Anda di halaman 1dari 44

 Ruang lingkup biomaterial kedokteran gigi

 Sifat bahan material kedokteran gigi


 Bahan cetak
 Dental gipsum
 Dental wax
 Resin akrilik
 Suatu material tak hidup yang digunakan sebagai
perangkat medis dan mampu berinteraksi dengan
sistem biologis  mengarah pada ilmu material
dan bidang Ilmu biologis serta kimia.
 Bangsa romawi, China dan Aztec  2000 tahun
yang lalu menggunakan emas untuk perawatan
gigi.
 Abad 21  menemukan holly grail  restorasi
yang berikatan permanen dengan semua
permukaan gigi, secara estetik cocok dengan
struktur gigi dan menunjukkan sifat yang serupa
dengan struktur gigi.
1. Biokompatibel
2. Non toksik
3. Non karsinogenik
4. Memiliki sifat fisik dan mekanik yang memadai
 sesuai fungsi dan kegunaan.
5. Harga relatif murah dan bahan bakunya mudah
didapat
 Biomaterial Sintetik
- logam
- polimer
- keramik dan gelas
- komposit
 Biomaterial Alami (Rekayasa Jaringan)
 LOGAM
- Yang biasa digunakan  baja tahan karat,
titanium murni dan titanium paduan, serta paduan
cobalt-base
- (+) : Kuat, tangguh,ductile
(-) : Dapat terkorosi, berat jenis besar, proses
pembuatannya sulit
- Contoh : implant
 KERAMIK
- (+) :
1. Biokompatibilitas tinggi,
2. tahan dari perubahan  suhu,
3. tidak mengalami perubahan bentuk ketika
dipanaskan
(-) :
1. Rapuh, tidak kenyal, tidak kuat ditekan
2. Contoh :
3. Gigi buatan
 POLIMER
(-) :
Tidak kuat, mudah terdeformasi, dapat
terdegradasi
(+):
Kenyal, mudah diproduksi
Contoh:
Benang bedah
 Komposit
(+):
Kuat, dapat disesuaikan bentuknya
(-):
Proses pembuatannya sulit
Contoh :
Bahan restorasi
1. ADA (The Council on Scientific Affair)
 Mengevaluasi obat dan bahan terapetik yang
digunakan pada KG.
 Bertanggung Jawab terhadap perkembangan
standar dan pemberian sertifikat prodak
2. FDI (Federation Dentaire International)
 Merumuskan spesifikasi internasional bagi
bahan kedokteran gigi
3. ISO (Internasional for Standar Disation)
 Menetukan spesifikasi dari bahan, instrumen,
piranti dan peralatan kedokteran gigi.
 Didasarkan pada ilmu mekanika, akustik, optik,
termodinamika, kelistrikan, magnet, radiasi,
struktur, atau gejala nuklir.
 i.e. Corak, nilai, kroma, translusensi  sifat fisik
berdasarkan dalil optik.
 i.e. Konduktivitas termal dan koefisien ekspansi
termal  sifat fisik berdasarkan termodinamika.
 Kekerasan: kemampuan suatu bahan menahan
abrasi/pengikisan.
 Yang mempengaruhi pengikisan gigi:
 Tekanan gigitan
 Frekuensi pengunyahan
 Sifat abrasif makanan
 Perubahan temperatur
 Sifat fisik bahan
 Kekentalan: ketahanan untuk bergerak  ukuran
konsistensi suatu cairan beserta
ketidakmampuannya untuk mengalir.
 Kekentalan suatu bahan KG menentukan
ketepatannya untuk aplikasi tertentu.
 Melengkung/distorsi: perubahan dalam bentuk
dan kontur benda padat sebagai manifestasi dari
pengaturan kembali posisi atom atau molekul.
 Relaksasi: dilepaskannya kembali tekanan yang
menyebabkan distorsi.
 Creep: geseran plastik yang bergantung waktu
dari suatu bahan di bawah muatan statis atau
muatan konstan, i.e. Creep pada logam tuang.
 Aliran: mirip creep, namun untuk
menggambarkan sifat suatu bahan yang amorf,
i.e. Aliran pada wax.
 Tiga dimensi warna:
1. Corak: warna dominan suatu objek.
2. Nilai: warna yang lebih terang (nilai lebih tinggi)
atau gelap (nilai lebih rendah)
3. Kroma: derajat kejenuhan suatu corak (pekat atau
tidaknya suatu corak)
 Konduktivitas termal: pengukuran termofisika
menganai seberapa baik panas disalurkan melalui
suatu bahan dengan aliran konduksi.
 Koefisien ekspansi termal: perubahan panjang
per unit panjang asal suatu bahan apabila suhu
dinaikkan 1⁰ C.
i.e. Berkurangnya sensasi suhu pada pemakaian gigi
tiruan.
 Sifat mekanis dibatasi oleh hukum mekanika 
ilmu fisika yang berhubungan dengan energi
serta efeknya pada benda.
 Kekuatan: adalah sifat mekanis bahan untuk
menahan gaya-gaya yang bekerja (beban) yang
ada tanpa mengalami patah atau berubah bentuk
sacara berlebihan.
 Tekanan: gaya per unit daerah yang bekerja pada
bidang tertentu suatu bahan.
 Regangan: reaksi akibat adanya tegangan.
 Modulus elastik (modulus Young atau modulus
elastisitas): kekerasan atau kekakuan relatif suatu
bahan.
 Kekuatan: tekanan yang dapat menyebabkan
fraktur atau sejumlah deformasi plastis.
 Kekerasan: banyaknya energi deformasi elastis
atau plastis yang diperlukan untuk mematahkan
suatu bahan  ukuran dari ketahan terhadap
fraktur.
 Biokompatibilitas: selaras dengan kehidupan dan
tidak memiliki efek toksik dan efek merugikan
pada fungsi biologis.
 Syarat biolompatibilitas bahan-bahan KG:
1. Tidak boleh membahayakan pulpa dan jaringan
lunak.
2. Tidak boleh mengandung substansi toksik yang larut
dalam air, yang dapat dilepaskan dan diserap ke
dalam sistem sirkulasi sehingga menyebabkan
respons toksik sistemik.
3. Bebas dari bahan yang berpotensi menimbulkan
reaksi alergi.
4. Tidak berpotensi karsinogenik.
 Pengujian untuk evaluasi biokompatibilitas:
1. Kelompok I (uji primer): evaluasi sitotoksik
2. Kelompok II (uji sekunder): evaluasi terhadap
potensi untuik menimbulkan toksisitas sitemik,
toksisitas inhalasi,iritasi kulit, dan sensitivitas serta
respons implantasi.
3. Kelompok III (uji penggunaan pre-klinis)
 Bahan untuk mencatat atau mereproduksi bentuk
dan hubungan gigi dan jaringan mulut dalam
bentuk negatif  digunakan untuk membuat
duplikasi atau replika yang akurat dari jaringan
keras dan jaringan lunak mulut.
 Untuk mendapatkan bentuk positif : hasil cetakan
diisi dengan dental stone atau material pembuat
model lainnya (electroform copper/silver, epoxy)
 Bila berbetuk hasil preparasi gigi : die
 Bila meliputi rahang atau banyak gigi: model.
 Mucostatic impression material: sifat lebih cair,
kurang menekan ke jaringan.
 Mucocompressive impression material: material
cetak lebih pekat, lebih menekan ke jaringan.
 Bau, rasa, dan warna dapat diterima
 Tidak mengandung bahan beracun dan mengiritasi
 Shelf-life baik, tahan dalam penyimpanan dan distribusi
 Hharga ekonomis sesuai hasil yang didapat
 Mudah digunakan dengan peralatan minimum
 Sifat material setelah setting sesuai dengan persyaratan
klinik
 Tekstur dan kkonsistensi material dapat diterima
 Dapat membasahi jaringan mulut
 Sifat elastis tanpa perubahan permanen setelah
regangan/strain
 Kekuatan baik, tidak rusak/sobek saat dikeluarkan
dari mulut
 Kestabilan dimensi cukup lama pada temperatur dan
kelembaban normal cukup waktu untuk
menghasilkan die/model.
 Akurat untuk penggunaan di klinik
 Dapat di desinfeksi tanpa berubah
 Tidak melepaskan gas selama setting material cetak.
1. Material elastik:
a. Hydrocolloid reversible : Agar
b. Hydrocolloid irreversible: Alginat
2. Material non elastik:
 Plaster of paris (impression plaster/gipsum tipe
1)
 Impression compound
 Zinc oxide eugenol pasta
 Impression waxes
Bahan dasar: mineral gypsum kalsium sulfat
dihidrat (CaSO4.2H2O)
Fungsi:
Untuk mencetak rahang
Untuk membuat model/die
Sarana pembuatan gigi tiruan
Bahan dasar casting material/ material tanam tuang
 Plaster cetak (tipe 1)
 Plaster model (tipe 2)  i.e. Untuk mengisi kuvet
 Dental stone (tipe 3)  i.e. Untuk membuat model
kerja gigi tiruan.
 Dental stone kekuatan tinggi (tipe 4)  i.e. Untuk
membuat die.
 Dental stone kekuatan tinggi, ekspansi tinggi (tipe 5)
 i.e. Untuk membuat die dengan bahan restorasi
logam.
 Gipsum sintetik.
Definisi: waktu yang diperlukan gips untuk menjadi keras dan
dihitung sejak gips kontak dengan air.
1.Initial Setting :
campuran gips dengan air sudah sudah tidak dapat lagi mengalir
ke dalam cetakan  adonan tampak buram
2.Final Setting Time :
waktu yang dibutuhkan oleh gips keras untuk bereaksi secara
lengkap dari kalsium sulfat dihidrat.
Kekerasan dan kekuatan belum maksimum
dapat dilepas dari cetakan tanpa distorsi atau patah.
 Malam model pada suhu kamar
 Malam lembaran tuang
 Malam inlay
 Carding dan Boxing wax
 Malam perekat/sticky wax
 Malam cetak : Malam jenis ini dipergunakan untuk
mencetak rahang yang tidak bergigi. Malam ini
menunjukkan derajat aliran yang tinggi pada suhu
mulut.
• Stabil pada suhu mulut
• Dapat mengisi rongga cetak
• Non iritan dan Non toxic
• Tidak meninggalkan residu
• Tidak berubah sifat fisis jika dipanaskan
 Acrylic berasal dari bahasa latin yaitu acrolain 
bau yang tajam.
 Bahan ini berasal dari Asam Acrolain atau
gliserin aldehida.
 Secara kimia  polymetil metakrilat, terbuat dari
minyak bumi, gas bumi atau arang batu.
 Resin acrylic adalah resin termoplastis,
merupakan persenyawaan kompon non metalik
yang dibuat secara sintetis dari bahan-bahan
organic.
 Penggunaannya  bahan basis gigi tiruan, dan
sebagai bahan restorasi untuk mengganti gigi
yang rusak

Anda mungkin juga menyukai