan atas bayi pada tangan tersebut.
- Gunakan tangan yang sama untuk menopang lahirnya siku dan tangan posterior
saat melewati perineum.
- Tangan bawah menopang samping lateral tubuh bayi saat lahir.
- Secara simultan, tangan atas menelusuri dan memegang bahu, siku, dan lengan
bagian anterior.
- Lanjutkan penulusuran dan memegang tubuh bayi ke bagian punggung,
bokong, dan kaki.
- Dari arah belakang, sisipkan jari telunjuk tangan atas diantara kedua kaki bayi
yang kemudian dipegang dengan ibu jari dan ketiga jari tangan lainnya.
- Letakkan bayi di atas kain atau handuk yang telah disiapkan pada perut bawah
ibu dan posisikan kepala bayi lebih rendah dari tubuhnya.
- Segera keringkan sambil melakukan rangsangan taktil pada tubuh bayi dengan
kain atau selimut di atas perut ibu. Pastikan kepala bayi tertutup dengan baik.

ASUHAN KEPERAWATAN

a) Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri b.d posisi janin yang lebih rendah dan kontraksi uterus
2. Ansietas b.d dengan proses kelahiran
3. Ketidakefektifan koping individu yang b.d keletihan fisik pada persalinan

b) Intervensi:
 Nyeri b.d posisi janin yang lebih rendah dan kontraksi uterus
1. Kaji tingkat nyeri dan ketidaknyamanan pasien melalui respon verbal dan non
verbal
2. Beritahu penyebab rasa nyeri
3. Atur posisi baring terlentang dengan kedua kaki ditekuk
4. Observasi DJJ, his dan kemajuan persalinan dan vital sign.
5. Massage painful area pinggang dan bokong
6. Pantau penonjolan parineal dan rectal dan pembukaan muara vagina
7. Ajarkan klien melakukan teknik relaksasi
8. Ajarkan pasien mengeden yang baik dan efektif
9. Lakukan pertolongan persalinan

 Ansietas b.d proses kelahiran


1. Kaji tingkat kecemasan
2. Jelaskan pada pasien tentang proses kelahiran anaknya
3. Beri support mental pada pasien dan berikan reinforcement saat pasien mengeden
dengan baik
4. Anjurkan pasien berdoa
5. Temani pasien terutama pada saat gelisah dan anjuran untuk menggungkapkan

 Ketidakefektifan koping individu b.d keletihan fisik pada persalinan


1. Observasi TTV
2. Ajarkan klien teknik mengejan yang benar
3. Berikan posisi senyaman mungkin
4. Berikan dukungan psikogis bagi klien
5. Berikan ingkungan yang nyaman bagi klien

 Kelelahan b.d peningkatan kebutuhan energy akibat peningkatan metabolisme


sekunder akibat nyeri selama persalinan
1. Kaji tanda – tanda vital yaitu nadi dan tekanan darah
2. Anjurkan untuk relaksasi dan istirahat di antara kontraksi
3. Sarankan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu
4. Sarankan keluarga untuk menawarkan dan memberikan minuman atau makanan
kepada ibu

c) Implementasi
 Nyeri b.d posisi janin yang lebih rendah dan kontraksi uterus
1. mengkaji tingkat nyeri dan ketidaknyamanan pasien melalui respon verbal dan non
verbal
2. Memberitahu penyebab rasa nyeri
3. Mengatur posisi baring terlentang dengan kedua kaki ditekuk
4. Mengobservasi DJJ, his dan kemajuan persalinan dan vital sign.
5. Memassage painful adea pinggang dan bokong
6. Memantau penonjolan parineal dan rectal dan pembukaan muara vagina
7. Mengajarkan klien melakukan teknik relaksasi
8. Mengajarkan pasien mengeden yang baik dan efektif
9. Melakukan pertolongan persalinan

 Ansietas b.d proses kelahiran


1. Mengkaji tingkat kecemasan
2. Menjelaskan pada pasien tentang proses kelahiran anaknya
3. Memberi support mental pada pasien dan berikan reinforcement saat pasien
mengeden dengan baik
4. Menganjurkan pasien berdoa
5. Menemani pasien terutama pada saat gelisah dan anjuran untuk menggungkapkan

 Ketidakefektifan koping individu b.d keletihan fisik pada persalinan


1. Mengobservasi TTV
2. Mengajarkan klien teknik mengejaan yang benar
3. Memberikan posisi senyaman mungkin
4. Memberikan dukungan psikogis bagi klien
5. Memberi lingkungan yang nyaman bagi klien

d) Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan pasien atas tindakan yang
telah dilakukan sehingga dapat disimpulkan apakah tujuan keperawatan tercapai atau belum.
Biasanya evaluasi yang dilakukan bisa seperti : Tempat telah disiapkan agar ibu
merasa nyaman dan cocok untuk bayi baru lahir (ruangan yang hangat, Ibu dan keluarga
telah siap untuk menghadapi persalinan kala II

Anda mungkin juga menyukai