Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

PENANGANAN SKAR AKNE ATROFI

Disusun oleh :
Marsella Setiawan
07120120049
Kelompok 67
Pembimbing : dr. Abdul Gayum, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN


KELAMIN RUMAH SAKIT MARINIR CILANDAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
PERIODE 27 JUNI 2016 30 JULI 2016

1|Page
Penanganan Skar Akne Atrofi
*Marsella Setiawan, **Abdul Gayum
*Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran UPH / Rumkital Marinir Cilandak
**Departemen Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Jalan Raya Cilandak KKO, Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta
Selatan, 12760

ABSTRAK
Skar adalah hasil akhir dari proses pemulihan tubuh yang alami dan merupakan proses
reparatif dengan terbentuknya bekas luka fibrotik pada lapisan dermis pasca inflamasi. Bekas
luka atrofi terbentuk akibat dari hilangnya sel kulit di epidermis, namun secara klinis
merupakan akibat hilangnya lapisan kulit dermis. Jaringan parut tipe atrofi tersebut cenderung
tampak cekung atau depresi kulit dan umumnya paling sering terjadi pasca jerawat diantara
penyebab lainnya. Pada pasien pasca jerawat, bekas luka diperkirakan terjadi hingga 95%
pasien berjerawat dan dapat menyebabkan tekanan psikologis yang signifikan bagi banyak
individu. Selama beberapa dekade terakhir, berbagai macam intervensi terapi telah
dikembangkan untuk mengobati bekas jerawat seperti piling kimia, dermabrasi, laser,
radiofrekuensi, teknik punch, transplantasi lemak, agen penambah jaringan lainnya, needling,
subsisi, dan terapi kombinasi. Pada karya tulis ini, penulis meninjau berbagai perawatan yang
tersedia untuk bekas luka atrofi akibat dari jerawat.
Kata Kunci : Skar, Atrofi, Fibrotik, Dermis, Jerawat, Intervensi
ABSTRACT
Scars are the end outcome of the natural healing and reparative process as a result of
dermal fibrotic scar formation postinflammation. Atrophic scars form as a result of loss of
cutaneous cells in the epidermis although appear clinically as a loss of normal dermis. Atrophic
scars are those that leave a pit or depression in the skin and commonly occur post acne amongst
other causes. Scarring is a common sequela, estimated to occur in up to 95 percent of acne
patients and resulting in significant psychological distress for many individuals. Over the past
few decades, a wide variety of therapeutic interventions have been developed to treat acne
scars, including chemical peeling, dermabrasion, laser treatment, radiofrequency, punch
techniques, fat transplantation, other tissue augmenting agents, needling, subcision, and
combined therapy. Herein, the authors review the various treatments available for atrophic acne
scarring.
Key Words : Scar, Atrophy, Fibrotic, Dermis, Acne, Intervention

2|Page
PENDAHULUAN
Akne vulgaris merupakan salah satu penyakit kulit yang paling umum dan terjadi pada
hampir semua remaja dan dewasa muda dengan prevalensi 80% sampai dengan 85%.1 Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor seperti aktivitas Propionibacterium acne, produksi sebum
yang berlebihan, stimulasi androgenik, hiperproliferasi epidermal folikular, respon inflamasi
dari limfosit, makrofag dan neutrofil serta aktivasi sitokin. Pembentukkan jaringan parut dapat
merupakan komplikasi akne non-inflamasi atau inflamasi. Lesi akne inflamasi yang dapat
menyebabkan terbentuknya jaringan parut permanen. Skar akne dapat diklasifikasikan menjadi
dua jenis yaitu atrofi, hipertrofi atau keloid. Skar akne atrofi merupakan tipe yang paling umum
terjadi. Patogenesis dari terbentuknya skar akne atrofi berkaitan dengan mediator inflamasi dan
degradasi enzimatik dari serat kolagen dan lemak subkutan. Skar akne atrofi dapat dibagi
menjadi 3 macam yaitu ice pick, rolling and boxcar. Beberapa penanganan tersedia untuk
mengurangi munculnya skar serta pengobatan bekas jerawat pada setiap individual berbeda-
beda, tergantung pada jenis skar yang di deritanya.3

PEMBAHASAN
Akne merupakan suatu penyakit yang banyak ditemukan di masyarakat dan sering
mengakibatkan kerusakan sekunder yang pada akhirnya dapat membentuk skar. Pencegahan
dengan metode optimal untuk menghindari terjadinya skar yang dapat menganggu secara fisik
dam emosional. Namun dengan usaha terbaik sekalipun, skar masih dapat terjadi. Skar akne
ditemukan pada 1,7 juta orang per 1000 populasi pada semua jenis kelamin. 2,0 orang per 1000
penduduk adalah pria dan 1,3 orang per 1000 penduduk adalah wanita. Kurang lebih 80% pria
dan wanita mengalami akne vulgaris pada saat remaja. Insiden tertinggi untuk wanita terjadi
pada usia 14 hingga 17 tahun dan untuk pria pada usia 16 hingga 19 tahun.3

PATOGENESIS4

Akne memicu proses inflamasi dari infrainfundibulum, ruptur folikel, dan formasi
abses perifolikular, yang menstimulasi proses penyembuhan luka pada dermis yaitu inflamasi,
formasi jaringan granulasi dan remodeling matriks.

1. Inflamasi

Fase inflamasi diawali oleh pembentukan hematom. Saat proses hemostasis,


setelah aliran darah terhenti, vasodilatasi dan eritema menggantikan vasokontriksi.
3|Page
Melanogenesis juga akan terstimulasi. Melanogenesis memiliki peranan penting
terhadap timbulnya eritema post akne dan hiperpigmentasi. Sel darah yaitu granulosit,
makrofag, netrofil, limfosit, fibroblast, dan platelet teraktivasi dan melepaskan
mediator inflamasi, yang telah siap di area luka untuk formasi granulasi jaringan.
Reaksi inflamasi pada kelenjar pilosebasea lebih kuat dan memiliki durasi lebih lama
pada penderita skar dibandingkan pada penderita akne yang tidak berlanjut menjadi
skar. Mengobati peradangan awal pada lesi akne merupakan cara terbaik untuk
mencegah tebentuknya skar akne.

2. Formasi granulasi jaringan

Setelah 48-72 jam, proses penyembuhan fase inflamasi berlanjut ke fase


proliferasi, yang berakhir 3-6 minggu. Kerusakan jaringan diperbaiki dan kapiler-
kapiler baru terbentuk. Produksi kolagen oleh fibroblas dimulai 3-5 hari setelah luka
timbul. Fibrin hanya mempunyai kekuatan rekat yang kecil dan sintesis kolagen belum
sempurna sampai 5 hari pertama, maka perlakuan fisik harus dibatasi sampai luka
dikuatkan oleh anyaman kolagen dan diperoleh kekuatan rekat yang adekuat. Awalnya,
komposisi kulit baru didominasi oleh kolagen tipe III dan 20% kolagen tipe I. Skar yang
matur hampir sama dengan kulit yang sehat, memiliki sekitar 80% kolagen tipe I. Hal
ini tercapai kira-kira 3-6 bulan setelah penyembuhan

3. Remodeling matriks

Fibroblas dan keratinosit menghasilkan enzim matriks metalloproteinase


(MMPs) dan inhibitor MMPs. MMPs adalah matriks ekstraselular pemecah enzim yang
berperan pada proses remodeling. Ketidakseimbangan rasio MMPs terhadap inhibitor
MMPS berperan pada pembentukan skar atrofik atau hipertrofik. Respon inadekuat
menyebabkan berkurangnya pembentukan faktor kolagen sehingga menyebabkan
terbentuknya skar atrofik, sementara jika respon penyembuhan terjadi berlebihan,
terbentuk skar hipertrofik.

Kerusakan kolagen dan jaringan lain akibat inflamasi akne menyebabkan


perubahan tekstur kulit yang permanen dan fibrosis. Skar terjadi secara normal melalui
fase spesifik proses penyembuhan luka, yaitu inflamasi, proliferasi, dan remodeling.

4|Page
Apabila kerusakan terbatas pada epidermis atau papila dermis maka dapat sembuh
tanpa pembentukan skar. Lesi akne yang teratasi nampak merah namun membaik.

KLASIFIKASI3,4
Terdapat dua macam skar akne yang digolongkan secara umum yaitu lebihnya
pertumbuhan jaringan dan berkurangnya pertumbuhan jaringan. Dua macam skar yang terjadi
karena meningkatnya pertumbuhan jaringan yaitu skar hipertrofik dan keloid. Lesi skar
hipertrofik biasanya hanya terbatas pada tepi dari asal luka tersebut. Namun pada keloid,
lesinya melebihi batas tepi asal luka. Sedangkan, jenis skar yang terjadi karena menurunnya
pertumbuhan jaringan ( skar atrofik) yang digolongkan oleh Jacob dan kawan-kawan adalah
icepick, rolling dan boxcar, dimana pembagiannya adalah sebagai berikut:
1. Skar icepick biasanya berukuran lebih kecil diameternya (<2 mm) dan kedalamannya
bisa mencapai dermis atau jaringan subkutaneus. Permukaan skar terbuka dan lebih
lebar daripada infundibulum ( bentuk V). Orifisium kecil dan sisi tebing curam.
Umumnya terlihat di pipi. Skar icepick terjadi setelah lesi akne berupa kista yang dalam.

2. Pada skar boxcar, orifisiumnya lebih kecil dan tepinya curam, dan berdasar lebar.
Biasanya skar boxcar ditemukan di daerah pipi. Skar boxcar dideskripsikan sebagai
skar yang dangkal (<0,5 mm) dan dalam ( >0,5 mm) dan diameternya berukuran 1,5
hingga 4 mm. Skar ini berbentuk bulat sampai oval dengan tepi yang tajam dengan
dinding yang hampir berbentuk vertikal dan curam. Skar boxcar menyerupai bentuk U.

3. Rolling scar yang halus, dapat berbentuk sirkular ataupun linear, biasanya diameternya
berukuran lebih besar dari 4 - 5 mm, dan tepinya sedikit miring yang tidak tegas dan
menyatu dengan kulit normal sekitarnya. Kemungkinan terdapat penarikan lapisan
dermal atau subdermal. Skar menimbulkan kesan bergelombang dibanding dengan kulit
sekitarnya ( bentuk M). Sebagai tambahan, terkadang pada skar terdapat jaringan yang
sedikit berkerut atau hiperpigmentasi karena terdapat gangguan pada pembuluh darah
dibawahnya.

DERAJAT SKAR AKNE4,7

Derajat skar akne menurut Goodman dan Barron :

1. Derajat 1 : Makular

5|Page
Makula eritem, terdapat tanda hiperpigmentasi atau hipopigmentasi.

2. Derajat 2 : Ringan

Atrofik atau hipertrofik ringan, skar rolling ringan, tidak dapat terlihat pada jarak 50
cm atau lebih, dapat tertutup riasan dan rambut wajah.

3. Derajat 3 : Sedang

Atrofik atau hipertrofik sedang, skar rolling sedang, skar boxcar dangkal, skar
hipertrofik ringan sampai sedang, terlihat pada jarak pandang 50 cm atau lebih, tidak
dapat tertutup oleh riasan, apabila direnggangkan dapat terlihat datar.

4. Derajat 4 : Berat

Atrofik atau hipertrofik berat, skar boxcar dalam, skar icepick, skar hipertrofik dan
keloid, terlihat pada jarak pandang lebih dari 50 cm, tidak dapat tertutup oleh riasan
dan rambuh wajat, serta tidak dapat terlihat datar saat kulit direnggangkan.

PENGOBATAN

Karena predileksi lesinya yang sering berdekatan, maka skar atrofik secara kosmetik
akan terlihat buruk. Cara pengobatan dari skar atrofi ini secara umum ialah dengan mengangkat
jaringan yang terdepresi tadi. Tujuan dari pengobatan skar akne ialah untuk mencapai
perbaikan, bukan untuk penyembuhan total. Sejumlah perawatan tersedia untuk mengurangi
penampilan bekas luka. Penanganan skar akne pada setiap individual berbeda, tergantung pada
jenis bekas lukanya.

Piling Kimia

Secara topikal, pengelupasan kimia merupakan salah satu prospek untuk mengobati
suatu skar yang disebabkan oleh akne. Jika pemakaian pengelupasan kimia yang berefek dalam
dipakai, secara umum sebaiknya dipertimbangkan hanya untuk skar akne yang sedang dan jelas
tidak boleh dipakai untuk skar icepick ataupun keloid. Hasil akhir yang diharapkan adalah
pengelupasan kulit dengan degenerasi kulit yang normal.3Piling kimia adalah proses
pemaparan bahan kimia pada kulit untuk menghancurkan lapisan kulit bagian luar yang sudah
rusak sehingga mempercepat proses normal eksfoliasi. Setiap agen mempunyai daya penetrasi

6|Page
yang berbeda. Oleh karena itu, piling kimia dapat dibedakan menjadi 4 kelompok berdasarkan
tingkat nekrosis secara histologis. Berikut klasifikasi piling kimia : 2,6

Pengelupasan kimia meliputi asam alfa hidroksi (glikolat, laktat, sitrat) atau asam beta
hidroksi (salisilat), solusio Jessner, solusio Jessner modifikasi, resorsinol dan asam
trikloroasetat (TCA). Asam glikolat merupakan asam alfa hidroksi yang paling umum
digunakan. agen ini dapat digunakan sebagai produk perawatan kulit sehari-hari dalam
konsentrasi rendah dari 5 - 15%. Konsentrasi yang lebih besar yaitu 30-70% dapat digunakan
sebagai piling kimia. Semakin tinggi konsentrasi, semakin dalam penetrasinya. Asam glikolat
memberikan efek penipisan stratum korneum, mempromosikan epidermolisis, dan penyebaran
melanin lapisan basal. Hasil terbaik untuk skar akne dapat dicapai dengan melakukan 5 sesi
berturut-turut dengan menggunakan 70% asam glikolat setiap 2 minggu. Keuntungan dari asam
glikolat adalah eritema ringan, deskuamasi ringan dan periode pasca operasi singkat.
Kerugiannya adalah penetrasi sering tidak seragam, netralisasi diwajibkan, dan risiko tinggi
overpeel jika waktu aplikasi terlalu lama atau kulit sedang inflamasi.2 ,7

Sedangkan, asam trikloroasetat dapat digunakan dalam konsentrasi yang berbeda; 10-
20% dapat digunakan untuk piling kimia yang superfisial, sedangkan 35% digunakan sebagai
medium depth peel. Konsentrasi yang lebih tinggi dari 35% tidak direkomendasikan karena
hasilnya kurang dapat diprediksi dan potensi untuk menjadi skar lebih tinggi. Pemakaian asam
trikloroasetat pada kulit dapat menyebabkan nekrosis sel epidermal dan nekrosis kolagen dari
papiler sampai dengan bagian atas retikular dermis, tergantung dari konsentrasi yang
digunakan. Selain itu, agen ini juga dapat menyebabkan denaturasi protein, yang disebut
sebagai keratokoagulasi, mengakibatkan terjadinya whitefrost. Keuntungan dari asam

7|Page
trikloroasetat adalah biaya murah, aplikasi yang seragam dan fakta bahwa penetrasi lebih
mudah dievaluasi dengan melihat warna frost. Kerugian meliputi sensasi tersengat dan terbakar
waktu aplikasi, konsentrasi tinggi tidak dianjurkan untuk kulit jenis V dan VI, dan potensi
untuk hipopigmentasi atau hiperpigmentasi2,6,7

Solusio Jessner dapat digunakan untuk piling kulit yang ringan atau dalam persiapan
untuk piling menggunakan asam trikloroasetat. Sediaan terbuat dari asam salisilat 14g,
resorsinol 14g, asam laktat (85% )14 g dan etanol untuk 100 ml. Solusio ini efektif dalam
menghancurkan barrier epidermis dengan memecahkan setiap epidermal sel. Kedalaman
piling tergantung pada jumlah lapisan yang di oleskan. Hasil piling yang sangat superfisial
idapat menyebabkan eritema samar, yang mungkin berhubungan dengan pemutihan permukaan
kulit yang tampak seperti pemakaian tipis bedak muka. Setiap pasien memerlukan pengolesan
jumlah lapisan yang berbeda untuk mencapai tingkat piling yang sama. Hal ini karena penetrasi
dari solusi tergantung pada sejumlah faktor seperti persiapan kulit, ketebalan korneum,
sensitivitas kulit. Keuntungan dari penggunaan solusio Jessner adalah piling yang sangat
dangkal dan aman.2

Asam piruvat adalah sebuah asam alfa-keto dan agen piling kimia yang efektif. Agen
ini dapat menyebabkan keratolitik, antimikroba, dan sifat sebostatik serta kemampuan untuk
merangsang produksi kolagen baru dan pembentukan serat elastis. Penggunaan asam piruvat
40-70% diusulkan untuk mengobatan skar akne moderat. Keuntungan penggunaan asam
piruvat adalah penetrasi homogen dengan eritema yang seragam, deskuamasi ringan, periode
pasca operasi singkat, dan dapat digunakan untuk semua jesni kulit. Kerugiannya adalah
sensasi tersengat dan terbakar, netralisasi diwajibkan serta uap yang menganggu dan sangat
tajam untuk mukosa saluran pernapasan atas, disarankan untuk memastikan ventilasi yang
memadai selama aplikasi.2,7

Asam salisilat merupakan salah satu agen piling kimia yang terbaik untuk skar akne.
Ini adalah agen asam beta-hidroksi yang menghilangkan lemak interseluler yang terkait secara
kovalen dengan cornified envelope sekitar sel keratin. Konsentrasi yang paling berkhasiat
untuk skar akne adalah 30% dalam beberapa sesi, 3-5 kali setiap 3-4 minggu. Efek samping
dari asam salisilat adalah piling ringan dan sementara, termasuk eritema dan kekeringan.
Persisten pascainflamasi hiperpigmentasi atau terbentuknya jaringan parut sangat jarang
terjadi. Kelebihan penggunaan asam salisilat adalah aman untuk semua jenis kulit,
pembentukan endapan putih dapat membuktikan apakah pemakaian sudah homogen, dan efek

8|Page
anestesi yang berguna untuk piling kombinasi. Kerugiannya adalah sensasi tersengat atau
terbakar.2,7

Teknik CROSS / dot peeling adalah pengunaan agen asam trikloroasetat dengan
kekuatan tinggi untuk rekonstruksi kimia jaringan parut. Pengunaan teknik ini paling cocok
untuk skar icepick atau boxcar. Peregangan kulit dilakukan dengan menggunakan tusuk gigi
terbuat dari kayu untuk menerapkan 65-100% asam trikloroasetat ke bagian bawah skar ice
pick, yang mengarah ke penghancuran sel epitel. Dalam tahap penyembuhan, terdapat
kolagenisasi dan pengisian skar atrofi yang terdapat skar ice pick. Agen ini dapat menyebabkan
sensasi terbakar yang sesaat, ringan dan dapat ditoleransi dan anestesi tidak diperlukan.
Pembentukan kolagen terjadi dalam 2-3 minggu dan bisa sampai 4-6 minggu. Rata-rata, sekitar
25% perbaikan skar dapat langsung terlihat setelah satu sesi. Prosedur ini dapat dilakukan 2-3
kali dalam 2-4 minggu. Keuntungan dari teknik ini adalah jaringan normal dan struktur adneksa
terhindar dan penyembuhan lebih cepat serta resiko komplikasi kecil.2,6

Deep peels (Fenol) merupakan salah satu pilihan namun jarang digunakan karena waktu
penyembuhan yang lebih lama dan terdapat potensi komplikasi dan efek samping. Solusio deep
peeling ini dapat penetrasi sampai dengan retikular dermis bagian tengah dan menciptakan efek
maksimal untuk produksi kolagen yang baru. Solusio deep peeling terdiri dari kombinasi
minyak puring dan fenol dalam berbagai konsentrasi. Fenol merupakan agen yang sering
digunakan secara tradisional namun dapat menyebabkan aritmia jantung sehingga pasien
memerlukan pemantauan jantung selama prosedur. Deep peels dapat memperbaiki skar atrofi
namun diperlukan pemantauan jantung, sedasi, tidak dianjurkan pada tipe kulit IV VI, dapat
menyebabkan gangguan jantung dan hipopigmentasi atau hiperpigmentasi.2

Dermabrasi / Mikrodermabrasi

Dermabrasi adalah pengobatan utama untuk skar akne. Inti dari terapi mikrodermabrasi
dan dermabrasi adalah suatu prosedur tidak nyeri dan pengobatan superfisial yang lebih fokus
dalam merubah tekstur kulit dengan teknik ablasi kulit yang rusak ( terjadinya re-epitelisasi)
daripada mengubah permukaan kulit secara permanen. Dermabrasi menghilangkan epidermis
seluruhnya dan dapat penetrasi sampai dengan dermis tingkat papiler atau retikular, sehingga
merangsang remodeling dari struktur protein di kulit. Sedangkan, mikrodermabrasi hanya
menghilangkan lapisan luar epidermis untuk mempercepat proses alami eksfoliasi. Kedua
teknik ini sangat efektik untuk penanganan jaringan parut dan menghasilkan perbaikan klinis

9|Page
yang signifikan pada penampilan kulit. Tidak seperti dermabrasi, mikrodermabrasi dapat
diulang dalam jangka waktu yang singkat, tidak sakit, tidak memerlukan anestesi dan
komplikasi yang ditimbulkan tidak parah ataupun jarang. Tetapi, efek yang ditimbulkan tidak
sebaik dermabrasi dan tidak dapat memperbaiki skar yang dalam. Dermabrasi juga tidak dapat
memperbaiki skar ice pick atau boxcar secara optimal. Perbaikan optimal dicapai melalui
kerutan halus dan hiperpigmentasi postinflamasi, walaupun skar akne superfisial lebih baik
dipenetrasi dari dalam dengan tehnik subsisi.3,6,7

Laser

Laser merupakan salah satu teknik penanganan skar yang efektif dan lebih mudah
digunakan dibandingkan jenis terapi lainnya. Terdapat berbagai jenis laser, termasuk tipe
ablatif dan non ablatif yang mempunyai efek untuk menghilangkan skar akne kecuali ice pick
skar yang dalam.2

Laser ablatif

Laser karbondioksida merupakan laser tipe ablatif memiliki panjang gelombang 10.600
nm yang memiliki target kromofor air ektraseluler dan intraseluler. Energi ini diserap oleh air
intraseluler dan esktra seluler yang dapat menyebabkan pemanasan yang cepat dan penguapan
jaringan. Pemanasan dermal dibawah zona ablasi dapat merangsang respon wound healing,
yang dapat menyebabkan remodeling kolagen dan kontraksi jaringan yang dimediasi panas.
Pengobatan tipe ini lebih agresif dan lebih dalam daripada pengelupasan kimia. Pengobatan ini
biasanya tidak menimbulkan perdarahan, namun masih dapat mencapai ablasi total dari
epidermis dan sebagian dari dermis. Pengobatan tipe ini biasanya digunakan untuk skar
hipertrofik dan skar boxcar, namun kurang efektif untuk keloid. Hasilnya dapat dilihat dalam
kurun waktu 2 minggu, namun total perbaikan baru dicapai setelah 18 bulan oleh karena
lamanya wound healing. Maka dengan itu tidak diperlukan pengulangan prosedur laser ini.
Efek samping yang bisa ditimbulkan oleh pengobatan ini adalah eritema berkepanjangan,
hiperpigmentasi atau hipopigmentasi, skar, milia, ekzema, kista, infeksi dan telangiektasis.3,6,7

Laser Er:YAG punya efek ablatif yang lebih ringan daripada laser karbondioksida.
Kromofor targetnya juga air namun laser tipe ini memiliki absorpsi energi 16 kali lebih tinggi
daripada laser karbondioksida dan panjang gelombang dari laser ini adalah 2940 nm. Penetrasi
dari laser ini lebih superfisial sehingga jaringan sekitar yang ikut dirusak lebih minimal dan
proses penyembuhannya juga lebih cepat. Dengan begitu laser tipe ini kurang baik jika dipakai

10 | P a g e
untuk dermal remodeling dan stimulasi kolagen. Pengobatan dengan laser tipe ini baik untuk
skar tipe boxcar. Efek samping yang mungkin dapat ditimbulkan antara lain kelambatan
penyembuhan luka, eritema, hiperpigmentasi atau hipopigmentasi, milia, infeksi dan
edema.3,6,7

Plasma skin resurfacing merupakan sebuah teknologi baru yang menggunakan


perangkat nonlaser untuk menghasilkan plasma, elektron dari nitrogen atom dan
radiofrekuensi. Teknologi ini menggunakan gas nitrogen yang terionisasi untuk
menghantarkan energi panas langsung ke kulit. Awalnya epidermis akan tetap intak, namun
pengelupasan terjadi setelah penyembuhan telah selesai. Kira-kira 10 hari setelah pengobatan,
fibroblas akan membuat kolagen yang baru dan serat elastin dapat terlihat. Efek samping jarang
terjadi dan dapat terjadi hiperpigmentasi sementara, eritema, edema, epidermal de-epitelisasi,
infeksi dan terbentuknya skar.2,7

Laser nonablatif

Remodeling kulit dengan menggunakan laser nonablatif telah menjadi semakin popular
untuk penanganan skar akne karena menurunkan risiko efek samping dan kebutuhan untuk
perawatan pasca operasi. Laser nonablatif ini dirancang untuk membiarkan epidermis dan
merangsang dermis untuk memproduksi kolagen baru.2

Neodymium:YAG (Nd:YAG) dapat digunakan pada pasien dengan kulit gelap atau
sensitif. Laser ini memiliki panjang gelombang 1064 nm dan berfungsi untuk mendinginkan
permukaan epidermis sementara juga terjadi penetrasi ke lapisan dalam kulit oleh panjang
gelombang infrared. Target panjang gelombang adalah air dan kolagen, tanpa menganggu
lapisan epidermis. Kerusakan termal dapat merangsang pelepasan mediator inflamasi, aktivasi
fibroblast, neokolagenesis, dermal remodeling. Untuk skar atrofik, dibutuhkan sesi yang lebih
banyak yaitu 3-5 sesi per bulan selama beberapa bulan dan pasien dapat mengharapkan
perbaikan sekitar 40-50%. Laser ini mempunyai efek yang rendah pada pigmen, infeksi, dan
masa pemulihan singkat, namun efeknya sangat tinggi pada vaskuler sehingga dapat
menyebabkan hemostasis dan infark pada pembuluh darah sekitar. 3,7

Laser nonablatif jenis lain yang dapat digunakan untuk skar akne boxcar dan icepick
adalah laser diode dengan panjang gelombang 1450 nm. Spektrum infrared laser ini
menargetkan air di dermis bagian atas, remodel kolagen yang terdapat di kulit dan
mempromosikan pembentukan kolagen baru. Peningkatan sintesis kolagen dan deposisi dapat

11 | P a g e
berlangsung sampai dengan 6 bulan setelah pengobatan. Efek samping dari laser ini minimal
seperti eritema pasca operasi, edema, dan hiperpigmentasi.2 Namun, Laser jenis ini lebih
cenderung dipakai untuk mengobati lesi akne itu sendiri. Perbaikan dicapai sebanyak 65% dan
hampir tanpa efek samping. Dengan begitu pengobatan ini dapat mencegah terjadinya suatu
skar akne. Inti dari pengobatan laser jenis ini adalah untuk mengobati akne agar tidak terjadi
suatu skar akne.3,7

Fractional Photothermolysis

Konsep pengobatan terbaru yang pertama kali ditemukan pada tahun 2004 dan dapat
digunakan untuk skar akne yaitu fractional photothermolysis. Fractional photothermolysis
berfungsi untuk membuat luka termal mikroskopis dan secara selektif merusak jaringan dermis
untuk merangsang respon penyembuhan luka yang dapat menstimulasi neokolagenesis
berkepanjangan tanpa terjadinya kerusakan epidermis yang biasanya menjadi masalah terkait
dengan penanganan menggunakan laser, dermabrasi dan piling kimia. Kemanjuran pengobatan
dilihat pada pasien dengan skar ice pick, boxcar dan rolling dan hasilnya didapatkan daerah
yang diobati sembuh dalam waktu 24 jam dibandingkan dengan penyembuhan yang terjadi
setelah 2 minggu penanganan menggunakan laser ablatif. Laser yang sering dipakai adalah
laser fractional-doped- erbium dan laser fractional CO2. Efek samping yang mungkin terjadi

lebih ringan daripada laser tipe ablatif lainnya karena total ablasi kulit dari laser tipe ini lebih
rendah dan kemampuan regenerasi jaringan lebih baik dibandingkan dengan metode
nonablatif. 2,3,6,7

Teknik pinpoint irradiation

Teknik ini jika disertai dengan needling akan menjadi sama efektif dengan fractional
photothermolysis dalam penanganan skar akne atrofi. Teknik ini menginduksi luka termal
mikroskopik agar dapat terjadinya rejuvenasi kulit untuk skar akne tipe icepick. Tidak ada
komplikasi yang dapat terjadi dan downtime lebih pendek yaitu 3-6 hari. Semua titik-titik
iradiasi di muka adalah makula kecil yang kering dan dapat dihilangkan dengan penggunaan
antibiotik krim setelah satu hari. Warna kulit dapat kembali menjadi warna pink atau normal
dalam jangka waktu 2-4 hari. Selain itu, hiperpigmentasi pasca operasi tidak terjadi karena
tidak ada iradiasi yang saling tumpang tindih, tidak ada kerusakan yang berat dan jangka waktu
antara satu tembakan dengan tembakan yang lainnya panjang.2

12 | P a g e
Radiofrekuensi2

Radiofrekuensi merupakan radiasi elektromagnetik tidak terionisasi dengan rentang


frekuensi antara 3 dan 300 GHz. Dengan menggunakan perangkat fractional bipolar
radiofrequency, arus radiofrekuensi yang mengalir ke kulit dapat menghasilkan pemanasan
dermis bagian dalam di daerah matriks elektroda yang dapat menginduksi cedera kulit dan
memunculkan respon penyembuhan luka, remodeling kolagen di dermis. Baru-baru ini,
fractional bipolar radiofrequency yang dapat menyebabkan remodeling dermal yang
signifikan tanpa menganggu lapisan epidermis telah diperkenalkan untuk meningkatkan
efektivitas dan mengurangi efek samping dari fractional phototermolysis.2

Teknik Punch

Eksisi punch atau elliptical pada lapisan subkutan biasanya digunakan pada skar tipe
icepick dan boxcar. Skar yang membutuhkan punch lebih besar dari 3,5 mm sebaiknya
diperbaiki dengan eksisi elliptical atau punch elevation karena kelainan seperti ini akan
menyebabkan suatu formasi dog ear pada wajah. Tujuannya adalah untuk menukar sebuah
skar yang lebih besar dan lebih dalam dengan suatu tutupan yang lebih kecil dan linear yang
nantinya diharapkan akan memudar dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Walaupun
prosedur eksisi ini efektif dalam satu kali penanganan, namun kekurangan dari prosedur ini
adalah perbaikan hanya terjadi pada skar yang di eksisi dan teknik ini tidak memperbaiki
ketidakteraturan tekstur kulit disekitarnya atau perubahan warna yang sering terjadi di daerah
skar akne. 2,3.5,6,7

Punch elevasi menggabungkan teknik eksisi dengan grafting tanpa adanya risiko
ketidaksesuaian tekstur atau warna kulit. Teknik ini tidak digunakan untuk skar boxcar. setelah
jaringan parut telah diisolasi dari kulit sekitarnya, dasar dari skar akne sudah cukup meninggi
dibandingkan jaringan disekitar luka. Retraksi dari jaringan terjadi pada saat proses
penyembuhan dan permukaan kembali menjadi rata.2,7

Punch replacement grafting merupakan teknik yang terbaik untuk penanganan skar
icepick yang dalam atau dengan dinding yang tajam. Teknik ini sangat melelahkan karena
diperlukan lebih dari 20 replacement graft dalam satu sesi, namun sangat bermanfaat dan
efektif untuk skar dengan dinding tajam. Skar tersebut akan dibuang dan digantikan dengan
cangkok kulit yang lebih besar dan tebal, biasanya didapatkan dari daerah postauricular.
Beberapa cangkokan akan sembuh pada permukaan yang rata dan beberapa ada yang meninggi

13 | P a g e
dari permukaan dasar kulit.2,7

Transplantasi Lemak

Lemak merupakan bahan yang ideal karena murah, mudah didapatkan dan tidak terjadi
penolakan atau menyebabkan alergi dan efek samping reaksi jaringan lainnya. Teknik ini terdiri
dari 2 tahap : penyediaan pencangkokan dan penempatan graft. Fase injeksi lemak yang
ditanamkan di beberapa terowongan memungkinkan pencangkokan lemak dapat akses penuh
ke suplai darah. Hasil maksimal dapat dicapai sekitar tiga bulan setelah prosedur. 2,6,

Agen Augmentasi Jaringan Lainnya

Ada banyak agen augmentasi jaringan yang telah digunakan di masa lalu, tetapi saat
ini, karena tingginya insiden efek samping, bahan yang di rekomendasikan adalah asam
hialuronat. Turunan asam hialuronat berpotensi untuk memberikan efek dalam jangka waktu
yang lebih lama dan mengurangi risiko imunogenisitas dan hipersensitivitas. Asam hialuronat
juga dapat menyebabkan proliferasi sel dan sintesis ekstraselular matriks dan memodulasi
diameter serat kolagen.2,5

Microneedling therapy

Modalitas microneedling therapy dapat digunakan pada parut atrofi terutama bila
terjadi pada wajah. Alat yang digunakan disebut dermaroller. Mekanisme kerja adalah dengan
menginduksi kolagen. Panjang jarum yang digunakan 0.5-2mm digelindingkan pada kulit pada
berbagai arah yang dapat menyebabkan ribuan micropuncture pada kulit tingkat papiler sampai
dengan mid-dermis. Memar yang terbentuk pada daerah yang digelindingkan dapat
menginisiasi terjadinya kaskade kompleks faktor pertumbuhan yang dapat menghasilkan
kolagen. Hasil umumnya mulai terlihat sekitar 6 minggu kemudian dan efek penuh dapat
terlihat setidaknya setelah 3 bulan. Jika deposisi kolagen yang baru berlangsung perlahan-
lahan, tekstur kulit akan membaik setelah 12 bulan.

Teknik ini dapat digunakan untuk skar rolling dan superfisial boxcar. keuntungan dari
teknik ini adalah aman untuk semua kulit dan risiko terjadinya hiperpigmentasi pasca inflamasi
sangat rendah dibandingkan dengan penanganan menggunakan laser, piling kimia atau
dermabrasi. Selain itu, tidak terdapat batas atau garis dermakasi antara kulit yang diobati
dengan yang tidak diobati dan fase penyembuhan 2-3 hari lebih cepat dibandingkan

14 | P a g e
penanganan menggunakan teknik lain. Tusuk jarum juga lebih murah dibandingkan prosedur
fractional laser atau dermabrasi. 2,3,5,6,7

Subsisi

Teknik subsisi pertama kali dikemukakan oleh Orentreich dan Orentreich pada tahun
1995 yang merupakan singkatan dari dari kata subcutaneus incisionless. Sebuah jarum tri-
bevel berukuran 25G dimasukkan ke bawah lesi, jadi sebenarnya tehnik bukan merupakan
suatu insisi melainkan hanya suatu suntikan saja. Penyuntikkan dilakukan berulang kali dengan
arah yang menyerupai kipas. Subsisi sangat baik digunakan untuk menangani skar rolling dan
kurang efektif untuk skar icepick dan boxcar. Hasil akhir dari teknik ini yaitu menghindari
terjadinya ikatan antara lapisan kulit papiler dengan jaringan kulit yang lebih dalam dan
membuat suatu trauma terkontrol yang pada akhirnya akan terjadi wound healing dan formasi
jaringan konektif pada lokasi yang diobati. Keuntungan dari metode inovatif ini adalah mudah
untuk dilakukan, murah, downtime yang singkat, dapat digunakan untuk berbagai jenis kulit (
I-IV), tidak ada komplikasi yang signifikan, dan peningkatan yang luar biasa dan persisten
dalam waktu yang singkat tanpa terdapatnya luka di permukaan kulit. Kerugiannya adalah
nyeri, memar, perubahan warna transien, papul hemoragik dan pustule dan skar
hipertrofik.2,3,6,7

Terapi Kombinasi

Ada terapi kombinasi yang baru untuk pengobatan skar atrofi. Terapi pertama terdiri
dari piling dengan trikloroasetat, diikuti dengan subsisi, proses yang dilakukan untuk
pemisahan skar akne dari permukaan kulit dan kemudian dilakukan fractional laser
irradiation. Efikasi dan keaman dari metode ini sudah diselidiki. Durasi terapi ini adalah 12
bulan. Dot peeling dan subsisi juga dilakukan 2 kali dalam 2-3 bulan terpisah dan fractional
laser irradiation dilakukan setiap 3-4 minggu. Tidak ada komplikasi yang signifikan pada
tempat yang di obati dan terapi tripel kombinasi tersebut aman dan sangat efektiff untuk
berbagai jenis skar akne atrofi.

15 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
1. Basta A. Current Therapeutic Approach to Acne Scars. Acta Dermatovenerol Croat.
2010;18(3):171-175.
2. Gozali MZhou B. Effective Treatments of Atrophic Acne Scars. The Journal of Clinical
and Aesthetic Dermatology. 2015;8(5):33-40.
3. Sasongko R. Penatalaksaan Skar Akne. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.
2011;23(3).
4. Fabbrocini G, Pastore F, Monfrecola G. Acne Scars: Pathogenesis, Classification and
Treatment. Dermatology Research and Practice. 2010:1-13.
5. Fife D. Practical Evaluation and Management of Atrophic Acne Scars. The Journal of
Clinical and Aesthetic Dermatology. 2011;4(8):50-57.
6. Hession MGraber E. Atrophic Acne Scarring: A review of Treatment Options. The
Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology. 2015;8(1):50-58.
7. Fabbrocini G, Vita V, Cozzolino A, Marasca C, Mazella C, Monfrecola A. The
Management of Atrophic Acne Scars: Overview and New Tools. J Clin Exp Dermatol
Res. 2012:1-7.
8. Patel L, McGrouther D, Chakrabarty K. Evaluating Evidence for Atrophic Scarring
Treatment Modalities. Journal of the Royal Society of Medicine Open. 2014;5(9):1-13.

16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai