Anda di halaman 1dari 48

KELOMPOK 6

PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN

Adinda Devarani Meina Putri (L1B020073)


Kemuning Cahyaning Tyas Sofyan (L1B020075)
Herlina Arfiana (L1B020077)
Nadiya Marshandi Putri (L1B020079)
Denas Maranti Mitayani (L1B020081)

1
ACARA 1
PERTUMBUHAN IKAN
METODE
A. Penentuan Pola Pertumbuhan dan Faktor Kondisi
1. Ikan diukur panjang totalnya (cm) menggunakan milimeter block/penggaris,
lalu di timbang beratnya (gram), data dimasukkan dalam tabel yang telah
tersedia. Hitung log-nya, atau bisa langsung di analisis menggunakan
Microsoft excel
2. Hitung hubungan panjang berat dengan rumus sbb:
W = a L b (a dan b konstan)
Log W = Log a + b log L
Dari persamaan tersebut dapat ditentukan harga a, sedangkan W dan L sudah
di ketahui. Untuk mencari Log a :

Untuk menentukan nilai b, menggunakan rumus:

3
3. Berdasarkan perhitungan diatas tentukan tipe pertumbuhan berdasarkan nilai b.
Masing-masing nilai b dapat di tafsirkan sebangai berikut :
◦b<3 = Pertambahan Panjang ikan tersebut lebih cepat pertambahan beratnya (allometric negative)
◦b=3 = pertambahan panjang ikan dan pertambahan beratnya seimbangan (isometric)
◦b>3 = pertambahan panjang ikan tidak secepat petambahan beratnya (allometric positif)
Pertumbahan yang seimbang disebut isometric dan pertumbuhan yang tidak seimbang di sebut alometric
Faktor Kondisi ikan dihitung dengan rumus:

Dimana :
W : Berat rata-rata ikan yang sebenarnya yang
terdapat dalam kelasnya (gram)
L : Panjang rata-rata ikan yang terdapat dalam
kelas tersebut (mm)

B. Morfometrik
- Tandai titik – titik batas pengukuran menggunakan jarum pentul
- Ukur jarak masing-masing titik menggunakan penggaris
- Masukkan hasil pengukuran ke dalam tabel

4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Penentuan Pola Pertumbuhan dan Faktor Kondisi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

No. Ikan Panjang (mm) Berat (gram) Pola Pertumbuhan Faktor Kondisi

1. Nila (Oreochromis niloticus)  230  209 Allometrik negatif  1,71

2. Nila (Oreochromis niloticus)  220  197 Allometrik negatif  1,85

3. Nila (Oreochromis niloticus)  210  173 Allometrik negatif  1,86

4. Nila (Oreochromis niloticus)  215   180 Allometrik negatif  1,81

5. Nila (Oreochromis niloticus)  205  170 Allometrik negatif  1,97

6. Nila (Oreochromis niloticus)  190  130 Allometrik negatif  1,89

7. Nila (Oreochromis niloticus)  190  128 Allometrik negatif  1,86


Lanjutan..

No. Ikan Panjang (mm) Berat (gram) Pola Pertumbuhan Faktor Kondisi

8. Nila (Oreochromis niloticus)  190  120 Allometrik negatif  1,74

9. Nila (Oreochromis niloticus)  180  102 Allometrik negatif  1,74

10. Nila (Oreochromis niloticus)  243  233 Allometrik negatif  1,62

11. Nila (Oreochromis niloticus)  252  261 Allometrik negatif  1,63

12. Nila (Oreochromis niloticus)  246  249 Allometrik negatif  1,67

13. Nila (Oreochromis niloticus)  220  250 Allometrik negatif  1,41

14. Nila (Oreochromis niloticus)  210  230 Allometrik negatif  1,73

15. Nila (Oreochromis niloticus)  220  240 Allometrik negatif  1,59

6
Seluruh ikan sampel diidentifikasi menggunakan pengukuran morfometri
dengan hasil yang diperoleh yaitu A1: 45,85 cm; A2: 2-4 cm; A3: 3,5-5 cm; A4: 6-8
cm; A5: 5,5-7,2 cm; A6: 5,5-7,2 cm; B1: 5-7,1 cm; B3: 5-8,5 cm; B4: 5,5-7,5 cm;
B5: 8-10,8 cm; B6: 6-10 cm; C1: 2,5-3,5 cm; C3: 3-4,5 cm; C4: 2,5-6,5 cm; C5: 2-
10,5 cm; C6: 2,5-6,5 cm; D1: 2-3,5 cm; D3: 1,5-5,5 cm; D4: 2-3,5 cm; D5: 2-3,8
cm; dan D6: 2,5-4 cm.

7
Grafik 1. Hubungan Panjang dan Berat Ikan Nila (Oreochromis
niloticus)
Berdasarkan hasil data pola pertumbuhan serta hubungan panjang dan berat pada ikan nila, menunjukkan
bahwa tipe pertumbuhan bersifat allometrik negatif (pertambahan panjang lebih cepat dibandingkan
dengan pertambahan bobot) karena nilai b di bawah angka 3. Faktor-faktor yang menyebabkan nilai b
selain perbedaan spesies adalah faktor lingkungan, perbedaan stok ikan, perkembangan ikan, jenis
kelamin, tingkat kematangan gonad, bahkan perbedaan waktu dalam hari karena perubahan isi perut.
Selain itu, perbedaan nilai b juga dapat disebabkan oleh perbedaan jumlah dan variasi ikan yang diamati.

9
1. 2. 3.
DOKUMENTASI
Pengukuran Panjang

4. 5. 6.

7. 8. 9.

10. 11. 12.

13. 14. 15.


1. 2. 3.
DOKUMENTASI Menimbang Berat

4. 5. 6.

7. 8. 9.

10. 11.

12. 13.
14. 15.
1. 2. 3.
DOKUMENTASI
Morfometri Ikan

4. 5. 6.

7. 8. 9.

10. 11. 12.

13. 14. 15.


ACARA 2
UKURAN BUKAAN
MULUT
(UBM) IKAN
ALAT DAN
BAHAN
Alat Bahan
Alat ukur (penggaris) Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
METODE
 1. Panjang rahang atas diukur dengan penggaris dari titik A (rahang atas bagian depan) sampai
titik B (rahang atas bagian belakang).

2. Lalu dihitung estimasi bukaan mulut dengan rumus UBM:


UBM= PRA
Keterangan:
UBM= ukuran bukaan mulut
PRA= panjang rahang atas
A= rahang atas bagian depan
B= rahang atas bagian belakang

3. Hasil pengukuran bukaan mulut ikan dicatat.


HASIL
Tabel 2. Data Hasil Pengukuran Bukaan Mulut Ikan
No. Ikan Ukuran Bukaan Mulut
(Mouth Opening)
1. Nila (Oreochromis niloticus) 4,94
2. Nila (Oreochromis niloticus) 4,94
3. Nila (Oreochromis niloticus) 4,94
4. Nila (Oreochromis niloticus) 2,12
5. Nila (Oreochromis niloticus) 1,41
6. Nila (Oreochromis niloticus) 1,41
7. Nila (Oreochromis niloticus) 3,53
8. Nila (Oreochromis niloticus) 3,96
9. Nila (Oreochromis niloticus) 4,24
10. Nila (Oreochromis niloticus) 2,54
11. Nila (Oreochromis niloticus) 3,25
12. Nila (Oreochromis niloticus) 2,82
13. Nila (Oreochromis niloticus) 2,82
14. Nila (Oreochromis niloticus) 2,12
15. Nila (Oreochromis niloticus) 2,12
PEMBAHASAN
Dari data tersebut yang memiliki ukuran bukaan mulut terbesar pada ikan Nila pada
nomor 1, 2 dan 3 dengan ukuran 4,94. Lalu yang memiliki ukuran bukaan mulut
terkecil pada ikan Nila pada nomor 5 dan 6 dengan ukuran 1,41. Dari semua hasil
data praktikum memiliki rata-rata ukuran bukaan mulut sebesar 3,14. Hasil data
perhitungan praktikum berbeda-beda dikarenakan adaptasi dari kebiasaan
makanan, strategi mencari makanan, dan ukuran makanan. Adanya kemampuan
untuk menjulurkan rahang membantu kesuksesan dalam mencari makanan. Jenis
pakan disesuaikan dengan bukaan mulut ikan, yang mana semakin kecil bukaan
mulut ikan maka semakin kecil ukuran pakan yang diberikan, dan juga disesuaikan
dengan umur ikan.
1. 2. 3.
DOKUMENTASI
4.
5. 6.

7. 8. 9.
10. 11. 12.

13. 14. 15.


ACARA 3
PENGENALAN JANTAN DAN
BETINA
ALAT DAN
BAHAN
METODE
MORFOLOGI BAGIAN DALAM

Ikan sampel diamati dan disebutkan


Pembedahan ikan dilakukan.
bagian-bagian tubuh ikan.

Perbedaan bentuk, warna, dan Gonad diambil dan digambar, untuk


keberadaan organ reproduksi ikan gonad yang sudah diamati dimasukkan
tersebut diamati. dalam toples yang tersedia.

Dilabeli dan dicatat semua data


Dicatat dan dideskripsikan.
pengamatan.

21
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 3. Identifikasi Jenis Kelamin Ikan
No. Ikan Identifikasi Jenis Kelamin
1. Nila (Oreochromis niloticus) Jantan
2. Nila (Oreochromis niloticus) Betina
3. Nila (Oreochromis niloticus) Betina
4. Nila (Oreochromis niloticus) Betina
5. Nila (Oreochromis niloticus) Jantan
6. Nila (Oreochromis niloticus) Betina
7. Nila (Oreochromis niloticus) Jantan
8. Nila (Oreochromis niloticus) Betina
9. Nila (Oreochromis niloticus) Jantan
10. Nila (Oreochromis niloticus) Jantan
11. Nila (Oreochromis niloticus) Betina
12. Nila (Oreochromis niloticus) Betina
13. Nila (Oreochromis niloticus) Jantan
14. Nila (Oreochromis niloticus) Jantan

15. Nila (Oreochromis niloticus) 22 Jantan


Ciri primer dan sekunder Ciri morfologis Ikan Nila
Ikan Nila (Oreochromis (Oreochromis niloticus)
niloticus) jantan dan betina jantan dan betina

Gonad Ikan Nila


(Oreochromis niloticus)
jantan dan betina

23
DOKUMENTASI
Ikan Nila 1, 2, dan 3
DOKUMENTASI
Ikan Nila 4, 5, dan 6
DOKUMENTASI
Ikan Nila 7, 8, dan 9
DOKUMENTASI
Ikan Nila 10, 11, dan 12
DOKUMENTASI
Ikan Nila 13, 14, dan 15
ACARA 4
ANALISIS SALURAN
PENCERNAAN
ALAT DAN
BAHAN
Alat Bahan
Timbangan Saluran ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Kertas penghisap / tissue
Penggaris / milimeter block
Alat bedah
METODE
 1. Ikan dimatikan, ditimbang bobotnya dan diukur panjangnya.
2. Tubuh ikan dibedah dari anus hingga perut menggunakan section set. Kemudian organ
pencernaan ikan dikeluarkan.
3. Panjang organ saluran pencernaan ikan diukur.
4. Nilai RGL dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :
RGL = Relative length of gut (Panjang relatif usus),
GL = Gut length (Panjang usus ikan),
TL = Total length (Panjang total tubuh ikan)
HASIL
Tabel 4. Data Analisis Saluran Pencernaan pada Ikan Nila
Panjang Panjang
Kebiasaan
No. Ikan Tubuh Saluran RGL
Makan
(cm) Pencernaan
1. Ikan Nila 1 23 95 4,13 Herbivora
2. Ikan Nila 2 22 105 1,77 Herbivora
3. Ikan Nila 3 21 88 4,19 Herbivora
4. Ikan Nila 4 21, 5 51,5 2,39 Omnivora
5. Ikan Nila 5 20,5 61 2,97 Omnivora
6. Ikan Nila 6 19 106,5 5,60 Herbivora
7. Ikan Nila 7 19 70 3,68 Herbivora
8. Ikan Nila 8 19 84 4,42 Herbivora
9. Ikan Nila 9 18 60 3,33 Herbivora
10. Ikan Nila 10 23,3 153 6,78 Herbivora
11. Ikan Nila 11 25,2 133 5,27 Herbivora
12. Ikan Nila 12 24,2 163 6,62 Herbivora
13. Ikan Nila 13 22 176 8 Herbivora
14. Ikan Nila 14 21 195 9,28 Herbivora
15. Ikan Nila 15 22 132 6 Herbivora
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisa tabel saluran pencernaan pada ikan Nila (Oreochromis niloticus)
diperoleh hasil pada ikan nila dengan RGL tertinggi yaitu pada ikan ke-14 sebesar 9,28. Sedangkan
hasil pada ikan nila dengan RGL terendah yaitu pada ikan ke-2 dengan nilai 1,77. Perbedaan nilai
rasio pajang usus dengan panjang tubuh dapat digunakan untuk memprediksi kategori ikan
berdasarkan jenis makanannya. Usus ikan berbeda-beda berdasarkan jenis pakannya. Rasio panjang
usus dengan panjang tubuh ikan pemakan tumbuhan (herbivora) umumnya lebih besar daripada ikan
pemakan daging (karnivora). Perbedaan tersebut antara lain karena hewan herbivora sebagai
pemakan tumbuhan membutuhkan proses yang lebih banyak saat mencerna tumbuh-tumbuhan.
10. 13.
DOKUMENTASI
1. 2. 3.
11. 14.

4. 5. 6.
12. 14.

7. 8. 9.
ACARA 5
FEKUNDITAS IKAN
ALAT DAN
BAHAN
ALAT BAHAN

1. Ikan betina
◦ Alat bedah matang kelamin
2. Telur ikan
METODE
Metode yang digunakan adalah metode volumetrik. Beberapa langkah-langkah yang
dilakukan:
1. Ikan dimatikan dan diukur panjang dan beratnya.
2. Lakukan pembedahan kemudian gonad diambil dan dikeringkan
3. Volume seluruh telur diukur dengan menggunakan gelas ukur.
4. Jumlah telurnya dihitung setelah diukur volumenya
5. Hitung fekunditas

37
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 5. Data Fekunditas Ikan Nila

(V)
volume (v) volume
(x) jumlah seluruh sebagian (X)
Spesies butir telur gonad gonad Fekunditas
Ikan Nila

(Oreochromis
niloticus) 400 2 1 800

38
Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada ovari ikan betina yang
telah matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah.
Berdasarkan tabel hasil diatas menjelaskan bahwa fekunditas ikan nila
didapatkan sebesar 800 dengan bobot ikan nila sebesar 190,8 gr dan volume
seluruh gonad adalah 2. Fekunditas berbanding lurus dengan berat ikan dimana
semakin berat ikan maka nilai fekunditas semakin tinggi. Oleh karena itu nilai
fekunditas dipengaruhi oleh ukuran tubuh, umur, lingkungan, dan ukuran
diameter telur.
DOKUMENTASI

Gambar 1. Ikan yang Memiliki Telur Gambar 2.Telur Ikan Nila


ACARA 6
INDEKS KEMATANGAN GONAD
IKAN
ALAT DAN
BAHAN
ALAT BAHAN

◦ Alat bedah
1. Ikan betina
◦ Timbangan
matang kelamin
◦ Gelas ukur
2. Telur ikan
METODE
  Beberapa langkah dalam praktikum pengamatan telur ikan, yaitu :
1. Gelas ukur dengan volume tertentu disiapkan, dicatat sebagai volume
awal

1. Telur diambil, kemudian masukkan ke dalam gelas ukur tadi, volume akhir dicatat

2. Volume telur dihitung dengan cara volume akhir dikurangi volume awal. Volume telur
dihitung dengan rumus:

Keterangan:

Vtelur = Volume telur

V0 = Volume awal

Va = Volume akhir 
43
METODE
Lanjutan … • IKG dibawah 4% :
Ikan dimatikan, ikan ditimbang Gonad yang telah Ikan belum siap
bobotnya, pembedahan dilakukan dikeringkan, Stadium kematangan memijah
dengan hati hati agar gonad tidak kemudian gonad ditentukan • IKG antara 4 – 12% :
rusak. ditimbang. (Sumantadinata, 1981) Ikan matang gonad
belum siap memijah
1 3 5
• IKG antara 12 – 19
%: Ikan siap memijah

Keterangan:
2 4

IKG = Indeks Kematangan Gonad


Seluruh gonad diangkat dengan Nilai IKG dihitung (%)
hati hati kemudian dikeringkan dengan rumus:
dengan kertas penghisap. 𝐼𝐾𝐺=𝐵𝑔/𝐵𝑡×100% Bg = Berat Gonad Ikan (gram)

44 Bt = Berat tubuh Ikan (gram)


HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 6. Data Hasil Pengamatan Gonad Ikan Nila
Ikan ke- Jenis Berat gonad Berat tubuh IKG (%) Stadium
(gr) (gr) Kematangan
Gonad
1 Ikan nila 6,1 198 3,08 Belum siap
(Oreochromis memijah
niloticus)

45
Berdasarkan data hasil praktikum yang dilakukan terhadap 1 ekor Ikan
nila (Oreochromis niloticus) diketahui IKG (Indeks Kematangan Gonad) pada
ikan betina yaitu 3,08% maka dapat dikatakan ikan tersebut belum siap
memijah. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh (Sumantadinata,
1981), bahwa untuk nilai IKG ikan yang berada dibawah 4% dikatakan ikan
belum siap memijah. Namun, tingkat kematangan gonad sudah memasuki fase
Perkembangan II karena Ovarium berwarna orange kemerah-merahan dan Telur
jelas dapat dibedakan, bentuknya bulat telur serta Ovarium mengisi kira-kira
2/3 ruang bawah.
DOKUMENTASI

Gambar 1. Ikan yang Memiliki Telur Gambar 2.Telur Ikan Nila


THANK
S!
Any questions?

48

Anda mungkin juga menyukai