Anda di halaman 1dari 24

Tetanus

IDENTITAS
⩥ Nama :-
⩥ Jenis kelamin : laki-laki
⩥ Umur : 78 tahun
Anamnesis
• Keluhan utama : Nyeri rahang
• Anamnesis terpimpin
Nyeri rahang sudah 3 hari. Pasien mengeluh perut kembung. Ada
riwayat hipertensi, tidak minum obat. Tidak merokok, tidak
mengomsumsi alkohol, atau obat-obatan. Terluka 2 minggu lalu
ditempat kerja dan jatuh ke lumpur. Berobat ke dokter diberi obat
topikal, dan menolak diberikan profilaksis tetanus. Tidak pernah
vaksin sebelumnya. Hari ke 4 perawatan pasien mengalami
apnea dan serangan jantung.
Pemeriksaan Fisik
• TD : 165/109 mmHG, Nadi 88x/menit reguler, Frekuensi
nafas 18x/menit.
• Pasien kesulitan membuka mulutnya,dan terdapat disfonia
• Kurang merasakan nyeri, tetapi tidak nyaman ketika
mulutnya dibuka paksa
• Tidak ada karies, abses
• Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
• Pemeriksaan telinga, hidung, dan tenggorok normal
• Perut pasien kaku dan agak buncit, tidak terdapat nyeri
tekan
Pemeriksaan Fisik
Pada medial lengan bawah kanan terdapat luka penyembuhan
ukuran 5x2 cm. Luka didapat ditempat kerja 2 minggu
sebelumnya Ketika jatuh dari tractor ke air berlumpur. Sudah
pergi ke dokter dan diberikan obat topikal buat luka
Pemeriksaan Penunjang
⩥ Laboratorium darah dalam batas normal
⩥ CT Scan dalam batas normal
Tatalaksana
• Debridemen luka
• Tetanus Immunoglobulin (TIG) 3000-5000 Units IM
• Vaksin tetanus diphteria dan pertussis
• Metronidazole
• Lorazepam 2 mg
• Intubasi dan pemasangan ventilator (hari-4)
• Trakeostomi dan Gastrostomi perkutaneus
Diagnosis Akhir
• Diagnosis klinis : Trismus
• Diagnosis topis : Interneuron Renshaw
• Diagnosis etiologi : Tetanus generalisata
Diagnosis Banding
• Strychinine poisoning
• Dental infections
DISKUSI
Diskusi
Definisi
WHO: “penyakit akut yang dimediasi toksin dari bakteri Clostridium
tetani”
Menghasilkan toxin tetanolisin dan tetanospasmin
Racun bersifat menghambat neurotransmitter inhibitorik
Etiologi
Clostridium tetani
Umumnya ditemukan di tanah, debu, atau feses hewan
Bakteri gram (+)
Membentuk spora (Metabolic inert, resilient)
Obligat anaerob

Paling sering luka tusukan


Patofisiologi
Bakteri Clostridium tetani masuk melalui luka  Toksin : Tetanospasmin
& Tetanolisin
Tetanospasmin: Menghabat neurotransmitter inhibitorik
Tetanolisin: Merusak jaringan otot  Tetanospasmin menuju neuron secara
hematogen  Ke Sistem saraf pusat  menghambat neurotransmitter
inhibitorik saraf otonom  menyebabkan Spasme biasanya mulai dari otot
wajah (rahang bawah), setelah itu menuju ke seluruh tubuh  Spasmenya
(tiba-tiba, kuat, tahan lama, nyeri), bisa menyebabkan robekan otot dan
fraktur
Manifestasi Klinis
Trias Tetanus
Trismus (Lock jaw) =spasme dari rahang bawah
Risus Sardonicus =spasme otot fasial
Opisthotonos

Meningkatnya aktifitas simpatis


Mengeluarkan air liur
Berkeringat berlebihan
Demam
Gangguan menelan
Gangguan napas
BAB, BAK yang irregular
Diagnosis
“Lockjaw” = trismus = kekakuan rahang

Rhisus sardonicus = spasme menetap otot wajah

Spasme otot/nyeri kontraksi otot di seluruh tubuh (opisthotonos)

Ada riwayat trauma (biasanya tidak disadari)

Tidak ada pemeriksaan penunjang spesifik; berdasarkan temuan


klinis seutuhnya

SPATULA Test = Menyentuh dinding posterior faring


dengan spatel
Klasifikasi Diagnosis
Berdasarkan gejalanya, tetanus diklasifikasikan menjadi:

Tetanus generalisata
Delayed Onset
Spasme/rigiditas pada seluruh tubuh
Gejala klinis spasme biasanya dari otot fasial ke seluruh badan

Tetanus lokal
Spasme hanya pada area luka
Hanya beberapa bulan, perbaikan bertahap
Mortalitas 1%
Klasifikasi Diagnosis
Tetanus sefalik
Tetanus pada daerah otot oleh saraf kranial
Terjadi karena trauma kepala, fraktur kepala, luka pada mata, otitis
media, ekstraksi gigi

Tetanus neonates
Tetanus pada bayi baru lahir
Ibu yang tidak memiliki imunitas (tidak vaksin tetanus)
Proses persalinan tidak steril
Diagnosis Banding

Keracunan strychnine = spasme otot (terhambatnya neurotransmitter inhibitorik)

Gejala trismus:
Infeksi lokal
Histeria
Neoplasma
Hiperthermia maligna
Obat-obatan stimulansia
Akut abdomen
Efek obat distonik
Sindrom serotonin
Racun laba-laba blackwidow
Terapi
Tatalaksana umum
Debridemen luka
Ruang perawatan terpisah Antibiotik
Minimalisir rangsangan sensoris Metronidazole 500 mg IM/IV (tiap
6 jam)
Airway & breathing Penicillin G (100.000-200.000
Monitor obat dengan efek sedasi IU/kg/hari IV dibagi 2-4 kali)
(depresi napas)
Makrolide, clindamycin,
Sedia ventilator jika memungkinkan
cephalosporin, chloramphenicol
Intake cairan & gizi
Kontrol spasme otot
Peningkatan kebutuhan metabolik
Benzodiazepine; diazepam 5
Immunotherapy mg/lorazepam 2 mg dititrasi
HTIG 500 unit IM/IV (Prophylaxis)
Kontrol disfungsi otonom
HTIG 3000-5000 units/IM
dewasa/anak Magnesium sulfat; LD 5 gram;
TT 0,5 cc IM maintenance 2-3 gram per jam
Serial vaksin TT
Prognosis
Skor Dakar:
0–1 : Ringan (mortalitas 10%)

2–3 : Sedang (mortalitas 10 –


20%)

4 : Berat (mortalitas 20 – 40%)

5 : Sangat berat (mortalitas


>50%)

Tetanus Sefalik & Neonatus: Prognosis buruk


Kriteria Pulang
Lama perawatan : 2 minggu – 1 bulan

Pemulihan : Sampai tidak mengalami gangguan bernafas

Pada fraktur vertebra


Referensi
1. Bae, C., & Bourget, D. (2020, February 28). Tetanus. Retrieved from National Center of Biotechnology Information

(NCBI): https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459217/
2. Centers for Disease Control and Prevention. (2019, February 28). Tetanus. Retrieved from Centers for Disease

Control and Prevention (CDC): https://www.cdc.gov/tetanus/about/symptoms-complications.html


3. Hinfey, P. B. (2019, January 18). Tetanus. Retrieved from Medscape:

https://emedicine.medscape.com/article/229594-overview#a3
4. Speller, J. (2018, September 15). Neurotransmitter. Retrieved from Teach Me Physiology:

https://teachmephysiology.com/nervous-system/components/neurotransmitters/
5. World Health Organization. (2010, January). Current Recommendations for Treatment of Tetanus During

Humanitarian Emergencies. Retrieved from World Health Organization:


https://www.who.int/diseasecontrol_emergencies/who_hse_gar_dce_2010_en.pdf
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai