A. Latar Belakang
a. Dasar Hukum
- Undang-Undang No 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular;
- Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
- PP No. 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular;
- Permenkes RI No. 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Tertentu yang dapat menimbulkan wabah dan upaya
penanggulangan;
- Permenkes RI No.94 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Filariasis;
- Perpres No. 30 Tahun 2011 tentang Pengendalian Zoonosis;
- International Health Regulatioan (IHR) 2005.
b. Gambaran Umum
Filariasis adalah penyakit infeksi yang bersifat menahun, disebabkan
oleh cacing Filaria ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini dapat
menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, kantong
buah zakar dan payudara. Bisa menyerang semua orang. Provinsi
Kepulauan Riau merupakan salah satu daerah endemis Filariasis, oleh
sebab itu di selenggarakan kegiatan Program Minum Obat Massal
Pencegahan (POMP) Filariasis selama 5 (lima) tahun di Tiga
Kabupaten/Kota endemis Filariasis Adapun langkah-langkah dalam
kegiatan POMP Filariasis ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Pemberian
Obat Masal Pencegahan ( POMP ) Filariasis merupakan bagian dari
program Eliminasi filariasis, Program eliminasi filariasis terdiri dari :
1. Pendataan Penderita Filariasis Kabupaten/Kota melakukan pendataan
penderita Filariasis tahap lanjut (Kronis) dan dilaporkan ke Dinkes
Provinsi dan Kementrian Kesehatan.
2. Survey Darah Jari Untuk Kabupaten/Kota yang melaporkan adanya
penderita Filariasis dilakukan pemeriksaan darah jari di desa-desa
yang dipilih untuk mengetahui adanya penduduk yang mengandung
anak cacing filaria dalam tubuhnya.
3. Pemberian Obat Masal Pencegahan Filariasis Di Kabupaten/Kota
dengan hasil survey darah jari ≥1% dilaksanakan kegiatan Pemberian
Obat Massal Pencegahan Filariasis (POPMFil) satu kali setahun
selama 5 tahun berturut- turut, di seluruh wilayah kabupaten/kota tsb.
Survey Darah jari Survei darah jari dilakukan beberapa kali di satu
kabupaten yang endemis yaitu sebelum program POMP Filariasis, pada
tahun ketiga dan setelah pelaksanaan POPM Filariasis di tahun ke lima.
Pemeriksaan adanya anak cacing filaria (mikrofilaria) dilakukan untuk
semua orang dalam satu wilayah tertentu, baik yang sakit filariasis
maupun orang-orang sehat Waktu pemeriksaan dilakukan di malam hari
(jam 10 (malam) – 2 (dini hari). Karena anak cacing berada di pembuluh
darah tepi pada malam hari, di siang hari cacing bersembunyi di
pembuluh darah organ dalam Pelaksanaan POMP filariasis Pemberian
Obat Masal Pencegahan Filariasis adalah memberikan obat anti filariasis
(DEC &Albendazole) kepada semua penduduk di daerah endemis filaria.
Manfaat obat anti filariasis atau disebut juga obat pencegahan filariasis
Menghentikan perkembangbiakan cacing filariasis Mencegah semua
penduduk dari penularan filariasis Melindungi anak anda tertular filariasis
Mengobati cacingan Pemberian Obat Masal Pencegahan Filariasis
dilakukan terhadap semua penduduk, satu tahun sekali, sedikitnya
selama 5 (lima) tahun berturut- turut. Dosis obat: UMUR (Tahun) DEC
(100 mg) Albendazole (400mg).
Sasaran POPM Filariasis Seluruh penduduk yang tinggal di daerah
endemis filariasis Penduduk yang ditunda minum obat filariasis adalah :
anak-anak usia < 2 tahun ibu hamil Penderita gangguan fungsi hati
Penderita gangguan fungsi ginjal orang yang sedang sakit berat sedang
menjalani pengobatan intensif penderita filariasis dengan serangan akut
(tunggu sampai sembuh) Balita marasmus/kwashiorkor Penduduk usia
lanjut (75 tahun lebih) Penderita dalam serangan epilepsi (ayan). Tahap
pelaksanaan dan pelaporan POPM Filariasis ( Petugas bersama dengan
kader ) Melakukan Penyuluhan kepada masyarakat sebelum kegiatan
POPM dilakukan Melakukan Pendataan sasaran dan masyarakat yang
ditunda minum obat. Memberikan informasi tentang waktu dan tempat
pelaksanaan POPM Membagikan dan mengawasi orang minum obat
Kader menandai kolom status minum obat pada buku pendataan
penduduk dengan keterangan yang sesuai Kader mencatat, mengawasi
dan melaporkan adanya kejadian reaksi pengobatan yang mungkin timbul
kepada petugas kesehatan dan langsung dilakukan terapi tindak lanjut
oleh tenaga kesehatan Melaporkan hasil POPM Filariasis dan sweeping
dari data yang dimasukan ke
dalam buku pendaftaran penduduk Reaksi hasil Pengobatan Obat
POPMFil akan membunuh anak cacing dan cacing filarial Cacing yang
mati oleh obat POPMFil di dalam tubuh bisa menyebabkan reaksi yang
disebut reaksi hasil pengobatan Reaksi hasil pengobatan yang mungkin
terjadi adalah: sakit kepala, gata-gatal, mual Reaksi biasanya ringan
Jenis-jenis reaksi pengobatan : Pusing/Sakit Kepala, Mual Muntah
Demam Sakit Otot & TulangMengantuk / Lemas Diare/Berak-berak Keluar
cacing Reaksi terlokalisir : Sekelan (pembesaran kelenjar getah bening)
Bisul/Abses, Gatal-gatal Monitoring dan evaluasi POPMFilariasis :
Monitoring dan evaluasi untuk POPMFil dilakukan Setelah pemberian
obat tahun ketiga, Setelah pemberian obat tahun kelima.
Cara dengan survei darah jari.Hasil survei darah jari tahun kelima akan
diteruskan dengan survei penilaian penularan (TAS) pada anak sekolah.
Jika survei penilaian penularan (TAS) hasilnya negatif, maka kabupaten
bisa menghentikan POPM Filariasis.
Kecacingan adalah penyakit dimana seseorang mempunyai cacing
dalam ususnya dan menimbulkan gejala atau tanpa gejala. Kecacingan
merupakan masalah kesehatan yang perlu penanganan serius terutama
untuk daerah tropis karena cukup banyak penduduk menderita
kecacingan. Kecacingan menyebabkan turunnya daya tahan tubuh,
terhambatnya tumbuh kembang anak, kurang gizi dan zat besi yang
mengakibatkan anemia.
1. Gejala-gejala
B. Penerima Manfaat
Anak Sekolah Dasar, keluarga dan masyarakat
Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/ Kota, Puskesmas dan Kader
Jan F Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
e
b
1 Sosialisasi dan
Advokasi POPM
Filariasis dalam
upaya
peningkatan
cakupan minum
obat filariasis
2 Evaluasi
Pelaksanaan
POPM Filariasis
3 Pelaksanaan POPM
Filariasis
4 Sosialisasi dan
Advokasi
POPM Kecacingan
5 Pelaksanaan
Pemberian
POPM Kecacingan
- Pengiriman logistik
KEPALA DINAS
KESEHATAN PROVINSI
KEPULAUAN RIAU