Anda di halaman 1dari 13

FILSAFAT HUKUM

META-META TEORI

META-TEORI

TEORI HUKUM
META-TEORI

DOGMATIK HUKUM
TEORI TEORI TEORI

HUKUM POSITIF
DOGMATIK HUKUM
• Rechtswissechaft (Belanda)
• Rechtsdogmatik (Jerman)
• Dogmatique Juridique ( Perancis)
• Legal Dogmatics, Legal Dogma, Science
of Law atau Legal Theory (Inggris)
• Hukum Positif, Hukum yang Sistematis
(Indonesia)
FUNGSI DOGMATIK HUKUM :
- Memaparkan, Menganalisis, Mensistematisasi dan
Menginterpretasi Hukum yang berlaku.
- Kegiatan Ilmiah yang diperlukan adalah Memahami
Konsep-konsep dengan latar belakang Asas Hukum
yang melandassinya.

OBYEKNYA : Hukum Positif Nasional, terdiri atas


Norma (Dimensi Penormaan)

Jan Gijssels & Mark van Hoecke dalam : Wat is Rechtsteorie


1982: 9, “Geen rechtswetenschap zonder degelijk rechtskennis”
(Tanpa adanya pengetahuan hukum, tidak akan ada Ilmu Hukum)
Interprestasi
• Interprestasi : pada dasarnya adalah proses
untuk menentukan maksud yang benar dari
suatu dokumen tertulis. Dokumen itu dapat
berwujud peraturan perundang-undangan,
keputusan-keputusan atau kontrak-kontrak.
• Thomas Hobbes, mengatakan : semua hukum
membutuhkan interprestasi (all laws need
interpretation)
• Mohammad Koesnoe :
• Di dalam teori ilmu hukum, menerangkan
secara pasti dan terperinci tentang kandungan
isi unsur-unsur kaidah, dinamakan
interprestasi.
• Interprestasi di dalam ilmu hukum positif,
pertama-tama berupa suatu kegiatan memikir,
merasa, dan merenung untuk menentukan dan
memastikan keterangan tentang kandungan isi
dan ruang lingkup hak dan kewajiban suatu
kaidah hukum sebagaimana dimaksud dalam
tata hukumnya
Sistematisasi
• Sistematisasi : melakukan pengaturan atau
penyusunan supaya terbentuk keserasian
dengan rencana atau skema yang telah
ditetapkan.
• Sistematisasi hukum positif memiliki 3
pengertian :
1. Menjelaskan semua konsekuensi logis dari
suatu sistem hukum dan merumuskan kembali
dasar normatif sistem hukum tersebut yang
kurang, menggunakan kalimat atau rumusan
yang normatif.
2. Menetapkan eksposisi (penjelasan yang
terperinci) dari norma terkait dengan
sistem hukum. Sistematisasi itu akan
mengembangkan lembaga-lembaga hukum
(kontrak, perbuatan melanggar hukum, class
action, dll) yang dapat digunakan untuk
mengatur, memberikan pertimbangan dan
menetapkan norma-norma dengan cara
tertib
3. Sistematisasi berarti menemukan solusi
yang mengikat untuk kekurangan pada
sistem hukum, memecahkan antinomi
(ketidak sesuaian), dan mengisi kesenjangan.
• Ilmu Hukum Dogmatik, menjawab pertanyaan-
pertanyaan praktis dari masyarakat.
• Misal : Apakah Korupsi ?
Apakah Hak Tanggungan?
Pertanyaan tersebut diselesaikan oleh ilmu
hukum dogmatik, karena jawabannya dapat
dicari dan ditemukan dalam hukum positif.
- Korupsi, ada di UUTPK
- Hak Tanggungan, ada di UUHT
Obyek Dogmatik Hukum
adalah Hukum Positif
• Positif berasal dari bahasa Latin Positum, yang
diterjemahkan dalam bahasa Inggris
established yang berarti dibentuk, dibuat
atau ditetapkan. Secara harfiah hukum positif
berarti hukum yang dibentuk, dibuat atau
ditetapkan.
• Istilah positif dalam konteks hukum positif
adalah lawan dari istilah alam dalam konteks
hukum alam.
• Hukum Positif adalah Hukum yang ditetapkan
oleh mereka yang memiliki kedudukan politik
lebih tinggi kepada mereka yang memiliki
kedudukan politik rendah. (John Austin)
• Setiap Hukum Positif ditetapkan oleh orang
atau kelompok orang yang berdaulat dan
diterapkan kepada anggota atau anggota
masyarakat politik yang independen di mana
orang atau kelompok orang yang berdaulat itu
berada. (John Austin)
• Hukum Positif adalah hukum yang ditetapkan
oleh penguasa yang berwenang atau berdaulat,
yang diterapkan dalam masyarakat pada
tempat dan waktu tertentu, yang dilengkapi
sanksi yang dapat dipaksakan oleh penguasa
bila hukum itu dilanggar.
• Hukum Positif adalah hukum yang diundangkan,
yaitu : Kitab Undang Undang, Undang-Undang,
dan regulasi yang diterapkan dan ditegakkan
oleh Pengadilan.
Karakteristik Dogmatik Hukum
• Meuwissen
• Hukum Dogmatik memiliki karakter Sui
Generis yang tidak dapat dibandingkan
(diukur, dinilai) dengan bentuk ilmu lain yang
mana pun.
• Peter Mahmud Marzuki
• Karakter Sui Generis tidak hanya milik dari
Ilmu Hukum Dogmatik, tetapi berlaku untuk
tiga tingkatan ilmu hukum, yaitu : Ilmu Hukum
Dogmatik, Teori Hukum, dan Filsafat Hukum.
Karakter SUI GENERIS (Meuwissen)
• Empirik-analitik : memberikan pemaparan dan
analisis tentang isi (dan struktur) dari hukum
yang berlaku.
• Mensistematisasi gejala-gejala hukum yang
dipaparkan dan dianalisis
• Menginterprestasi hukum yang berlaku
• Menilai hukum yang berlaku
• Penerapan praktikal dari dogmatik hukum yang
terkait dengan dimensi normatif ilmu hukum
dogmatik.

Anda mungkin juga menyukai