Anda di halaman 1dari 79

Panduan Gambar

Histopatologik Kulit
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Acanthosis
Acanthosis: Penebalan epidermis
pada stratum malphigi atau
stratum spinosum

Weedon’s Skin Pathology Essentials, 2nd ed., 2017


Parakeratosis Orthokeratosis
Parakeratosis: Retensi nukelus pada
stratum korneum.
Orthokeratosis: Penebalan pada
 Penebalan startum korneum masih ada
Stratum korneum tanpa nukleus
nucleus (normalnya tidak ada)

Weedon’s Skin Pathology Essentials,


2nd ed., 2017
Dermatology, 4th ed, 2018

Fig. 0.15 Perivascular dermatitis.

Perubahan warna ; secara makroskopik Ada infiltrasi sel radang


hanya perubahan warna (macula), krn
vasodilatasi = eritema, ketika di raba tidak
ada perubahan.
Liken Planus (Interface
Dermatology, 4th ed, 2018
dermatitis

Fig. 0.17 Interface dermatitis, lichenoid type Courtesy, Lorenzo


Cerroni, MD.

Terdapat penebalan epidermis Keruskan sel-sel keratinosit di str. Basal


(hyperkeratosis) sehingga Pada kasus likenplanus, ada penebalan
str basal sehingga menebal
menimbul
Dermatology, 4th ed, 2018

Fig. 0.18 Spongiotic dermatitis. B, Courtesy, Lorenzo Cerroni, MD.

Spongiotik: Kondisi terjadi


edema di intraepidermal

Makroskopis: Vesikel
Dermatology, 4th ed, 2018

Fig. 0.19 Psoriasiform pattern.

Papil dermis yang memanjang sehingga ujungnya


Psoriasiform: Hiperplasia menipis dari struktur Suprapapilar plates, dan P.
epidermal (hyperkeratosis) darah ada di superfisial
dengan pemanjangan papil
Makroskopik:
dermal Sehingga Kalo putih-putih (Skuama) di angkat
akan ada titik2 merah atau bercak (Austzpit Sign)
Pendarahan
Dermatology, 4th ed, 2018

Fig. 0.20 Intraepidermal vesiculobullous dermatosis,


acantholytic
Vesikulobulosa: Terbentuk Kalo Vesikobulosa : Sudah lisis pada
lepuh (Blister/Bula) dapat interseluler junction, desmosome
dibawah stratum korneum, antar keratinosit rusak atau
intraepidermal atau di hemidesmosome antara stratum
subepidermal basal dg lamina basal rusak
Dermatology, 4th ed, 2018

Fig. 0.22 Subepidermal vesiculobullous dermatosis.


Subepidermal Vesicobulosa= Edemnya di Makroskopik:
dermoepidermal junction, hubungan antara
Bula
dermis dg epider rusak (hemidesmosome yg
rusak) shg terisi cairan
Dermatology, 4th ed, 2018

Fig. 0.23 Cutaneous small vessel vasculitis.


Perubahan pembuluh darah. = bisa
single (tdk ada penampakan makros)
atau multiple (shg ada makroskopik.
Fig. 0.26 Four major types of cutaneous
granulomas. A Tuberculoid – epithelioid granuloma
rimmed by lymphocytes. B Sarcoidal – epithelioid
granulomas with minimal peripheral lymphocytic
infiltrate.
Fig. 98.2 Comparison of a
keloid and a
hypertrophic scar.

Keloid: Penonjolan pada


kulit (Bukan papul/plak)
dengan batas keloidnya
itu melebihi batas luka &
bentuk tidak beraturan.

Scar Hipertrofi: Penonjolan


pada kulit (bukan papul/plak)
tanpa melebihi batas luka
Karena yg menebal adalah
serat kolagennya, bukan
keratinsoitnya
Dermatology, 4th ed, 2018
Hypertrophic scars

Scar hipertropik =
• Susuran serat kolagen
masih teratur mengikuti
kontur aslinya/Parallel
dengan permukaan
epidermis.

• Fungsi fibroblast dalam


menghasilkan serat
kolagen yang terbentuk
lebih banyak

• Jumlah total serat


kolagen meningkat
Dermatology, 4th ed, 2018
Keloids

Keloid:
Terjadi bundelan-bundelan
serat kolagen yang
berkelompok acak sampai
kearah dermis sehingga
menimbulkan makroskopik
yang melebar melebihi tepi luka

Dermatology, 4th ed, 2018


Urticaria

Dermatology, 4th ed, 2018

Fig. 18.1 Wheals.


Patgen : Reaksi
Hipersesnsitivitas
Makros : Edema epidermis  Tipe 1 (cepat), yg
Urtikaria, ukuran bervariasi, bermain IgE
eritema, pucat bagian
tengah.
Fig. 18.2 Angioedema.

Angioedem: Lebih
dalam, bisa juga di
mukosa seperti sal.
nafas, dan biasanya
pada area jar.ikat
longgar seperti kelopak
mata ata

Dermatology, 4th ed, 2018


Fig. 18.14.

Mikroskopik:
Terjadi perubahan
disekitar perivascular
berupa infiltrasi sel-sel
radang

Dermatology, 4th ed, 2018


Insect bites
A.Eritema dan edema
B.Terbentuk bullae
C.Lesi purpura

Dermatology, 4th ed, 2018


Fig. 85.3 Insect bite reaction

Karena adanya kondisi gigitan serangga ini  akan mengaktifkan


sistem imun  Terjadi hyperplasia dari sel Langerhans  sehingga
terjadi infiltrasi sel-sel radang
Dermatology, 4th ed, 2018

Scabies

Crusted or “Norwegian” scabies


Weedon’s Skin Pathology Essentials, 2nd ed., 2017
Scabies

Dermatology, 4th ed, 2018


Weedon’s Skin Pathology Essentials, 2nd ed., 2017
Fig. 8.3 Psoriatic plaques.

Lesi plak psoriasis secara


klinis:
- Batas tegas
- Berisisik putih
- Jika digores akan timbul
Koebner Phenomenon
- Jika lapisan kulit
terangkat akan tampak
bitnik-bitnik merah
(Auspitz Sign)
- Woronoff’s Ring 
Hipopigmentasi disekitar
Dermatology, 4th ed, 2018
lesi psoriasis yang sudah
menyembuh
Mikroskopik:
- Terjadi Spongiotik (Intraepidermal edema)
- Spongiform Pustule of Kogoj (gambar kiri) dan Microabses
of munro (kumpulan neutrophil pada startum korneum
disertai parakeratosis  Keratin menebal disertai nukelus
yang masih ada = Disebut phatonomonic

Dermatology, 4th ed, 2018 Histology and Cell Biology: An Introduction to


Pathology, 5thed, 2020
Dermatitis kontak alergi
- Prinsip dasar terdapat
hipersensivitas 4
- Pada gambar diatas jika ada
Riwayat atopi dan terdapat
kontak sesuatu akan
mudah lesi pada kulit (bisa
karena factor eksternal dan
internal)

Terdapat vesikel (ada


cairannya), eritem
- Gambar A -> fase akut
(tampak edema, kemerahan)
- Gambar B -> fase kronik
(tampak kering, kasar,
warna agak coklat
kehitaman dan likenifikasi)
 

Dermatology, 4th ed, 2018


Fig. 14.11 Allergic contact dermatitis (ACD)
- Akut: Proses pembentukan edema - Kronik: terbentuk pola
intraepidermal (proses spongiosis) shg
akan menimbulkan vesikel-vesikel di
psoriasiform;
daerah epidermis -> reaksi hyperplasia pada
hipersensivitas tipe lambat dimana tjd epidermal dan papil
aktivasi sel T ditemani sel-sel radang
untuk menimbulkan suatu perubahan pada
epidermal yang
kulit berupa edema intraepidermal memanjang ke arah
dermis
Subcorneal vesiculobullous disorders
Pemphigus foliaceus

Proses autoimun  dianggap Sehingga Immunofluoresens (bisa nangkep


pathogen Desmoglein 1  kelainan autoantibodi) :
penghubung keratinosit pada str. Endapan immunoglobulin Letaknya di
Lucidum dan Korneum. (Bula di superfisial epidermis dg deposit seperti
Subcorneal) jaring.
Dermatopathology, 2009
Dermatology, 4th ed, 2018

Fig. 29.8 Pemphigus foliaceus.

Makros : Bula (terjadi Achantolisis Atap bulanya tipis (Mudah pecah)


desmosome), sehingga terjadi terdapat sisa dari bula & Erosi
ekstravasasi cairan yg mengisi celah
tersebut
Dermatology, 4th ed, 2018

Fig. 29.14 Pemphigus foliaceus

- Gambaran lain secara mikroskopik,


terlihat area yang erosi
Intraepidermal vesiculobullous disorders
Pemphigus vulgaris

Fig. 29.6 Pemphigus vulgaris - Secara klinis menimbulkan erosi


(Suprabasal) dan krusta hemoragik (hitam),
terlihat area kemerahan akibat
bula yang pecah
Dermatology, 4 ed, 2018
th
Dermatopathology, 2009
Pemphigus vulgaris
Dermatology, 4th ed, 2018

- Lesi yang ditemukan


adalah tampak
kehitaman dengan bula
bula yang pecah,
kemudian ada juga
yang bergabung,
ditemukan juga erosi
kulit

Makros : Makula eritema (tahap


epidermolysis), Nikolsky Sign +,
Fig. 20.11 Stevens–Johnson Lesi pada mukosa (eritema dan
syndrome (SJS)/toxic epidermal erosi) min. 2 lokasi bisa di mulut
necrolysis (TEN) overlap and early konjungtiva dan mukosa
TEN. kongenital.
Dermatology, 4th ed, 2018

Fig. 20.9 Clinical features of toxic epidermal necrolysis (TEN).

- Pada TEN, pengelupasan eksfoliasi kulit


begitu hebat sehingga hampir seluruh
permukaan tubuh.
- Secara mikroskopik terbentuk
celah di subepidermal, terjadi
overlap
- immunofluorescien negative 
tidak melalui jalur proses imun
Dermatopathology, 2009
Epidermolysis bullosa acquisita

• Bisa ditangkap Immunoflourscence karena ada ikatan Antibodi Kolagen


Tipe VII
• Yang dianggap antigen Kolagen Tipe VII (Letaknya di subepidermal)
• Mikros: Ucerated Pattern (Garis Tegas)
Impetigo

Non-bullous
Gambar kiri adalah non-bullosa
yang berupa hanya Bullous
Early: Macula eritem - Gambar kanan adalah tipe
(kemerahan) yang bisa bullosa, terjadi superficial
berkembang menjadi vesikel bullae  jika pecah akan
atau pustule meninggalkan gambaran
collarette (pada gambar di arah
Late: Disertai krusta jam 1)
kekuningan
Non-bullous impetigo
Bullous impetigo

Bulosa = Split Subcorneal  Acantolisis


(sama kaya pemphigus  tapi etionya
Diatas dermis dengan infiltrate beda) Infiltras neutrofil
neutrophil dan limfosit
Dermatology, 4th ed, 2018

Fig. 93.8 Granuloma annulare

Makros = papul bentuk anular


Dermatopathology, 2009

Figure 10-1,3 Interstitial granuloma annulare

Granuloma tanpa nekrosis kaseosa


Yang sel-sel histiositnya tersusun palisade
Dermatology, 4th ed, 2018

Fig. 93.12 Granuloma annulare


Dermatology, 4th ed, 2018

Makros: Scrofuloderma, tampak


nodul-nodul subkutan, pada daerah
ketiak atau leher, pada gambar
dibawah

Fig. 75.13 Tuberculosis verrucosa cutis.

Ini paparan eksogen


Terdapat Tuberculosis
Verrucosa Cutis  papul
membentuk seperti Wart Like
Granuloma = makrofag yg
nekrosis. Makrofagnya
fagosit Micobacterium,
disebut HISTIOSIT, jadi
histiosit yg berkumpul
membentuk granuloma.
 
Terdapat Nekrosis Kaseosa
juga

Dermatopathology, 2009

Penampakan mikros nya


sama = kumpulan
granuloma (eksogen atau
endogen)
Dermatology, 4th ed, 2018

Fig. 80.1 Orolabial herpes simplex virus (HSV) infections.

- Terjadi erupsi vesikel dengan dasar


eritematosa yang rekuren/berulang-ulang
pada orolabial
- dan regio genital  punya kemampuan
untuk masuk ke sel ganglion dorsal laten
 imun tubuh menurun  infeksi kembali
Fig. 80.3 Primary genital herpes.
A In addition to 1–2 mm hemorrhagic
crusts, there are perifollicular
vesiculopustules.

Dermatology, 4th ed, 2018


- Mikroskopik, terjadi
degenerasi balloning pada
keratinosit  dalam
keratinosit terjadi akumulasi
cairan  pembesaran pada
sel tsb. Terjadi multinuclei
pada keratinosit dgn inti
yang menebal. Dan ada khas
dari infeksi virus yaitu efek
sitopatik (efek kematian
pada sel akibat virus) pada
kasus ini disebut herpetic
cytopathic effect, disertai
dgn akumulasi sel-sel
radang
Dermatopathology, 2009
Dermatology, 4th ed, 2018

Makros = Vesikel predileksi


dada kepala atau jar.
mukosa
- Mikroskopik, terjadi degenerasi balloning, multinuclei
keratinosit dgn nukleus menebal, ada juga efek sitopatik,
hampir sama dgn herpes
Dermatology, 4th ed, 2018 Herpes zoster

- Makroskopik Herpes-Zoster,
khasnya dermatomal
distribution
- Mikroskopik menghasilkan
gambaran yang hampir sama
Mikroskopik Herpes zoster

keratinosit degenerasi
hidropik disertai
gambaran basophilic
eggshell kromatin pada
tepi nucleus

Dermatopathology, 2009
Moluscum contagiosum
- Infeksi poxvirus melalui kontak
langsung
- Lesi multipel dan bisa mengenai
mukosa, penampakan berupa
papul dengan umbilikasi sentral

Dermatology, 4th ed, 2018


Dermatology, 4th ed, 2018

Histologic evaluation of an MC lesion

Mikroskopik, memberikan gambaran cup like ( hiperplasia epitel


skuamosa yg ekspansi ke dermis), ditemukan (khas) Molluscum body
inclusion  ciri khas penyakit ini
Mikroskopik, memberikan gambaran cup like
( hiperplasia epitel skuamosa yg ekspansi ke dermis),
ditemukan (khas) Molluscum body inclusion  ciri
khas penyakit ini

Weedon’s Skin Pathology Essentials, 2nd ed., 2017


Verruca vulgaris

- Makroskopik, berupa
papul/plakat berwarna putih
keabuan-coklat, terasa kasar
karena proses hiperkeratosis,
terjadi exophytic

Dermatology, 4th ed, 2018


Mikroskopik Verruca vulgaris

- Mikroskopis, adanya
hiperkeratosis yang
membentuk pola seperti
papil (papilomatosis), yg
tumbuh kearah luar
permukaan epidermis
(exophytic),
- khasnya : ditemukan sel sel
koilosit sebagai penanda
infeksi HPV

Dermatopathology, 2009
- Makroskopik, ditemukan
pertumbuhan ke arah
permukaan kulit
(exophytic)
Dermatology, 4th ed, 2018
- Mikroskopik, terjadi parakeratosis dan
hipergranulotis, perubahan terjadi di
stratum granulosum, terdapat sel sel
koilosit ( khas infeksi HPV )
Dermatopathology, 2009
Dermatopathology, 2009
Fig. 109.12 Clear cell acanthoma.

Dermatopathology, 2009
Warty dyskeratoma
Dermatopathology, 2009
Acantholytic acanthoma
Weedon’s Skin Pathology
Essentials, 2nd ed., 2017
Figure 2-26 Acantholytic acanthoma
Dermatopathology, 2009
SEBORRHEIC KERATOSES

- Makroskopis,
multipel dgn batas
yang jelas berwarna
coklat kehitaman

Dermatology, 4th ed, 2018


Weedon’s Skin Pathology Essentials, 2nd ed., 2017

- Mikroskopis, terjadi hiperkeratosis, invaginasi cysts


dan horn cysts, bisa ditemukan akumulasi pigmen
melanin, kumpulan sel-sel kecil yang menyerupai sel
basal normal (sel basaloid)
Actinic keratosis

D Multiple, large hypertrophic


Makroskopis:
- Papul dan adanya sisik

Mikroskopis:
- hyperkeratosis
- Ada area pink (Parakeratosis)
- Ada area biru (Orthokeratosis)

Fig. 108.11 Histopathology of actinic keratoses (AKs


Dermatology, 4th ed, 2018

Fig. 108.5 Squamous cell


carcinomas in situ, Bowen
disease type.

Fig. 108.6 Squamous cell


carcinoma in situ,
erythroplasia of Queyrat type.
Dermatology, 4th ed, 2018
Fig. 108.12 Histopathology of Bowen disease (squamous cell
carcinoma in situ).
Fig. 108.7 Clinical spectrum of cutaneous squamous cell
carcinoma (SCC).

Dermatology, 4th ed, 2018


Dermatology, 4th ed, 2018

Fig. 108.13 Squamous cell carcinoma (SCC) Courtesy, Lorenzo Cerroni, MD.
Dermatology, 4th ed, 2018

• Nodular basal cell carcinoma


Fig. 108.23 Basal cell carcinoma (BCC): range of histopathologic findings.

Dermatology, 4th ed, 2018


Melanocytic nevi

Fig. 112.11 A,B Junctional nevus


Dermatology, 4th ed, 2018
Fig. 112.11. C,D Compound nevus –B,D,F, Courtesy, Lorenzo Cerroni, MD.
Dermatology, 4th ed, 2018
Fig. 112.11. E,F Intradermal nevus – sB,D,F, Courtesy, Lorenzo Cerroni, MD.
Dermatology, 4th ed, 2018

Fig. 113.9 Superficial spreading melanomas.

Anda mungkin juga menyukai