0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
47 tayangan14 halaman
Dokumen tersebut membahas tiga kompetensi metafisika yang penting untuk meningkatkan kualitas manusia dan melahirkan generasi soleh, yaitu: (1) kompetensi hati/qalbu ilahiyah, (2) kompetensi nur ilahiyah, dan (3) kompetensi ruh ilahiyah. Kompetensi-kompetensi tersebut berkaitan dengan potensi spiritual manusia yang diberikan Allah untuk mencapai ketakwaan dan kedekat
Dokumen tersebut membahas tiga kompetensi metafisika yang penting untuk meningkatkan kualitas manusia dan melahirkan generasi soleh, yaitu: (1) kompetensi hati/qalbu ilahiyah, (2) kompetensi nur ilahiyah, dan (3) kompetensi ruh ilahiyah. Kompetensi-kompetensi tersebut berkaitan dengan potensi spiritual manusia yang diberikan Allah untuk mencapai ketakwaan dan kedekat
Dokumen tersebut membahas tiga kompetensi metafisika yang penting untuk meningkatkan kualitas manusia dan melahirkan generasi soleh, yaitu: (1) kompetensi hati/qalbu ilahiyah, (2) kompetensi nur ilahiyah, dan (3) kompetensi ruh ilahiyah. Kompetensi-kompetensi tersebut berkaitan dengan potensi spiritual manusia yang diberikan Allah untuk mencapai ketakwaan dan kedekat
TEKNIS BAGAIMANA MENCAPAI TINGKAT NAFSUL MUTHMAINNAH
DAN MELAHIRKAN GENERASI ANAK SOLEH MENURUT PERSPEKTIF METAFISIKA 1. Meningkatkan Kompetensi hati/ qalbu Ilahiyah yang metafisik Asal kata qalb bermakna membalikkan, memalingkan, atau menjadikan yang diatas kebawah yang didalam keluar. Qalbu dalam bentuk masdar atau kata benda mengandung arti lubuk hati, akal, kekuatan, semangat dan keberanian. Pengertian qalb disini adalah dalam makna rohaniyah dan ia tidak dapat dilihat dengan mata kepala, kecuali dengan penglihatan bathiniyah (mukasyafah). Ia merupakan tempat menerima perasaan kasih sayang, pengajaran, pengetahuan, berita, ketakutan, keImanan, keIslaman, keIhsanan dan keTauhidan. Arti lubuk hati dalam Al-Quran Allah menggunakan tiga macam kata, yaitu: Al-qalb, Ash-Shadr dan Al-Fuad. Ketiga kata yang sering dipergunakan dalam Al-Quran secara umum memiliki arti yang sama yaitu sebagai wadah dan media Allah untuk menampakkan ayat-ayat nya sebagai gambaran dan pandangan batin yang mengandung isyarat, pelajaran yang tinggi sangat bermakna penuh dengan hikmah. Ia berupa firasat-firasat berupa suara dan bisikan ketuhanan yang mengandung perintah dan larangan, esensi kemanfaatan dan kemudaratan, esensi keimanan dan kefasiqan, esensi ketauhidan dan kesyirikan; ia sebagai wadah lahirnya rasa cinta dan kerinduan, rasa sedih dan gembira, rasa keinsanan dan ketuhanan. 2. Kompetesi Nur Ilahiyah yang metafisik Nur Ilahiyah yang metafisik ialah potensi yang paling tinggi dan bersifat luas, gaib dan tidak terbatas, tak dapat dibahas karena Dia merupakan yang Maha dari segalanya dan sangat dekat dengan eksistensi Allah ta’ala, yang disebut juga dalam kajian musyahadah dengan Rabbul Izzati. Esensi dari Rabbul Izzati ini mengandung esensi sifat Allah yang menyangkut gaib atau metafisik. Esensi dari sifat Allah itu mengandung energi Af’al (perbuatan- perbuatan Allah), yang tercermin pada asma (nama-nama Allah),. Apabila potensi nur ilaiyah yang metafisik ini telah utuh dan sempurna pada jiwa manusia atas izin-Nya, maka fungsi-fungsi esensinya akan tampak pada: a) Keimanan: b) Keislaman c) Keihsanan d) Ketauhidan Untuk mengembangkan kualitas dan kuantitas dari potensi nur (cahaya) yang metafisik ini, seorang hamba dapat berusaha dan memohon kepada Tuhan, bersungguh-sungguh dengan metodologinya, atau tarekatnya. Adapun orang-orang yang tidak mengembangkan potensi nur (cahaya) nya yang metafisik, sebagaimana Allah telah menganugrahkan kepada mereka, maka kerugian, kekurangan dan ketidaksempurnaanlah yang akan mereka dapati didalam hidup ini. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. An-Nūr, 24: 39-40 yang artinya: “Dan orang-orang yang telah ingkar, amal-amal mereka laksana fatamorgana ditanah yang datar, orang-orang yang dahaga menyangkanya itu adalah air; sehingga ketika ia menghampirinya, ia tidak mendapatkan sesuatu apapun. Dan ia mendapatkan Allah disisinya, kemudian Allah memberikan kepadanya perhitungan amalnya. Dan Allah adalah Dzat Yang Maha Cepat dalam perhitungan-Nya. Atau seperti kegelapan-kegelapan ditengah samudera yang dalam, yaitu diliputi ombak, yang diatasnya lagi terdapat awan, kegelapan-kegelapan yang berlapis; apabila ia mengeluarkan tangannya, tidaklah ia dapat melihatnya, dan barang siapa yang Allah tidak akan menjadikan untuknya cahaya, maka tidaklah ia memiliki cahaya itu”. [QS. An-Nūr (24): 39-40] 3.Kompetensi Ruh Ilahiyah yang metafisik وح ِم ْن أ َ ْم ِر َر ِبّى َو َمٓا أُو ِتيتُم ِ ّم َن ٱل ِْعل ْ ِم ِإلَّا َقلِيل ًا ُ ٱلر ُّ وح ۖ ق ُِل ِ ٱلر ُّ ع ِن َ َويَ ْسٔـ ََٔـل ُون َ َك Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS al Isra’:85) Syeikh Nuruddin Ar Raniry R.A. menyatakan bahwa ruh yang agung adalah Ruh insan dan ia adalah khalifah pada alam insan, khalifah dari sekalian para ulama yang suci, ulama muttakallimin, hukama (ahli hukum). Dan menurut beliau ruh itu memiliki beberapa nama dan dari nama-nama itu dapat diketahui fungsi-fungsinya, diantaranya : a) Nur (cahaya). Ia dikatakan nur, karena ia menerangi seluruh alam jasad dari padanyalah asal-usul makhluk Allah; b) Ruh. Ia dikatakan ruh karena segala alam ini bergerak dengan dia serta tempat terbitnya hidup dan yang di hidupkan; c) Akal Awal. Ia dikatakan akal awal, karena ia menyampaikan sekalian orang yang bermakrifat kepada mengenal Allah dan ia membicarakan Rab yang menciptakannya. d) Durratul Baidha’ (inti kebajikan). Ia dikatakan dengan inti kebajikan, karena ia Menerima cahaya (nur) dari sifat Bahrul Qadim (Samudera yang awal); e) Ursyudul Majid. Ia dikatakan dengan nama itu karena meliputi sekalian alam insan. f) Qalamul A’la. Dinamakan itu karena ia menuliskan dari alam azali hingga kepada hamba; g) Lauh. Ia dikatakan demikian karena tersurat segala sesuatu didalamnya; h) Ummul Kitab. Ia yang pertama dijadikan oleh Allah Taala; i) Imam Mubin. Karena seluruh alam ulwi dan alam sufli terhimpun didalamnya. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya “Misykat al-Anwar”. Menyatakan bahwa ruh itu memiliki 5 (lima) martabat, yakni : a. Ruh Hassas;(Indrawi) yaitu yang menerima sesuatu yang dikirim oleh pancaindra. b. Ruh Hayal;(imajinatif) c. Ruh Aqli;(Akal,Intelegensi) d. Ruh Pemikiran e. Ruh Kudus keNabian Syekh Abdullah Bin Hasain Al Maliki Al Djailani menyatakan potensi ruh itu ada 4 (empat) macam, yaitu : a. Ruh Namiya;(manusia,hewan,tumbuhan) b. Ruh Mutaharrika;(hewani : manusia & hewan) c. Ruh Natika;/insani dan d. Ruh Qudus.(manusia suci) Jadi, potensi ruh Ilahiyah yang utama adalah memberikan hidup dan kehidupan yang hidup secara hakiki, dalam habitat ketuhanan dan serumpun bersama-sama para Rasul, Nabi dan ahli waris mereka. Jasmani orang-orang yang potensi ruh ilahiyahnya eksis, mereka akan terjaga dan terbimbing dengan cahaya Ruh-Nya dari kehancuran dan tipu daya Setan. MELAHIRKAN GENERASI ANAK SOLEH DALAM PERSPEKTIF METAFISIKA Dalam ilmu pengetahuan modern diteliti bahwa sperma yang dipancarkan oleh laki-laki merupakan hal utama dalam kelahiran anak. Sperma-sperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur. Hanya seribu dari lebih kurang 250 juta sperma yang berhasil mencapai sel telur, yang berukuran lebih kurang setengah dari sebutir garam. Dari yang diperkirakan ratusan tersebut hanya akan membolehkan masuk satu sperma. Artinya, yang satu inilah yang terpilih, yang unggul, raja dari semua sperma yang dipancarkan. Akan tetapi kenapa setelah jadi manusia kita tidak menjadi pemenang sebagaimana kita sewaktu di pancarkan? نس ُن أَن يُتْ َر َك ُس ًدى أَل َْم يَ ُكن ُ ْط َف ًة ِ ّمن َّم ِن ٍ ّى ي ُ ْمن َ ٰى َٰ إ ِ ْ ل ٱ ب ُ َ َأ سحْ يَ Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?- Bukankah dia dahulu Nuthfah yang berasal dari setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim) [QS al- Qiyamah:36-37] Kisah penciptaan manusia berawal dari dua tempat yang saling berjauhan, melalui pertemuan dua zat terpisah di dalam tubuh lelaki dan perempuan, yakni sperma yang berada didalam tubuh laki-laki dengan sel telur didalam tubuh perempuan. Walaupun sperma dan sel telur di dalam kedua tubuh lelaki dan perempuan tersebut dihasilkan atas kehendak dan kendali keduanya, namun ada unsur metafisika yang harus diperhatikan jangan sampai mereka tidak menyadari bahwa pembentukanya ada unsur kehendak Tuhan seperti diterangkanNya dalam firmanNya ون ْ َ خل ُ ُقون َ ُهۥٓ أ َ ْم ن َ ح ُن ٱل َْٰخلِ ُق ْ ََءأَنتُ ْم ت َ ُ ُون أ َ َف َر َءيْتُم َّما تُ ْمن ون َ ح ُن َخل َ ْقنَٰك ُْم َفل َْول َا تُ َص ِ ّدق ْ َن “Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan? Maka terangkanlah kepadaku tentang sperma yang kamu pancarkan. Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya? “ [QS al Waqi’ah (56) : 57,58,59]. Dari petunjuk kedua surat diatas bahwa terdapat unsur fisika dan unsur metafisikanya. Tentulah kedua unsur fisika dan metafisika tersebut, yang berasal dari lelaki dan perempuan, berlaku hukum-hukum fisika, dan yang memproduksi atau membuatnya manusia yang sudah diberi kuasa melalui hukum-hukum sunatullah yang dapat dikatakan sebagai unsur fisika, kimia, biologi dan lain-lain. Unsur fisika indentik dengan yang terdapat dalam fisik kita sehingga tuntutan untuk introspeksi manusia atas makanan yang dimakan oleh ayah dan ibu sangat penting karena makanan inilah yang berproses dalam diri si ayah dan ibu untuk menjadi nuthfah. َ ّ ين ِ ّم َن ٱلد ْه ِر ل َْم يَك ُن َشئْـأًًـ َّم ْذك ًُورا ٌ نس ِن ِح إ ِ ْ ل ٱ َى ل ع َ ى َ ٰ َه ْل أ َ ت َٰ “Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” [QS al-Insān (76):1] Yang merupakan sesuatu yang belum bisa disebut adalah merupakan yang abstrak. Namun di zaman sekarang,kini hal yang demikian merupakan sudah bersinggungan dengan ilmu pengetahuan yang dapat diakses dari berbagai sumber. Sehingga kita dapat lebih jelas lagi terhadap pemahaman yang terkandung dalam alQuran tersebut. Dari petunjuk firman Tuhan di atas, tentu diperoleh sebuah informasi bahwa jika kita menghendaki calon bayi sebagai generasi yang soleh tentulah memperhatikan makanan yang kita makan. Sehingga dari makanan inilah yang akan berproses menjadi sperma + ovum nuthfah. Apakah nuthfah yang dihasilkan sudah memiliki kriteria yang diinginkan Tuhan hingga dia menjadi manusia sesuai dengan rukun dan syarat pada tujuan Tuhan menciptakan manusia. ٓام ِهۦ ِ نس ُن ِإل َٰى َط َع َٰ نظ ِر ٱل ْ ِإ ُ ََفل ْي “Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.” [QS ‘Abasa (80): 24] Untuk mendapatkan anak yang super, beriman dan bertaqwa atau juga untuk mendapatkan anak generasi yang soleh, jangan lupa berdo’a QS. Ash-shaffat (37): 100, ayat ini merupakan doa nabi Ibrahim, َ ٱلصلِ ِح ين َّٰ بلِى ِم َن ْ ب َه ّ ِ َر “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh” Do’a Nabi Zakaria: عٓا ِء َ ٱلد ُّ يع َ بلِى ِمن ل ّ َ ُد ُ نك ُذ ِ ّريَّ ًة َط ِيّبَ ًة ۖ ِإن َّ َك َس ِم ْ ب َه ّ ِ َر "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa".[QS Āli ‘Imrān (3) :38] Ctt: Zakaria pengasuh Maryam binti ‘Imran Isterinya mandul Yahya