Anda di halaman 1dari 87

Sri Rahmah Haruna, S.Kep., Ns., M.

Kes

INTERVENSI
KEPERAWATAN PADA
BAYI DAN ANAK
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Megarezky Makassar
2019/2020
POKOK BAHASAN
• Pemberian Oksigen pada anak
• Nebulisasi
• Suction pada anak
• Pemasangan infus pada bayi dan anak
• Transfusi darah
• Pencegahan infeksi lingkungan pada BBL
• Phototherapy
• Axchage transfusion
• Pemberian obat pada anak
• Terapi bermain
• Tepid sponge
NILAI NORMAL TTV

TTV BAYI BARU LAHIR Nilai 0 1 2

• TTV APGAR score Appearance Biru, pucat Badan merah, Semuanya


(warna kulit) ekstremitas biru merah muda
• Diukur 1-5 menit setelah bayi lahir (skor
maksimum 10 (sehat) dan minimal 0).
Pulse Tidak teraba < 100 >100
(denyut
jantung)
TTV normal pada bayi baru lahir adalah:
A: kulit berwarna merah atau merah muda Grimace Tidak ada Lambat Menangis kuat
P: denyut jantung > 100 denyut per menit (refleks
G: bayi menangis terhadap
A: tonus otot aktif rangsangan)
R: frekuensi pernapasan 30-60 kali per menit
Activity Lemas / lumpuh Gerakan sedikit / Aktif fleksi
(tonus otot) Fleksi tungkai tungkai baik /
reaksi melawan
HasilAPGAR score:
• Nilai 7-10: bayi dalam kondisi baik.
• Nilai 4-6: bayi mengalami asfiksia sedang dan Respiratory Tidak ada Lambat, tidak Baik, menangis
memerlukan intervensi. (usaha napas) teratur kuat
• Nilai 0-3: bayi mengalami asfiksia berat,
sehingga memerlukan resusitasi segera.
NILAI NORMAL TTV

Tekanan Darah Nadi Pernapasan

Usia Sistol/Diastol Usia Nilai Usia Nilai

Bayi baru lahir 60-85/45-55 Bayi baru lahir 100-165 Bayi baru lahir 30-60

1-12 bulan 100-150 1-5 tahun 20-50


1-12 bulan 80-100/55-65
Balita 70-120 Anak 20-30
Balita 90-107/55-70
Anak 80-90 Remaja 12-18
6-9 tahun 95-110/60-73

10-11 tahun 100-119/65-76 Suhu


12-15 tahun 110-124/70-79 36,5-37℃
PEMBERIAN OKSIGEN
TERAPI OKSIGEN

DEFINISI OKSIGENASI
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan O2 dalam
tubuh dengan cara melancarkan saluran masuknya
oksigen atau memberikan aliran gas O2 sehingga
konsentrasinya meningkat dalam tubuh.

TUJUAN OKSIGENASI
1. Untuk mempertahankan O2 yg adekuat pd jaringan
2. Untuk mengurangi kerja otot pernapasan
3. Untuk menurunkan beban kerja jantung
INDIKASI OKSIGENASI
1. Jika tersedia,pemberian oksigen harus dipandu dengan pulse oxymetry. Berikan O2 pd anak
dgn kadar SaO2 <90%, dan naikkan pemberian O2 u/ mencapai SaO2 hingga >90%. Jika
pulse oxymetry tidak tersedia, kebutuhan terapi O2 harus dipandu dgn tanda klinis, yg tidak
begitu tepat.
2. Bila persediaan O2 terbatas, prioritas harus diberikan u/ anak dgn pneumonia sangat berat,
bronkiolitis, atau serangan asma yang:
1. mengalami sianosis sentral, atau
2. tidak bisa minum (disebabkan oleh gangguan respiratorik).
3. Jika persediaan O2 banyak, O2 harus diberikan pada anak dgn salah satu tanda berikut:
1. tarikan dinding dada bagian bawah yg dalam
2. frekuensi napas 70 kali/menit atau lebih
3. merintih pada setiap kali bernapas (pada bayi muda)
4. anggukan kepala (head nodding).

Pasien bayi dan


anak mempunya
NB : i kebutuhan oksi
yang lebih besar gen perkilogram
karena tingginya berat badan
metabolisme pad
oksigen 6–8 ml/k a anak. bayi mem
g/menit sementa butuhkan
ra pada dewasa
sekitar 3–4 ml/kg
/menit.
METODE PEMBERIAN O2

Merupakan pipa pendek yg dimasukkan ke dalam cuping hidung


Nasal Prong

• Letakkan nasal prongs tepat ke dalam cuping hidung dan rekatkan dgn plester di kedua
pipi dekat hidung.
• Jaga agar cuping hidung anak bersih dari kotoran hidung/lendir, yg dapat menutup
aliran oksigen.
• Pasang aliran oksigen sebanyak 1–2 liter/menit (0.5 liter/menit pada bayi muda) untuk
memberikan kadar-oksigen-inspirasi 30–35%. Tidak perlu pelembapan.

Kateter berukuran 6 atau 8 FG yang dimasukkan ke dalam lubang hidung hingga


melewati bagian belakang rongga hidung.
Kateter Nasal

• Tempatkan kateter dengan jarak dari sisi cuping hidung hingga ke bagian tepi dalam
dari alis anak.
• Pasang aliran oksigen 1–2 liter/menit. Tidak perlu pelembapan.
METODE PEMBERIAN O2
Kateter dengan ukuran 6 atau 8 FG dimasukkan ke dalam faring tepat di bawah
uvula.
Kateter Nasofaring

• Letakkan kateter pada jarak dari sisi cuping hidung hingga ke arah telinga. Jika alat ini
diletakkan terlalu ke bawah, anak dapat tersedak, muntah dan kadang-kadang dapat
timbul distensi lambung.
• Beri aliran sebanyak 1–2 liter/menit, yang memberikan kadar-oksigen inspirasi 45-60%.
Perlu diperhatikan kecepatan aliran tidak berlebih karena dapat menimbulkan risiko
distensi lambung. Perlu dilakukan pelembapan.
METODE PEMBERIAN O2

Oxygen tent
Oxygen hood

Pantau Terapi O2

Kadar O2 dlm darah

diukur scr rutin


METODE PEMBERIAN O2
Pulse oxymetry

• Merupakan suatu alat ukur saturasi oksigen


dalam darah secara non-invasif.
• Alat ini memancarkan cahaya ke jaringan seperti
jari, jempol kaki, atau pada anak kecil, seluruh
bagian tangan atau kaki. Saturasi oksigen diukur
pada pembuluh arteri kecil, oleh sebab itu
disebut arterial oxygen saturation (SaO2).
• Nilai normal pada permukaan laut pada anak adalah
95–100%; pada anak dgn pneumonia berat, yg
ambilan oksigennya terhambat, nilai ini menurun.
Oksigen biasanya diberikan dengan saturasi < 90%
(diukur dalam udara ruangan). Batas yang berbeda
dapat digunakan pada ketinggian permukaan laut
yang berbeda, atau jika oksigen menipis.

• Reaksi yang timbul dari pemberian oksigen dapat


diukur dengan menggunakan pulse oxymeter, karena
SaO2 akan meningkat jika anak menderita penyakit
paru (pada PJB sianotik nilai SaO2 tidak berubah
walau oksigen diberikan). Aliran oksigen dapat diatur
dengan pulse oxymetry untuk mendapatkan nilai
SaO2 > 90% yang stabil, tanpa banyak membuang
oksigen.
Kewaspadaan Praktik

• Bayi : plester dengan aman pada ibu jari kaki (atau penahan yg dijual bebas yg menguatkan penutupan).
pakaikan kaus kaki dgn ukuran yg pas.

• Anak : plester sensor dgn aman padajari telunjuk dan plester kabelnya pada punggung tangan
NEBULISASI
NEBULISASI

DEFINISI TERAPI INHALASI NEBULISASI


Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara
hirupan/inhalasi dalam bentuk aerosol ke dalam saluran napas.
Nebulizer adalah alat medis untuk mengubah obat cair
menjadi uap agar lebih mudah dihirup oleh paru-paru.

TUJUAN
Untuk mengurangi sesak pada penderita
Asmabronchial, membantu mengencerkan dahak,
bronkospasme berkurang/menghilang.
ALAT PEMILIHAN OBAT
INDIKASI
1. Generator aerosol 1. Obat yg akan digunakan untuk
1. Asma Bronkialis 2. Alat bantu inhalasi (kanul terapi inhalasi akan selalu
2. Penyakit Paru Obstruksi nasal, masker, mouthpiece) disesuaikan dengan diagnosis
Kronik 3. Cup (tempat obat cair). atau kelainan yg diderita oleh
3. Sindroma Obstruksi Post TB pasien.
4. Mengeluarkan dahak 2. Obat yg digunakan berbentuk
solutio (cairan), suspensi atau
obat khusus yg memang dibuat
KOMPLIKASI untuk terapi inhalasi.
3. Golongan obat yg sering
1. Henti napas digunakan melalui nebulizer
KONTRAINDIKASI 2. Spasme bronkus atau iritasi yaitu beta-2 agonis,
saluran napas antikolinergik, kortikosteroid,
1. Hipertensi 3. Akibat efek obat yang dan antiobiotik.
2. Takikardia digunakan seperti salbutamol
3. Riwayat alergi (short acting beta-2 agonist)
dosis tinggi akan
4. Trakeostomi
menyebabkan gangguan pada
5. Fraktur di daerah hidung, sistim sekunder penyerapan INTERPRETASI
maxilla, palatum oris obat. Hipokalemi dan
6. Kontraindikasi dari obat yang 1. Bronkospasme berkurang atau
disritmia dapat ditemukan menghilang
digunakan untuk nebulisasi pada paslien dengan 2. Dahak berkurang
kelebihan dosis.
NEBULISASI
JENIS-JENIS NEBULIZER

Nebulizer jet-aerosol dengan penekan udara (compressor nebulizer)


= memberikan tekanan udara dari pipa ke cup yng berisi obat cair untuk
01 memecah airan ke dalam bentuk partikelpartikel uap kecil yg dapat dihirup
ke dalam saluran napas

Nebulizer mini portable (portable nebulizer) = bentuknya kecil,


02 dapat dioperasikan dengan menggunakan baterai dan tidak berisik
sehingga nyaman digunakan

Nebulizer ultrasonik (ultrasonic nebulizer) = menggunakan


03 gelombang ultrasounik (vibrator dengan frekuensi tinggi) untuk secara
perlahan merubah obat dari bentuk cair ke bentuk aerosol basah
NEBULISASI

CARA PENGGUNAAN ALAT

1. Buka tutup tabung obat, masukkan cairan obat kedalam alat penguap sesuai dosis yg telah ditentukan.
2. Gunakan mouth piece atau masker (sesuai kondisi pasien). Tekan tombol ON pada nebulizer. Uap yg keluar
dihirup perlahan-lahan dan dalam, inhalasi ini dilakukan terus menerus sampai obat habis. Hal ini dilakukan
berulang-ulang sampai obat habis (+ 10 – 15 menit).

YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. Bila memungkinkan, kumur daerah tenggorok sebelum penggunaan nebulizer


2. Perhatikan reaksi pasien sebelum, selama dan sesudah pemberian terapi inhalasi
3. Nebulisasi sebaikan diberikan sebelum waktu makan
4. Setelah nebulisasi klien disarankan untuk postural drainage dan batuk efektif untuk membantu pengeluaran
sekresi
5. Pasien harus dilatih menggunakan alat secara benar
6. Perhatikan jenis alat yg digunakan. Pada alat tertentu maka uap obat akan keluar pada penekanan tombol, pada
alat lain obat akan keluar secara terus menerus.
SUCTION
SUCTION
DEFINISI
Suatu tindakan untuk pembersian jalan napas dgn memakai kateter penghisap
melalui Nasotrakeal tube,orotraceal tube,dan traceostomy tube pada saluran napas
bagian atas.

TUJUAN
1. Membebaskan jalan napas
2. Mengurangi retensi sputum
3. Memperbaiki oksigenisasi dan menurunkan beban kerja pernapasan
4. Merangsang batuk,
5. Mencegah infeksi paru dan atelektasi

INDIKASI
Pasien tdk mampu batuk (neonatus, tracheatomi, indotracheal tube)
1. Pasien tdk mampu batuk efektif (retensi sekret, neonatus, gagal napas)
2. Membersihkan fungsi tube
KOMPLIKASI
Parengeal suction akan merangsang saraf simpatis (N. Vagus) menimbulkan aktif
simpatik dan menyebabkan bradicardi dan henti jantung dan henti napas (vagal
reflek)
SUCTION JENIS SUCTION
1. Oral suctioning
2. Nasofaringeal suctioning
3. Nasotrakeal suctioning
YANG PERLU DIPERHATIKAN 4. Endotrakeal suctioning

1. Sekret harus segera dikeluarkan agar tidak terjadi gagal UKURAN SELANG SUCTION
napas
2. Gunakan teknik aseptik dan alat steril 1. Anak-anak usia 2-5 tahun : 6-8 F
3. Penghisapan sekret harus dilakukan dgn prosedur yg tepat 2. Usia sekolah 6-12 tahun : 8-10 F
mencegah infeksi, luka, spasme, udema, serta perdarahan 3. Remaja-dewasa : 10-16 F
jalan napas
4. Lama penghisapan lendir tdk boleh lebih dari 5-10 detik u/ FREKUENSI PENGHISAPAN
bayi dan anak dan 10-15 detik u/ dewasa
5. Vacum presure : 8-13,6 kPa (60-100mmHg) u/ bayi; 13-20 1. Dilakukan tiap 2 jam bial perlu atau setelah dilakukan
kPa (100-120mmHg) u/anak; 20-27 kPa (120-200mmHg) u/ chest physiotherapy
dewasa 2. Segera laporkan bila terdapat :
6. Botol penampung sekret harus diisi dgn cairan aseptik a. kesulitan memasukkan kateter penghisap
kurleb 1/4 bagian dicatat selama 24 jam dan diganti b. bila sekret sdh tdk bisa dihisap
7. Untuk mencegah bradikardi selama suction harus dilakukan c. sekret yg pekat dan banyak
pencegahan dgn pre suction pemberian O2 pada pasien, d. sekret campr darah, berbusa atau bau
gunakan kateter suction seperti endotrakeal tube e. penderita sianotik, keadaan menurun, apnea, dll
8. Suction dpt menstimulasi batuk bila tdk ada g3 Vagus dgn
disertai batuk maka mobilisasi sekret lebih mudah
Kozier &
Erb, 201
2
SUCTION

SUCTION PADA BAYI DAN ANAK


Sebelum melakukan suction, sebaiknya
berikan oksigenasi untuk mencegah
hipoksia, hipoksia jangka pendek dpt PROSEDUR
menyebabkan retinopati (bayi prematur)
1. Terangkan prosedur yg akan
PRINSIP dilakukan pd pasien/keluarganya
Tekhnik steril, agar mikroorganisme tidak 2. Letakkan alat2 di samping t4 MEMBERSIHKAN MELALUI
mudah masuk ke faring, trakeal dan tidur pasien MULUT
bronki. 3. Jika mungkin buat posisi semi
fowler 1. Hubungkan sumber penghisap
4. Cuci tangan dinding dgn penghisap logam
5. Hidupkan sumber penghisap dgn 2. Masukkan penghisap logam ke
tekanan sesuai kebutuhan dlm mulut tanpa memberi tekanan
6. Ukur kateter sepanjang ujung penghisap, kemudian lakukan
hidung smp ke telinga penghisapan sekret dgn hati2
3. Hindarkan mata pasien dr
percikan sekret
4. Bersihkan akateter logam dgn
larutan steril
5. Berikan O2 pd pasien dan lakukan
penghisapan bila perlu
SUCTION

PASIEN TERPASANG INTRATRACHEAL

MEMBERSIHKAN MELALUI HIDUNG 1. Perlu 2 org untuk melakukan penghisapan bila mungkin
(terutama pd anak yg aktif)
1. Hubungkan sumber penghisap dgn kateter 2. Satu memberikan oksigenasi
penghisap 3. Tekan tombol alrm ventilator bila perlu
2. Berikan pelicin pada ujung kateter penghisap 4. Lepaskan hub.dgn sirkuit ventilator atau pipa humidifier
3. Masukkan kateter penghisap melalui lubang jika pasien menggunakannya
hidung atau dapat jg melalui mulut dgn hati2 5. Gunakan balon pompa dan beri O2 3-5x inflasi dgn
tanpa memberikan tekanan pd penghisap, konsentrasi F1O2 :
kemudain lubang penghisap ditutup dan 1. 10% lbh besar dr konsentrasi O2 yg digunakan u/
sekret dihisap sambil menarik kateter neonatus dgn BB kurang dr 3000g
perlahan2 2. 100% u/ pasien lain kecuali ada ketentuan lain
4. Bersihkan akateter logam dgn larutan steril 6. Selama prosedur, jaga agar gerakan dada tetap adekuat
5. Berikan O2 pd pasien dan lakukan dan jika diberikan ventilator jaga agar tetap dlm tekanan
penghisapan bila perlu positif, hindari tekanan yg berlebihan
7. Bila BB bayi kuranf dr 2000g harus dipasang pengukur
tekanan pd sirkuit
ORANG KE 2 MELAKUKAN PENGHISAPAN
1. ON-kan penghisap dinding dgn tekanan sesuai kebutuhan
2. Gunakan handscoon dan letakkan pengalas di atas dada pasien
3. Gunakan tangan kanan untuk menghubungkan kateter penghisap dgn penghisap
4. Jaga agar kateter tetap steril
5. Masukkan kateter ke dlm lumen pipa trakea dgn cepat sejauh mungkin tanpa dipaksa, dgn lubang kateter terbuka dlm
keadaan tdk menghisap
6. Lakukan penghisapan sekret dgn menutup lubang penghisap yg ada di samping
7. Tarik perlahan2 kateter penghisap u/ bbrp cm pertama lalu tarik cepat dgn cara memutar (rotasi)
8. Bila kateter sulit ditarik, mgkn menempel di bronkus, buka lubang penghisap dan ulangi penghisapan dgn tekanan yg
lebih rendah
9. Selama penghisapan pipa endotrakea dipegang dgn tangan kiri u/ mempertahankan posisi
10. Hubungkan pipa endotrakea dgn balon pemompa dan berikan O2
11. Pada neonatus dgn BB kurang dr 3000g konsentrasi O2 10% lebih tinggi dr yg sedang digunakan
12. Ulangi seluruh prosedur dgn konsep yg sama hingga jalan napas relatif bersih dr sekret
13. Selama penghisapan perhatikan warna kulit dan denyut nadi pasien. Bila terjadi kelainan hentikan penghisapan dan
berikan ventilasi dgn segera
14. Kembalikan pasien ke sirkuit ventilator atau pipa humidifier bila sebelumnya tdk digunakan
15. Matikan sumber penghisap, selang dlm keadaan bersih
16. Peralatan dikembalikan dlm keadaan bersih dan pasien dikembalikan ke posisi semula

EVA
1. Bunyi LUASI 1. JumlahDOKUMENTASI
,
2. Tanda nafas bersih. bau secretkonsistensi, warna
3. Pasienvital stabil. 2. Respan serta. dan
nyaman. klien terha
dap prosed
ur.
PEMASANGAN INFUS
PEMASANGAN INFUS

DEFINISI
Merupakan salah satu pemberian terapi cairan dgn menggunakan prosedur invasif yg
dilaksanakan dgn menggunakan teknik aseptik.

TUJUAN
1. Memenuhi kebutuhan cairan elektrolit
2. Memenuhi kebutuhan nutrisi parenteral dan suplemen nutrisi
3. Memberikan obat2an dan kemoterapi
4. Transfusi darah

KOMPLIKASI
1. Infeksi
2. Emboli udara
3. Phlebitis
4. Infiltrasi
5. Iritasi vena
6. Hematoma
7. Trombophlebitis
8. Trombosis
9. Occlusion
10. Spasme vena
11. Reaksi vasovagal
12. Kerusakan syaraf, tendon dan ligament
PEMASANGAN INFUS

PENCEGAHAN KOMPLIKASI

1. Ganti lokasi tusukan setiap 48-72 jam dan gunakan set infus baru
2. Ganti kasa steril penutup luka setiap 24-48 jam dan evaluasi tanda infeksi
3. Observasi tanda / reaksi alergi terhadap infus atau komplikasi lain
4. Jika infus tidak diperlukan lagi, buka fiksasi pada lokasi penusukan
5. Kencangkan klem infus sehingga tidak mengalir
6. Tekan lokasi penusukan menggunakan kasa steril, lalu cabut jarum infus perlahan,
periksa ujung kateter terhadap adanya embolus
7. Bersihkan lokasi penusukan dengan anti septik. Bekas-bekas plester dibersihkan
memakai kapas alkohol atau bensin (jika perlu)
8. Gunakan alat-alat yang steril saat pemasangan, dan gunakan tehnik sterilisasi dalam
pemasangan infus
9. Hindarkan memasang infus pada daerah-daerah yang infeksi, vena yang telah rusak,
vena pada daerah fleksi dan vena yang tidak stabil
10. Mengatur ketepatan aliran dan regulasi infus dengan tepat.
11. Penghitungan cairan yang sering digunakan adalah penghitungan millimeter perjam
(ml/h) dan penghitungan tetes permenit.
PEMASANGAN INFUS

UKURAN IV CHATETER

1. Ukuran 14 orange (untuk pasien dewasa)


2. Ukuran 16 grey (8 tahun ke atas)
3. Ukuran 18 green (tranfusi darah)
4. Ukuran 20 pink (tranfusi darah)
5. Ukuran 22 blue (1 sampai 8 tahun hingga
pasien dewasa)
6. Ukuran 24 yellow (dibawah 1 tahun)
7. Ukuran 26 ungu (dibawah 1 tahun)
PROSEDUR
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada ortu ttg 7an dan prosedur tindakan yg akan dilakukan
3. Atur posisi pasien dan siapkan standar infus
4. Hubungkan cairan dgn infus set
5. Isi cairan ke dlm infus set dgn menekan rg.tetesan hingga terisi sebagian, buka klem selang hingga memenuhi selang
dan udara akan keluar
6. Letakkan perlak di bawah t4 vena yg akan ditusuk
7. Pasang tourniquet sedekat mungkin disekitar area penusukan
8. Lakukan imobilisasi vena dgn cara meregangkan kulit dgn kuat dan berseberangan
9. Desinfeksi area sekitar t4 penusukan dgn cara melingkar dari dlm keluar
10. Mata jarum menghadap ke atas dan membentuk sudut 20-30 derajat dgn kulit, lakukan penusukan pada lapisan di atas
vena
11. Rubah sudut penetrasi sehingga hampir sejajar dgn kulit pasien dan lakukan penetrasi
12. Tarik jarum keluar sepanjang 1 cm, darah akan mengalir diantara kateter dan tabung jarum, hal ini memastikan bahwa
ujung kateter sdh berada di dlm vena
13. Pegang pangkal kateter dgn kuat dan masukkan kateter seluruhnya dgn menggunakan jarum kateter sbg pemandu
14. Lakukan penekanan di atas kateter, tarik jarum sepenuhnya
15. Gunakan satu tangan kembalikan jarum introduser ke dlm bungkus pelindungnya dan tekan hingga bunyi klik
16. Sambungkan infus set, alirkan cairan infus dan lakukan fiksasi (jgn lupa berikan bantalan pada telapak tangan bayi atau
anak agar infusnya tdk mudah lepas)
17. Atur kecepatan tetesan sesuai kebutuhan
18. Rapikan pasien, berskan alat, lepaskan handscoon, cuci tangan, dan dokumentasi
TRANSFUSI DARAH
TRANSFUSI DARAH

DEFINISI
 Pelayanan transfusi darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang
meliputi perencanaan, pengerahan dan pelestarian pendonor darah,
penyediaan darah, pendistribusian darah, dan tindakan medis
pemberian darah kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan (PERMENKES No. 91, 2015).

TUJUAN
 Mengembalikan dan mempertahankan volume peredaran darah
yang normal.
 Mengganti kekurangan komponen darah seluler atau kimia darah
 Meningkatkan oksigenasi jaringan
 Memperbaiki homestasis
 Tindakan terapi khusus
MANFAAT
1. Membantu wanita yg mengalami pendarahan post partum
2. Mencegah kehilangan banyak darah saat menjalani operasi
3. Mengatasi Infeksi dan luka bakar
4. Mencegah penurunan produksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit pd penderita kanker asbg efek
kemoterapi
5. Membantu pasien gagal atau kerusakan hati yang parah
6. Mengatasi kelainan darah termasuk pada penderita thalasemia

INDIKASI
1. Kehilangan darah akut, bila 20–30% total volume darah hilang dan perdarahan masih terus terjadi.
2. Anemia berat
3. Syok septik (jika cairan IV tidak mampu mengatasi gangguan sirkulasi darah dan sbg tambahan dari pemberian
antibiotik)
4. Memberikan plasma dan trombosit sebagai tambahan fak.pembekuan, krn komponen darah spesifik yg lain tdk ada
5. Transfusi tukar pada neonatus dgn ikterus berat.
JENIS TRANSFUSI

1. Darah lengkap (Whole blood)


2. Sel darah merah (Packed Red Cell)
3. Trombosit
4. Plasma beku (Fresh Frozen Plasma)
SEBELUM TRANSFUSI

1. Golongan darah donor sama dgn golongan darah resipien dan nama anak serta nomornya tercantum pada label dan
formulir (pada kasus gawat darurat, kurangi risiko terjadinya ketidakcocokan atau reaksi transfusi dengan
melakukan uji silang golongan darah spesifik atau beri darah golongan O bila tersedia)
2. Kantung darah transfusi tidak bocor
3. Kantung darah tidak berada di luar lemari es lebih dari 2 jam, warna plasma darah tidak merah jambu atau
bergumpal dan sel darah merah tidak terlihat keunguan atau hitam
4. Tanda gagal jantung. Jika ada, beri furosemid 1mg/kgBB IV saat awal transfusi darah pada anak yang sirkulasi
darahnya normal. Jangan menyuntik ke dlm kantung darah.
5. Lakukan pencatatan awal tentang suhu badan, frekuensi napas dan denyut nadi anak.
6. Jumlah awal darah yg ditransfusikan harus sebanyak 20 ml/kgBB darah utuh, yg diberikan selama 3-4 jam.
SELAMA TRANSFUSI
1. Jika tersedia, gunakan alat infus yang dapat mengatur
laju transfusi (lihat gambar)
2. Periksa apakah darah mengalir pada laju yang tepat
3. Lihat tanda reaksi transfusi (lihat di bawah), terutama
pada 15 menit pertama transfusi
4. Catat keadaan umum anak, suhu badan, denyut nadi
dan frekuensi napas setiap 30 menit
5. Catat waktu permulaan dan akhir transfusi dan
berbagai reaksi yang timbul.

SETELAH TRANSFUSI
Nilai kembali anak. Jika diperlukan tambahan darah,
jumlah yang sama harus ditransfusikan dan dosis
furosemid (jika diberikan) diulangi kembali.
PROSEDUR TRANSFUSI
1. Jelaskan prosedur kepada pasien/keluarga, kaji pernah atau tidak pasien menerima transfusi sebelumnya dan catat
reaksi yg timbul
2. Minta pasien/keluarga u/ melaporkan adanya menggigil, sakit kepala, gatal-gatal atau ruam dgn segera
3. Pastikan bahwa pasien/keluarga telah menandatangani surat persetujuan
4. Cuci tangan kemudian gunakan handscoon
5. Pasang selang IV dgn menggunakan kateter berukuran besar
6. Gunakan selang infus yg memiliki filter didalam selang
7. Gantungkan botol larutan salin normal 0.9% u/ diberikan setelah transfusi darah selesai
8. Ikuti protokol lembaga dlm mendapatkan produk darah dari bank darah
9. Identifikasi produk darah dan pasien dgn benar
10. Ukur tanda vital dasar klien
11. Berikan dahulu larutan salin normal. Mulai lakukan transfusi secara perlahan diawali dgn pengisian filter didalam
selang
12. Atur kecepatan sampai 2ml/menit u/15 menit pertama dan tetaplah bersama pasien.
13. Monitor tanda vital setiap 5 menit selama 15 menit pertama transfusi, selanjutnya ukur setiap jam.
14. Pertahankan kecepatan infuse yg di programkan dgn menggunakan pompa infus.
15. Lepas dan buang handscoon, cuci tangan
REAKSI PASCA TRANSFUSI

1. Kategori I (reaksi ringan), berupa demam dgn suhu >38,0°C atau kenaikan suhu 1-2°C dari
suhu tubuh pra-transfusi, pruritus, ruam ringan, transient urticaria, atau flushing.
2. Kategori II (reaksi sedang), di samping demam dgn suhu tubuh >39,0°C atau kenaikan suhu
>2°C dari suhu tubuh pra-transfusi, disertai menggigil, rasa kaku, mual/muntah, mialgia,
angioedema, mengi, urtikaria, serta ruam kulit, tanpa g3 pada sirkulasi dan pernapasan.
3. Kategori III (reaksi berat), terjadi hipotensi atau gangguan sirkulasi, sesak napas, mengi,
stridor berat, serta anafilaksis.
PENCEGAHAN INFEKSI
LINGKUNGAN PADA BBL
PENCEGAHAN INFEKSI LIGKUNGAN PADA BBL

DEFINISI
 Pencegahan infeksi adalah bagian penting setiap komponen perawatan
pada bayi baru lahir.

PRINSIP UMUM PENCEGAHAN INFEKSI


 Berikan perawatan rutin pada bayi baru lahir
 Pertimbangkan setiap orang (termasuk bayi dan staf) berpotensi menularkan infeksi
 Cuci tangan atau gunakan pembersih tangan beralkohol
 Gunakan pakaian pelindung dan sarung tangan
 Gunakan teknik aseptik
 Pegang instrumen tajam dgn hati2, bersihkan, jika perlu, sterilkan atau desinfeksi instrumen
dan peralatan
 Bersihkan unit perawatan khusus bayi baru lahir secara rutin dan buang sampah
 Pisahkan bayi yg menderita infeksi untuk mencegah infeksi nosokomial
PENCEGAHAN INFEKSI LIGKUNGAN PADA BBL

TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI


 Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dgn
bayi
FAKTOR RISIKO  Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yg belum dimandikan
1. BBLR  Memastikan semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang talipusat telah
2. Ketuban Pecah Dini (12 jam) didisinfksi tingkat tinggi atau steril
 Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yg digunakan
3. Ibu demam
untuk bayi, telah dalam keadaan bersih
4. Cairan amnion keruh, berbau  Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop, danbenda-
5. Resusitasi bendalainnya yg akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih
6. Kembar (dekontaminasi dan cuci setiap kali setelah digunakan)
 Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudaranya dgn mandi
7. Prosedur invasif
setiap hari (putting susu tidak boleh disabun)
8. Sosio-ekonomi rendah  Membersihkan muka, pantat dan tali pusat bayi baru lahir dgn air bersih, hangat
dan sabun setiap hari
 Menjaga bayi dari orang2 yg menderita infeksi dan memastikan orang yg
memegang bayi sudah cuci tangan sebelumnya
PENCEGAHAN INFEKSI LIGKUNGAN PADA BBL
BERIKAN PERAWATAN RUTIN BBL
1. Setelah 6 jam pertama kehidupan atau setelah suhu bayi stabil, gunakan kain katun yg direndam dlm air hangat u/
membersihkan darah dan cairan tubuh lain (mis. dari kelahiran) dari kulit bayi, kemudian keringkan kulit. Tunda
memandikan bayi kecil (kurang dari 2500g pada saat lahir atau lahir sebelum usia gestasi 37 minggu) sampai minimal hari
ke 2 kehidupan
2. Bersihkan bokong dan area perineum bayi setiap kali mengganti popok bayi, atau sesering yg dibutuhkan, dgn
menggunakan kapas yg direndam dlm air hangat bersabun, kemudian keringkan area tersebut secara cermat
3. Pastikan bahwa ibu mengetahui posisi dan penempelan yg benar untuk menyusui untuk mencegah mastitis dan kerusakan
puting

ORANG SEBAGAI SUMBER INFEKSI


1. Letakkan unit perawatan khusus BBL di area lalu lintas yg tdk padat dgn akses terbatas
2. Minta ruangan pribadi untuk BBL, jika memungkinkan
3. Pastikan bahwa staf yg kontak langsung dgn BBL mendapatkan sebanyak mungkin imunisasi berikut : Rubela, Campak,
Hepatitis B, Parotitis, dan Influenza (setiap tahun)
4. Jgn izinkan personel yg menderita infeksi kulit atau lesi melakukan kontak langsung dgn bayi
5. Jgn izinkan staf atau pengunjung memasuki unit perawatan khusus BBL jika mereka menderita infeksi akut (mis.virus
pernapasan)
6. Batasi jumlah individu yg berbeda yg menangani bayi
PENCEGAHAN INFEKSI
MENCUCI TANGAN
1. Cuci tangan dgn sabun dan air (jika tangan terlihat bersih, desinfeksi tangan dgn menggunakan pembersih tangan
beralkohol) :
a. sebelum dan setelah merawat bayi dan sebelum prosedur apapun;
b. setelah melepas sarung tangan
c. setelah memegang instrumen kotor atau barang lain
2. Beri tahu ibu atau anggota keluarga untuk mencuci tangan mereka sebelum dan setelah memegang bayi
3. Untuk mencuci tangan :
a. basahi seluruh tangan
b. cuci tangan selam 10-15 detik dgn sabun biasa dan air mengalir atau air yg dituang
c. biarkan tangan kering dgn udara atau keringkan tangan dgn kertas bersih atau handuk pribadi
4. Pembersih tangan beralkohol, yg dibuat dari penambahan 2ml gliserin (atau emolien lain) ke 100ml etil atau
isopropil alkohol 60-90%, lebih efektif dlm membersihkan tangan dibandingkan mencuci tangan kecuali jika tangan
terlihat kotor. Untuk mencuci tangan menggunakan pembersih tangan yg beralkohol :
a. oleskan pembersih tangan secukupnya smp mencakup seluruh permukaan tangan dan jari2 tangan
b. gosok larutan ke tangan smp tangan tersebut kering
PENCEGAHAN INFEKSI
PAKAIAN PELINDUNG DAN SARUNG TANGAN
1. TIdak perlu memakai gaun atau masker saat memberikan perawatan rutin untuk BBL
2. Pakai baju pelindung (mis.apron) saat diperkirakan akan kontak dgn darah atau cairan tubuh
3. Pakai sepatu dgn jari tertutup, jika memungkinkan. Jangan bertelanjang kaki.
4. Ketika sarung tangan dibutuhkan untuk prosedur, pakai sepasang sarung tangan yg berbeda untuk setiap bayi guna
menghindari kontaminasi silang, dan buang sarung tangan setelah kontak. Gunakan sarung tangan yg berbeda untuk situasi
yg berbeda :
a. pakai sarung tangan steril atau yg didesinfeksi tingkat tinggi untuk kontak dgn kulit yg luka atau untuk prosedur invasif
(mis.pungsi lumbal, kateterisasi vena umbilikalis)
b. pakai sarung tangan periksa yg bersih untuk kontak dgn membran mukosa atau cairan tubuh (mis.mengambil sampel
darah, merawat umbilikus)
c. pakai sarung tangan karet tebal atau sarung tangan lateks serbaguna saat memegang barang yg terkontaminasi,
membersihkan instrumen dan peralatan, dan membuang sampah.
5. Sarung tangan sekali pakai lebih disukai, tetapi jika sumber terbatas, sarung tangan dpt digunakan kembali jika:
a. didekontaminasi dgn direndam dlm larutan klorin 0,5% kurleb 10 menit
b. dicuci dan dibilas
c. disterilisasi dgn autoklaf (menghilangkan semua mikroorganisme) atau didesinfeksi tingkat tinggi dgn dikukus atau
direbus (menghilangkan semua mikroorganisme kecuali bbrp endospora bakteri)
6. Jika sarung tangan bedah sekali pakai digunakan kembali, jgn memprosesnya lbh dari 3x krn robekan yg tdk terlihat dpt
terjadi.
PENCEGAHAN INFEKSI

TEKNIK ASEPTIK

1. Gosok tangan selama 3-5 menit dgn menggunakan sabun antiseptik, dan bilas dgn air yg mengalir atau air yg
dituang
2. Biarkan tangan kering dgn udara atau gunakan kertas bersih atau handuk pribadi
3. Pakai sarung tangan periksa yg bersih
4. Siapkan kulit untuk prosedur dgn mencucinya menggunakan swab atau bola kapas yg direndam dlm larutan
antiseptik dgn gerakah spiral ke arah luar. Ulangi 2x lagi, dgn menggunakan swab baru atau bola kapaas setiap
kalinya, dan biarkan kering.
5. Lepas sarung tangan periksa dan pakai sarung tangan yg didesinfeksi tingkat tinggi atau steril
6. Gunakan instrumen atau peralatan yg didesinfeksi tingkat tinggi atau steril
7. Jika ada pertanyaan mengenai apakah suatu barang steril atau tdk, anggap barang tersebut terkontaminasi.
PENCEGAHAN INFEKSI BBL SECARA UMUM

1. Antenatal yg baik
2. Persalinan yg bersih
3. Peralatan yg steril
4. Rooming-In
5. ASI
6. Imunisasi
7. Pemisahan bayi infeksi termasuk alat dan petugas
8. Petugas di bagian Perinatologi tdk bekerja di t4 lain
PHOTOTHERAPY
PHOTOTHERAPY

DEFINISI
 Phototherapy adalah terapi dengan menggunakan penyinaran sinar
dengan intensitas tinggi.

FUNGSINYA
 Untuk pengobatan atau terapi sinar pada bayi yang mengalami
bilirubin.

PRINSIP UMUM
 Prinsip alat phototherapy memberikan sinar pada kulit bayi secara langsung dalam jangka
waktu tertentu, dengan jarak penyinaran kurang lebih 45 cm
MANFAAT
1. Menurunkan kadar bilirubin dalam darah bayi
2. Tidak menghasilkan produk pecahan bilirubin yg beracun
JENIS PHOTOTHERAPY
3. Pecahan bilirubin cepat dihilangkan melalui ginjal dan hati
1. Fototerapi konvensional
4. Mengurangi risiko kerusakan otak
2. Fototerapi fibreoptic
5. Mudah didiagnosis
6. Mempersingkat waktu
7. Meminimalisir pemisahan bayi dari ortu
8. Memberi jalan agar ibu bisa tetap memberikan ASI

KOMPLIKASI
1. Tinja lembek
2. Kepanasan dan dehidrasi (peningkatan kehilangan
air yang tidak terasa [insensible water loss]
3. Sindrom bayi perunggu (perubahan warna kulit
yang coklat keabu-abuan dan gelap)
4. Denyut jantung dan pernafasan bayi tidak teratur
PROSEDUR PHOTOTHERAPY
SAAT PHOTOTHERAPY
1. Posisi
a. Letakan bayi terlentang dibawa alat terapi sinar
b. Catat durasi terapi, tipe lampu terapi yg digunakan, jarak dari lampu kepada bayi,
SEBELUM PHOTOTHERAPY
c. Ubah posisi bayi teratur sehingga seluruh tubuh bayi terekspos oleh terapi sinar
1. Pastikan lampu menyala
biru
sesuai standar
2. Menjaga bayi dari injury
2. Atur jarak foto terapi dengan
a. Yakinkan penutup mata adekuat melindungi bayi
tempat tidur bayi antara 30 –
b. Buka penutup mata setiap memberi minum, memandikaan dan tindakan lainnya
45 cm
(1x setiap 4/6 jam)
3. Siapkan pelindung mata
3. Menjaga status hidrasi bayi
4. Tutup mata sebelum
a. Memberi minum bayi sesuai kebutuhan
menggunakan pelindung mata
b. Pertahankan rute minum bayi, yakin porsi yg diberikan adekuat
5. Yakinkan bahwa pelindung
c. Observasi status hidrasi, awasi tanda kekeringan pada kulit, kulit pecah – pecah
mata dapat menutupi mata
dan kemerahan
tanpa menyakiti bayi
4. Menjaga keadekuatan termoregulasi
a. Obsesvasi suhu dan warna kulit bayi secara teratur
b. Hindari penggunaan minyak/ lotion pada tubuh bayi yg sedang mendapat Photo
therapy
5. Menjaga keadekuatan integumen bayi : Jaga bayi tetap bersih dan kering
EXCHAGE TRANFUSION
EXCHANGE TRANSFUSION

Indikasi

DEFINISI
Kadar Bilirubin
 Exchage transfusion merupakan suatu tindakan pengambilan BB (gram)
(mg/dL)
sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah
dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang
sampai sebagian besar darah penderita tertukar < 1000 10 ± 12

1000 ± 1500 12 ± 15

1500 ± 2000 15 ± 18
TUJUAN
 Mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara
mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi 2000 ± 2500 18 ± 20
EXCHANGE TRANSFUSION

HENTIKAN BILA TERJADI


1. Emboli, trombosis
2. Hiperkalemia, hipernatremia, hipokalsemia, asidosis, hipoglikemia
3. G3 pembekuan krn pemakaian heparin
4. Perforasi pembuluh darah

KOMPLIKASI
1. Vaskular (emboli udara atau trombus, trombosis)
2. Kelainan jantung (aritmia, overload, henti jantung)
3. G3 elektrolit (hipo/hiperkalsemia, hipernatremia, asidosis)
4. Koagulasi (trombositopenia, heparinisasi berlebih)
5. Infeksi (bakterimia, hepatitis virus, sitomegalik, nekrotikan)
6. Lainnya (hipotermia, hipoglikemia)
EXCHANGE TRANSFUSION
DARAH DONOR
1. Apabila hiperbilirubin yg terjadi akibat inkompatibilitas gol ABO, darah yg dipakai adalah gol O rhesus (+)
2. Pada keadaan yg tdk berkaitan dgn proses aloimunisasi sebaiknya digunakan darah yg bergolongan darah sama dgn
bayi. Jika tdk memungkinkan, dpt dipakai gol O yg kompatibel dgn serum ibu atau dapat dimintakan gol Odgn titer anti
A atau anti B yg rendah
3. Jumlah darah yg dipakai untuk dipakai untuk transfusi tukar ±140-180 cc/kg BB

TEKNIK
1. Double Volume
 dibutuhkan 2x vol.darah, diharapkan dapat mengganti kurleb 90% dari sirkulasi darah bayi dan 88% mengganti Hb
bayi
 jarum infus dipasang melalui kateter vena umbilikalis/vena saphena magna. Darah dikeluarkan dan dimasukkan
bergantian.
2. Iso Volume
 hanya dibutuhkan sebanyak volume darah bayi, dapat mengganti 65% Hb bayi
 darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena
umbilikalis dlm jumlah yg sama
3. Partial Exchage
 memberikan cairan koloid atau kristaloid pd kasus polistemia atau darah pd anemia
VOLUME DARAH PADA EXCHANGE TRANSFUSION

PERAWATAN SETELAH EXCHANGE


TRANSFUSION

1. V.umbilicalis dikompres dgn NaCl 0,9%


kateter dpt ditinggalkan untuk sementara
2. Antibiotik
3. Kadar Hb + kadar bilirubin / 12 jam

1. Vol. darah bayi cukup bulan 85cc/kgBB


2. Vol. darah bayi kurang bulan 100cc/kgBB
PEMBERIAN OBAT
PADA ANAK
PEMBERIAN OBAT PADA ANAK

DEFINISI
 Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia (Permenkes No. 73, 2016).

PRINSIP PEMBERIAN OBAT


 Benar pasien
 Benar obat PRINSIP PEMBERIAN OBAT
 Benar pasien
 Benar dosis
 Benar dosis
 Benar rute/cara
 Benar jenis obat
 Benar waktu
 Benar dokumentasi  Benar waktu
 Benar evaluasi  Benar cara pemberian
 Benar petugas
 Benar pengkajian
 Benar dokumentasi (RSU PKU
 Benar reaksi obat lain
 Benar reaksi terhadap makanan Muhammadiyah Bantul nomor
 Benar tidak expired SPO.220/004/2014)
 Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi pasien
PEMBERIAN OBAT PADA ANAK
PEMBERIAN OBAT PADA ANAK
PROSEDUR :
1. Cuci tangan.
PEMBERIAN MELALUI ORAL 2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3. Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat waktu,
Pemberian obat melalui mulut dan tepat tempat.
dilakukan dengan tujuan mencegah, 4. Bantu untuk meminumkannya dengan cara:
mengobati, dan mengurangi rasa a. Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol, maka
sakit sesuai dengan efek terapi dari tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan ke
jenis obat. tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan. Untuk obat berupa
kapsul jangan dilepaskan pembungkusnya.
Persiapan Alat dan Bahan : b. Kaji kesulitan menelan. Bila ada, jadian tablet dalam bentuk bubuk dan
1. Daftar buku obat / catatan, jadwal campur dengan minuman.
pemberian obat. c. Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian obat yang
2. Obat dan tempatnya. membutuhkan pengkajian.
3. Air minum dalam tempatnya. 5. Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi respons terhadap
obat dengan mencatat hasil pemberian obat.
6. Cuci tangan.
PEMBERIAN MELALUI
SUBLINGUAL
PROSEDUR :
1. Cuci tangan.
Pemberian obat melalui sublingual
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
merupakan rute pemberian obat yang
3. Memberikan obat kepada pasien.
absorpsinya baik melalui jaringan,
4. Memberitahu pasien agar meletakkan obat pada bagian bawah lidah, hingga
kapiler di bawah lidah. Obat-obat ini
terlarut seluruhnya.
mudah diberikan sendiri.
5. Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum dan berbicara
selama obat belum terlarut seluruhnya.
Persiapan Alat dan Bahan :
6. Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi respons terhadap
1. Daftar buku obat / catatan, jadwal
obat dengan mencatat hasil pemberian obat.
pemberian obat.
7. Cuci tangan..
2. Obat yang sudah ditentukan
dalam tempatnya.
PEMBERIAN MELALUI BUKAL

PROSEDUR :
Pemberian obat secara bukal adalah 1. Cuci tangan.
memberikan obat dengan cara 2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
meletakkan obat diantara gusi 3. Memberikan obat kepada pasien.
dengan membran mukosa diantara 4. Memberitahu pasien agar meletakkan obat diantara gusi dan selaput mukosa
pipi. pipi sampai habis diabsorbsi seluruhnya.
5. Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum dan berbicara
Persiapan Alat dan Bahan : selama obat belum terlarut seluruhnya.
1. Daftar buku obat / catatan, jadwal 6. Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi respons terhadap
pemberian obat. obat dengan mencatat hasil pemberian obat.
2. Obat yang sudah ditentukan 7. Cuci tangan.
dalam tempatnya.
PERAWATAN ATRAUMATIC
PEMBERIAN MELALUI
INTRAVENA

PROSEDUR :
Persiapan Alat dan Bahan :
1. Cuci tangan
1. Spuit dan jarum sesuai ukuran
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Obat dalam tempatnya
3. Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit.
3. Selang intravena
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena
4. Kapas alkohol
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus
bagian tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke dalam selang intravena.
7. Setelah selesai tarik spuit.
8. Periksa kecepatan infuse dan observasi reaksi obat
9. Cuci tangan
10. Catat obat yang telah diberikan dan dosisnya
PEMBERIAN MELALUI
INTRACUTAN PROSEDUR :
Persiapan Alat dan Bahan : 1. Cuci tangan.
1. Daftar buku obat / catatan, jadwal 2. Jelaskan ada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
pemberian obat. 3. Bebaskan daerah yang akan disuntik. Bila menggunakan baju lengan panjang,
2. Obat dalam tempatnya. buka dan ke ataskan.
3. Spuit 1 cc / spuit insulin. 4. Pasang perlak / pengalas di bawah bagian yang disuntik.
4. Kapas alkohol dalam tempatnya. 5. Ambil obat untuk tes alergi, kemudian larutkan / encerkan dengan akuades
5. Cairan pelarut. (cairan pelarut). Selanjutnya, ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai ±1 cc. Lalu
6. Bak steril dilapisi kas steril siapkan pada bak injeksi atau steril.
(tempat spuit). 6. Desinfeksi dengan kapas alkoho pada daerah yang akan disuntik.
7. Bengkok. 7. Tegangkan daerah yang akan disuntik dengan tangan kiri.
8. Perlak dan alasnya. 8. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas yang sudutnya 10-15°
terhadap permukaan kulit.
9. Semprotkan obat hingga terjadi gelembung.
10. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan massage.
11. Cuci tangan.
12. Catat reaksi pemberian, hasil pemberian obat / tes obat, tanggal, waktu, dan
jenis obat.
PEMBERIAN MELALUI SUBCUTAN
Persiapan Alat dan Bahan :
1. Daftar buku obat / catatan, jadwal PROSEDUR :
pemberian obat. 1. Cuci tangan.
2. Obat dalam tempatnya. 2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3. Cairan pelarut. 3. Bebaskan daerah yang disuntik atau bebaskan suntikan dari pakaian. Apabila
4. Bak injeksi. menggunakan baju, maka dibuka atau dikeataskan.
5. Bengkok. 4. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan siberikan. Setelah
6. Perlak dan alasnya. itu, tempatkan pada bak injeksi.
5. Desinfeksi dengan kapas alcohol
6. Tegakkan dengan tangan kiri (daerh yang akan dilakukan suntikan subkutan).
7. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas, yang sudut 45°atau
90°dengan permukaan kulit.
8. Lakukan aspirasi. Bila tidak ada daerah, semprotkan obat perlahan-lahan
hingga habis.
9. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol. Masukan spuit yang telah dipakai
ke dalam bengkok.
10. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis/dosis obat.
11. Cuci tangan.
PROSEDUR :
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3. Ambil obat kemudian masuk kedalam spuit sesuai dengan dosis. Setelah itu, letakan pada
bak injeksi.
4. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (lihat lokasi penyuntikan). PEMBERIAN MELALUI
5. Disenfeksi dengan kapas alkohol pada tempat yang akan dilakukan penyuntikan. INTRAMUSCULAR
6. Lakukan penyuntikan :
Persiapan Alat dan Bahan :
a. Dorsogluteal, dgn menganjurkan pasien untuk tengkurap dan lututnya di putar kearah
dalam atau miring. Fleksikan lutut bagian atas dan pinggul, serta letakan didepan 1. Daftar buku obat/catatan,
tungkai bawah. jadwal pemberian obat.
b. Ventrogluteal, dgn menganjurkan pasien untuk miring, tengkurap, atau terlentang. 2. Obat dalam tempatnya.
Lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan fleksi. 3. Spuit dan jarum yang sesuai
c. Vastuslateralis (paha), menganjurkan pasien untuk berbaring telentang dengan lutut
dengan ukuran: untuk anak,
sedikit fleksi.
panjangnya 1,25-2,5 cm.
d. Deltoid (lengan atas), dgn menganjurkan pasien untuk duduk atau berbaring
mendatar dan dengan lengan atas fleksi. 4. Kapas alcohol dalam
7. Lakukan penusukan menggunakan jarum dengan posisi tegak lurus. tempatnya.
8. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit. Bila tidak ada darah, semprotkan obat 5. Cairan pelarut.
secara perlahan-lahan hingga habis. 6. Bak injeksi.
9. Setelah selesai, ambil spuit dengan menariknya. Tekan daerah penyuntikan dengan kapas
7. Bengkok.
alkohol, kemudian letakan spuit yang telah digunakan pada bengkok.
10. Catat reaksi pemberian, jumblah dosis dan waktu pemberian.
11. Cuci tangan.
PROSEDUR :
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3. Bebaskan daerah yang disuntik atau bebaskan suntikan dari pakaian. Apabila
PEMBERIAN MELALUI menggunakan baju, maka dibuka atau dikeataskan.
INTRAMUSCULAR 4. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan siberikan. Setelah
Persiapan Alat dan Bahan : itu, tempatkan pada bak injeksi.
1. Daftar buku obat/catatan, jadwal 5. Desinfeksi dengan kapas alcohol
pemberian obat. 6. Tegakkan dengan tangan kiri (daerh yang akan dilakukan suntikan subkutan).
2. Obat dalam tempatnya. 7. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas, yang sudut 45°atau
3. Spuit dan jarum yang sesuai 90°dengan permukaan kulit.
dengan ukuran: untuk orang 8. Lakukan aspirasi. Bila tidak ada daerah, semprotkan obat perlahan-lahan
dewasa, panjangnya 2,5-3,75 cm hingga habis.
sedangkan untuk anak, 9. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol. Masukan spuit yang telah dipakai
panjangnya 1,25-1,5 cm. ke dalam bengkok.
4. Kapas alcohol dalam tempatnya. 10. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis/dosis obat.
5. Cairan pelarut. 11. Cuci tangan.
6. Bak injeksi.
7. Bengkok.
PEMBERIAN OBAT PADA ANAK

OBAT TOPIKAL

PEMBERIAN PADA KULIT PROSEDUR :


1. Cuci tangan.
Persiapan Alat dan Bahan : 2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
1. Obat dalam tempatnya (seperti 3. Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan tindakan.
krim, losion, aerosol dan spray). 4. Gunakan sarung tangan.
2. Pinset anatomis. 5. Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat (apabila
3. Kain kasa. terdapat kulit mengeras) dan gunakan pinset anatomis.
4. Kertas tisu. 6. Berikan obar sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti
5. Balutan. mengoleskan dan mengompres.
6. Pengalas. 7. Kalau perlu, tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah yang
7. Air sabun, air hangat. diobati.
8. Sarung tangan. 8. Cuci tangan.
PROSEDUR :
1. Cuci tangan.
OBAT TOPIKAL 2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi pasien dengan kepala menegadah dengan posisi perawat disamping
PEMBERIAN PADA MATA kanan.
4. Gunakan sarung tangan.
Persiapan Alat dan Bahan : 5. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab dari sudut mata
1. Obat dalam tempatnya dgn kearah hidung. Apabila sangat kotor basuh dengan air hangat.
penetes steril atau berupa 6. Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari, jari telunjuk
saleb. di atas tulang orbita.
2. Pipet. 7. Teteskn obat mata diatas sakus kunjungtiva. Stelah tetesan selesai sesuai dengan
3. Pinset anatomi dalam dosis, anjurkan pasien untuk menutup mata dengan berlahan-lahan, apabila
tempatnya. menggunakan obat tetes mata.
4. Korentang dalam tempatnya. 8. Apabila obat mata jenis saleb, pengang aplikasi saleb diatas pinggir kelopak mata
5. Plester. kemudian pencet tube sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata
6. Kain kasa. bawah. Setelah selesai, anjurkan pasien untuk melihat kebawah, secara bergantian
7. Kertas tisu. dan berikan obat pada kelopak mata bagian atas. Biarkan pasien untuk memejamkan
8. Balutan. mata dan merenggangkan kelopak mata.
9. Sarung tangan. 9. Tutup mata dengan kasa bila perlu.
10. Air hangat/ kapas pelembab 10. Cuci tangan.
11. Catat obat, jumblah, waktu dan tempat pemberian.
PEMBERIAN OBAT PADA ANAK
PROSEDUR :
OBAT TOPIKAL 1. Cuci tangan.
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan digunakan.
PEMBERIAN PADA TELINGA 3. Atur posisi pasien dengan kepala miring kekanan atau kekiri sesuai
dengan daerah yang akan diobati, usahakan agar lubang telinga
Persiapan Alat dan Bahan : pasien ke atas.
1. Obat dalam tempatnya. 4. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke
2. Penetes. atas/kebelakang pada orang dewasa dan kebawah pada anak-anak.
3. Speculum telinga. 5. Apabila obat berupa obat tetes, maka teteskan obat dengan jumlah
4. Pinset anatomi dalam tempatnya. tetesan sesuai dosis pada dinding saluran untuk mencegah terhalang
5. Korentang dalam tempatnya. oleh gelembung udara.
6. Plester. 6. Apabila berupa salep, maka ambil kapas lidi dan masukan atau
7. Kain kasa. oleskan salep pada liang telinga.
8. Kertas tisu. 7. Pertahankan posisi kepala ±2-3 menit.
9. Balutan. 8. Tutup telinga dengan pembalut dan plester kalau perlu.
9. Cuci tangan.
10. Catat jumlah, tanggal, dan dosis pemberian.
PEMBERIAN OBAT PADA ANAK

OBAT TOPIKAL
PROSEDUR :
PEMBERIAN PADA HIDUNG 1. Cuci tangan.
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dijalankan.
Persiapan Alat dan Bahan : 3. Atur posisi pasien dengan cara :
1. Obat dalam tempatnya. a. Duduk di kursi dengan kepala menengadah ke belakang.
2. Pipet. b. Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur.
3. Speculum hidung. c. Berbaring dengan bantal dibawah bahu dan kepala tengadah ke
4. Pinset anatomi dalam tempatnya. belakang.
5. Korentang dalam tempatnya. 4. Berikan tetesan obat sesuan dengan dosis pada tiap lubang hidung.
6. Plester. 5. Pertahankan posisi kepala tetap tengadah ke belakang selama 5
7. Kain kasa. menit.
8. Kertas tisu. 6. Cuci tangan.
9. Balutan 7. Catat cara, tanggal, dan dosis pemberian obat.
PEMBERIAN OBAT PADA ANAK
PROSEDUR :
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
PEMBERIAN MELALUI RECTUM
3. Gunakan satung tangan.
4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
Persiapan Alat dan Bahan :
5. Oleskan pelicin pada ujung oabat Supositoria.
1. Obat Supositoria dalam
6. Regangkan glutea dengan tangan kiri. Kemudian masukan Supositiria
tempatnya.
secara berlahan melalui anus, Sphincher ana interna, serta mengenai
2. Sarung tangan.
dinding rectal ± 10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
3. Kain kasa.
7. Setelah selesai, tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal
4. Vaseline/pelican/pelumas.
dengan tisu.
5. Kertas tissue
8. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama ±
45 menit.
9. Setelah selesai, lepaskan sarung tangan kedalam bengkok
10. Cuci tangan.
11. Catat obat, jumblah dosis, dan cara pemberian.
TERAPI BERMAIN
TERAPI BERMAIN

DEFINISI
 Merupakan pemanfaatan permainan sebagai media yg efektif oleh terapis, untuk membantu klien mencegah atau
menyelesaikan kesulitan2 psikososial, mencapai pertumbuhan dan perkembangan yg optimal melalui eksplorasi
atau ekspresi diri.

TUJUAN
 Mengubah tingkah laku anak yg tdk sesuai menjadi tingkah
laku yg diharapkan
PERMAINAN YANG DAPAT DIGUNAKAN DI RUANG
PERAWATAN
PERMAINAN YANG DAPAT DIGUNAKAN DI RUANG
PERAWATAN
TAPID SPONGE
TEPID SPONGE

DEFINISI
 Tepid sponge adalah sebuah teknik kompres hangat yang menggabungkan teknik kompres blok pada pembuluh
darah besar superficial dengan teknik seka.

TUJUAN
 Menurunkan suhu tubuh pada anak yang sedang mengalami
demam.

INDIKASI
 Hipertermia (Hockenberry & Wilson, 2015)

KONTRAINDIKASI
 Arteriosklerosis, penyakit imunosupresi
 Appendisitis, luka dan injuri, cedera sendi, edema,
penyakit jantung.
TEPID SPONGE

PERLENGKAPAN
1. Baskom berisi air suam-suam kuku, sekitar 80°- 95°F (26,7°–
35°C)
2. Termometer bak mandi
3. Selimut
4. Linen-saver pad
5. Waslap
6. Termometer pasien
7. Botol air panas dan penutup
8. Kantong es (ice bag) dan penutup
9. Handuk
10. Gaun pasien bersih
11. Sarung tangan
12. Obat antipiretik sesuai instruksi
TEPID SPONGE
PROSEDUR
1. Cuci tangan dan mengenakan sarung tangan, jika perlu.
2. Tempatkan linen-saver pad/alas kain di bawah pasien untuk menangkap tumpahan dan selimut mandi di atasnya untuk privasi.
Kemudian melepas pakaian pasien.
3. Ukur suhu pasien, denyut nadi, dan pernapasan untuk dijadikan sebagai dasarnya (baseline).
4. Tempatkan botol air panas dgn pelindung di kaki pasien untuk mengurangi sensasi kedinginan. Tempatkan kantong es tertutup di
kepalanya untuk mencegah sakit kepala dan hidung tersumbat yg terjadi sebagai sisa dari tubuh mendingin.
5. Peras setiap lap sebelum ditempelkan ke pasien sehingga air tidak menetes dan menyebabkan ketidaknyamanan.
6. Tempatkan lap basah pada pembuluh darah superfisial besar di aksila, selangkangan, dan area popliteal untuk mempercepat
pendinginan. Ganti waslap agar tetap hangat.
7. Mandikan setiap ekstremitas secara terpisah selama sekitar 5 menit; kemudian spons dada dan perut selama 5 menit. Miringkan pasien,
dan mandikan punggungnya dan bokong selama 5-10 menit. Menjaga pasien tetap tertutup kecuali pada bagian tubuh yang di
sponging.
PROSEDUR
8. Mengelap setiap area, keringkan setelah sponging tapi hindari menggosok dengan handuk krn menggosok dpt meningkatkan
metabolisme sel dan menghasilkan panas.
9. Tambahkan air hangat pada baskom yg diperlukan untuk mempertahankan suhu air yg diinginkan.
10. Memeriksa suhu, denyut nadi pasien, dan pernapasan setiap 10 menit. Beritahu dokter jika suhu pasien tdk turun dalam waktu 30
menit.
11. Amati pasien mengalami menggigil, pucat, bintik-bintik, sianosis pada bibir atau kuku, dan perubahan tanda-terutama penting cepat,
lemah, atau nadi tidak teratur, krn tanda2 tersebut dpt mengindikasikan keadaan darurat. Jika salah satu dari tanda2 ini terjadi, hentikan
mandi, menutup tubuh pasien, dan memberitahu dokter.
12. Jika tidak ada efek samping terjadi, memandikan pasien selama minimal 30 menit atau sampai suhu pasien mencapai 1°- 2°F (0,6°-
1°C) di atas tingkat yg diinginkan karena suhu badannya akan terus turun secara alami. Terus memantau suhu tubuhnya smp stabil.
13. Setelah mandi, pastikan pasien kering dan nyaman. Berpakaian menggunakan pakaian bersih dan menutupi tubuh.
14. Buang cairan dan bahan kotor. Jika tindakan akan diulang, bersihkan dan simpan peralatan di ruang pasien.
15. Merapikan alat dan mencuci tangan
16. Merapikan klien, Evaluasi, dan Dokumentasi
JANGAN LUPA CUCI TANGAN SEBELUM
DAN SETELAH MELAKUKAN TINDAKAN
Thank You
TUGAS INDIVIDU
1. Jelaskan mengapa oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional?
2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen dalam tubuh kita!
3. Uraikan faktor yang mempengaruhi ventilasi respirasi!
4. Hitung jumlah tetesan infus pada anak
5. Penatalaksanaan reaksi transfusi darah
6. Buatlah 1 contoh Proposal terapi bermain pada anak yg sedang menjalani hospitalisasi

Anda mungkin juga menyukai