1
ACARA 1
PERTUMBUHAN IKAN
METODE
A. Penentuan Pola Pertumbuhan dan Faktor Kondisi
1. Ikan diukur panjang totalnya (cm) menggunakan milimeter block/penggaris,
lalu di timbang beratnya (gram), data dimasukkan dalam tabel yang telah
tersedia. Hitung log-nya, atau bisa langsung di analisis menggunakan
Microsoft excel
2. Hitung hubungan panjang berat dengan rumus sbb:
W = a L b (a dan b konstan)
Log W = Log a + b log L
Dari persamaan tersebut dapat ditentukan harga a, sedangkan W dan L sudah
di ketahui. Untuk mencari Log a :
3
3. Berdasarkan perhitungan diatas tentukan tipe pertumbuhan berdasarkan nilai b.
Masing-masing nilai b dapat di tafsirkan sebangai berikut :
◦b<3 = Pertambahan Panjang ikan tersebut lebih cepat pertambahan beratnya (allometric negative)
◦b=3 = pertambahan panjang ikan dan pertambahan beratnya seimbangan (isometric)
◦b>3 = pertambahan panjang ikan tidak secepat petambahan beratnya (allometric positif)
Pertumbahan yang seimbang disebut isometric dan pertumbuhan yang tidak seimbang di sebut alometric
Faktor Kondisi ikan dihitung dengan rumus:
Dimana :
W : Berat rata-rata ikan yang sebenarnya yang
terdapat dalam kelasnya (gram)
L : Panjang rata-rata ikan yang terdapat dalam
kelas tersebut (mm)
B. Morfometrik
- Tandai titik – titik batas pengukuran menggunakan jarum pentul
- Ukur jarak masing-masing titik menggunakan penggaris
- Masukkan hasil pengukuran ke dalam tabel
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Penentuan Pola Pertumbuhan dan Faktor Kondisi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
No. Ikan Panjang (mm) Berat (gram) Pola Pertumbuhan Faktor Kondisi
No. Ikan Panjang (mm) Berat (gram) Pola Pertumbuhan Faktor Kondisi
6
Seluruh ikan sampel diidentifikasi menggunakan pengukuran morfometri
dengan hasil yang diperoleh yaitu A1: 45,85 cm; A2: 2-4 cm; A3: 3,5-5 cm; A4: 6-8
cm; A5: 5,5-7,2 cm; A6: 5,5-7,2 cm; B1: 5-7,1 cm; B3: 5-8,5 cm; B4: 5,5-7,5 cm;
B5: 8-10,8 cm; B6: 6-10 cm; C1: 2,5-3,5 cm; C3: 3-4,5 cm; C4: 2,5-6,5 cm; C5: 2-
10,5 cm; C6: 2,5-6,5 cm; D1: 2-3,5 cm; D3: 1,5-5,5 cm; D4: 2-3,5 cm; D5: 2-3,8
cm; dan D6: 2,5-4 cm.
7
Grafik 1. Hubungan Panjang dan Berat Ikan Nila (Oreochromis
niloticus)
Berdasarkan hasil data pola pertumbuhan serta hubungan panjang dan berat pada ikan nila, menunjukkan
bahwa tipe pertumbuhan bersifat allometrik negatif (pertambahan panjang lebih cepat dibandingkan
dengan pertambahan bobot) karena nilai b di bawah angka 3. Faktor-faktor yang menyebabkan nilai b
selain perbedaan spesies adalah faktor lingkungan, perbedaan stok ikan, perkembangan ikan, jenis
kelamin, tingkat kematangan gonad, bahkan perbedaan waktu dalam hari karena perubahan isi perut.
Selain itu, perbedaan nilai b juga dapat disebabkan oleh perbedaan jumlah dan variasi ikan yang diamati.
9
1. 2. 3.
DOKUMENTASI
Pengukuran Panjang
4. 5. 6.
7. 8. 9.
4. 5. 6.
7. 8. 9.
10. 11.
12. 13.
14. 15.
1. 2. 3.
DOKUMENTASI
Morfometri Ikan
4. 5. 6.
7. 8. 9.
7. 8. 9.
10. 11. 12.
21
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 3. Identifikasi Jenis Kelamin Ikan
No. Ikan Identifikasi Jenis Kelamin
1. Nila (Oreochromis niloticus) Jantan
2. Nila (Oreochromis niloticus) Betina
3. Nila (Oreochromis niloticus) Betina
4. Nila (Oreochromis niloticus) Betina
5. Nila (Oreochromis niloticus) Jantan
6. Nila (Oreochromis niloticus) Betina
7. Nila (Oreochromis niloticus) Jantan
8. Nila (Oreochromis niloticus) Betina
9. Nila (Oreochromis niloticus) Jantan
10. Nila (Oreochromis niloticus) Jantan
11. Nila (Oreochromis niloticus) Betina
12. Nila (Oreochromis niloticus) Betina
13. Nila (Oreochromis niloticus) Jantan
14. Nila (Oreochromis niloticus) Jantan
23
DOKUMENTASI
Ikan Nila 1, 2, dan 3
DOKUMENTASI
Ikan Nila 4, 5, dan 6
DOKUMENTASI
Ikan Nila 7, 8, dan 9
DOKUMENTASI
Ikan Nila 10, 11, dan 12
DOKUMENTASI
Ikan Nila 13, 14, dan 15
ACARA 4
ANALISIS SALURAN
PENCERNAAN
ALAT DAN
BAHAN
Alat Bahan
Timbangan Saluran ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Kertas penghisap / tissue
Penggaris / milimeter block
Alat bedah
METODE
1. Ikan dimatikan, ditimbang bobotnya dan diukur panjangnya.
2. Tubuh ikan dibedah dari anus hingga perut menggunakan section set. Kemudian organ
pencernaan ikan dikeluarkan.
3. Panjang organ saluran pencernaan ikan diukur.
4. Nilai RGL dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
RGL = Relative length of gut (Panjang relatif usus),
GL = Gut length (Panjang usus ikan),
TL = Total length (Panjang total tubuh ikan)
HASIL
Tabel 4. Data Analisis Saluran Pencernaan pada Ikan Nila
Panjang Panjang
Kebiasaan
No. Ikan Tubuh Saluran RGL
Makan
(cm) Pencernaan
1. Ikan Nila 1 23 95 4,13 Herbivora
2. Ikan Nila 2 22 105 1,77 Herbivora
3. Ikan Nila 3 21 88 4,19 Herbivora
4. Ikan Nila 4 21, 5 51,5 2,39 Omnivora
5. Ikan Nila 5 20,5 61 2,97 Omnivora
6. Ikan Nila 6 19 106,5 5,60 Herbivora
7. Ikan Nila 7 19 70 3,68 Herbivora
8. Ikan Nila 8 19 84 4,42 Herbivora
9. Ikan Nila 9 18 60 3,33 Herbivora
10. Ikan Nila 10 23,3 153 6,78 Herbivora
11. Ikan Nila 11 25,2 133 5,27 Herbivora
12. Ikan Nila 12 24,2 163 6,62 Herbivora
13. Ikan Nila 13 22 176 8 Herbivora
14. Ikan Nila 14 21 195 9,28 Herbivora
15. Ikan Nila 15 22 132 6 Herbivora
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisa tabel saluran pencernaan pada ikan Nila (Oreochromis niloticus)
diperoleh hasil pada ikan nila dengan RGL tertinggi yaitu pada ikan ke-14 sebesar 9,28. Sedangkan
hasil pada ikan nila dengan RGL terendah yaitu pada ikan ke-2 dengan nilai 1,77. Perbedaan nilai
rasio pajang usus dengan panjang tubuh dapat digunakan untuk memprediksi kategori ikan
berdasarkan jenis makanannya. Usus ikan berbeda-beda berdasarkan jenis pakannya. Rasio panjang
usus dengan panjang tubuh ikan pemakan tumbuhan (herbivora) umumnya lebih besar daripada ikan
pemakan daging (karnivora). Perbedaan tersebut antara lain karena hewan herbivora sebagai
pemakan tumbuhan membutuhkan proses yang lebih banyak saat mencerna tumbuh-tumbuhan.
10. 13.
DOKUMENTASI
1. 2. 3.
11. 14.
4. 5. 6.
12. 14.
7. 8. 9.
ACARA 5
FEKUNDITAS IKAN
ALAT DAN
BAHAN
ALAT BAHAN
1. Ikan betina
◦ Alat bedah matang kelamin
2. Telur ikan
METODE
Metode yang digunakan adalah metode volumetrik. Beberapa langkah-langkah yang
dilakukan:
1. Ikan dimatikan dan diukur panjang dan beratnya.
2. Lakukan pembedahan kemudian gonad diambil dan dikeringkan
3. Volume seluruh telur diukur dengan menggunakan gelas ukur.
4. Jumlah telurnya dihitung setelah diukur volumenya
5. Hitung fekunditas
37
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 5. Data Fekunditas Ikan Nila
(V)
volume (v) volume
(x) jumlah seluruh sebagian (X)
Spesies butir telur gonad gonad Fekunditas
Ikan Nila
(Oreochromis
niloticus) 400 2 1 800
38
Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada ovari ikan betina yang
telah matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah.
Berdasarkan tabel hasil diatas menjelaskan bahwa fekunditas ikan nila
didapatkan sebesar 800 dengan bobot ikan nila sebesar 190,8 gr dan volume
seluruh gonad adalah 2. Fekunditas berbanding lurus dengan berat ikan dimana
semakin berat ikan maka nilai fekunditas semakin tinggi. Oleh karena itu nilai
fekunditas dipengaruhi oleh ukuran tubuh, umur, lingkungan, dan ukuran
diameter telur.
DOKUMENTASI
◦ Alat bedah
1. Ikan betina
◦ Timbangan
matang kelamin
◦ Gelas ukur
2. Telur ikan
METODE
Beberapa langkah dalam praktikum pengamatan telur ikan, yaitu :
1. Gelas ukur dengan volume tertentu disiapkan, dicatat sebagai volume
awal
1. Telur diambil, kemudian masukkan ke dalam gelas ukur tadi, volume akhir dicatat
2. Volume telur dihitung dengan cara volume akhir dikurangi volume awal. Volume telur
dihitung dengan rumus:
Keterangan:
V0 = Volume awal
Va = Volume akhir
43
METODE
Lanjutan … • IKG dibawah 4% :
Ikan dimatikan, ikan ditimbang Gonad yang telah Ikan belum siap
bobotnya, pembedahan dilakukan dikeringkan, Stadium kematangan memijah
dengan hati hati agar gonad tidak kemudian gonad ditentukan • IKG antara 4 – 12% :
rusak. ditimbang. (Sumantadinata, 1981) Ikan matang gonad
belum siap memijah
1 3 5
• IKG antara 12 – 19
%: Ikan siap memijah
Keterangan:
2 4
45
Berdasarkan data hasil praktikum yang dilakukan terhadap 1 ekor Ikan
nila (Oreochromis niloticus) diketahui IKG (Indeks Kematangan Gonad) pada
ikan betina yaitu 3,08% maka dapat dikatakan ikan tersebut belum siap
memijah. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh (Sumantadinata,
1981), bahwa untuk nilai IKG ikan yang berada dibawah 4% dikatakan ikan
belum siap memijah. Namun, tingkat kematangan gonad sudah memasuki fase
Perkembangan II karena Ovarium berwarna orange kemerah-merahan dan Telur
jelas dapat dibedakan, bentuknya bulat telur serta Ovarium mengisi kira-kira
2/3 ruang bawah.
DOKUMENTASI
48