Anda di halaman 1dari 18

MODUL 3

Penalaran dan Sistem Matematika

Nama :
Mutiara Dwi Fitri ( 856746144)
Yuni Triana (856749419)
Eka Purnama Sari (856744459)
KB 1 Penalaran

Induktif Deduktif
Penalaran Induktif Penalaran Deduktif
adalah kemampuan terjadi proses
berpikir seseorang penarikan kesimpulan
dari hal-hal yang dari hal-hal umum
bersifat khusus untuk menuju ke hal- hal
menarik kesimpulan khusus
yang bersifat umum.
Penalaran Induktif
Penalaran yang menggunakan pendekatan induktif
pada prinsipnya menyelesaikan persoalan (masalah)
matematika tanpa memakai rumus (dalil), melainkan
dimulai dengan memperhatikan data/ soal. Dari data/
soal tersebut diproses sehingga berbentuk kerangka/
pola dasar tertentu yang kita cari sendiri, sedemikian
rupa sehingga kita dapat menarik kesimpulan. Oleh
karena itu proses berpikir induktif meliputi
pengenalan pola, dugaan dan pembentukan
generalisasi
CONTOH Tabel 3.1

Banyak suku Pen jumlahan Hasil

1 1 1=………²
2 1+3 4=………. ²
3 1+3+5 9=………²
4 1+3+5+7 16=………²
5 1+3+5+7+9 25=………²
6 1+3+5+7+9+11 36=…..…²
. . .
10 1+3+5+7+…+19 ………²
. .
100 1+3+5+7+…+199 ………²
Penalaran dedukatif

Penalaran dedukatif merupakan salah satu penalaran


pokok/utama dalam matematika,digunakan dalam
menyelesaikan persoalan (masalah) dengan menggunakan
dalil/rumus/teorema dari definisi
CONTOH
KB 2
SISTEM MATEMATIKA
Sifat tertutup penjumlahan
Jika a dan b bilangan bilangan asli sebarang,
maka a (a + b) adalah suatu bilangan asli pula.
Contoh:
9+4+6 9+4+6
(9+4)=13 atau (4+6)=10
13+6=19 9+10=19
Rumus :a + b = b + a = c
Contoh:
2 + 3 = 3 + 2 = 5karena 2 + 3 = 5 dan 3 + 2 = 5
7 + 6 = 6 + 7 = 13karena 7 + 6 = 13 dan 6 + 7 = 13
Sifat assosiatif penjumlahan

Jika a,b, dan c bilangan bilangan asli


sebarang, maka (a + b) + c = a + (b + c) = d

Contoh 1:
( 5 + 7 ) + 6 = 18 sama nilainya dengan, 
5 + ( 7 + 6 ) = 18
Contoh 2: 
(1 + 2) + 3 = 1 + (2 + 3) = 6
karena
(1 + 2) + 3 = 3 + 3 = 6
1 + (2 + 3) = 1 + 5 = 6
Sifat komulatif penjumlahan

Jika a dan b bilangan bilangan asli sebarang,


maka a + b = b + a = c

Contoh 1:
a. 4 + 6 = 10 dan 6 + 4 = 10
Contoh 2:
2+3=3+2=5
karena 2 + 3 = 5 dan 3 + 2 = 5
7 + 6 = 6 + 7 = 13
karena 7 + 6 = 13 dan 6 + 7 = 13
Sifat tertutup perkalian

Jika a dan b bilangan bilangan asli sebarang, maka (a x b)


adalah suatu bilangan asli pula.
Sifat komutatif pada operasi perkalian dapat dirumuskan
sebagai berikut,
a×b=b×a=c
Contoh:
3 × 4 = 4 × 3 = 12 Karena 3 × 4 = 12 dan 4 × 3 = 12
5 × 2 = 2 × 5 = 10 Karena 5 × 2 = 10 dan 2 × 5 = 10
Sifat assosiatif perkalian

Sifat asosiatif pada operasi perkalian dapat


dirumuskan sebagai berikut,
(a × b) × c = a × (b × c) = d
Contoh:
(2 × 3) × 4 = 2 × (3 × 4) = 24
karena
(2 × 3) × 4 = 6 × 4 = 24
2 × (3 × 4) = 2 × 12 = 24
Sifat komutatif perkalian

Sifat komutatif pada operasi perkalian dapat


dirumuskan sebagai berikut,
a×b=b×a=c
Contoh:
3 × 4 = 4 × 3 = 12
Karena 3 × 4 = 12 dan 4 × 3 = 12
5 × 2 = 2 × 5 = 10
Karena 5 × 2 = 10 dan 2 × 5 = 10
Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan

Sifat distributif perkalian terhadap operasi penjumlahan


dapat dirumuskan sebagai berikut,
a × (b + c) = (a × b) + (a × c) = d
Contoh:
2 × (3 + 4) = (2 × 3) + (2 × 4)
=6+8
= 14
Ini sama dengan
2 × (3 + 4) = 2 × 7
= 14
Elemen identitas penjumlahan

Bilangan 0 ( nol ) pada penjumlahan merupakan


unsur identitas, Artinya untuk setiap bilangan bulat
berapapun nilainya jika di jumlahkan dengan 0 (nol)
akan  menghasilkan bilangan itu sendiri. Sehingga
dapat dituliskan “Untuk Sembarang bilangan bulat
a, akan selalu berlaku ketentuan a + 0 = 0 + a = a.
Untuk lebih jelasnya mengenai Unsur Identitas
bilangan bulat, sobat bisa menyimak contoh soal
berikut ini;
Contoh soal…
a. 35 + 0 = 35 dan 0 + 35 = 35
b. -49 + 0 = 35 dan 0 + (-49) = -49
Invers penjumlahan (lawan)

Invers suatu bilangan yaitu lawan dari bilangan itu sendiri.


suatu bilangan dikatakan memiliki invers jumlah, apabila
bilangan tersebut dengan lawannya ( inversnya ) termasuk
unsur identitas yaitu 0 (nol).  Invers dari bilangan a yaitu -a,
dan sebaliknya invers dari -a yaitu a. Dengan kata lain untuk
semua bilangan selain 0 pasti memiliki invers, sehingga
berlaku ketentuan a + (–a) = (–a) + a = 0.
Untuk lebih jelasnya mengenai Invers bilangan bulat, sobat
bisa menyimak contoh soal berikut ini;
a. 34 + (-34) = 0 dan sebaliknya -34 + 34 = 0
b. -27 + 27 = 0 dan sebaliknya 27 + (-27) = 0
Selesai

Anda mungkin juga menyukai