Latar Belakang:
Mengevaluasi efek olahraga aerobic pada pasien dengan migrain yang disertai dengan
nyeri kepala tegang dan nyeri leher
Metode:
Subjek penelitian direkrut dengan metode consecutive sampling dengan kriteria
seseorang yang memiliki migrain yang disertai dengan nyeri kepala tegang dan nyeri
leher yang diacak untuk dimasukkan kedalam kelompok exercise dan kelompok kontrol.
Olahraga aerobic yang dilakukan adalah meliputi bersepeda atau berjalan cepat selama
45 menit selama 3 kali dalam seminggu. Kelompok kontrol hanya melakukan aktivitas
harian seperti biasa. Frekuensi, intensitas serta durasi nyeri, kebugaran fisik, tingkat
aktivitas fisik, kemampuan aktivitas fisik sehari hari akan diukur pada awal penelitian,
setelah percobaan dan pemantauan setelah penelitian.
JURNAL
Hasil:
Terdapat 52 sampel yang mengikuti penelitian. Hasil yang didapatkan pada kelompok yang
melakukan aktivitas fisik aerobic, memiliki kebugaran fisik dan tingkat aktivitas fisik yang baik,
penurunan keluhan migrain karena aktivitas fisik dapat mengurangi gejala nyeri kepala tegang
dan nyeri leher. Dalam kelompok yang melakukan aktivitas fisik aerobic didapatkan penurunan
frekuensi, intensitas serta durasi nyeri pada migrain dan juga penurunan intensitas nyeri leher.
Selain itu, peningkatan kebugaran fisik juga didapatkan pada pasien yang melakukan aktivitas
fisik aerobic
Kesimpulan:
Latihan fisik aerobic secara signifikan mengurangi beban migrain serta meningkatkan
kemampuan tubuh untuk beraktivitas karena berkurangnya nyeri kepala tegang dan nyeri
leher. Latihan fisik aerobic juga dapat mengurangi frekuensi, intensitas nyeri dan durasi migrain
meskipun hasilnya tidak signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil ini
menunjukkan bahwa pentingnya rutinitas aktivitas fisik aerobic untuk mengurangi beban
migrain.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
• Latihan fisik aerobic : Latihan ini menggunakan oksigen sebagai sumber utama
energinya (memiliki intensitas rendah namun berlangsung secara kontinu) contohnya
seperti senam aerobik, bersepeda, jalan cepat dan lari marathon (Sherwood, 2016).
• Tension Type Headache : rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada seluruh daerah
kepala dengan batas bawah dari dagu sampai ke daerah belakang kepala (daerah
oksipital dan sebagian daerah tengkuk) (Sjahrir, 2008).
• Nyeri leher : gangguan pada otot rangka. sering disebabkan oleh faktor pada
pekerjaan dan kebiasaan seperti gerakan yang berulang, gerakan dengan tenaga yang
kuat, penekanan, posisi kerja yang menetap dan tidak ergonomis (Tana et al., 2009).
KLASIFIKASI
MIGRAIN TTH
1. Migrain Tanpa Aura 1. Infrequent episodic tension type
2. Migrain Dengan Aura headache
• Typical aura with migraine headache 2. Frequent episodic tension type
• Typical aura with non-migraine headache headache
• Typical aura without headache 3. Chronic tension type headache
• Familial hemiplegic migraine
• Sporadic hemiplegic migraine Nyeri Leher
• Basilar-type migraine
3. Childhood periodic syndrome 1. Akut
4. Retinal migraine 2. Kronik
3. Neuropatik
5. Migrain dengan komplikasi
6. Probable migraine
TANDA DAN GEJALA
Postur yang salah dalam melakukan aktivitas seperti duduk dalam waktu
NYERI yang lama, misalnya penjahit dalam melakukan proses menjahit atau
LEHER pekerja kantor yang membutuhkan waktu lama untuk duduk didepan
komputer
PATOFISIOLOGI MIGRAIN
PATOFISIOLOGI TTH
PATOFISIOLOGI NECK PAIN
TERIMAKASIH