Anda di halaman 1dari 15

“Sebab-sebab Korupsi”

Pattern of ... Pattern for ...

Materi Ide
Reza Wattimena, “Filsafat Anti-
Korupsi ...”
 Korupsi adalah ekspresi (dari) situasi manusiawi kita
sebagai manusia, yakni karena kita memiliki hasrat
berkuasa, gemar berburu kenikmatan, memiliki sisi-
sisi hewani yang brutal, sehingga korupsi seolah
menjadi tindakan wajar yang tak lagi dilihat sebagai
kejahatan.
Reza Wattimena, “Filsafat Anti-
Korupsi ...”
 Kekuasaan meracuni motivasi orang, sehingga tidak lagi bekerja
dan berkarya secara tulus, namun dengan sikap korup & tipu
daya.
 Kenikmatan memikat untuk dikejar, walaupun dengan
meninggalkan nilai-nilai luhur kemanusiaan
 Perilaku manusia tak jauh beda dengan perilaku hewan, tunduk
pada hasrat-hasrat dasariah
 Pada saat sama ada penyangkalan-penyangkalan
 Apa artinya kebangkitan dan maraknya kehidupan beragama?
Reza Wattimena, “Filsafat Anti-
Korupsi ...”
 Korupsi di Indonesia bukan hanya persoalan
ekonomi, politik, ataupun hukum semata, tetapi lebih
dalam dari itu, yakni soal kultural, dan soal “kondisi
manusiawi” kita sebagai manusia (human
condition).
 Ini membuat korupsi bersifat sistemik. Artinya, yang
korup bukan hanya manusianya, tetapi juga sistem
yang dibuat oleh manusia yang memiliki skala lebih
luas dan dampak lebih besar
Reza Wattimena, “Filsafat Anti-
Korupsi ...”
 Langkah pertama, harus dilakukan pembenahan
secara agresif pada dua lembaga publik Indonesia:
partai politik dan sistem hukum
 Rakyat harus berani mengorganisasi diri dan
memaksakan agenda ke berbagai partai politik
maupun kepolisian, kejaksaan, pengadilan 
Partisipasi politik yang konsisten amat diperlukan
Daniel Kaufmann & Phyllis Dininio, “Corruption: A
Key Challenge for Development” dalam
Stapenhurst, Rick., Niall Johnston, & Riccardo
Pellizo, The Role of Parliament in Curbing
Corruption, Washington DC: The World Bank,
2006
Bagaimana korupsi
Sebab Kemiskinan
berkontribusi pada problem
Kebijakan ekonomi tak disuarakan
Proses-proses tak bisa diprediksi
Pertumbuhan & investasi rendah Belanja publik diselewengkan
Bisnis terkena biaya ekstra, tak menentu, menyita
waktu negosiasi

Kendala administratif & lemahnya perlindungan hak


Kaum miskin kebagian sedikit
cipta  masalah bagi kaum miskin
pertumbuhan
Pungutan “pajak” suap pada usaha kecil

Kurangnya pendapatan pemerintah


Pengalihan investasi dari pendidikan & layanan
Kurangnya pendidikan dan kesehatan
layanan kesehatan Kebocoran dalam pelayanan
Kaum miskin tak mampu menyuap untuk
memperoleh pelayanan

Kaum miskin kekurangan sarana Lemah & ganjilnya rule of lae


untuk menebus Elite dapat memengaruhi keputusan pengadilan
Sebab-sebab korupsi
 Benih korupsi umumnya tumbuh subur dalam kondisi
kemiskinan dan lemahnya lembaga-lembaga publik.
Buruknya sistem dan insentif, ketimbang buruknya etika,
menggoda orang untuk bertindak korup.  korupsi lebih
lazim di negara berkembang dan yang sedang mengalami
transisi
 Kemiskinan memperlemah mekanisme penjaminan
akuntabilitas pemerintahan  orang fokus survival, sedikit
waktu & tenaga untuk membuat para pemimpin akuntabel
Sebab-sebab korupsi
 Tingkat pembangunan yang rendah juga mengurangi
pendidikan dan literasi, yang membatasi kemampuan
warga negara untuk mengawasi perilaku pejabat.
 Dalam pemerintahan rendahnya pembangunan juga
membatasi sumberdaya untuk implementasi dan
memelihara mekanisme monitoring dan evaluasi
 Pembangunan ekonomi menjelaskan ½ hingga ¾
variasi korupsi
Sebab-sebab korupsi
 Ketidaktepatan kerangka akuntabilitas pemerintahan juga
memfasilitasi korupsi
 kurangnya transparansi, pemeriksaan tak memadai,
penegakan aturan lemah, sistem pemilu tak efektif
 Mekanisme akuntabilitas horizontal, seperti legislasi anti-
korupsi, kode etik, pelaporan internal & whistle-blowing,
penegakan hukum, pengawasan legislatif
 Mekanisme akuntabilitas vertikal, seperti pemilu jurdil,
pendanaan parpol kompetitif, kebebasan informasi, media
bebas-mandiri, kebebasan berserikat & berbicara
Kebebasan Sipil

Kebebasan Sipil
 Ketidakprofesionalan pelayanan sipil ....
 Merasuknya campur tangan negara dalam bidang
ekonomi ....
 Sektor privat yang tidak kompetitif
Strategi Anti-Korupsi

 Institutional Restraints

 Political Accountability
 Civil Society Participation

 Public Sector Management and Competitite Private


Sector
Batasan Kelembagaan
terhadap Kekuasaan
..............
...............

Partisipasi Masyarakat Akuntabilitas Politik


Sipil Anti- .................
............... Korupsi ....................
................

Manajemen Sektor Publik Sektor Privat Kompetitif


................ ..................
................ ..................

Anda mungkin juga menyukai