Tuweb 3 PEMB MAT SD
Tuweb 3 PEMB MAT SD
Pembelajaran Matematika SD
(PDGK4406)
Pertemuan 3
Bilangan Rasional
Masih ada hal-hal yang
belum dipenuhi oleh
Secara nyata, masyarakat
Bilangan Bulat keberadaan bilangan bulat
memerlukan bilangan-bialangan
antara 0 dan 1, antara 1 dan 2 dst.
Bilangan Matematisi
Pecahan menyadari
perlunya Matematisi menyadari perlunya
memperluas merumuskan bilangan untuk
bilangan cacah kasus:
untuk kasus 2.
Untuk mengganti nilai , Ada pengganti bilangan cacah untuk
dengan , q bilangan cacah Tidak ada pengganti bilangan cacah
dan ditulis sebagai untuk
Bilangan Pecahan disebut pembilang (numerator)
disebut penyebut (denumerator)
Bilangan
Bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk , bilangan
Rasional
bulat
•
Pecahan sama dengan pecahan , ditulis , jika dan hanya jika .
4 8
=
10 20
4.20=8.10=80
5
7
=
15
21 5.21=15.7=105
Definisi 4.3
Jika faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dan sama dengan , , maka
•pecahan
disebut dengan pecahan sederhana.
1 3 5 15
, , ,
2 4 7 17 Pecahan Sederhana
FPB dari pembilang
dan penyebut sama
dengan 1
Menyederhanakan
(simplifying)
Membagi pembilang
() dan penyebut ()
dengan ()
bukan pecahan sederhana
adalah pecahan sederhana
karena ,
Contoh:
bukan pecahan sederhana
adalah pecahan sederhana karena ,
Pecahan sederhana dapat diubah
menjadi pecahan senilai
Mengalikan pembilang
dan penyebut dengan
sebarang bilangan
Misalkan untuk semua bilangan
bulat , dan dengan berlaku
Definisi 4.5
untuk semua bilangan bulat dan
Contoh:
,,
Jadi, senilai dengan , ,
Operasi Penjumlahan dan Pengurangan
Bilangan Rasional
Definisi 4.6
Contoh:
Sifat-sifat Operasi Penjumlahan dan
Pengurangan Bilangan Rasional
Jika , dan adalah bilangan-bilangan rasional maka
1. Penjumlahan dan pengurangan bilangan rasional bersifat tertutup ( dan hasilnya adalah bilangan rasional).
4. Penjumlahan bilangan rasional mempunyai unsur identitas yang tunggal sehingga (0 adalah bilangan
rasional karena dapat dinyatakan sebagai pecahan dengan ).
5. Setiap bilangan rasional mempunyai invers terhadap +, yaitu untuk setiap bilangan rasional , ada bilangan
rasional –() sehingga: .
Invers terhadap + disebut lawan .
Jika dan adalah sebarang dua bilangan rasional maka dan
Contoh:
Sifat-sifat Operasi Perkalian dan Pembagian Bilangan Rasional
Jika , dan adalah bilangan-bilangan rasional maka
1. Perkalian bilangan rasional bersifat tertutup adalah bilangan rasional sedangkan operasi pembagian
bersifat tidak tertutup.
2. Perkalian bilangan rasional bersifat komutatif (.
4. Perkalian bilangan rasional mempunyai unsur identitas yang tunggal sehingga (1 adalah bilangan rasional
karena dapat dinyatakan sebagai pecahan dengan ).
5. Kecuali , semua bilangan rasional yang lain mempunyai invers terhadap , yaitu berarti
dan saling invers. Invers terhadap disebut kebalikan , yaitu .
8. Perkalian bilangan rasional bersifat distributif terhadap +, yaitu dan
Urutan Bilangan Rasional
Definisi 4.8
Jika dan adalah sebarang dua bilangan rasional yang penyebutnya positif, yaitu ( dan ) maka = jika dan
hanya jika dan < jika dan hanya jika .
3
= 12
Contoh:
7 28
Sebab dan
Sehingga
2 < 3
3 4
Sebab dan
Sehingga
Sifat-sifat Urutan Bilangan Rasional
1. Sifat trikotomi: jika dan adalah sebarang dua bilangan rasional dengan dan maka berlaku: , atau
a.
b. jika
c. jika
4. Sifat kepadatan (dense): Jika dan adalah sebarang dua bilangan rasional yang tidak sama, dan , maka
tentu ada bilangan rasional sehingga .
Kegiatan Belajar 2:
Cara mengatasinya :
- Ambil karton dengan warna
– warna yang berbeda.
3. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami
pecahan – pecahan senilai.
4. Siswa mengalami kesulitan dalam
membandingkan dan mengurutkan pecahan
4. Siswa mengalami kesulitan dalam
membandingkan dan mengurutkan pecahan
5. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari
hasil pembagian.
6. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian
sembarang pecahan.
7. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari
penjumlahan dan pengurangan pecahan.
7. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari
penjumlahan dan pengurangan pecahan.
Kegiatan Belajar 3:
4. Bersifat aditif
5. Bersifat posisional
Penulisan bilangan dalam bentuk posisional misalnya 12, 345, 4978, dan 56192, disebut
dalam bentuk baku (standar form), dan penulisan bilangan yang dinyatakan sebagai
suku-suku penjumlahan perpangkatan 10 disebut dalam bentuk panjang (expanded
form)
Contoh :
1. 23 = 2 x 10 + 3
2. 2749 = 2 x 1000 + 7 x 100 + 4 x 10 + 9
Ruas kiri adalah bentuk baku, dan ruas kanan adalah bentuk panjang. Jika kelipatan-
kelipatan 10 ditulis dalam bentuk pangkat (eksponen), maka diperoleh bentuk panjang
yang lebih sederhana.
Contoh:
1. 2749 = 2 x + 7 x + 4 x 10 + 9
2. 4562718 = 4 x + 5 x + 6 x + 2 x + 7 x + 1 x 10 + 8
Dari himpunan semua bilangan rasional, ada himpunan bagian bilangan rasional yang memerlukan
perhatian khusus, yaitu bilangan-bilangan pecahan yang penyebutnya 10, 100, 1000 atau sebarang
kelipatan 10
Definisi 4.1
Untuk b Z dan sekarang n , Z adalah himpunan bilangan bulat
(sebanyak n factor)
dan
Di dalam penulisan , untuk menandai bagian yang mengarah ke kiri, digunakan lambang (koma),
diletakkan di antara a0 dan an. Lambang 0 (nol) ditulis sebelum koma jika bagian ke kiri tidak ada.
Contoh 4.3:
1. 2135,413 = 2 x 103 + 1 x 102 + 3 x 101 + 5 x 100 + 4 x 10-1 + 1 x
10-2 + 3 x 10-3
2. 0,325 = 3 x 10-1 + 2 x 10-2 + 5 x 10-3
Sebagai pernyataan bilangan rasional, pecahan dapat disebut:
Didalam suatu perhitungan atau kalkulasi, yang didahului dengan proses sejumlah operasi bilangan desimal
( penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian), hasil yang diperoleh memuat sederetan angka yang cukup
panjang, sehingga pada batas-batas tertentu deretan angka yang cukup panjang tersebut dipandang kurang
bermakna dan perlu dipendekkan dengan alasan-alasan tertentu cara memendekkan bilangan desimal ini disebut
membulatkan (rounding off). Hasil pembulatan disebut nilai pendekatan menurut tempat desimal yang dikehendaki,
yaitu:
1. Pembulatan sampai satuan terdekat, puluhan terdekat, ratusan terdekat, ribuan terdekat, sepuluh ribuan
terdekat dan seterusnya,.
2. Pembulatan sampai persepuluhan terdekat (satu tempat desimal), perseratusan terdekat (dua tempat desimal),
perseribuan terdekat (tiga tempat desimal), dan seterusnya.
Cara memperoleh nilai pendekatan adalah sebagai berikut:
1. Tentukan letak pendekatan yang dikehendaki
2. Jika angka di sebelah kanan letak pendekatan adalah kurang dari 5, maka semua bilangan di
sebelah kanan dibuang atau dihapus.
3. Jika angka di sebelah kanan letak pendekatan adalah 5 atau lebih dari 5, maka tambahan 1 pada
angka letak pendekatan, dan semua bilangan di sebelah kanan dibuang atau dihapus.
Contoh :
1) 27654,64735 dibulatkan sampai satuan terdekat adalah 27655
2) 27654,64735 dibulatkan sampai puluhan terdekat adalah . . . .
Masalah Pembelajaran Pecahan Desimal
1. Siswa kurang memahami makna antara lain 2,25 dan 2 sebagai pernyataan yang sama suatu bilangan.
2. Banyak siswa belum memahami translasi kesejajaran perhitungan yang melibatkan notasi pecahan
dan notasi desimal.
3. Banyak siswa belum terampil menjumlahkan (bersusun) dengan pecahan desimal.
4. Banyak siswa belum terampil mengganti nama pecahan menjadi desimal dengan menggunakan
pembagian.
5. Banyak siswa masih mengalami kesulitan dalam mengalikan desimal
6. Banyaknya siswa masih mengalami kesulitan dalam membagi desimal.
Persen
Istilah persen adalah nama lain dari Perseratusan, sehingga kata persen dapat digunakan untuk mengganti
kata perseratus.
Beberapa masalah atau kesulitan yang mungkin dihadapi atau dialami oleh para siswa:
1. Kesulitan mengkaitkan pecahan dan persen, misalnya mengisi jawaban:
2. Menyatakan suatu bilangan sebagai persen dari bilangan yang lain, yaitu: a adalah beberapa persen dari b?
3. Kesulitan menyatakan suatu bilangan pecahan dalam persen karena penyebut pecahan bukan merupakan
faktor dari 100.
4. Kesulitan mengkaitkan dengan keadaan yang realistik, yaitu permasalahan yang terkait dengan keadaan
sehari-hari para siswa
Rasio
Suatu rasio suatu pasangan terurut bilangan atau pengukuran yang digunakan untuk menyatakan perbandingan
bilangan atau pengukuran. Permasalahan sehari-hari terkait dengan rasio bilangan atau pengukuran antara lain
adalah panjang atau jarak terhadap waktu, jumlah barang dan harga barang, panjang dengan panjang, luas
dengan luas, isi dengan isi, berat barang dengan harga barang, nilai uang dengan nilai uang, umur orang dengan
umur orang, dan temperatur (suhu) dengan temperatur.
Beberapa masalah atau kesulitan yang mungkin dihadapi atau dialami oleh para siswa :
1. Kesulitan menggunakan pecahan atau bilangan rasional untuk menunjukkan perbandingan situasi tertentu
2. Kesulitan menyatakan perbandingan dalam bentuk pembagian dan pecahan
3. Kesulitan memahami hubungan kesebangunan dalam geometri dengan pecahan yang bersesuaian untuk
menyatakan perbandingan untuk menyelesaikan masalah mereka, gunakan bangun-bangun geometri
tertentu, misalnya persegi panjang dan segitiga siku-siku
4. Kesulitan memahami tentang skala
Proporsi
Pada saat siswa mempelajari dan berlatih tentang rasio, atau perbandingan, mereka mulai mempunyai
pengalaman tentang berbagai perbandingan, mereka mulai mempunyai pengalaman tentang berbagai
perbandingan, termasuk perbandingan-perbandingan yang mempunyai rasio sama. misalnya, dalam
kesebangunan geometri, rasio sebarang dua sisi dari bangun yang lebih kecil sama dengan rasio sisi-
sisi yang bersesuian dari bangun yang lebih besar.
Suatu proporsi adalah pernyataan tentang kesamaan dua rasio.
Contoh:
Beberapa masalah atau kesulitan yang mungkin dihadapi atau dialami para siswa :
1. Kesulitan dalam memahami makna proporsi sebagai konsep yang lebih luas dari rasio.
2. Kesulitan dalam melakukan pilihan perhitungan untuk memperoleh suatu nilai yang tidak diketahui,
tetapi masih rasio.
Terima Kasih