Anda di halaman 1dari 60

TEKNIK PENYUSUNAN

TES PG DAN URAIAN

Oleh : Marzuki Rahman, S.Pd. M.Pd


Pengawas SMK
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PROVINSI BANTEN
2017
A. PERENCANAAN PEMBUATAN TES/KISI-KISI

1. Pengertian Kisi-Kisi :
Kisi-kisi atau Tabel Spesifikasi atau blue print tes adalah format atau
matrik yang memuat kriteria tentang soal-soal yang diperlukan atau
hendak di susun. Kisi-kisi disusun untuk mengetahui arah dan tujuan
setiap soal sebelum dilakukan penulisan soal.
Kegunaan Kisi-kisi adalah sebagai panduan atau pedoman dalam
penulisan soal. Dengan kisi-kisi, penulisan soal akan menghasilkan soal –
soal yang sesuai dengan tujuan tes, selain itu penulis soal yang berbeda
akan menghasilkan perangkat soal yang relatif sama, baik dari tingkat
kedalaman ataupun dari cakupan materi pertanyaannya.
Tes hasil belajar yang baik, apabila materi yang tercantum dalam item-
item tes tersebut merupakan pilihan yang cukup representatif terhadap
materi pelajaran yang telah dipelajari di kelas.

2
2. Isi dari Kisi-kisi :
a. Ruang lingkup dari pengetahuan yang akan di
ukur (KD, Materi)
b.Proporsi jumlah Indikator dari setiap KD
c. Jenis pengetahuan atau aspek mental yang
akan diukur
d.Bentuk /tipe Soal yang akan digunakan

3
B. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN KISI-KISI

• Langkah I
1. Menyediakan Silabus Mapel
2. Menyediakan RPP
3. Menyediakan Arsif Tes Formatif/ atau Tes
sebelumnya
4. Menyediakan buku pegangan guru/buku
sumber

4
Langkah II :
Melakukan Inventarisasi berupa :
1. Kompetensi Dasar
2. Materi Pelajaran yang telah diajarkan
3. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Tabel Daftar KD, MP dan IPK
NO KOMPETENSI DASARTabel MATERI POKOKSK/KD IPK
Inventarisasi NO RPP

1 3.1

2 3.2

3 3.3

4 3.4

5
Langkah III :
Menentukan aspek kemampuan berpikir yang
akan di Ujikan yaitu : (taksonomi Bloom olahan
Anderson)
1. Pengetahuan/Ingatan ( C1)
2. Pemahaman/Pengertian ( C2)
3. Aplikasi (C3)
4. Analisis ( C4)
5. Evaluasi (C5)
6. Create /Mengkreasi (C6)

6
TABEL ASPEK KEMAMPUAN BERPIKIR

NO KD INDIKATOR ASPEK KEMAMPUAN JUMLAH

C1 C2 C3 C4 C5 C6

1 3.1

2 3.2

3 3.3.

Dst

7
• Langkah IV
Menghitung banyaknya butir soal dilihat dari
segi isi materi pada setiap KD yang akan di
Ujikan :
Tabel Jumlah Butir Soal
NO KOMPETENSI DASAR PERSENTASE JUMLAH SOAL
1 3.1 30% x 40 Soal 12 butir soal
2 3.2 25% x 40 Soal 10 butir soal
3 3.3 25% x 40 Soal 10 butir soal
4 3.4 20% x 40Soal 8 butir soal
100% 40 butir soal

8
• Langkah V
Menentukan Jumlah Soal Subyektif (uraian) .Pada dasarnya
berapa jumlah soal uraian ditentukan oleh pembuat soal sendiri.
Tabel Jumlah Soal Objektif dan Subjektif

NO KOMPETENSI JUMLAH SOAL OBJEKTIF SUBJEKTIF


DASAR
1 3.1. 12 butir soal 10 2
2 3.2. 10 butir soal 9 1
3 3.3. 10 butir soal 9 1
4 3.4. 8 butir soal 7 1
40 butir soal 35 5

9
• Langkah VI
• Menentukan Prosentase Tingkatan
Kompetensi Pengetahuan/berpikir :
NO TINGKATAN KOMPETENSI PROSENTASE
1 Pengetahuan ( C1) 35%
2 Pemahaman ( C2 ) 25%
3 Aplikasi ( C3) 20%
4 Analisis ( C4) 10%
5 Evaluasi ( C5) 5%
6 Kreasi ( C6) 5%
100%

10
• Langkah VII
• Menghitung Tingkat Kompetensi pada setiap Kompetensi
Dasar
• Contoh pada KD 3.1.
NO LEVEL PROSENTASE JUMLAH SOAL
KOMPETENSI
1 Pengetahuan ( C1) 35% x 10 soal = 3.5 4
2 Pemahaman ( C2 ) 25% x 10soal = 2.5 3
3 Aplikasi ( C3) 20% x 10 soal = 2 2
4 Analisis ( C4) 10% x 10 soal = 1 1
5 Evaluasi ( C5) 5% x 10 soal = 0.5 0
6 Kreasi ( C6) 5% x 7 soal = 0.5 0
Jumlah soal 10

11
• Contoh KD.3.2.
NO LEVEL KOMPETENSI PROSENTASE JUMLAH SOAL
1 Pengetahuan ( C1) 35% x 9 soal = 3.15 3
2 Pemahaman ( C2 ) 25% x 9 soal = 2.25 2
3 Aplikasi ( C3) 20% x 9 soal = 1.8 2
4 Analisis ( C4) 10% x 9 soal = 0.9 1
5 Evaluasi ( C5) 5% x 9 soal = 0.45 1
6 Kreasi ( C6) 5% x 9 soal = 0.45 0
Jumlah soal 9

12
• Langkah VIII
• Menentukan Level Kompetensi pada soal
Subjektif/uraian. Contoh, Pada KD. 3.1.
NO LEVEL KOMPETENSI PROSENTASE JUMLAH SOAL
1 Pengetahuan ( C1) 35% x 2 soal = 0.7 1
2 Pemahaman ( C2 ) 25% x 2 soal = 0.5 1
3 Aplikasi ( C3) 20% x 2 soal = 0.4 0
4 Analisis ( C4) 10% x 2 soal = 0.2 0
5 Evaluasi ( C5) 5% x 2 soal = 0.1 0
6 Kreasi ( C6) 5% x 2 soal = 0.1 0
Jumlah soal 2

13
• Contoh, Pada KD. 3.2.
NO LEVEL KOMPETENSI PROSENTASE JUMLAH SOAL
1 Pengetahuan ( C1) 35% x 1 soal = 0.35 1
2 Pemahaman ( C2 ) 25% x 1 soal = 0.25 0
3 Aplikasi ( C3) 20% x 1 soal = 0.20 0
4 Analisis ( C4) 10% x 1 soal = 0.1 0
5 Evaluasi ( C5) 5% x 1 soal = 0.05 0
6 Kreasi ( C6) 5% x 1 soal = 0.05 0
Jumlah soal 1

14
B. Membuat Kisi-kisi/Tabel Spesifikasi

NO KOMP. DASAR BENTUK OBJEKTIF BENTUK URAIAN/SUB JML


C1 C2 C3 C4 C5 C6 C1 C2 C3 C4 C5 C6
1 KD.3.1 4 3 2 1 0 0 1 1 0 0 0 0 12
2 KD.3.2 3 2 2 1 1 0 1 0 0 0 0 0 10
3 KD.3.3
4 KD.3.4
Dst...
C. 1.Format Kisi-kisi Tes Tertulis
Nama Sekolah : ………………………………………………….
Kelas/Semester : ………………………………………………….
Tahun pelajaran : ………………………………………………….
Paket Keahlian : ………………………………………………….
Mata Pelajaran :
………………………………………………….

Indikator Level
No. Kompetensi Dasar Materi Kompetensi
No Soal Bentuk Soal
Soal
PG UR
1
2
3
 4
2.Format Kisi-kisi Tes Tertulis
Nama Sekolah : ………………………………………………….
Kelas/Semester : ………………………………………………….
Tahun pelajaran : ………………………………………………….
Paket Keahlian : ………………………………………………….
Mata Pelajaran :
………………………………………………….

No. Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal No Soal Bentuk Soal

PG UR
1
2
3
 4
D.ANALISIS BUTIR SOAL
• Analisis butir soal dilakukan untuk mengetahui tingkat
kesulitan/kesukaran, daya pembeda dan efektifitas butir
Pengecoh.
• Tingkat Kesukaran butir soal adalah pernyataan tentang
seberapa mudah atau sulit butir soal bagi siswa yang dikenai
pengukuran.Butir soal yang baik tidak terlalu sukar dan tidak
terlalu mudah.
• Untuk menentukan Tk Kesukaran di gunakan Rumus :
TK = BA + BB
NA+NB
BA = jumlah siswa yang menjawab benar dari kelompok
Atas/Pandai, BB= Jumlah siswa yang menjawab benar dari
kelompok bawah/kurang
18
• NA = jumlah siswa kelompok atas/pandai
• NB = jumlah siswa kelompok bawah/kurang.
• Kriteria Menentukan Tingkat Kesukaran yaitu :
0.00 < 0.24 = Sukar
0.25 – 0.75 = Sedang
1.00 > 0.76 = Mudah

Untuk menentukan kelompok siswa kelas Atas dan


bawah :
1. Siswa di urutkan menurut peringkat skor dari yang
tertinggi sampai yang terendah
19
• 2. Jika jumlah siswa sedikit, cukup dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu atas dan bawah.
Sedangkan bila peserta tes cukup besar, maka
untuk menentukan kelompok atas dan bawah
dengan mengambil sebanyak 27.5% dari siswa
dengan score tertinggi dan 27.5% dari siswa
dg secore terendah. Kelompok I disebut
kelompok Atas dan ke II disebut kelompok
bawah, sedangkan sisanya sebagai kelompok
tengah.

20
Contoh : Jumlah siswa 10 orang dengan jumlah soal PG

10
• Karena jumlahnya sedikit, maka langsung dibagi dua
kelompok ,Atas dan bawah, tidak perlu dibagi 27.5%.
• Kelompok Atas.
NO NAMA TESTE NOMOR BUTIR SOAL TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 ADE 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
2 BENI 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8
3 CECEP 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7
4 DEDEN 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 6
5 ELIS 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 5
JUMLAH 3 4 4 3 4 2 4 2 4 5

21
Kelompok Bawah
NO NAMA TESTE NOMOR BUTIR SOAL TOTAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 FERI 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 4
2 GUGUN 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 3
3 HADI 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2
4 IIK 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 2
5 JAKA 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
JUMLAH 2 3 2 1 1 0 1 0 0 1

22
Menghitung Tingkat Kesukaran dan Daya
Pembeda
1.Menghitung TK butir Soal, setelah terhitung dan skor
sudah didapatkan,dibuat tabel sbb:
NO SOAL BA BB BA+BB TK
1 3 2 5 0.5
2 4 3 7 0.7
3 4 2 6 0.6
4 3 1 4 0.4
5 4 1 5 0.5
6 2 0 2 0.2
7 4 1 5 0.5
8 2 0 2 0.2
9 4 0 4 0.4
10 5 1 5 0.5

23
2. Menentukan Daya Pembeda

• Daya Pembeda adalah kemampuan soal untuk


membedakan antara siswa yang pandai
(menguasai bahan)dg siswa yang kurang.
Maksudnya seberapa besar suatu butir soal
dapat membedakan antara kelompok siswa
tinggi dan rendah. Butir soal yang baik dapat
membedakan antara kedua kelompok
tersebut secara layak.

24
• Rumus yang digunakan untuk menentukan daya Pembeda
adalah :

• DP = BA –BB
• ½xN
• BA = Jumlah yg betul dari kelompok atas
• BB = Jumlah yg betul kelompok bawah
• N = Jumlah siswa seluruhnyanya
• Kriteria menentukan DP (Depdikbud,1990:48) yaitu :
• 1.00 – 0.40 = Baik ( digunakan)
• 0.20 – 0.39 = Cukup (direvisi)
• 0.00 – 0.19 = Lemah (diganti)

25
Menghitung Daya Pembeda

NO SOAL BA BB BA-BB DP
1 3 2 1 0.2
2 4 3 1 0.2
3 4 2 2 0.4
4 3 1 2 0.4
5 4 1 3 0.6
6 2 0 2 0.2
7 4 1 3 0.6
8 2 0 2 0.2
9 4 0 4 0.8
10 5 1 4 0.8

26
Menentukan Layak/Tidak butir soal berdasarkan
TK dan DP sesuai kriteria:
NO SOAL TK HASIL DP HASIL KETERANGAN
KONSULTASI KONSULTAS
I
1 0.5 Sedang 0.2 Cukup Layak
2 0.7 Sedang 0.2 Cukup Layak
3 0.6 Sedang 0.4 Baik Layak
4 0.4 Sedang 0.4 Baik Layak
5 0.5 Sedang 0.6 Baik Layak
6 0.2 Sukar 0.2 Cukup Layak
7 0.5 Sedang 0.6 Baik Layak
8 0.2 Sukar 0.2 Cukup Layak
9 0.4 Sedang 0.8 Baik Layak
10 0.5 Sedang 0.8 Baik Layak

27
• Fungsi pengecoh
• Butir soal dalam soal pilihan ganda terdiri dari soal
dan pilihan jawaban. Pilihan jawaban terdiri dari
jawaban- jawaban yang benar dan yang salah. Pilihan
jawaban pada tingkat SMK terdiri lima pilihan yaitu a,
b, c, d, dan e.
• Dari kelima pilihan jawaban tersebut terdapat satu
jawaban yang benar, sementara empat pilihan
jawaban yang lain merupakan jawaban yang salah.
Empat pilihan jawaban yang salah tersebut
dikenal dengan istilah pengecoh.

28
• Butir soal yang baik adalah butir yang
pengecohnya efektif, efektif dalam hal ini
berarti pengecoh yang ada telah dipilih oleh
peserta tes. Pengecoh yang baik adalah
pengecoh yang mirip dengan jawaban,
sehingga pengecoh tersebut mampu
mengelabuhi peserta tes untuk memilih
pengecoh tersebut. Pengecoh berfungsi
dengan baik apabila dari seluruh peserta tes
terdapat 5% yang memilih pengecoh tersebut.

29
CONTOH .PENGECOH YANG EPEKTIF
Tabel Sebaran jumlah siswa pada masing-
masing pilihan

PILIHAN A B C D E
BA 0 4 0 0 1
BB 0 0 3 2 0
Pada Tabel , Item A dan E tidak Epektif sebagai pengecoh, sedangkan item C
dan D epektif karena > 5% kelompok Bawah memilih Item tersebut

30
E. TEKNIK PENYUSUNAN SOAL PG DAN URAIAN

• Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda


1. Materi
• a. Soal harus sesuai dengan indikator.
• b. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau
dari segi materi.
• c. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar
atau yang paling benar
2. Konstruksi
• a. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
• b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus
merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
31
c. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban
benar.
d. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat
negatif ganda.
e. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
f. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua
pilihan jawaban di atas salah", atau "Semua pilihan
jawaban di atas benar".
g. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus
disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka
tersebut, atau kronologisnya.
h. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada
soal harus jelas dan berfungsi.
g. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
32
3. Bahasa
a. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia.

b. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat,


jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.

c. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.

d. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang


bukan merupakan satu kesatuan pengertian.

33
D. Tata Penulisan Naskah Soal
1. Sebaiknya memakai Cover naskah soal
2. Jenis Huruf = Times New Roman
3. Spasi = minimal 1
4. Ukuran Hurup = min 11
5. Kertas = Legal/A4
6. Page Set Up = Kiri 3, kanan 2.5, Atas 3 dan
bawah minimal 3
7. Option 5 = A, B, C, D, E
8. Antara nomor di berikan spasi
9. Di upayakan pertanyaan dan option pilihan tidak berbeda halaman (tidak
menggantung)
10.Option menggunakan huruf Kafital (A,B,C,D,E) dan di urut ke bawah

34
E. Contoh-
contoh Soal

35
Contoh-contoh Soal
1. Soal harus sesuai dengan indikator
• Indikator : Siswa dapat menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan luas bangun datar.
• Contoh Soal yang Kurang Baik:

• Sebuah taman berbentuk persegi panjang berukuran 16 m x 10 m.


Jika taman itu diperluas dengan cara lebarnya diperpanjang
20% dari ukuran lebar semula. Berapakah keliling taman tersebut?
• A. 61,4 m
• B. 162,0 m
• C. 192,0 m
• D. 230,4 m
• E. 240,0 m

36
Contoh soal yang lebih baik

• Sebuah taman berbentuk persegi panjang berukuran 16


m x 10 m. Jika taman itu diperluas dengan cara
lebarnya diperpanjang 20% dari ukuran lebar
semula. Berapakah luas taman tersebut?
• A. 61,4 m2
• B. 162,0 m2
• C. 192,0 m2
• D. 230,4 m2
• E. 240,0 m2

• Kunci : C

37
2. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau
dari segi materi

Contoh Soal yang Kurang Baik:


• Wakil dari Indonesia yang turut menandatangani
Deklarasi Bangkok adalah ....
• A. Ali Alatas
• B. Mohamad Hatta
• C. Adam Malik
• D. Menteri Dalam Negeri
• E. Amir Mahmud

38
Contoh Soal yang Lebih Baik:

• Wakil dari Indonesia yang turut menandatangani Deklarasi Bangkok


adalah ....
• A. Mohamad Hatta
• B. Soekarno
• C. Adam Malik
• D. Ali Sastroamidjojo
• E. Amir Mahmud

• Kunci: C
• Penjelasan:
• Pilihan jawaban d pada contoh soal di atas tidak homogen dari segi materi
karena tidak menyebutkan tokohnya, demikian pula option a kurang logis
karena peristiwa ini terjadi pada tahun 1967.
 
 
39
3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban
yang benar atau yang paling benar.

• Contoh Soal yang Kurang Baik:


Tokoh politik yang menyampaikan gagasan dasar negara
pada sidang BPUPKI 31 mei sampai 1 juni 1945 adalah ....
A. Mohamad Hata
B. Ir. Soekarno
C. Dr. Rajiman Widiodiningrat
D. Mr. Mohamad Yamin
E. Sugondo Joyopuspito
Kunci: B dan D
40
4. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan
tegas.
• Contoh Soal yang Kurang Baik :
Sikap tenggang rasa harus selalu dibina....

• A. supaya bangsa kita menjadi jaya


• B. untuk menciptakan kesejahteraan hidup
• C. karena dapat memperkokoh kerukunan antarumat
beragama
• D. agar tercipta keselarasan hidup
• E. demi keselarasan hidup berbangsa
• Kunci : C
41
• Contoh Soal yang Lebih Baik :
Sikap tenggang rasa harus selalu dibina, karena dapat….
• A. menjunjung martabat bangsa dan negara
• B. menciptakan kesejahteraan hidup
• C. memperkokoh persatuan dan kesatuan
• D. mewujudkan kemakmuran dan kejayaan
• E. menjadikan bangsa yang terkenal

• Kunci : C
• Penjelasan :
• Perumusan permasalahan dalam pokok soal tidak jelas,
pengecoh menjadi sangat heterogen, dan tidak jelas konsep
apa yang ditanyakan
42
5. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus
merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
• Contoh Soal yang Kurang Baik :
Pada peristiwa G 30 S PKI tahun 1965, banyak jendral yang tewas yang kita
sebut Pahlawan Revolusi. Pahlawan Revolusi adalah pahlawan yang gugur
dalam….
A. mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia yaitu dalam
melaksanakan tugas pembangunan
B. membela tanah air dan tumpah darah Indonesia dalam rangka
mempertahankan kemerdekaan
C. mempertahankan Pancasila dan UUD 1945 dari pengaruh komunisme
yang ingin berkuasa
D. melaksanakan tugas pembangunan semesta untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduk Indonesia
E. mewujudkan perkembangan pembangunan negara untuk
meningkatkan kesejahteraan penduduk Indonesia
• Kunci : C 43
Contoh Soal yang Lebih Baik :
Pahlawan revolusi adalah pahlawan yang gugur dalam….
• A. memperjuangkan kemerdekaan dan pembangunan
• B. membela tanah air dan mengisi kemerdekaan
• C. mempertahankan Pancasila dan UUD 1945
• D. melaksanakan pembangunan dan membela negara
• E. mewujudkan perkembangan pembangunan negara
Kunci C
• Penjelasan :
• Rumusan dan pokok soal dan pilihan jawaban di
atas berlebihan, karena ada bagian yang tidak
diperlukan. Hal ini akan menyita sebagian waktu yang
disediakan.
44
6. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban
benar

• Contoh Soal yang Kurang Baik : 


Segitiga sama sisi mempunyai tiga sudut yang sama besar.
Besar salah satu sudutnya adalah....
• A. 30’
• B. 45’
• C. 60’
• D. 75’
• E. 90’
• Kunci : C

45
• Penjelasan :
• Contoh soal di atas kurang baik karena pada pokok
soal terdapat petunjuk ke arah jawaban yang benar
yaitu kata “mempunyai tiga sudut yang sama besar”.

• Contoh Soal yang Lebih Baik :


Besar salah satu sudut segitiga samasisi adalah....
• A. 30’
• B. 45’
• C. 60’
• D. 75’
• E. 90’

46
7. Pokok soal jangan menggunakan pernyataan yang
bersifat negatif ganda.
• Contoh Soal yang Kurang Baik
Pernyataan di bawah ini bukan merupakan sifat
layang-layang, kecuali.
• A. diagonal-diagonalnya merupakan sumbu simetri
• B. sudut yang berhadapan sama besar
• C. semua sisinya sama panjang
• D. terdapat satu simetri putar
• E. terdapat dua simetri lipat

• Kunci D

47
Contoh Soal yang lebih baik

• Pernyataan di bawah ini yang merupakan sifat layang-


layang adalah....
• A. diagonal-diagonalnya merupakan sumbu simetri
• B. sudut yang berhadapan sama besar
• C. semua sisinya sama panjang
• D. terdapat satu simetri putar
• E. terdapat dua simetri lipat
• Penjelasan
• Pokok soal di atas menggunakan pernyataan yang bersifat
negatif ganda, yaitu bukan dan kecuali. Penggunaan kata negatif
ganda tersebut dapat membingungkan siswa dalam memahami
pokok permasalahan yang ditanyakan.

48
8. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif
sama.
• Contoh soal yang Kurang Baik :
Salah satu isi Dektrit Presiden tanggal 5 Juli tahun 1959
adalah ....
A. pembubaran Partai Komunis Indonesia
B. kembali ke Undang-undang Dasar 1945
C. pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat
D. pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Sementara
E. dibentuknya Dewan Nasional yang terdiri dari
wakil-wakil semua partai yang ada
•  Kunci B
49
Contoh soal yang lebih baik

• Penjelasan :
• Pada contoh soal di atas pilihan jawaban d paling
panjang. Hal ini perlu dihindari karena ada
kecenderungan peserta didik untuk memilih pilihan
jawaban terpanjang sebagai kunci.
Salah satu isi Dekrit Presiden tanggal 5 Juli tahun 1959
adalah ....
• A. pembubaran Partai Komunis Indonesia
• B. kembali ke Undang-undang Dasar 1945
• C. pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat
• D. pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Sementara
• E. pembentukan Dewan Nasional
50
9. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan,
"Semua pilihan jawaban di atas salah", atau "Semua pilihan
jawaban di atas benar".

• Contoh soal yang kurang baik :


Apa akibat yang ditimbulkan pada kehidupan manusia jika
kita menebang pohon secara sembarangan?
A. Akan terjadi banjir karena tidak ada akar tumbuhan yang
menahan air.
B. Kehidupan manusia tidak akan terpengaruh karena manusia dapat
menanam hutan yang baru.
C. Kehidupan manusia semakin sulit karena tidak ada lagi sumber daya
alam yang dapat dimanfaatkan.
D. Kehidupan manusia semakin terpuruk karena kehilangan
seluruh sumber alam.
E. Semua pilihan jawaban di atas salah.
• Kunci : A
51
• Penjelasan :
• Contoh soal di atas kurang baik karena hanya terdapat
tiga pilihan jawaban yang dipertimbangkan. Jika semua
jawaban di atas benar merupakan kunci, maka kita
tidak mendapatkan informasi apakah peserta didik
telah mengetahui dan memahami dengan baik jawaban
yang benar. Sebaliknya bila semua jawaban di atas salah
merupakan kunci maka kita tidak mendapat informasi
apa-apa dari jawaban siswa untuk pertanyaan tersebut.
•  

52
Contoh soal yang lebih baik :

Apa akibat yang ditimbulkan pada kehidupan manusia


jika kita menebang pohon secara sembarangan?
A. Akan terjadi banjir karena tidak ada akar
tumbuhan yang menahan air.
B. Kehidupan manusia tidak akan terpengaruh karena manusia dapat
menanam hutan yang baru.
C. Kehidupan manusia semakin sulit karena tidak ada lagi sumber
daya alam yang dapat dimanfaatkan.
D. Perkembangan masyarakat akan lambat karena kekurangan sumber
daya alam.
E. Manusia akan mencari sumber daya alam yang lain sebagai
pengganti hutan.
• Kunci : A

53
10. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu

harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai


angka tersebut, atau kronologis waktunya.

• Contoh Soal yang Kurang Baik :


Bila suhu pada malam itu 20 °C, berapa derajat suhu pada
malam itu bila dinyatakan dalam termometer Fahrenheit?
• A. 77 °F
• B. 45 °F
• C. 68 °F
• D. 36 °F
• E. 86 oF

• Kunci : C
54
• Penjelasan:
• Pilihan jawaban di atas tidak berurutan dari besar ke kecil atau
sebaliknya. Hal ini akan menyita waktu lebih banyak bagi siswa
untuk memahami dan memilih jawaban yang tepat, karena harus
membaca angka pilihan jawaban yang meloncat-loncat tidak
berurutan.

• Contoh soal yang lebih baik :


Bila suhu pada malam itu 20 °C, berapa derajat suhu pada
malam itu bila dinyatakan dalam termometer Fahrenheit?
• A. 36 °F
• B. 45 °F
• C. 68 °F
• D. 77 °F
• E. 86 oF
55
F. Lembar Telaah Soal Pilihan
Ganda LEMBAR TELAAH SOAL PILIHAN GANDA
Sekolah ………………………………
Mata Pelajaran : …………………………………… Penelaah : ………………….
Jumlah Soal : ……………………………………

Nomor Soal *)
Aspek yang ditelaah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
                                                   
A. MATERI                                            
1. Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk PG)                                            
2. Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK)                                                  
3. Pilihan jawaban homogen dan logis                                                  
4. Hanya ada satu kunci jawaban yang tepat                                            
5. Klasifikasi soal **)                                            
                                             
B. KONSTRUKSI                                                  
1. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas                                                  
2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan                                            
pernyataan yang diperlukan saja                                            
3. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban                                                  
4. Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda                                            
5. Gambar/grafik/tabel/diagram dsb. jelas dan berfungsi                                                  
6. Panjang rumusan soal relatif sama                                            
7. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua                                                  
jawaban benar" atau "semua jawaban salah"                                                  
8. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun                                                  
berdasarkan besar kecilnya angka atau kronologis kejadian                                                  
9. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya                                            
                                             
C. BAHASA                                                  
1. Menggunakan bahasa yang sesuai dng kaidah Bhs.Indonesia                                                  
2. Menggunakan bahasa yang komunikatif                                            
3. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang                                                  
sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian                                                  
4. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu                                                  
                                                   

*) Diisi tanda cek (V) jika sesuai dengan aspek yang ditelaah, atau tanda silang (X) jika tidak sesuai dengan aspek yang dutelah
**) Diisi 1 untuk pengetahuan (knowledge), 2 untuk pemahaman (comprehension), 3 untuk penerapan (application), 4 untuk analisis,
5 untuk sintesis, dan 6 untuk evaluasi.
Karakteristik Tes yang Baik
Sudijono (2005:93) tes dinyatakan sebagai tes yang baik, jika:
(1) valid (2) reliabel (3) objektif (4) praktis.
a.Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti
sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukur
(tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrument dapat
dikatakan valid apabila benar-benar dapat mengukur apa yang
hendak diukur.
Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir
item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai
suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur
lewat butir item tersebut (Sudijono, 2001). Suatu alat penilaian
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat penilaian
tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Purwanto,
2008). Arikunto (2001) menjelaskan adanya empat bentuk
validitas yaitu: validitas isi, validitas konstruksi, validitas yang
ada sekarang, dan validitas prediksi.

57
a. Validitas Isi :
Nurgiyantoro (1987) (dalam Purwanto 2008) menjelaskan bahwa validitas isi merujuk
pada kesesuaian antara butir-butir soal dengan tujuan dan bahan pengajaran.
Karena tujuan dan bahan pengajaran tersebut tercantum pada tabel kisi-kisi sehingga
tidak salah apabila dikatakan bahwa penyusunan butir-butir soal yang mendasar pada
Tabel kisi-kisi dianggap layak dan dapat dipertanggungjawabkan validitas isinya.

b. Validitas Konstruksi
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang
membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir (ingatan, pemahaman
dan aplikasi) seperti yang disebutkan dalam indikator dalam Tabel kisi-kisi.

c. Validitas yang ada sekarang


Nurkancana (1986) (dalam Sudjana, 2008) menjelaskan, untuk menilai validitas
ada sekarang dapat dilakukan dengan jalan mengkorelasikan hasil-hasil yang
dicapai dalam tes yang sejenis yang telah diketahui mempunyai validitas yang
tinggi.

d. Validitas Ramalan
Sedangkan sebuah tes memiliki validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan
untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Cara pengujian
dengan jalan mencari korelasi antara nilai-nilai yang dicapai oleh anak-anak dalam tes
tersebut dengan nilai-nilai yang dicapai kemudian.
58
b. Reliabilitas

Menurut Gualford (1978) dalam Dewanto (1995


Reliabilitas suatu tes pada hakekatnya menguji keajegan pertanyaan tes yang di
dalamnya berupa seperangkat butir soal apabila diberikan berulang kali pada objek
yang sama. Suatu tes dikatakan reliabel apabila beberapa kali pengujian menunjukan
hasil yang relatif sama (Sudjana, 2008). Menurut (Sudjana, 2008:148),

untuk melakukan analisis reliabilitas suatu tes dapat digunakan beberapa metode yaitu:
1) Reliabilitas tes ulang
 Tes ulang adalah penggunaaan alat penilaian terhadap subjek yang sama, dilakukan dua
kali dalam waktu yang berlainan.
2) Reliabilitas belah dua
 
Reliabilitas belah dua mirip dengan reliabilitas pecahan setara, terutama dalam
pelaksanaannya. Butir-butir soal dibagi menjadi dua bagian yang sebanding, biasanya
dengan membedakan soal nomor genap dengan soal nomor ganjil.

3) Kesamaan rasional
 Prosedur menghitung reliabilitas tanpa melakukan korelasi dari dua pengukuran atau
pecahan setara atau belah dua. Prosedur ini dilakukan dengan menghubungkan setiap
butir dalam satu tes dengan butir-butir lainnya dalam tes itu sendiri secara keseluruhan.

59

Anda mungkin juga menyukai