Anda di halaman 1dari 17

APA ITU FILARIASIS ?

Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit


menular yang disebabkan karena cacing filarial
(Wuchereria Bancrofti, Brugia Malayi, Brugia
Timori), yang hidup di saluran dan kelenjar getah
bening (limfe) serta menyebabkan gejala akut,
kronis dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk,
antara lain nyamuk Mansonia, Anopheles, Culex,
dan Armigeres
KLASIFIKASI FILARIASIS
Depkes RI (2006)
2
Filariasis Subkutan (di bawah jaringan kulit)
Disebabkan oleh Loa loa (cacing mata),

1 Mansonella streptocerca, dan Onchocerca


volvulus. Cacing ini tinggal di lapisan kulit
subkutan, di lapisan lemak. Loa loa
Filariasis Limfatik menyebabkan Loa loa filariasis.

Disebabkan oleh Wuchereria Bancrofti,


Brugia Malayi, dan Brugia Timori.
Cacing ini menghuni sistem limfatik, 3
termasuk kelenjar getah bening. Ketika
kondisi menjadi kronis, cacing ini Rongga Serosa
mengarah ke sindrom elephantiasis.
Disebabkan oleh cacing
Mansonella perstans dan
Mansonella ozzardi, yang
mendiami rongga serosa di perut.
Penularan melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya.
Dalam tubuh manusia cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di
jaringan limfe dan menyebabkan pembengkakakn di kaki, tungkai, payudara, lengan dan
organ genital
PEMERIKSAAN PENUNJANG :

Sediaan Apus Darah Tepi

Diagnosis dasar terhadap kaki gajah dilakukan dengan pemeriksaan


mikroskopik untuk mengidentifikasi mikrofilaria melalui apusan darah tepi. Deteksi Antigen Filaria
Pada masa awal infeksi, diagnosis filariasis sulit untuk ditegakkan karena
gejala klinis yang tidak khas atau bahkan asimtomatik. Mayoritas infeksi
filariasis asimtomatik sampai usia dewasa. Limfatik filariasis baru menjadi Ultrasonografi
simtomatik saat terjadi kerusakan sistem limfatik subklinis, dan sebesar
40% menderita gagal ginjal dengan proteinuria dan hematuria.
Lymphoscintigraphy
PENGOBATAN
Albendazole Dietilkarbamazin (DEC)
Obat ini dapat meningkatkan efek DEC dalam Dietilkarbamazin adalah obat yang direkomendasikan
membunuh mikrofilaria, melemahkan mikrofilaria, dan untuk mengobati penyakit ini. DEC mampu
secara luas digunakan sebagai obab cacing usus membunuh mikrofilaria namun tidak memiliki efek
pada cacing dewasa. Dengan demikian, DEC hanya
membantu untuk mengontrol penularan infeksi dari
satu orang ke lainnya.
UPAYA PENCEGAHAN DI
INDONESIA

STRATEGI ELIMINASINYA YAITU MEMUTUS RANTAI PENULARAN


FILARIASIS DENGAN PEMBERIAN OBAT PENCEGAHAN SECARA MASSAL
(POPM) FILARIASIS DI KABUPATEN/KOTA ENDEMIS FILARIASIS
Filariasis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a Permenkes
RI No. 94 Tahun 2014 dilaksanakan berbasis indikator dan berbasis
kejadian dengan melakukan analisis terhadap data yang
dikumpulkan melalui

Penemuan Survei penularan Survei evaluasi prevalensi


Survei data dasar filariasis mikrofilaria
penderita prevalensi mikrofilaria

1 2 3 4
Jumlah Kasus Kronis Filariasis di Indonesia Tahun 2010-
2018

Profil Kesehatan Indonesia 2018, tahun 2019

Pada tahun 2018 terdapat 10.681 kasus filariasis yang tersebar di 34 Provinsi. Angka ini menurun jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, dikarenakan beberapa kasus dilaporkan meninggal dunia serta adanya perubahan diagnosis
sesudah dilakukan konfirmasi kasusklinis kronisyang dilaporkan sebelumnya.
JUMLAH KASUS KRONIS FILARIASIS MENURUT PROVINSI PADA
TAHUN 2018

5 Provinsi dengan kasus filariasis kronik terbanyak di tahun 2018 adalah Papua (3.615 kasus), NTT (1.542 kasus), JaBar (781 kasus), Papua Barat (622 kasus) dan
Aceh (578 kasus)
Skema
Vectors
● App screens set for recycle
● Flat recycling landing page template
● Hand drawn nature landing page template
Proses
● Nature concept landing page template
● Nature landing page with leaves
● Recycle onboarding app screen
Eliminasi
Photos
● Hand holding green sprout with soil
● Top view of kids hands united

Icons
● World environment day icon pack
● Nature and ecology icon pack
STRATEGI ELIMINASI
FILARIASIS
Memutus rantai penularan filariasis dengan Pemberian Obat Pencegahan secara
1 Massal (POPM) filariasis di kabupaten/kotaendemis filariasis.

Mencegah dan mengatasi kecacatan melalui penatalaksanaan kasus klinis


2 filariasis

Pengendalian vektor secara terpadu


3
Memperkuat surveilans, jejaring laboratorium, dan
4 mengembangkan penelitian

Memperkuat kerjasama lintas batas daerah


5 dan Negara, terutama dalam rangka
memutus rantai penularan filariasis
Masa inkubasi

Masa Inkubasi Masa berkembangnya larva infektif di dalam tubuh manusia


sampai terjadinya gejala klinis dalam waktu antara 8 –12 bulan. Setelah
orang terhisap nyamuk infeksius yang membawa mikrofilaria hisapan
nyamuk pertama dari vektor.
Jumlah Kab/Kota Endemis Filariasis Berhasil Menurunkan Angka
Mikrofilaria menjadi <1% Menurut Provinsi Tahun 2018
Lanjutan…

Terdapat 38 Kab/Kota yang telah lulus dalam survey


penilaian penularan tahap kedua dan sebanyak 103 kab/kota
yang berhasil menurunkan angka mikrofilaria menjadi
kurang dari 1% pada tahun 2018. Dengan demikian, target
sebanyak 65 kab/kota yang berhasil menurunkan angka
mikrofilariadalam rencana strategis kementrian Kesehatan
Tahun 2018 berhasil terlampaui. Kab/kota endemis
filariasis di provinsi Banten,Lampung, Bengkulu, Riau, dan
Sumatera Barat telah 100% berhasil menurunkan angka
mikrofilaria menjadi <1%

Anda mungkin juga menyukai