Anda di halaman 1dari 78

PENDIDIKAN MATEMATIKA SD

OLEH:

OCA NATALIA

A1G121125

JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
Bagian pendahuluan
Nama media : PPT (Power Point Presentation
KD :
Indikator :
Tujuan pembelajaran :
BAGIAN INTI
JENIS MEDIA : PPT

ALAT YANG DIGUNKAN : Laptop, LCD Prokyektor

TUJUAN PENGGUNAAN MEDIA:


 Mempermudah proses pembelajaran kelas
 Mempermudah guru dalam menyampaikan materi
 Membantu peserta didik dalam memahami pelaja
Pengurangan pecahan
 Untuk menyelesaikan pengurangan pecahan biasa dan campuran, caranya sama seperti penjumlahan pecahan biasa dan

dengan
campuran. Apabila penyebutnya berbeda, maka harus disamakan terlebih dahulu

menggunakan KPK dari kedua penyebutnya.


Conto
:
h
Pengurangan pecahan desimal lebih mudah dilakukan

dengan cara bersusun ke bawah dengan meluruskan
tanda koma dan angka sesuai nilai tempatnya.

Contoh :
 Untuk menentukan hasil pengurangan pecahan dengan bentuk yang
berbeda, ubahlah pecahan tersebut menjadi bentuk yang sama terlebih
dahulu.
Contoh :
TERIMA
KASIH
NAMA : OCA NATALIA
NIM : A1G121125
KELAS : C
PETUNJUK PENGGUNAAN

1. Berdoalah terlebih dahulu setiap akan memulai pembelajaran


2. Bacalah soal-soal dengan cermat
3. Kerjakanlah setiap soal yang disajikan dengan penuh semangat

KOMPETENSI DASAR
3.1.1 Menjelaskan pecahan-pecahan senilai dengan gambar model konkert
3.1.2 menjelaskan berbagai bentuk pecahan biasa,campuran,desimal,dan persen dan hubungan diantaranya

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.1.1 Bilangan Pecahan


3.1.2 Menentukan dua pecahan senilai
TERIMAH KASIH
INSTRUMENT PENILAIAN

Soal Evaluasi
Lembar Evaluasi

Nama Peserta dididk :


Kelas hari/Tanggal :
Materi :
Pentunjuk mengerjakan soal
1) Tuliskan nama, kelas dan tangggal pada kolom yang disediakan
2) Bacalah soal terlebih dahulu dengan teliti
3) Tudak diperbolehkan mencontek jawaban teman
4) Pergunakan pensi untuk menulis jawabannya

Bilangan Pecahan

1. Berikut paling sederhana dari pecahan 35% adalah …


a. 5/20
b. 7/20
c. ¼
d. 17/50
2. Di antara opeasi penjumlahan dua pecahan di bawah ini yang menghasilkan pecahan 5/6 adalah..
a. 1/3 + 2/3
b. 4/6 + 1/6
c. 3/2 + 2/4
d. 1/2 + 1/4

3. Hasil dari 5/7 +3/2 adalah…


a. 8/9
b. 8/14
c. 5/14
d. 31/14
4. Pecahan-pecahan berikut yang menyatakan nilai yang sama adalah kecuali…
a. 4/3, 0.75, 75%
b. 0,6, 3/5, 60%
c. 15%, 3/20, 0,15
d. 1⅖, 70%, 1,4
5. Ani, Budi dan Riri memutuskan untuk mengumpulkan uang yang akan digunakan membeli bahan-bahan
kerajinan. ¼ bagian dari uang tersebut disumbangkan oleh Ani. Sedangkan Riri menyumbang sebanyak
3/5 bagian dan sisahnya dibayarkan oleh Budi. Jumlah uamh yang dibayarkan oleh Budi adalah…
a. 3/20 bagian
b. 4/20 bagian
c. 2/15 bagian
d. 3/10 bagian

KUNCI JAWABAN

1. B
2. B
3. D
4. D
5. A
Pedoman Penskoran
Skor maksimal = perolehan
Jumlah skor perolehan x 100

Penilaian Pengetahuan

KISI-KISI SOAL

Sekolah :

Mapel :
Kelas /Semester :

Tema/Sub tema : Bilangan Pecahan

Alokasi Waktu : 35 Menit (1 Kali Pertemuan)

Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Leve Bentuk Skor


l Sola
Kog
nitif
3.1 Menjelaskan Pecahan Menentukan bilangan pecahan L2 PG 1
bentuk pecahan. sederhana

Menentukan operasi L3 PG 1
penjumlaham dua pecahan
Menentukan pecahan L2 PG 1

L2 PG 1

Menetukan pecahan murni L2 PG 1


Penilaian Pengetahuan

A. Sekor penilaian

Soal Nomor
NO Nama Siswa 1 2 3 4 5
1
2
3
4

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Skor Ket
No Soal
1
1
1
1
1

Skor 5 X20
Penilaian Sikap

 Lembar Observasi

Perubahan Tingkah Laku


Percaya Diri Tanggung jawab Disiplin
SB B C K SB B C K SB B C K
No Nama Total
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 Nilai

2
3

10

Keterangan:

SB (Sangat Baik) : 4 indikator dilakukan

B (Baik) :3 indikator dilakukan


C (Cukup) : 2 indikator dilakukan
D (Kurang) : 1 indikator dilakukan
ANGKET

No. Indikator Banyaknya


butir soal

1. Antusias peserta didik dalam mengikuti 5


Pempelajaran
2. Interaksi peserta didik dengan guru 4

3. Kerjasama kelompok 4

4. Keaktifan peserta didik dalam kelompok 4

5. Partisipasi peserta didik dalam menyimpulkan 4


hasil
LEMBAR PENGAMATAN KEAKTIFAN BELAJAR

Tema :

Pelajaran : Matematika

Guru :

Amatilah keaktifan peserta didik ketika dalam proses pembelajaran


sesuai dengan komponen yang telah ditentukan. Isikan skor
perolehan sesuai dengan frekuensi dalamkemunculan indikator

yang ada sesuai keterangan penyekoran.

No. Indikator
Objk 1 2 3 4 5
Skor
a b c d e a b c d a b c d a b c d a b c d

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Skor

Keterangan:
Skor 0 = Tidak Pernah

Skor 1 = Jarang
Skor 2 = Sering

Skor 3 = Selalu
PEDOMAN PENGAMATAN KEAKTIFAN BELAJAR PESERTA DIDIK

1. Antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran


a. Peserta didik memperhatikan penjelasan
guru. b. Peserta didik tidak mengerjakan
pekerjaan lain.

c. Peserta didik spontan bekerja apabila diberi tugas.


d. Peserta didik tidak terpengaruh situasi di luar
kelas. e. Peserta didik membaca buku yang relevan.

2.
Interaksi

peserta didik dengan guru


a. Peserta didik bertanya kepada guru.
b. Peserta didik menjawab pertanyaan guru.
c. Peserta didik memanfaatkan guru sebagai
narasumber. d. Peserta didik memanfaatkan guru
sebagai fasilitator.

3. Kerjasama Kelompok

a. Peserta didik membantu teman dalam kelompok yang menjumpai


masalah. b. Peserta didik meminta bantuan kepada teman jika mengalami
masalah.

c. Peserta didik mencocokkan jawaban/ konsepsinya dalam satu


kelompok. d. Adanya pembagian tugas dalam kelompok.

4. Keaktifan peserta Didik dalam Kelompok

a. Peserta didik mengemukakan pendapatnya.


b. Peserta didik menanggapi pertanyaan/ pendapat teman
sejawat. c. Peserta didik mengerjakan tugas kelompok.

d. Peserta didik menjelaskan pendapat/ pekerjaannya.

5. Parsitifasi Peserta Didik dalam menyimpulkan hasil pembahasan.


a. Peserta didik mengacungkan tangan untuk ikut
menyimpulkan. b. Peserta didik merespon pertanyaan/
simpulan teman.
c. Peserta didik menyempurnakan simpulan yang dikemukakan oleh temannya.
d. Peserta didik menghargai pendapat temannya.
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN BELAJAR PESERTA DIDIK

Pertemuan ke- : …………………………

Kelompok : ………………………… Nama

Peserta didik : …………………………

Pengamat : …………………………
Petunjuk Pengisian:

Berilah tanda centang (√) pada kolom 1, 2, 3, 4, dengan kriteria skor sebagai berikut.

 Skor 4 jika aspek (1), (2), dan (3) muncul. (keterangan ada di
bawah)

 Skor 3 jika ada 2 aspek yang muncul


 Skor 2 jika hanya ada 1 aspek saja yang muncul
 Skor 1 jika ikut dalam pembelajaran tetapi 3 aspek yang ada tidak
muncul

Sub Variabel Indikator Skor


1 2 3 4
Kegiatan Memperhatikan guru
Mengamati eksperimen yang dilakukan
Visual
Mengamati slide pelajaran
Mengamati demonstrasi yang dilakukan

Kegiatan Kesediaan bertanya


Kesediaan menjawab
Lisan Mengemukakan pendapat
Berdiskusi dengan teman
Kegiatan Mendengarkan guru
Mendengarkan materi pelajaran
Mendengarkan
Mendengarkan diskusi teman kelompok
Mendengarkan penjelasan teman
Kegiatan Mencatat materi pelajaran
Mengerjakan tugas
Menulis Membuat rangkuman dan kesimpulan
Mencatat hasil pekerjaa kelompok
Kegiatan metrix Melakukan percobaan
dengan kelompoknya
Menyiapkan alat untuk percobaan
Menggunakan alat dengan tepat
Membereskan alat- alat percobaan
Keterangan Skor :

Kegiatan Visual
1. Memperhatikan guru
(1) Memperhatikan dengan sungguh-sungguh
(2) Memperhatikan dengan antusias
(3) Memperhatikan dengan cermat
2. Mengamati eksperimen yang dilakukan
(1) Memperhatikan dengan sungguh-sungguh
(2) Menunjukkan antusias dalam pengamatan
(3) Menunjukkan ketertarikan dalam pengamatan
3. Mengamati slide pelajaran
(1) Mengamati dengan sungguh-sungguh
(2) Menunjukkan antusias dalam pengamatan
(3) Menunjukkan ketertarikan dalam pengamatan

6. Mengamati demonstrasi yang dilakukan


guru
(1) Mengamati dengan sungguh-sungguh
(2) Menunjukkan antusias dalam pengamatan
(3)Menunjukkan ketertarikan dalam pengamatan
Kegiatan Lisan

1. Kesediaan bertanya
(1) Menunjukkan keseriusan dalam bertanya
(2) Menanyakan hal yang sesuai dengan materi pembelajaran
(3) Bertanya dengan kesadaran sendiri
2. Kesediaan menjawab
(1) Berani menjawab pertanyaan
(2) Menjawab pertanyaan dengan sungguh-sungguh
(3) Menjawab pertanyaan dengan tepat
3. Mengemukakan pendapat

(1) Berani mengemukakan pendapat


(2) Mengemukakan pendapat dengan sistematis
(3) Mengemukakan pendapat sesuai dengan permasalahan
4. Berdiskusi dengan teman
(1) Berani mengemukakan gagasan
(2) Menghargai pendapat orang lain
(3) Bersungguh sungguh dalam mengikuti jalannya diskusi

Kegiatan Mendengarkan

5. Mendengarkan guru
(1) Mendengarkan penjelasan guru dengan serius
(2) Menunjukkan ketertarikan dalam pelajaran
(3) Menunjukkan antusias dalam pelajaran
6. Mendengarkan materi pelajaran
(1) Mendengarkan penjelasan guru dengan serius
(2) Menunjukkan ketertarikan dalam pelajaran
(3) Menunjukkan antusias dalam pelajaran
7. Mendengarkan diskusi teman kelompok
(1) Mendengarkan teman yang berpendapat
(2) Mendengarkan dengan sungguh-sungguh
(3) Menunjukkan ketertarikan dalam mendengarkan
8. Mendengarkan penjelasan teman
(1) Memperhatikan dengan sungguh-sungguh
(2) Antusias dalam mendengarkan
(3) Memperlihatkan ketertarikan dalam mendengarkan
Kegiatan Menulis

1. Mencatat materi pelajaran


(1) Mencatat materi pelajaran dengan lengkap
(2) Mencatat dengan runtut
(3) Mencatat dengan sistematis
2. Mengerjakan tugas
(1) Mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh

(2) Mengerjakan tugas dengan runtut


(3) Mengerjakan tugas dengan tepat
3. Membuat rangkuman dan kesimpulan
(1) Membuat rangkuman sesuai data
(2) Membuat rangkuman secaa general
(3) Membuat rangkuman secara jelas
4. Mencatat hasil pekerjaan kelompok
(1) Mencatat hasil pekerjaan kelompok secara lengkap
(2) Mencatat hasil pekerjaan kelompok dengan runtut
(3) Mencatat hasil pekerjaan kelompok dengan sistematis
Kegiatan Metrik

5. Melakukan percobaan dengan kelompoknya


(1) Berperan aktif dalam percobaan kelompok
(2) Melakukan percobaan sesuai prosedur
(3) Melakukan percobaan dengan teliti
6. Menyiapakan alat untuk percobaan
(1) Menyiapkan alat percobaan sesuai kebutuhan (2) Menyiapkan alat
percobaan dengan hati-hati (3) Menyiapkan alat percobaan dengan tepat

7. Menggunakan alat dengan tepat


(1) Menggunakan alat sesuai prosedur
(2) Menggunkan alat dengan hati-hati
(3) Menggunakan alat sesuai kebutuhan

8. Membereskan alat-alat percobaan


(1) Membersihkan alat-alat percobaan
(2) Membereskan alat pada tempatnya
(3) Mengembalikan

dalam keadaan baikSkor maksimal=20

Skor Perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal

Pengamat,

(……………..)
PENDIDIKAN MATEMATIKA SD
OLEH:

OCA NATALIA

A1G121125
JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
BAGIAN PENDAHULUAN

A. KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.


2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mengamatai gambar ilustrasi tentang pecahan-pecahan senilai gambar dan model konkert
2. Setelah siswa dan guru berdiskusi tentang pecahan-pecahan gambar dan model konkert siswa dapat
mengerti.
BAGIAN INTI

1. Materi 3 Desimal dan Persen


Pada materi 3 ini, akan dibahas tentang pengertian bilangan desimal, mengubah penulisan bilangan pecahan dari bentuk
biasa ke desimal dan sebaliknya, operasi pada bilangan desimal, dan persen.
a. Pengertian Bilangan Pecahan Desimal
Sebelum mempelajari bilangan desimal, perlu dipahami tentang nilai tempat dan arti
dari penulisan bilangan pecahan desimal. Perhatikan penulisan berikut ini.
1
ditulis 0,1
10
1
ditulis 0,01
100
1
ditulis 0,001
100
0
ditulis 0,0001
1
10000

Jadi, dengan memperhatikan sistem nilai tempat, kita dapat menyatakan bentuk panjang

dari bilangan pecahan desimal seperti 25,615, yaitu:


1 1 1
25,615 = (2 × 10) + (5 × 1 ) + (6 × ) + (1 × ) + (5 × )
10 100 1000

b. Mengubah Penulisan Bilangan Pecahan dari Bentuk Biasa ke


Desimal dan Sebaliknya
Mengubah penulisan bilangan pecahan dari bentuk pecahan biasa ke bentuk pecahan
desimal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) menggunakan bilangan pecahan
senama dengan penyebut kelipatan 10, dan (2) menggunakan cara pembagian panjang.
Untuk mengubah penulisan bilangan pecahan dari bentuk pecahan biasa ke bentuk
pecahan desimal menggunakan cara (1), perhatikan contoh berikut ini.

Contoh 1
Tulislah bilangan 7 kedalam bentuk desimal!
8

Jawab:
7 7 125
= ×
8 8 1000

875
=
125

= 0,875
Contoh 2
Tulislah bilangan 4 3
4 kedalam bentuk desimal!
Jawab:
3 3
4 = 4+
4 4
= 4 + 3 × 25
4 25

75
=4+
100

= 4 + 0,75

= 4,75

Mengubah penulisan bilangan pecahan dari bentuk pecahan desimal ke bentuk pecahan
biasa dapat dilakukan dengan memperhatikan bilangannya. Jika bilangan yang ditulis
sebagai pecahan desimal itu memuat sejumlah bilangan yang berhingga, maka kita dapat
memanfaatkan sistem nilai tempat; sedangkan jika bilangan yang ditulis sebagai pecahan
desimal itu memuat sejumlah bilangan yang tidak berhingga tetapi berulang, maka kita
harus memanipulasi bilangan itu sehingga bentuk pecahan desimalnya diperoleh.

Contoh 3
7
9,078 = 9 + 8
100 + 1000

9000 70 8
= + +
1000 100 1000
0
9078
= 1000

Contoh 4

5,3939393 = …
Misal, n = 5,3939393…
100 n = 539,39393...

n = 5,3939393…
99 n = 534 -
534
n=
99
c. Operasi Pada Bilangan Pecahan Desimal
Perhatikan contoh di bawah ini!

Contoh 5
0,652 = 0 + 0,6 + 0,05 + 0,002

0,343 = 0 + 0,3 + 0,04 + 0,003


+

= 0 + 0,9 + 0,09 + 0,005


= 0 + 0,900 + 0,09 + 0,005
= 0,995

Jadi, 0,652 + 0,343 = 0,995

Contoh 6
0,379 = 0 + 0,3 + 0,07 + 0,009

+
0,257 = 0 + 0,2 + 0,05 + 0,007

= 0 + 0,5 + 0,12 + 0,016

= 0 + 0,500 + 0,120 + 0,016

= 0,636

Jadi, 0,379 + 0,257 = 0,636.

Contoh 7
0,875 = 0 + 0,8 + 0,07 + 0,005
0,324 = 0 + 0,3 + 0,02 + 0,004
-
= 0 + 0,5 + 0,05 + 0,001
= 0,551
Jadi, 0,875 – 0,324 = 0,551.
d. Persen
Untuk menjelaskan konsep persen, dapat dibantu dengan gambar persegi- persegi satuan
berikut ini.

Gambar 28 Ilustrasi Penjelasan Konsep Persen

Terdapat 100 persegi satuan yang menyatakan perseratus atau dilambangkan dengan (%).
Jika terdapat satu persegi satuan yang diarsir, maka melambangkan 1 perseratus atau 1%.
Jika terdapat 5 persegi satuan yang diarsir, maka akan melambangkan 5 perseratus atau
5%. Jika terdapat 31 persegi satuan yang diarsir, maka akan melambangkan 31%. Jika
terdapat 3 persegi satuan besar, dengan jumlah 213 persegi satuan kecil yang diarsir maka
akan melambangkan 213 perseratus atau 213%. Berikut ini ilustrasinya!

Gambar 29 Ilustrasi 31 % dan 213 %.

Masalah-masalah dalam kehidupan nyata yang berkaitan dengan persen biasanya


mempunyai bentuk–bentuk sebagai berikut:
1) menentukan persen dari suatu bilangan,
2) menentukan persen suatu bilangan dibanding suatu bilangan lain, dan
3) menentukan suatu bilangan jika persen dari suatu bilangan diketahui.

2. Materi 3 Desimal dan Persen


Pada materi 3 ini, akan dibahas tentang pengertian bilangan desimal, mengubah penulisan
bilangan pecahan dari bentuk biasa ke desimal dan sebaliknya, operasi pada bilangan
desimal, dan persen.
a. Pengertian Bilangan Pecahan Desimal
Sebelum mempelajari bilangan desimal, perlu dipahami tentang nilai tempat dan arti
dari penulisan bilangan pecahan desimal. Perhatikan penulisan berikut ini.
1
ditulis 0,1
10
1
ditulis 0,01
100
1
ditulis 0,001
100
0
ditulis 0,0001
1
10000

Jadi, dengan memperhatikan sistem nilai tempat, kita dapat menyatakan bentuk panjang
dari bilangan pecahan desimal seperti 25,615, yaitu:
1 1 1
25,615 = (2 × 10) + (5 × 1 ) + (6 × ) + (1 × ) + (5 × )
10 100 1000

b. Mengubah Penulisan Bilangan Pecahan dari Bentuk Biasa ke


Desimal dan Sebaliknya
Mengubah penulisan bilangan pecahan dari bentuk pecahan biasa ke bentuk pecahan
desimal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) menggunakan bilangan pecahan
senama dengan penyebut kelipatan 10, dan (2) menggunakan cara pembagian panjang.
Untuk mengubah penulisan bilangan pecahan dari bentuk pecahan biasa ke bentuk
pecahan desimal menggunakan cara (1), perhatikan contoh berikut ini.

Contoh 1
Tulislah bilangan 7 kedalam bentuk desimal!
8

Jawab:
7 7 125
= ×
8 8 125

875
=
1000

= 0,875
Contoh 2
Tulislah bilangan 4 3
4 kedalam bentuk desimal!
Jawab:
3 3
4 = 4+
4 4
= 4 + 3 × 25
4 25

75
=4+
100

= 4 + 0,75

= 4,75

Mengubah penulisan bilangan pecahan dari bentuk pecahan desimal ke bentuk pecahan
biasa dapat dilakukan dengan memperhatikan bilangannya. Jika bilangan yang ditulis
sebagai pecahan desimal itu memuat sejumlah bilangan yang berhingga, maka kita dapat
memanfaatkan sistem nilai tempat; sedangkan jika bilangan yang ditulis sebagai pecahan
desimal itu memuat sejumlah bilangan yang tidak berhingga tetapi berulang, maka kita
harus memanipulasi bilangan itu sehingga bentuk pecahan desimalnya diperoleh.

Contoh 3
7
9,078 = 9 + 8
100 + 1000

9000 70 8
= + +
1000 100 1000
0
9078
= 1000

Contoh 4

5,3939393 = …
Misal, n = 5,3939393…
100 n = 539,39393...

n = 5,3939393…
99 n = 534 -
534
n=
99
e. Operasi Pada Bilangan Pecahan Desimal
Perhatikan contoh di bawah ini!

Contoh 5
0,652 = 0 + 0,6 + 0,05 + 0,002

0,343 = 0 + 0,3 + 0,04 + 0,003


+

= 0 + 0,9 + 0,09 + 0,005


= 0 + 0,900 + 0,09 + 0,005
= 0,995

Jadi, 0,652 + 0,343 = 0,995

Contoh 6
0,379 = 0 + 0,3 + 0,07 + 0,009

+
0,257 = 0 + 0,2 + 0,05 + 0,007

= 0 + 0,5 + 0,12 + 0,016

= 0 + 0,500 + 0,120 + 0,016

= 0,636

Jadi, 0,379 + 0,257 = 0,636.

Contoh 7
0,875 = 0 + 0,8 + 0,07 + 0,005
0,324 = 0 + 0,3 + 0,02 + 0,004
-
= 0 + 0,5 + 0,05 + 0,001
= 0,551
Jadi, 0,875 – 0,324 = 0,551.
f. Persen
Untuk menjelaskan konsep persen, dapat dibantu dengan gambar persegi- persegi satuan
berikut ini.

Gambar 28 Ilustrasi Penjelasan Konsep Persen

Terdapat 100 persegi satuan yang menyatakan perseratus atau dilambangkan dengan (%).
Jika terdapat satu persegi satuan yang diarsir, maka melambangkan 1 perseratus atau 1%.
Jika terdapat 5 persegi satuan yang diarsir, maka akan melambangkan 5 perseratus atau
5%. Jika terdapat 31 persegi satuan yang diarsir, maka akan melambangkan 31%. Jika
terdapat 3 persegi satuan besar, dengan jumlah 213 persegi satuan kecil yang diarsir maka
akan melambangkan 213 perseratus atau 213%. Berikut ini ilustrasinya!

Gambar 29 Ilustrasi 31 % dan 213 %.

Masalah-masalah dalam kehidupan nyata yang berkaitan dengan persen biasanya


mempunyai bentuk–bentuk sebagai berikut:
4) menentukan persen dari suatu bilangan,
5) menentukan persen suatu bilangan dibanding suatu bilangan lain, dan
6) menentukan suatu bilangan jika persen dari suatu bilangan diketahui.
3. Materi 3 Desimal dan Persen
Pada materi 3 ini, akan dibahas tentang pengertian bilangan desimal, mengubah penulisan
bilangan pecahan dari bentuk biasa ke desimal dan sebaliknya, operasi pada bilangan
desimal, dan persen.
a. Pengertian Bilangan Pecahan Desimal
Sebelum mempelajari bilangan desimal, perlu dipahami tentang nilai tempat dan arti
dari penulisan bilangan pecahan desimal. Perhatikan penulisan berikut ini.
1
ditulis 0,1
10
1
ditulis 0,01
100
1
ditulis 0,001
100
0
ditulis 0,0001
1
10000

Jadi, dengan memperhatikan sistem nilai tempat, kita dapat menyatakan bentuk panjang
dari bilangan pecahan desimal seperti 25,615, yaitu:
1 1 1
25,615 = (2 × 10) + (5 × 1 ) + (6 × ) + (1 × ) + (5 × )
10 100 1000

b. Mengubah Penulisan Bilangan Pecahan dari Bentuk Biasa ke


Desimal dan Sebaliknya
Mengubah penulisan bilangan pecahan dari bentuk pecahan biasa ke bentuk pecahan
desimal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) menggunakan bilangan pecahan
senama dengan penyebut kelipatan 10, dan (2) menggunakan cara pembagian panjang.
Untuk mengubah penulisan bilangan pecahan dari bentuk pecahan biasa ke bentuk
pecahan desimal menggunakan cara (1), perhatikan contoh berikut ini.

Contoh 1
Tulislah bilangan 7 kedalam bentuk desimal!
8

Jawab:
7 7 125
= ×
8 8 125

875
=
1000

= 0,875
Contoh 2
Tulislah bilangan 4 3
4 kedalam bentuk desimal!
Jawab:
3 3
4 = 4+
4 4
= 4 + 3 × 25
4 25

75
=4+
100

= 4 + 0,75

= 4,75

Mengubah penulisan bilangan pecahan dari bentuk pecahan desimal ke bentuk pecahan
biasa dapat dilakukan dengan memperhatikan bilangannya. Jika bilangan yang ditulis
sebagai pecahan desimal itu memuat sejumlah bilangan yang berhingga, maka kita dapat
memanfaatkan sistem nilai tempat; sedangkan jika bilangan yang ditulis sebagai pecahan
desimal itu memuat sejumlah bilangan yang tidak berhingga tetapi berulang, maka kita
harus memanipulasi bilangan itu sehingga bentuk pecahan desimalnya diperoleh.

Contoh 3
7
9,078 = 9 + 8
100 + 1000

9000 70 8
= + +
1000 100 1000
0
9078
= 1000

Contoh 4

5,3939393 = …
Misal, n = 5,3939393…
100 n = 539,39393...

n = 5,3939393…
99 n = 534 -
534
n=
99
g. Operasi Pada Bilangan Pecahan Desimal
Perhatikan contoh di bawah ini!

Contoh 5
0,652 = 0 + 0,6 + 0,05 + 0,002

0,343 = 0 + 0,3 + 0,04 + 0,003


+

= 0 + 0,9 + 0,09 + 0,005


= 0 + 0,900 + 0,09 + 0,005
= 0,995

Jadi, 0,652 + 0,343 = 0,995

Contoh 6
0,379 = 0 + 0,3 + 0,07 + 0,009

+
0,257 = 0 + 0,2 + 0,05 + 0,007

= 0 + 0,5 + 0,12 + 0,016

= 0 + 0,500 + 0,120 + 0,016

= 0,636

Jadi, 0,379 + 0,257 = 0,636.

Contoh 7
0,875 = 0 + 0,8 + 0,07 + 0,005
0,324 = 0 + 0,3 + 0,02 + 0,004
-
= 0 + 0,5 + 0,05 + 0,001
= 0,551
Jadi, 0,875 – 0,324 = 0,551.
h. Persen
Untuk menjelaskan konsep persen, dapat dibantu dengan gambar persegi- persegi satuan
berikut ini.

Gambar 28 Ilustrasi Penjelasan Konsep Persen

Terdapat 100 persegi satuan yang menyatakan perseratus atau dilambangkan dengan (%).
Jika terdapat satu persegi satuan yang diarsir, maka melambangkan 1 perseratus atau 1%.
Jika terdapat 5 persegi satuan yang diarsir, maka akan melambangkan 5 perseratus atau
5%. Jika terdapat 31 persegi satuan yang diarsir, maka akan melambangkan 31%. Jika
terdapat 3 persegi satuan besar, dengan jumlah 213 persegi satuan kecil yang diarsir maka
akan melambangkan 213 perseratus atau 213%. Berikut ini ilustrasinya!

Gambar 29 Ilustrasi 31 % dan 213 %.

Masalah-masalah dalam kehidupan nyata yang berkaitan dengan persen biasanya


mempunyai bentuk–bentuk sebagai berikut:
7) menentukan persen dari suatu bilangan,
8) menentukan persen suatu bilangan dibanding suatu bilangan lain, dan
9) menentukan suatu bilangan jika persen dari suatu bilangan diketahui.
4. Materi 3 Desimal dan Persen
Pada materi 3 ini, akan dibahas tentang pengertian bilangan desimal, mengubah penulisan
bilangan pecahan dari bentuk biasa ke desimal dan sebaliknya, operasi pada bilangan
desimal, dan persen.
a. Pengertian Bilangan Pecahan Desimal
Sebelum mempelajari bilangan desimal, perlu dipahami tentang nilai tempat dan arti
dari penulisan bilangan pecahan desimal. Perhatikan penulisan berikut ini.
1
ditulis 0,1
10
1
ditulis 0,01
100
1
ditulis 0,001
100
0
ditulis 0,0001
1
10000

Jadi, dengan memperhatikan sistem nilai tempat, kita dapat menyatakan bentuk panjang
dari bilangan pecahan desimal seperti 25,615, yaitu:
1 1 1
25,615 = (2 × 10) + (5 × 1 ) + (6 × ) + (1 × ) + (5 × )
10 100 1000

b. Mengubah Penulisan Bilangan Pecahan dari Bentuk Biasa ke


Desimal dan Sebaliknya
Mengubah penulisan bilangan pecahan dari bentuk pecahan biasa ke bentuk pecahan
desimal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) menggunakan bilangan pecahan
senama dengan penyebut kelipatan 10, dan (2) menggunakan cara pembagian panjang.
Untuk mengubah penulisan bilangan pecahan dari bentuk pecahan biasa ke bentuk
pecahan desimal menggunakan cara (1), perhatikan contoh berikut ini.

Contoh 1
Tulislah bilangan 7 kedalam bentuk desimal!
8

Jawab:
7 7 125
= ×
8 8 125

875
=
1000

= 0,875
Contoh 2
Tulislah bilangan 4 3
4 kedalam bentuk desimal!
Jawab:
3 3
4 = 4+
4 4
= 4 + 3 × 25
4 25

75
=4+
100

= 4 + 0,75

= 4,75

Mengubah penulisan bilangan pecahan dari bentuk pecahan desimal ke bentuk pecahan
biasa dapat dilakukan dengan memperhatikan bilangannya. Jika bilangan yang ditulis
sebagai pecahan desimal itu memuat sejumlah bilangan yang berhingga, maka kita dapat
memanfaatkan sistem nilai tempat; sedangkan jika bilangan yang ditulis sebagai pecahan
desimal itu memuat sejumlah bilangan yang tidak berhingga tetapi berulang, maka kita
harus memanipulasi bilangan itu sehingga bentuk pecahan desimalnya diperoleh.

Contoh 3
7
9,078 = 9 + 8
100 + 1000

9000 70 8
= + +
1000 100 1000
0
9078
= 1000

Contoh 4

5,3939393 = …
Misal, n = 5,3939393…
100 n = 539,39393...

n = 5,3939393…
99 n = 534 -
534
n=
99
i. Operasi Pada Bilangan Pecahan Desimal
Perhatikan contoh di bawah ini!

Contoh 5
0,652 = 0 + 0,6 + 0,05 + 0,002

0,343 = 0 + 0,3 + 0,04 + 0,003


+

= 0 + 0,9 + 0,09 + 0,005


= 0 + 0,900 + 0,09 + 0,005
= 0,995

Jadi, 0,652 + 0,343 = 0,995

Contoh 6
0,379 = 0 + 0,3 + 0,07 + 0,009

+
0,257 = 0 + 0,2 + 0,05 + 0,007

= 0 + 0,5 + 0,12 + 0,016

= 0 + 0,500 + 0,120 + 0,016

= 0,636

Jadi, 0,379 + 0,257 = 0,636.

Contoh 7
0,875 = 0 + 0,8 + 0,07 + 0,005
0,324 = 0 + 0,3 + 0,02 + 0,004
-
= 0 + 0,5 + 0,05 + 0,001
= 0,551
Jadi, 0,875 – 0,324 = 0,551.
j. Persen
Untuk menjelaskan konsep persen, dapat dibantu dengan gambar persegi- persegi satuan
berikut ini.

Gambar 28 Ilustrasi Penjelasan Konsep Persen

Terdapat 100 persegi satuan yang menyatakan perseratus atau dilambangkan dengan (%).
Jika terdapat satu persegi satuan yang diarsir, maka melambangkan 1 perseratus atau 1%.
Jika terdapat 5 persegi satuan yang diarsir, maka akan melambangkan 5 perseratus atau
5%. Jika terdapat 31 persegi satuan yang diarsir, maka akan melambangkan 31%. Jika
terdapat 3 persegi satuan besar, dengan jumlah 213 persegi satuan kecil yang diarsir maka
akan melambangkan 213 perseratus atau 213%. Berikut ini ilustrasinya!

Gambar 29 Ilustrasi 31 % dan 213 %.

Masalah-masalah dalam kehidupan nyata yang berkaitan dengan persen biasanya


mempunyai bentuk–bentuk sebagai berikut:
10) menentukan persen dari suatu bilangan,
11) menentukan persen suatu bilangan dibanding suatu bilangan lain, dan
12) menentukan suatu bilangan jika persen dari suatu bilangan diketahui.
BAGIAN PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pecahan yaitu bilangan yang memiliki dua angka yaitu angka penyebut (pembagi) dan angka pembilang.
Bentuk bilangan pecahan tersebut dapat berupa a/b, dimana b≠0. Huruf a melambangkan pembilang dan huruf b
melambangkan penyebut. Dalam penjumlahan dan pengurangan pecahan berbeda penyebut harus terlebih dahulu
menyamakan penyebutnya dengan mencari KPK dari penyebutnya.
B. DAFTAR PUSTAKA
Bilal kahfi. 2021. Rangkuman materi bilangan pecahan matematika kelas 5 SD. Diakses pada 1 Desember 2022
pukul 18.00 WITA. https://www.antotunggal.com/2021/11/materi-bilangan-pecahan-matematika-kelas-5-
sd.html
Insight chamber.2020.Operasi hitung pecahan. Diakses pada 1 Desember 2022 pukul 17.00 WITA.
https://youtu.be/72pq1yylGVY

Anda mungkin juga menyukai