9
9
8
8
7
7
6
6
5
5
4
4
3
3
2
2
1
1
0
Jumlah Penduduk
Tahun 1804 Tahun 1927 Tahun1960 Tahun 1974 Tahun 1987 Tahun 1999 Tahun 2012 Tahun 2024 Tahun 2048
JUMLAH PENDUDUK DUNIA PADA 2019
JUMLAH PENDUDUK DUNIA PADA 2019
Worldometers mencatat jumlah penduduk dunia pada 2019 mencapai 7,7 miliar jiwa.
Angka tersebut tumbuh 1,08% dari 2018 yang sebesar 7,6 miliar jiwa. Selama
sepuluh tahun terakhir, jumlah penduduk dunia meningkat stabil dengan kisaran
pertumbuhan 1-1,2% per tahun.
Berdasarkan regional, Asia masih memimpin sebagai wilayah dengan jumlah penduduk
terbanyak. Tercatat jumlah penduduk Asia sebanyak 4,6 miliar jiwa. Afrika dan Eropa
menyusul dengan masing-masing sebanyak 1,3 miliar dan 747,2 juta jiwa. Sementara
negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak adalah Tiongkok sebanyak 1,43
miliar jiwa, India sebanyak 1,37 miliar jiwa, Amerika Serikat (AS) sebanyak 329 juta
jiwa, dan Indonesia sebanyak 270,6 juta jiwa.
TRANSISI DEMOGRAFI
1.Tahapan 1
Pada tahap ini masyarakat berada pada kondisi pra industri di
mana tingkat kelahiran dan kematian cukup tinggi. Ada berbagai
macam faktor yang menyebabkan peningkatan kelahiran seperti
belum tersedianya program Keluarga Berencana dan alat
kontrasepsi. Sedangkan meningkatnya kematian akibat kondisi
kurangnya ketersediaan pangan akibat gagal panen, pendapatan
yang rendah hingga wabah penyakit yang tidak terkontrol. Tidak
heran pada tahap ini peran anak sangat penting untuk menunjang
perekonomian keluarga sebab pendidikan tidaklah penting.
2. Tahapan 2
Tingkat moralitas atau kematian turun secara perlahan, namun populasi
tetap meningkat. Penurunan kematian dialami di negara – negara
berkembang seperti di Laos, Yaman, Palestina, dan Afganistan. Ada 2
faktor yang menyebabkan penurunan tingkat kematian yaitu, adanya
perbaikan penyediaan makanan dari hasil pertanian serta perbaikan di
bidang kesehatan masyarakat untuk mengurangi kematian.
3. Tahapan 3
Tingkat kematian mengalami penurunan dengan cepat
dan juga diikuti oleh penurunan di tingkat kelahiran akan
tetapi tidak secepat tingkat kematian. Penurunan
kelahiran sendiri disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
adanya penggunaan alat kontrasepsi dan program
Keluarga Berencana yang mulai diterapkan oleh
masyarakat, perubahan menuju industrisasi dari
pertanian menjadi masyarakat industri, adanya
urbanisasi, perubahan sudut pandang wanita boleh
bekerja.
4. Tahapan 4
Kondisi kelahiran dan kematian berada pada posisi
rendah atau nol, sehingga jumlah penduduk dapat
dikatakan dalam keadaan stabil. Beberapa teori
mengatakan jika pada tahapan 4 penduduk di suatu
negara akan tetap berada pada tingkat ini. Contoh
negara yang berada pada tahap ini yaitu Amerika Serikat,
Argentina, Kanada, Selandia Baru, Australia dan
keseluruhan Benua Eropa.
5. Tahapan 5
Model transisi demografi sendiri pada kenyataannya hanya
sampai tahapan 4, hingga akhirnya disetujui menjadi 5
tahapan namun tetap berdasarkan teori transisi demografi
menurut Blacker. Pada tahapan 5 tingkat kematian lebih
tinggi dibandingkan dengan tingkat kelahiran yang berada
dalam kondisi stabil. Hal ini disebabkan dari gaya hidup
masyarakat yang tidak sehat seperti banyak mengkonsumsi
makanan instan, minum minuman alkohol dan lain
sebagainya. Kejadian ini pernah terjadi di Negara Prancis
sebelum Perang Dunia II dan juga Negara Jerman pada
tahun 1970 an.
TRANSISI DEMOGRAFI DI
INDONESIA
Setiap tahunnya pemerintah di setiap negara akan melakukan pendataan guna mengetahui
jumlah populasi penduduk di setiap wilayah negara. Ada berbagai macam cara untuk melakukan
pandataan, salah satunya yaitu dengan melakukan sensus penduduk yang biasa dilakukan 3 atau
5 tahun sekali. Hasil dari pendataan tersebut akan diketahui mengenai jumlah kelamin,
pekerjaan, usia dan lain sebagainya sehingga pemerintah dapat melakukan tindakan yang sesuai
berdasarkan data yang sudah ada.
Beberapa kebijakan yang bisa dibuat oleh pemerintah menyangkut segala macam
aspek seperti ekonomi, politik, sosial, kesehatan, pekerjaan dan lain – lain. Kebijakan
yang dibuat oleh suatu negara tentu akan berbeda dengan kebijakan yang diterapkan
di negara lainnya. Dilihat dari jumlah penduduknya, negara berkembang tentu
mempunyai jumlah penduduk yang lebih banyak dibandingkan dengan negara maju .
Kebijakan yang berlaku di negara maju belum tentu sesuai jika diterapkan di negara
berkembang.
Jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya memberikan
permasalahan tersendiri bagi negara berkembang. Hal ini berkaitan dengan
jumlah kelahiran yang tidak sebanding dengan jumlah kematian penduduk.
Namun, membutuhkan waktu yang cukup lama bagi negara berkembang
untuk mencapai kondisi stabil yaitu jumlah kelahiran lebih rendah dari pada
jumlah kematian dan hal tersebut sudah menjadi dasar dari transisi
demografi.
Ada beberapa faktor yang menghalangi Indonesia untuk dapat menyelesaikan
transisi demografinya antara lain: