Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga ka mi dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
ini. Dalam pembuatan makalah ini, banyak kesulitan yang kami alami terutama disebabkan
oleh kurangnya pengetahuan.Namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Tak ada gading yang tak retak.Begitu pula dengan makalah yang kami buat ini
yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
agar makalah ini menjadi lebih baik serta berdaya guna dimasa yang akan datang.
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui variable - variabel kependudukan Indonesia
2. Mengerti karakteristik kependudukan Indonesia
3. Memahami tentang ketenagakerjaan, pekerjaan dan tingkat upah
4. Mengetahui kebijaksanaan kependudukan dan ketenagakerjaan
PEMBAHASAN
a) Tingkat Kelahiran
Tingkat kelahiran (fertilitas) adalah tongkat pertambahan jumlah anak
atau bayi pada suatu periode tertentu. Tinkat kelahiran bayi dapat dihitung
dengan dua cara yaitu :
1). Angka kelahiran kasar (crude birth rate/CBR), adalah angka kelahiran yang
menunjukkan jumlah kelahiran perseribu penduduk dalam satu periode;
2). Angka kelahiran umum (general fertility rate/GFR) adalah angka yang
menunjukkan jumlah bayi uang lahir dari setiap 1.000 wanita pada usia
reproduksi atau melahirkan yaitu pada kelompok usia 15-49 tahun.
b) Tingkat Kematian
Tingkat kematian (mortalitas) merupakan pengurangan jumlah
penduduk pada periodetertentu yang disebabkan oleh faktor kematian. Tingkat
kematian dapat diketahui melalui tiga cara, yaitu :
1) Tingkat kematian kasar (Crude Death Rate/CDR), adalah angka yang
menunjukkan rata-rata kematian perseribu penduduk dalam satu tahun;
2) Tingkat kematian menurut umur (Age Specific Death Rate/ASDR), adalah
angka yang menunjukkan banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu
perseribu penduduk dalam kelompok yang sama;
3) Tingkat Kematian Bayi (Infan mortality Rate/MR), adalah angka yang
menunjukkan banyaknya bayi yang meninggal dari setiap 1.000 bayi yang lahir
hidup.
Besar kecilnya angka kematian (mortalitas) dipengaruhi oleh faktor
pendorong dan faktor penghambat. Faktor pendorong tersebut diantaranya :
1) Wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung, dan sebagainya;
2) Bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan sebagainya;
5|PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAAN
3) Kesehatan dan pemenuhan gizi penduduk yang rendah;
4) Perang, kecelakaan, dan sebagainya;
5) Lingkungan yang tidak sehat.
c. Tingkat Perpindahan
Migrasi atau mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari
suatu tempat ke tempat lain, atau dari satu daerah ke daerah lain.
Terdiri dari :
1. Migrasi inernasional (migrasi antar negara), yang terdiri dari imigrasi,
emigrasi, dan remigrasi. Imigrasi, yaitu masuknya penduduk asing yang
menetap ke dalam sebuah negara. Emigrasi, yaitu pindahnya penduduk keluar
negeri untuk menetap di sana. Remigrasi, yaitu pemulangan kembali
penduduk asing ke negara asalnya;
2. Migrasi Nasional (migrasi lokal), terdiri dari :
- Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota. Transmigrasi,
yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduknya ke pulau
yang masih jarang penduduknya.
- Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa untuk menetap di
desa.
- Evakuasi, yaitu perpindahan penduduk untuk menghindari bahaya di suatu
daerah.
- Migrasi mempunyai peranan juga dalam menentukan tingkat pertumbuhan
penduduk. Oleh karena itu, tingkat pertumbuhan penduduk tidak dapat
diperhitungkan hanya dari tingkat kelahiran dan tingkat kematian saja. Bagi
Negara - negara sedang berkembang migrasi tidaklah berarti dalam
peningkatan jumlah penduduk ataupun dalam pengurangan jumlah
6|PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAAN
penduduk. Pemindahan penduduk ke luar negeri dari Negara - negara yang
sedang berkembang tidaklah mungkin dapat terlaksana lagi guna
mengurangi kepadatan penduduknya.
2.4 Ketenagakerjaan
2.4.1 Konsep dan Definisi
Untuk keperluan analisis ketenagakerjaan, penduduk suatu Negara
dipilah - pilah dalam berbagai kelompok. Konsep pemilahan penduduk dibagi
menjadi dua yaitu pemilahan penduduk berdasarkan pendekatan angkatan kerja
dan berdasarkan pendekatan pemanfaatan tenaga kerja.
b. Bukan angkatan kerja yaitu tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja
yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari
pekerjaan. Bukan angkatan kerja dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Penduduk dalam usia kerja yang sedang bersekolah
2. Mengurus rumah tangga
3. Penerima pendapatan lain
2. Jam Kerja
Menilai seseorang bekerja ataukah menganggur semata - mata
berdasarkan apakah ia mempunyai pekerjaan atau tidak, sesungguhnya kurang
memadai. Pendekatan semacam itu mengabaikan kadar pemanfaatan tenaga yang
bersangkutan. Seseorang bisa saja tergolong tidak menganggur karena ia bekerja atau
mempunyai pekerjaan. Akan tetapi jika dalam bekerja itu tenaganya tidak
termanfaatkan secara optimal, berarti ia bekerja tidak dalam kapasitas penuh, maka
sesungguhnya ia setengah menganggur atau menganggur secara terselubung. Oleh
karena itu, jam kerja yang dicurahkan perlu turut untuk dipertimbangkan.
3. Tingkat Upah
Upah tertinggi bagi pekerja yang berstatus karyawan atau buruh adalah
di sektor pertambangan. Tingkat upah para pekerja di Indonesia, khususnya pekerja
rendahan atau buruh kasar sangat rendah. Hal itu bisa diukur dengan
membandingkannya terhadap kebutuhan fisik minimum.
Variasi tingkat upah tidak hanya terjadi antar lapangan usaha atau
secara sektoral. Akan tetapi juga secara regional atau antar wilayah di tanah air, serta
secara jenis kelamin. Dalam perbandingan jenis kelamin di sekter industri
pengolahan, hampir di semua wilayah tanah air pekerja laki - laki menerima upah
lebih tinggi dari pada pekerja perempuan. Perbedaan tingkat upah antar jenis
kelamin di sektor industri pengolahan berlaku umum di semua subsektor.
Kesenjangan upah buruh berlangsung pula antarjenjang. Hal ini bisa ditelaah melaui
perbandingan upah rata - rata tertinggi terhadap upah rata - rata terendah.
11 | P E N D U D U K D A N K E T E N A G A K E R J A A A N
kualitas penduduk dimaksudkan adalah peningkatan kualitas kehidupan dan kemampuan
manusia serta masyarakat Indonesia sebagai pelaku utama dan sasaran
pembangunan.Sedangkan di bidang ketenagakerjaan, penciptaan dan perluasan tenaga
kerja terus diupayakan terutama melalui peningkatan dan pemerataan industri, pertanian,
dan jasa yang mampu menyerap banyak tenaga kerja serta meningkatkan pendapatan
masyarakat.
Sebagai langkah awal bagi sasaran jangka panjang tersebut, dalam Repelita VI
Pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp12,89 miliar untuk program kependudukan
dan Rp1,73 triliun untuk program keluarga berencana.
12 | P E N D U D U K D A N K E T E N A G A K E R J A A A N
menyerap tambahan angkatan kerja baru yang masuk pasar kerja; mengurangi setengah
pengangguran; mengurangi kesenjangan produktivitas antar sektor; serta meningkatkan
pemerataan kesempatan kerja antar wilayah. Secara konkret dalam PJP II kelak
diharapkan dapat diciptakan 68,6 juta tambahan kesempatan kerja untuk melayani sekitar
69 juta orang tambahan angkatan kerja baru.
Secara lebih rinci sasaran konkret bidang ketenagakerjaan dalam PJP II adalah
sebagai berikut :
Menurut status :
13 | P E N D U D U K D A N K E T E N A G A K E R J A A A N
2. Pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja.
14 | P E N D U D U K D A N K E T E N A G A K E R J A A A N
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
15 | P E N D U D U K D A N K E T E N A G A K E R J A A A N
DAFTAR PUSTAKA
Dumairy.1996.Perekonomian Indonesia.Jakarta:Erlangga
http://eprints.undip.ac.id/1178/1/analisis_faktor_tingkat_h.32.pdf
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/pengangguran-definisi-dimensi-dan-bentuk-
pengangguran.html
16 | P E N D U D U K D A N K E T E N A G A K E R J A A A N