Anda di halaman 1dari 34

1.

1. Pendataan
Pendataan Penderita
Penderita Filariasis
Filariasis
Kabupaten
Kabupaten melakukan
melakukan pendataan
pendataan penderita
penderita
Filariasis
Filariasis tahap
tahap lanjut
lanjut (Kronis)
(Kronis) dan
dan dilaporkan
dilaporkan ke
ke Dinkes
Dinkes Provinsi
Provinsi dan
dan Kementrian
Kementrian
Kesehatan.
Kesehatan.

2.
2. Survey
Survey Darah
Darah Jari
Jari
Untuk
Untuk kabupaten
kabupaten yang
yang melaporkan
melaporkan adanya
adanya penderita
penderita Filariasis
Filariasis dilakukan
dilakukan pemeriksaan
pemeriksaan
darah
darah jari di desa-desa yang dipilih untuk mengetahui adanya penduduk yang
jari di desa-desa yang dipilih untuk mengetahui adanya penduduk yang
mengandung
mengandung anak
anak cacing
cacing filaria
filaria dalam
dalam tubuhnya.
tubuhnya.

3.
3. Pemberian
Pemberian Obat
Obat Pencegahan
Pencegahan Masal
Masal Filariasis
Filariasis
Di
Di Kabupaten
Kabupaten dengan
dengan hasil
hasil survey
survey darah
darah jari
jari ≥1%
≥1% dilaksanakan
dilaksanakan kegiatan
kegiatan Pemberian
Pemberian Obat
Obat
Pencegahan Masal Filariasis (POPM Fil) satu kali setahun selama 5 tahun berturut-
Pencegahan Masal Filariasis (POPM Fil) satu kali setahun selama 5 tahun berturut-
turut,
turut, di
di seluruh
seluruh wilayah
wilayah kabupaten
kabupaten tsb.
tsb.
Verifikasi

1. Pemetaan penyebaran penyakit secara geografis/kewilayahan.


2. POMPF selama 5 tahun atau lebih untuk mengurangi kandungan
parasit di dalam darah manusia ke kondisi di mana jika nyamuk
menggigit, tidak lagi berpotensi menularkan penyakit.
3. Surveilans pasca POMPF setelah POMPF berakhir.
4. Verifikasi kondisi tidak lagi terjadi penularan filariasis.
Slide 5
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
Pemetaan POPM Fil SurveillansTAS Verifikasi

POPM Fil

Pemetaan 1 2 3 4 5 TAS1 TAS2 TAS3 Verifiikasi

M&E M&E M&E


 Dilakukan pendataan orang yang kaki gajah untuk satu
kabupaten
 Jika ditemukan orang kaki gajah akan diteruskan
dengan kegiatan pemetaan filariasis
 Kegiatan pemetaan filariasis dilakukan dengan cara
survei darah jari
 Di Kabupaten A survei darah jari sudah dilakukan
dengan hasil mf rate 6,18% di desa Bukit yang
menyatakan Kabupaten A endemis filariasis dan harus
diteruskan dengan kegiatan POPM Fil
Perihal : Laporan Data Penderita Filariasis/Penyakit Kaki Gajah

Kepada Kepala Puskesmas ………………………………………………………


Di ……………………………………………

Setelah kami lakukan Pendataan Penderita Filariasis/Penyakit Kaki Gajah, maka:


Tahun : …………………………………..
Desa/Kelurahan : …………………………………..
Kecamatan : …………………………………..

1. Ada …………….. Orang penderita filariasis (lama + baru)


2. Tidak ada penderita filariasis

Data Penderita tersebut sebagai berikut


Umur (Thn)
No Nama Alamat (RT/RW/Dusun)
L P

………………………………………………, ………………………………..

Kepala Desa/Lurah/Kader

(……………………………………………)
NO. Kabupaten Jlh Kasus Jumlah Mikrofilaria Rate Status Tahun Ket.
Kronis Kasus Endemisitas Survey

1. Sikka 619 681 8,3 Endemis 1984 POPM 2016 (Th. 2)

2. Lembata 4 24 10 endemis 2000 POPM 2016 (Th. 2)


3. Sumba Timur 15 42 2,1 endemis 1996 POPM 2016 (Th.1)

4. Sumba Barat 100 100 1,35 endemis 2006 POPM 2016 (Th 1)

5. Ngada 136 136 1,5 endemis 1990 POPM 2016 (Th. 2)


6. Manggarai 41 41 8,7 endemis 1985 POPM 2016 (Th. 1)
7. Alor 167 167 3,1 endemis 2005 Sudah POPM 5 Th
(TAS III)
8. Malaka 20 20 6,1 endemis 1999 POPM 2016 (Th 1)
9. Ende 244 264 16,0 endemis 2000 POPM 2016 (Th. 5)
10. Flores Timur 133 133 5,5 endemis 1994 POPM 2016 (Th 1)

11. Rote Ndao 192 385 10,5 endemis 2005 Sudah POPM 5 Th
(TAS III)
NO. Kabupaten Jlh Kasus Jmh Mikrofilaria Status Tahun Ket.
Kronis Kasus Rate Endemisitas Survey

13 Kupang 19 25 1,14 Endemis 2006 POPM 2016 (Th


1)
14 Belu 54 Non endemis
15 TTS 5 5 1,2 endemis 1996 POPM 2016
(Th.1)
16 Kota Kupang 2 2 Non endemis 2015

17 Manggarai Barat 3 3 Non endemis 2015

18 Nagekeo 0 7 1,14 endemis Sudah POPM 5


Th (Pre TAS)
19 Sumba Tengah 306 306 1,5 endemis POPM 2016 (Th
2)
20 SBD 758 1,14 endemis POPM 2016
(Th.3)
21. Manggarai Timur 2 1,16 endemis POPM 2016
(Th 1)

22. Sabu Raijua 0 0 Non endemis 2015

NTT 2028 3,175 18 kab. Endemis


Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
Pemetaan POPM Fil SurveillansTAS Verifikasi

POPM Fil

Pemetaan 1 2 3 4 5 TAS1 TAS2 TAS3 Verifiikasi

SDJ SDJ SDJ


Seluruh penduduk yang tinggal di daerah
endemis filariasis, yaitu ;

*Usia > 2 tahun – 70 Tahun


*Tidak sedang hamil
*Tidak sedang sakit
Penduduk yang ditunda adalah :
 anak-anak usia < 2 tahun
 ibu hamil
 Penderita gangguan fungsi hati
 Penderita gangguan fungsi ginjal
 orang yang sedang sakit berat sedang
menjalani pengobatan intensif
 penderita filariasis dengan serangan akut
(tunggu sampai sembuh)
 Balita marasmus/kwasiorkor
 Penduduk usia lanjut (70 tahun lebih)

 Penderita dalam serangan epilepsi (ayan).


Monev
 Sosialisasikan kpd masyarakat pentingnya
minum obat filariasis dan kemungkinan
reaksi pengobatan.
 Seleksi cermat penduduk sasaran.
 Sosialisasikan RS rujukan kpd masyarakat.
 Dokter dan tenaga kesehatan harus ada &
terjangkau dlm 5 hari ssdh pengobatan.
 Stok obat utk ttlksn kejadian ikutan
dipastikan ada & cukup.
 Minum obat filariasis ssdh makan dan
didepan TPE.
 Pemberian Obat Pencegahan Masal Filariasis adalah
memberikan obat anti filariasis (DEC & Albendazole)
kepada semua penduduk di daerah endemis filaria.

 Manfaat obat anti filariasis atau disebut juga obat


pencegahan filariasis
Menghentikan perkembangbiakan cacing filariasis
Mencegah semua penduduk dari penularan filariasis
Melindungi anak anda tertular filariasis
Mengobati cacingan

 Pemberian Obat Pencegahan Masal Filariasis dilakukan


terhadap semua penduduk, satu tahun sekali, sedikitnya
selama 5 (lima) tahun berturut-turut.
Organisasi Pelaksana Pengobatan

PUSAT

PROVINSI

KABUPATEN/KOTA

PIMPINAN PKM

PETUGAS P2M

Kelurahan/ Kelurahan/ Kelurahan/


desa desa desa

TPE TPE TPE


DOSIS OBAT BERDASARKAN UMUR

UMUR
DEC Albendazole
(100 mg) (400mg)
(Tahun)
2-5 1 1
6 - 14 2 1
> 14 3 1

Sekali setahun selama minimal 5 (lima) tahun


 Orang yang tidak mau minum obat anti filariasis pada
saat pelaksanaan pemberian obat masal pencegahan
filariasis, berisiko:
Menularkan anak cacing filariasis pada orang lain
Tertular dan menderita sakit filariasis
 Peran dan tanggung jawab petugas dan kader
Mengusahakan masyarakat datang dan minum obat anti
filariasis di pos POPM Fil.
Mendatangi rumah warga yang tidak hadir di pos POPM Fil dan
memastikan mereka minum obat.
 Petugas melakukan survey Evaluasi minum obat setelah
selesai POPM Fil, jika banyak yang tidak minum, kegiatan
dianggap gagal, dan warga masih berisiko tertular anak
cacing filariasis
 Melakukan penyuluhan menjelang pelaksanaan POPM Fil

 Mendata keluarga binaan dan memberitahukan hari


pelaksanaan POPM Fil.

 Melaporkan data warga binaan yang


mendapat obat massal pencegahan filariasis
Ditunda pemberian obatnya karena: umur, sakit, atau
hamil/menyusui
 Membantu petugas puskesmas dalam pelaksanaan
POPM Fil:
Menentukan dosis (jumlah obat) dan
memberikan obat kepada setiap anggota keluarga
binaannya,
menyaksikan obat itu diminum

 Mencatat setiap anggota keluarga binaannya yang


minum obat di kartu pengobatan

 Mencatat, mengawasi dan melaporkan adanya


kejadian reaksi pengobatan yang mungkin timbul
kepada petugas kesehatan
Untuk diingat :
 Semakin banyak masyarakat minum obat, semakin
besar kemungkinan berhentinya penularan
penyakit dan akan mensukseskan program.
 Program sukses jika sedikitnya 65% dari jumlah
penduduk total minum obat setiap tahun.
 Kader diharapkan memastikan setiap sasaran
tanggung jawabnya MINUM OBAT sesuai dosis
 Kader diharapkan SEGERA melaporkan hasil
pendistribusian obat ke puskesmas sesuai waktu
yang ditetapkan.
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
Pemetaan POPM Fil SurveillansTAS Verifikasi

POPM Fil

Pemetaan 1 2 3 4 5 TAS1 TAS2 TAS3 Verifiikasi

SDJ SDJ SDJ


Monitoring dan Evaluasi
* Pemantauan dan Evaluasi POPM Fil dilakukan:
1.Setelah pemberian obat tahun ketiga
2. Setelah pemberian obat tahun kelima
* Dilakukan dengan cara: survei darah jari
* Hasil survei darah jari tahun kelima akan diteruskan dengan
survei penilaian penularan (TAS) pada anak sekolah.
* Jika survei penilaian penularan (TAS) hasilnya negatif, maka
kabupaten bisa menghentikan POPM Fil
Pemetaan POMPF Gagal Surveilans

Ya Lulus
Mf atau Ag≥1% TAS

Baseline Mid-term Follow-up


(optional) [Eligibilitas]
M&E
 Prevalensi Mf atau Ag dapat digunakan dalam pemetaan.
 Cakupan dimonitor pada setiap putaran POMPF untuk menentukan apakah sasaran
sedikitnya 65% dari populasi penduduk yang minum obat telah tercapai.
 Setelah sedikitnya 5 putaran POMPF yang efektif selesai dilaksanakan, pengaruh
pemberian obat dievaluasi di daerah yang ditunjuk sebagai sentinel dan spot-check
sites.
 Jika semua kriteria eligibilitas dapat dipenuhi, maka survei penilaian transmisi
(transmission assessment survey (TAS)) dapat dilaksanakan sebelum keputusan untuk
menghentikan POMPF diambil.
 TAS diulangi 2 kali selama periode surveilans pasca POMPF.

Slide 28
Tujuan :
untuk menilai apakah sudah tidak terdapat penularan
filariasis sehingga POMP filariasis dapat dihentikan.

Prevalensi telah menurun


Penularan kembali tidak memungkinkan
 Cakupan POMP Filariasis: ≥65% (total
populasi) untuk setiap putaran POMP filariasis
 Paling sedikit 5 putaran POMP filariasiss
 Sentinel site: Prevalensi Mf <1%
 Spot check site: Prevalensi Mf <1%
sesudah putaran ke 5 POMP filariasis

- Bila kriteria tersebut telah terpenuhi, maka TAS


dapat dilakukan  biaya TAS besar
Keberhasilan dari program eliminasi LF tergantung dari monitoring
yang baik setelah POMPFil dihentikan.

Rekomendasi WHO terkini:


Survey periodik: ulangi TAS dua kali dengan interval 2–3 tahun.
Pemetaan POMPFil Gagal Surveillance

Ya Lulus
Mf atau Ag≥1% TAS

Baseline Mid-term Tindak lanjut


(opsional) [Eligibilitas]
Monev
 Surveilance berkelanjutan (contoh: lakukan survey saat perekrutan
militer, donor darah, untuk pasien-pasien rawat inap)

Slide 31
1. Subdit Pengendalian Filariasis mengumpulkan semua data
yang berhubungan dengan filariasis dari setiap unit
implementasi, sebelum, selama dan setelah program nasional
dimulai.

2. Subdit Pengendalian Filariasis kemudian menganalisis data


dan menyiapkan laporan hasil pelaksaan Prog. Eliminasi
Nasional.

3. Subdit Pengendalian Filariasis menyerahkan laporan hasil


pelaksanaan Prog. Eliminasi Filariasis Nasional kepada WHO.

Slide 33
TERIMA KASIH

34

Anda mungkin juga menyukai