Anda di halaman 1dari 11

-WAHYU-

KELOMPOK 6

 Ajeng siti rahmah


 Muhammad rifa’i
 Wahyu dwi R
 Wanda fauziah
A. Pengertian wahyu
Imam Zarqani dalam karyanya Manahil Irfan fi Ulum Al-Qur’an menjelaskan bahwa
ada 4 karakter makna wahyu yang terdapat dalam Al-Qur’an.
Pertama, wahyu mempunyai makna ilham yang bersifat fitri. Sebagaimana

1 firman
  Allah dalam QS al-Qashash ayat 7
ُ‫ا َر ۤا ُّدوْ ه‬8َّ‫ ۚاِن‬8‫ َواَل تَحْ َزنِ ْي‬8‫م َواَل تَ َخافِ ْي‬8ِّ َ‫ى ْالي‬8ِ‫ ف‬8‫ فَا َ ْلقِ ْي ِه‬8‫ َعلَ ْي ِه‬8‫ت‬
ٓ
ِ ْ‫ اَر‬8‫ى اَ ْن‬8‫ى ا ُ ِّم ُموْ ٰ ٓس‬8‫َواَوْ َح ْينَٓا اِ ٰل‬
ِ ‫ه فَا ِ َذا ِخ ْف‬8ِۚ ‫ض ِع ْي‬
َ‫ك َو َجا ِعلُوْ هُ ِمنَ ْال ُمرْ َسلِ ْين‬ ِ ‫اِلَ ْي‬
“Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila
engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan
janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan
mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul.”
2
Kedua, kata wahyu dalam Al-Qur’an berkaitan dengan naluri pada binatang, seperti dalam
QS an-Nahl 68 :

 
ْ ‫ج ِر َو ِم ّ َما يَ ْع ِر ُش ْو َنۙ ث ُّمَ كُلِ ْي ِم ْن ك ّ ُِل الثَّ َم ٰر ِت ف‬
‫َاسل ُ ِك ْي ُسبُ َل َر ِبّ ِك‬ َ ‫الش‬َّ ‫ال بُيُ ْوتًا َّو ِم َن‬ ِ َ‫َوا َ ْو ٰحى َربُّ َكاِل َى الن ّ َْح ِل ا َ ِن اتّ َِخ ِذ ْي ِم َن ال ْجِ ب‬
‫َاس اِ ّ َن ِف ْي ٰذلِ َكلَاٰيَ ًة ِل ّقَ ْو ٍم يَّتَ َفك ّ َ ُر ْو َن‬
ۗ ِ ّ ‫ختَلِ ٌفاَل َْوان ُ ٗه ۖ ِفي ْ ِه ِش َفاۤءٌ ِِّل ّـلن‬
ْ ‫اب ُّم‬ٌ ‫خ ُر ُج ِم ْن ُب ُط ْو ِن َها َش َر‬
ْ َ‫ُذلُل ًا ي‬
“ Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, “Buatlah sarang di gunung-gunung,
di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia, kemudian makanlah dari
segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan
(bagimu).” Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.
Ketiga, kata wahyu mempunyai arti bisikan jahat, baik bersumber dari

3 setan, jin, maupun manusia. QS. Al-An’am ayat 112 menyatakan:


 
‫ ْالقَ ْو ِل ُغر ُْورًا‬8‫ف‬ َ ‫ ُز ْخ ُر‬8‫ض‬ ٰ ُ ‫ بَ ْع‬8‫ن ي ُْو ِح ْي‬8ِّ ‫ َو ْال ِج‬8‫س‬
ٍ ‫ل ى بَ ْع‬8ِ‫ ا‬8‫ضهُ ْم‬ 8ٍّ ‫ل نَ ِب‬8ِّ ‫ا لِ ُك‬8َ‫ َج َع ْلن‬8‫َو َك ٰذلِ َك‬
ِ ‫ ااْل ِ ْن‬8‫ي َع ُد ًّوا َش ٰي ِط ْي َن‬
َ ُّ‫َۗولَوْ َش ۤا َء َرب‬
َ‫ك َما فَ َعلُوْ هُ فَ َذرْ هُ ْم َو َما يَ ْفتَرُوْ ن‬
“Dan demikianlah untuk setiap nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri
dari setan-setan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada
sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. Dan kalau
Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya, maka
biarkanlah mereka bersama apa (kebohongan) yang mereka ada-adakan.”
Keempat, kata wahyu yang bermakna memberikan isyarat, tanda dan
4  
simbol yang terdapat dalam Surat al-Maryam ayat 11:
ِ ‫فَ َخ َر َج َع ٰلى قَ ْو ِم ٖه ِم َن ْال ِمحْ َرا‬
‫ب فَا َ ْو ٰ ٓحى اِلَ ْي ِه ْم اَ ْن َسبِّح ُْوا بُ ْك َرةً َّو َع ِشيًّا‬
“Maka dia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu dia memberi isyarat
kepada mereka; bertasbihlah kamu pada waktu pagi dan petang.”
B. Proses turunnya wahyu allah pada rosulnya
Dengan cara Ilham
Cara ini adalah salah satu pengalaman Nabi ketika dalam keadaan terjaga maupun
tidur seperti hadits Nabi yang diriwayatkan Aisyah, “Pertama kali Rasulullah
menerima wahyu adalah dalam mimpi yang benar pada waktu tidur. Beliau tidak
melihat mimpi itu, kecuali datang seperti cahaya subuh.”
Secara langsung
Dan hal ini hanya sekali ketika Nabi mi’raj, di mana Nabi menerima perintah
langsung tanpa perantara malaikat Jibril.
Cara ini yang sering Nabi terima adalah melalui perantara malaikat Jibril. Jibril menyampaikan wahyu Allah
berupa makna (“ide”), kemudian Nabi mengungkapkan sendiri sendiri lafadhnya. Dan ada pula yang makna dan
redaksinya langsung datang dari malaikat Jibril. Meskipun demikian hal ini tidak mengurangi sedikitpun keaslian
atau otentisitas wahyu Al-Qur’an yang diterima oleh Nabi Muhammad, karena secara tegas Al-Qur’an
memberikan argumentasi bahwa Al-Qur’an telah tertanam dalam hati Nabi, sebagaimana QS As-Syu’ara : 192-
195:
َ ِ‫ۗ َواِنَّهٗ لَتَ ْن ِز ْي ُل َربِّ ْال ٰعلَ ِم ْينَ ۗ نَ َز َل بِ ِه الرُّ وْ ُح ااْل َ ِمي ُْن ۙ ع َٰلى قَ ْلب‬
‫ك لِتَ ُكوْ نَ ِمنَ ْال ُم ْن ِذ ِر ْينَ ۙ بِلِ َسا ٍن َع َربِ ٍّي ُّمبِ ْي ٍن‬
Dan sungguh, (Al-Qur'an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam, Yang dibawa turun oleh ar-Ruh
al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan, dengan
bahasa Arab yang jelas.
C. Proses Turunnya Wahyu Melalui Jibril a.s
1 2 3
Jibril mendatangi langsung Nabi
Wahyu turun kepada Nabi Muhammad seperti Jibril meniupkan wahyu ke dalam hati Nabi
Muhammad dalam bentuk laki-laki. bunyi lonceng. Muhammad.
Suatu ketika Jibril menemui Nabi Menurut Nabi Muhammad, cara itulah yang Melalui cara ini, Nabi Muhammad tiba-tiba
Muhammad dengan mengenakan pakaian paling berat. Karena ketika wahyu turun dalam saja merasakan wahyu sudah ada di dalam
serba putih dan berambut hitam. Tidak ada bentuk lonceng, Nabi Muhammad bisa hatinya, tentunya setelah Jibril
seorang sahabat Nabi pun yang berkeringat meski pada saat turunnya wahyu memasukkannya ke dalam lubuknya. Di
mengenalinya. Jibril kemudian tersebut sedang musim dingin. Beliau juga samping itu, wahyu diturunkan dengan
menyampaikan wahyu kepada Nabi sampai sesak nafas ketika wahyu turun dalam cara Jibril menemui Nabi Muhammad
Muhammad dengan cara bercakap-cakap bentuk lonceng. “Kadangkala ia (wahyu) datang dengan wujud aslinya, bukan menyamar
dengannya. Kadang kala, Jibril dalam bentuk bunyi lonceng ini yang paling menjadi seorang lelaki atau sahabat
berat bagiku- kemudian ia diangkat dariku Dihyah al-Qalbi.
mendatangi Nabi Muhammad dengan
setelah aku menyadari apa yang difirmankan,”
menyerupai seorang sahabat yang bernama
kata Nabi Muhammad.
Dihyah al-Qalbi.
Tuduhan orientalis terhadap Wahyu dan Bantahannya
Keseluruhan kitabnya mengandungai 3 juzuk yaitu Asl al-Qur’an, Jam’ul Qur’an dan Tarikh Nas
al-Qur’an. Juzuk pertama mengandungi tajuk-tajuk Kenabian Muhammad dan Wahyu, dan asal
bagian-bagian Al-Qur’an. Ulasan ini hanya berdasarkan tajuk pertama daripada juzuk pertama
yang bertajuk Kenabian Muhammad dan Wahyu, yang beliau tulis sebanyak 49 halaman .

1. Sumber literal bagi wahyu Muhammad adalah kitab-kitab Yahudi. Noldeke menulis:
Sumber utama bagi wahyu yang diturunkan kepada nabi adalah berdasarkan iktikad kurun
pertengahan dan semasa. Ia tanpa syak adalah apa yang dibawa oleh kitab-kitab Yahudi.
Kebanyakan kisah nabi-nabi di dalam al-Qur’an, malahan pengajaran dan kefardhuannya
adalah berasal dari Yahudi.
2. Keadaan Muhammad ketika terima Wahyu terkena penyakit sawan dan gila.Noldeke
menyatakan: diriwayatkan bahawa Muhammad kebanyakan keadaannya ketika menerima
wahyu dalam keadaan sawan yang teruk, sehingga buih-buih kelihatan di mulutnya,
wajahnya menjadi sangat merah, menjerit dan berpeluh di dahinya sekalipun pada musim
sejuk (h.23). Malahan dikatakan terkena penyakit gila

3. Wahyu baginya adalah ilusi (wahm) secara insting halusinasi, yang mana ia sentiasa
berinteraksi secara keterlaluan sehingga mendorongnya untuk mendakwa sebagai nabi dan
berdakwah kepadanya.Bantahan:Tuduhan ini secara sepintas lalu kelihatan agak ilmiah dan
lembut, atau lebih bijak. Mereka gambarkan nabi memiliki khayalan yang tinggi dan perasaan
yang mendalam. Perasaannya yang melampau sehingga dikhayalkan kepadanya bahawa dia
melihat dan mendengar seseorang bercakap dengannya. Apa yang dia lihat dan dengar
hanyalah gambaran khayalan, maka itulah junun atau adghath ahlam.
4. Terdapat komplot antara Muhammad dan Buhaira untuk membentuk Islam.
Buhaira yang mengajar Muhammad dan mengarang suhuf (surah-surah Al-Qur’an)
Bantahan:Pertemuannya dengan Buhaira adalah terhadap dan dengan kehadiran
pembesar Quraish. Umur Nabi ketika itu baru 12 tahun, maka keadaan pertemuan
itu tidak mungkin menghasilkan ilmu, kerana masanya singkat, tidak memadai
untuk belajar dan menuntut ilmu

5. Orang Islam tidak menyifatkan kalimah wahyu untuk al-Qur’an saja, bahkan juga segala ilham
yang diterima oleh Nabi dan segala perintah ilahi yang ditujukan kepadanya. (h. 20)
Bantahan: Segala jenis wahyu, sama ada yang ditujukan kepada manusia atau selain manusia,
disebut di dalam al-Qur’an. Apa yang ditujukan kepada manusia maka itulah yang diturunkan
kepada para nabi dan rasul. Manakala yang ditujukan kepada bukanmanusia ialah:
ِ ‫َواَوْ ٰحى َربُّكَ اِلَى النَّحْ ِل اَ ِن اتَّ ِخ ِذيْ ِمنَ ْال ِجبَا ِل بُيُوْ تًا َّو ِمنَ ال َّش َج ِر َو ِم َّما يَع‬
َ‫ْر ُشوْ ن‬
“Dan Tuhanmu memberi ilham kepada lebah: "Hendaklah engkau membuat sarangmu di
gunung-ganang dan di pokok-pokok kayu, dan juga di bangunanbangunan yang didirikan
oleh manusia
Thanks for watching

Anda mungkin juga menyukai