PENGELOLAAN ARSIP
ELEKTRONIK
Pengertian, identifikasi dan analisisi Klasifikasi Arsip
• ISO/TR 15489-2: Klasifikasi sebagai suatu proses identifikasi dan penataan yang sistematis
terhadap semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan atau arsip- arsip ke dalam suatu kategori
tertentu yang terstruktur secara logis sesuai dengan kesepakatan, metode, dan aturan-aturan
prosedural yang selanjutnya dipresentasikan dalam suatu skema klasifikasi. Pada dasarnya
klasifikasi merupakan representasi dari fungsi, kegiatan, dan transaksi yang dilakukan oleh
suatu organisasi.
Identifikasi dan analisis:
• a. tujuan dan strategi organisasi;
• b. fungsi-fungsi organisasi yang mendukung pencapaian tujuan dan strategi;
• c. kegiatan-kegiatan organisasi;
• d. proses-proses kerja yang dijalankan untuk melaksanakan kegiatan atau transaksi tertentu;
• e. semua unsur langkah yang membentuk kegiatan;
• f. semua transaksi yang membentuk setiap unsur langkah;
• g. kelompok-kelompok transaksi yang berulang dalam setiap kegiatan;
• h. arsip-arsip organisasi yang telah ada.
Hasil Analisis
• a. Level pertama atau primer merefleksikan fungsi.
• b. Level kedua atau sekunder berdasarkan semua kegiatan yang membentuk fungsi.
• c. Level ketiga atau tersier perincian lebih lanjut dari kegiatan
Tujuan penetapan jadwal retensi arsip
1. Tesaurus
• Tesaurus merupakan daftar peristilahan yang disusun sedemikian rupa
sehingga setiap perisitilahan yang ada direlasikan satu sama lain
secara semantis, hierarkis, asosiatif, atau ekuivalensi
2. Daftar Peristilahan Judul
• Daftar peristilahan judul merupakan suatu daftar judul subjek formal
yang diambil dari skema klasifikasi.
Proses Pengelolaan Arsip Elektronik
• A. Kaptur
• Kaptur adalah proses menentukan bahwa suatu arsip harus dibuat dan disimpan.
• B. Regitrasi
• Registrasi merupakan suatu cara formalisasi pengapturan arsip ke dalam suatu sistem pengelolaan
arsip.
• C. Penyimpanan
• 1. Online
• Arsip elektronik online disimpan dalam berbagai media penyimpanan (misalnya pada server
atau hard drive PC) agar arsip tersebut selalu siap tersedia untuk diakses atau ditemu balik
dengan cepat.
• 2. Offline
• Arsip elektronik offline disimpan pada suatu sistem atau sarana penyimpanan yang tidak
dapat diakses secara langsung melalui jaringan (network) yang terdapat dalam suatu
organisasi dan memerlukan intervensi manusia agar arsip tersebut dapat diakses oleh
pengguna.
• 3. Nearline
• Penyimpanan nearline untuk arsip elektronik berarti arsip elektronik tersebut ditempatkan
pada media simpan digital bisa lepas (removable), tetapi aksesnya relatif cepat karena dibantu
dengan sistem terotomasi yang dihubungkan ke jaringan (network).
Menetapkan penyimpanan dan penanganan
• 1. Penggunaan Arsip
• Sistem pengelolaan arsip elektronik harus mampu mencari, menemu
balik, dan menayangkan arsip yang disimpan dalam sistem tersebut.
Fungsi ini akan mempermudah penggunaan arsip.
• a. Pencarian arsip
• b. Penayangan
• 2. Pelacakan Arsip
• Pelacakan terhadap penggunaan arsip dalam suatu sistem pengelolaan
arsip elektronik merupakan suatu langkah keamanan bagi suatu organisasi.
Ia memastikan bahwa hanya para pengguna yang memiliki izin yang
dapat menindaklanjuti arsip ketika mereka telah diberi wewenang.
Guna Pelacakan
• a. Untuk mengidentifikasi tindakan penting yang
diperlukan;
• b. Untuk memungkinkan temu balik sebuah arsip;
• c. Untuk mencegah hilangnya arsip;
• d. Untuk memantau penggunaan dalam rangka
pemeliharaan dan menjaga keamanan sistem serta
memelihara audit trail dari transaksi-transaksi yang
dilakukan terhadap arsip; dan
• e. Untuk memelihara kemampuan untuk mengidentifikasi
operational origins dari setiap arsip apabila sistem telah
digabungkan atau dimigrasikan.
Pelacakan Tindakan
• Pemeliharaan
• Arsip yang telah dikaptur ke dalam sistem pengelolaan arsip elektronik
harus dipelihara secara efektif untuk menjamin
keberlangsungan aksesibilitasnya. Penerapan fungsi kontrol
keamanan, penyusutan, dan pengelolaan arsip hibrida akan
memudahkan pengelolaan arsip yang komprehensif dan autentik.
• Penyusutan
• Sama seperti pada arsip konvensional, penyusutan arsip didasarkan pada
jadwal retensi arsip. Jadwal retensi arsip berisikan kebijakan yang memberi
wewenang bagi penyusutan arsip, baik melalui pemusnahan,
penyerahan, maupun penetapan periode peninjauan kembali. Jadwal
retensi arsip terdiri atas ketetapan mengenai periode simpan dan
penentuan tindakan akhir terhadap suatu agregasi arsip tertentu.
Akses Arsip Elektronik
Mengelola Akses
• a. mengidentifikasi cara-cara untuk mengurangi risiko yang teridentifikasi;
• b. mengidentifikasi cara untuk mengukur keberhasilan layanan akses;
• c. mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
kontrol dan prosedur akses.
•
Menetapkan Tanggung Jawab
• a. menetapkan tanggung jawab untuk pengelolaan protokol (ketentuan-
ketentuan) akses dalam unit kerja atau instansi;
• b. mendokumentasikan semua kebijakan dan prosedur sehingga tersusun
kerangka akses jawab yang mapan bagi unit kerja;
• c. melatih dan memberi orientasi kepada semua personel yang tepat dalam
organisasi sehingga mereka menyadari peran dan tanggung jawabnya untuk
menyediakan akses dan melindungi privasi.