Anda di halaman 1dari 14

MENINGKATKAN KOMPETENSI MANUSIA

TEKNIS BAGAIMANA MENCAPAI TINGKAT NAFSUL MUTHMAINNAH


DAN MELAHIRKAN GENERASI ANAK SOLEH
MENURUT PERSPEKTIF METAFISIKA
1. Meningkatkan Kompetensi hati/ qalbu Ilahiyah yang metafisik
Asal kata qalb bermakna membalikkan, memalingkan, atau
menjadikan yang diatas kebawah yang didalam keluar. Qalbu dalam
bentuk masdar atau kata benda mengandung arti lubuk hati, akal,
kekuatan, semangat dan keberanian. Pengertian qalb disini adalah
dalam makna rohaniyah dan ia tidak dapat dilihat dengan mata
kepala, kecuali dengan penglihatan bathiniyah (mukasyafah). Ia
merupakan tempat menerima perasaan kasih sayang, pengajaran,
pengetahuan, berita, ketakutan, keImanan, keIslaman, keIhsanan dan
keTauhidan.
Arti lubuk hati dalam Al-Quran Allah menggunakan tiga macam
kata, yaitu: Al-qalb, Ash-Shadr dan Al-Fuad. Ketiga kata yang sering
dipergunakan dalam Al-Quran secara umum memiliki arti yang sama
yaitu sebagai wadah dan media Allah untuk menampakkan ayat-ayat
nya sebagai gambaran dan pandangan batin yang mengandung
isyarat, pelajaran yang tinggi sangat bermakna penuh dengan hikmah.
Ia berupa firasat-firasat berupa suara dan bisikan ketuhanan yang
mengandung perintah dan larangan, esensi kemanfaatan dan
kemudaratan, esensi keimanan dan kefasiqan, esensi ketauhidan dan
kesyirikan; ia sebagai wadah lahirnya rasa cinta dan kerinduan, rasa
sedih dan gembira, rasa keinsanan dan ketuhanan.
2. Kompetesi Nur Ilahiyah yang metafisik
Nur Ilahiyah yang metafisik ialah potensi yang paling tinggi dan
bersifat luas, gaib dan tidak terbatas, tak dapat dibahas karena Dia
merupakan yang Maha dari segalanya dan sangat dekat dengan
eksistensi Allah ta’ala, yang disebut juga dalam kajian musyahadah
dengan Rabbul Izzati. Esensi dari Rabbul Izzati ini mengandung esensi
sifat Allah yang menyangkut gaib atau metafisik.
Esensi dari sifat Allah itu mengandung energi Af’al (perbuatan-
perbuatan Allah), yang tercermin pada asma (nama-nama Allah),.
Apabila potensi nur ilaiyah yang metafisik ini telah utuh dan
sempurna pada jiwa manusia atas izin-Nya, maka fungsi-fungsi
esensinya akan tampak pada:
a) Keimanan:
b) Keislaman
c) Keihsanan
d) Ketauhidan
Untuk mengembangkan kualitas dan kuantitas dari potensi nur
(cahaya) yang metafisik ini, seorang hamba dapat berusaha dan
memohon kepada Tuhan, bersungguh-sungguh dengan
metodologinya, atau tarekatnya. Adapun orang-orang yang tidak
mengembangkan potensi nur (cahaya) nya yang metafisik,
sebagaimana Allah telah menganugrahkan kepada mereka, maka
kerugian, kekurangan dan ketidaksempurnaanlah yang akan mereka
dapati didalam hidup ini. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. An-Nūr,
24: 39-40 yang artinya:
“Dan orang-orang yang telah ingkar, amal-amal mereka laksana
fatamorgana ditanah yang datar, orang-orang yang dahaga
menyangkanya itu adalah air; sehingga ketika ia menghampirinya, ia
tidak mendapatkan sesuatu apapun. Dan ia mendapatkan Allah
disisinya, kemudian Allah memberikan kepadanya perhitungan
amalnya. Dan Allah adalah Dzat Yang Maha Cepat dalam
perhitungan-Nya. Atau seperti kegelapan-kegelapan ditengah
samudera yang dalam, yaitu diliputi ombak, yang diatasnya lagi
terdapat awan, kegelapan-kegelapan yang berlapis; apabila ia
mengeluarkan tangannya, tidaklah ia dapat melihatnya, dan barang
siapa yang Allah tidak akan menjadikan untuknya cahaya, maka
tidaklah ia memiliki cahaya itu”. [QS. An-Nūr (24): 39-40]
3.Kompetensi Ruh Ilahiyah yang metafisik
‫وح ِم ْن أ َ ْم ِر َر ِبّى َو َمٓا أُو ِتيتُم ِ ّم َن ٱل ِْعل ْ ِم ِإلَّا َقلِيل ًا‬
ُ ‫ٱلر‬
ُّ ‫وح ۖ ق ُِل‬
ِ ‫ٱلر‬
ُّ ‫ع ِن‬
َ ‫َويَ ْسٔـ ََٔـل ُون َ َك‬
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu
termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit". (QS al Isra’:85)
Syeikh Nuruddin Ar Raniry R.A. menyatakan bahwa ruh yang agung
adalah Ruh insan dan ia adalah khalifah pada alam insan, khalifah dari
sekalian para ulama yang suci, ulama muttakallimin, hukama (ahli
hukum). Dan menurut beliau ruh itu memiliki beberapa nama dan
dari nama-nama itu dapat diketahui fungsi-fungsinya, diantaranya :
a) Nur (cahaya). Ia dikatakan nur, karena ia menerangi seluruh alam
jasad dari padanyalah asal-usul makhluk Allah;
b) Ruh. Ia dikatakan ruh karena segala alam ini bergerak dengan dia
serta tempat terbitnya hidup dan yang di hidupkan;
c) Akal Awal. Ia dikatakan akal awal, karena ia menyampaikan sekalian
orang yang bermakrifat kepada mengenal Allah dan ia membicarakan
Rab yang menciptakannya.
d) Durratul Baidha’ (inti kebajikan). Ia dikatakan dengan inti kebajikan,
karena ia Menerima cahaya (nur) dari sifat Bahrul Qadim (Samudera
yang awal);
e) Ursyudul Majid. Ia dikatakan dengan nama itu karena meliputi sekalian
alam insan.
f) Qalamul A’la. Dinamakan itu karena ia menuliskan dari alam azali
hingga kepada hamba;
g) Lauh. Ia dikatakan demikian karena tersurat segala sesuatu
didalamnya;
h) Ummul Kitab. Ia yang pertama dijadikan oleh Allah Taala;
i) Imam Mubin. Karena seluruh alam ulwi dan alam sufli terhimpun
didalamnya.
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya “Misykat al-Anwar”. Menyatakan
bahwa ruh itu memiliki 5 (lima) martabat, yakni :
a. Ruh Hassas;(Indrawi) yaitu yang menerima sesuatu yang dikirim
oleh pancaindra.
b. Ruh Hayal;(imajinatif)
c. Ruh Aqli;(Akal,Intelegensi)
d. Ruh Pemikiran
e. Ruh Kudus keNabian
Syekh Abdullah Bin Hasain Al Maliki Al Djailani menyatakan potensi
ruh itu ada 4 (empat) macam, yaitu :
a. Ruh Namiya;(manusia,hewan,tumbuhan)
b. Ruh Mutaharrika;(hewani : manusia & hewan)
c. Ruh Natika;/insani dan
d. Ruh Qudus.(manusia suci)
Jadi, potensi ruh Ilahiyah yang utama adalah memberikan hidup dan
kehidupan yang hidup secara hakiki, dalam habitat ketuhanan dan
serumpun bersama-sama para Rasul, Nabi dan ahli waris mereka.
Jasmani orang-orang yang potensi ruh ilahiyahnya eksis, mereka akan
terjaga dan terbimbing dengan cahaya Ruh-Nya dari kehancuran dan
tipu daya Setan.
MELAHIRKAN GENERASI ANAK SOLEH
DALAM PERSPEKTIF METAFISIKA
Dalam ilmu pengetahuan modern diteliti bahwa sperma yang
dipancarkan oleh laki-laki merupakan hal utama dalam kelahiran
anak. Sperma-sperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit di
tubuh si ibu sampai menuju sel telur. Hanya seribu dari lebih kurang
250 juta sperma yang berhasil mencapai sel telur, yang berukuran
lebih kurang setengah dari sebutir garam. Dari yang diperkirakan
ratusan tersebut hanya akan membolehkan masuk satu sperma.
Artinya, yang satu inilah yang terpilih, yang unggul, raja dari semua
sperma yang dipancarkan. Akan tetapi kenapa setelah jadi manusia
kita tidak menjadi pemenang sebagaimana kita sewaktu di
pancarkan?
‫نس ُن أَن يُتْ َر َك ُس ًدى أَل َْم يَ ُكن ُ ْط َف ًة ِ ّمن َّم ِن ٍ ّى ي ُ ْمن َ ٰى‬
َٰ ‫إ‬
ِ ْ ‫ل‬ ‫ٱ‬ ‫ب‬
ُ َ َ‫أ‬
‫س‬‫ح‬ْ ‫ي‬َ
Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa
pertanggung jawaban)?- Bukankah dia dahulu Nuthfah yang berasal
dari setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim) [QS al-
Qiyamah:36-37]
Kisah penciptaan manusia berawal dari dua tempat yang saling
berjauhan, melalui pertemuan dua zat terpisah di dalam tubuh lelaki
dan perempuan, yakni sperma yang berada didalam tubuh laki-laki
dengan sel telur didalam tubuh perempuan.
Walaupun sperma dan sel telur di dalam kedua tubuh lelaki dan
perempuan tersebut dihasilkan atas kehendak dan kendali keduanya,
namun ada unsur metafisika yang harus diperhatikan jangan sampai
mereka tidak menyadari bahwa pembentukanya ada unsur kehendak
Tuhan seperti diterangkanNya dalam firmanNya
‫ون‬ ْ َ ‫خل ُ ُقون َ ُهۥٓ أ َ ْم ن‬
َ ‫ح ُن ٱل َْٰخلِ ُق‬ ْ َ‫َءأَنتُ ْم ت‬ َ ُ ‫ُون أ َ َف َر َءيْتُم َّما تُ ْمن‬
‫ون‬ َ ‫ح ُن َخل َ ْقنَٰك ُْم َفل َْول َا تُ َص ِ ّدق‬
ْ َ‫ن‬
“Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan?
Maka terangkanlah kepadaku tentang sperma yang kamu pancarkan.
Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya? “ [QS
al Waqi’ah (56) : 57,58,59].
Dari petunjuk kedua surat diatas bahwa terdapat unsur fisika dan unsur
metafisikanya. Tentulah kedua unsur fisika dan metafisika tersebut, yang
berasal dari lelaki dan perempuan, berlaku hukum-hukum fisika, dan yang
memproduksi atau membuatnya manusia yang sudah diberi kuasa melalui
hukum-hukum sunatullah yang dapat dikatakan sebagai unsur fisika, kimia,
biologi dan lain-lain. Unsur fisika indentik dengan yang terdapat dalam fisik
kita sehingga tuntutan untuk introspeksi manusia atas makanan yang
dimakan oleh ayah dan ibu sangat penting karena makanan inilah yang
berproses dalam diri si ayah dan ibu untuk menjadi nuthfah.
َ ّ ‫ين ِ ّم َن‬
‫ٱلد ْه ِر ل َْم يَك ُن َشئْـأًًـ َّم ْذك ًُورا‬ ٌ ‫نس ِن ِح‬ ‫إ‬
ِ ْ ‫ل‬ ‫ٱ‬ ‫َى‬ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ‫ى‬ َ
ٰ ‫َه ْل أ‬
َ ‫ت‬
َٰ
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia
ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” [QS al-Insān
(76):1]
Yang merupakan sesuatu yang belum bisa disebut adalah merupakan
yang abstrak. Namun di zaman sekarang,kini hal yang demikian merupakan
sudah bersinggungan dengan ilmu pengetahuan yang dapat diakses dari
berbagai sumber. Sehingga kita dapat lebih jelas lagi terhadap pemahaman
yang terkandung dalam alQuran tersebut. Dari petunjuk firman Tuhan di
atas, tentu diperoleh sebuah informasi bahwa jika kita menghendaki calon
bayi sebagai generasi yang soleh tentulah memperhatikan makanan yang
kita makan. Sehingga dari makanan inilah yang akan berproses menjadi
sperma + ovum nuthfah. Apakah nuthfah yang dihasilkan sudah
memiliki kriteria yang diinginkan Tuhan hingga dia menjadi manusia sesuai
dengan rukun dan syarat pada tujuan Tuhan menciptakan manusia.
ٓ‫ام ِهۦ‬
ِ ‫نس ُن ِإل َٰى َط َع‬
َٰ ‫نظ ِر ٱل ْ ِإ‬
ُ َ‫َفل ْي‬
“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.” [QS ‘Abasa
(80): 24]
Untuk mendapatkan anak yang super, beriman dan bertaqwa atau juga
untuk mendapatkan anak generasi yang soleh, jangan lupa berdo’a QS.
Ash-shaffat (37): 100, ayat ini merupakan doa nabi Ibrahim,
َ ‫ٱلصلِ ِح‬
‫ين‬ َّٰ ‫بلِى ِم َن‬
ْ ‫ب َه‬
ّ ِ ‫َر‬
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang
termasuk orang-orang yang saleh”
Do’a Nabi Zakaria:
‫عٓا ِء‬
َ ‫ٱلد‬
ُّ ‫يع‬ َ ‫بلِى ِمن ل ّ َ ُد‬
ُ ‫نك ُذ ِ ّريَّ ًة َط ِيّبَ ًة ۖ ِإن َّ َك َس ِم‬ ْ ‫ب َه‬
ّ ِ ‫َر‬
"Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik.
Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa".[QS Āli ‘Imrān (3) :38]
Ctt: Zakaria pengasuh Maryam binti ‘Imran Isterinya mandul Yahya

Anda mungkin juga menyukai