Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PENGANTAR

ILMU KEARSIPAN DAN DOKUMENTASI

NAMA : DANIS DANANJAYA


NIM : C1F123079
SEMESTER : 1 (SATU)

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN ILMU INFORMASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
Pertanyaan:
1. Pengelola arsip
1.1. Apa yang dimaksud dengan arsip, dan apa peranannya dalam organisasi?
1.2. Jelaskan proses pengumpulan, pengelola, penyimpanan, dan
pemeliharaan arsip fisik.
1.3. Bagaimana cara mendokumentasikan arsip digital dengan baik?
1.4. Sebutkan faktor-faktor yang harus dipertimbagkan dalam pemilihan
metode penyusun dan penataan arsip fisik.
1.5. Diskusikan tantangan utama yang mungkin dihadapi dalam pengelolaan
arsip di lingkungan digital.
2. Manajemen dokumen Digital
2.1. Apa yang dimaksud dengan manajemen dokumen digital, dan mengapa
penting dalam lingkungan bisnis saat ini?
2.2. Jelaskan perbedaan antara manajemen dokumen tradisional dan
manajemen dokumen digital.
2.3. Bagaimana proses pemberian izin dan akses dapat diintegrasikan dalam
manajemen dokumen digital?
2.4. Sebutkan langkah-langkah penting dalam siklus hidup dokumen digital.
2.5. Bagaimana teknologi seperti sistem manajemen dokumen (DMS) dapat
membantu dalam manajemen dokumen digital yang efisien?
3. Keamanan arsip digital
3.1. Mengapa keamanan arsip digital menjadi begitu penting dalam era
teknologi informasi?
3.2. Jelaskan konsep dasar keamanan informasi dan bagaimana itu berkaitan
dengan arsip digital?
3.3. Apa yang dimaksud dengan pengamanan dokumen digital, dan sebutkan
beberapa teknik yang dapat digunakan untuk melindungi arsip digital.
3.4. Diskusikan risto-risto utama yang dapat mengancam keamanan arsip
digital, dan bagaimana mencegahnya.
3.5. Bagaimana peraturan dan kebijakan dapat membantu dalam menjaga
keamanan arsip digital, dan apa yang harus diperhatikan dalam menyusun
kebijakan keamanan arsip?
Jawaban :

1. Pengelolaan Arsip
1.1. Arsip merupakan kumpulan dokumen atau informasi penting yang
disimpan dalam sebuah organisasi atau lembaga. Arsip bertujuan untuk
mempertahankan, menyimpan, dan mengatur informasi agar dapat diakses
secara efisien dan mudah pada saat diperlukan. Peranannya arsip dalam
organisasi yaitu Mempertahankan rekap jejak, Meningkatkan Efektivitas kerja,
Menjaga keamanan informasi, Menjaga kontinuitas organisasi, Mendukung
pengambilan keputusan.

1.2. Pengumpulan:
Tahap pengumpulan merupakan langkah awal dalam proses pengelolaan arsip
fisik. Di tahap ini, dokumen-dokumen yang dianggap penting dan memiliki nilai
arsipikal dikumpulkan dan dipisahkan dari dokumen-dokumen yang tidak
relevan atau non-arsipikal. Pengumpulan ini dapat dilakukan melalui berbagai
cara seperti pencatatan secara manual, pemindai (scanner), atau pengumpulan
secara langsung di lapangan.
Pengelolaan:
Setelah dokumen-dokumen terkumpul, tahap selanjutnya adalah pengelolaan.
Pada tahap ini, dokumen-dokumen tersebut akan dianalisis, dirapikan,
diklasifikasi, dilabeli, dan didokumentasikan dengan sistem pengelompokan
yang jelas. Dokumen yang telah dikelola dengan baik akan lebih mudah diakses
dan diidentifikasi saat dibutuhkan.
Penyimpanan:
Setelah dokumen-dokumen dikelola, tahap selanjutnya adalah penyimpanan.
Dokumen-dokumen tersebut harus disimpan dengan cara yang baik agar tetap
terjaga keasliannya dan tidak rusak. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penyimpanan arsip fisik adalah pemilihan ruang penyimpanan yang aman dan
terlindung dari ancaman kebakaran, kelembaban, dan serangga. Selain itu, arsip
fisik juga perlu diberi tanda identifikasi yang jelas agar dapat dengan mudah
diakses saat dibutuhkan.
Pemeliharaan:
Tahap terakhir dalam proses pengelolaan arsip fisik adalah pemeliharaan.
Pemeliharaan dilakukan untuk menjaga keberlanjutan dan kualitas dokumen-
dokumen arsip fisik. Beberapa kegiatan pemeliharaan yang perlu dilakukan
adalah pemilahan dokumen yang rusak atau dalam keadaan buruk dan
melakukan perawatan seperti membersihkan debu, mengganti kemasan yang
rusak, dan melakukan pemindaian (scanning) dokumen untuk mengurangi risiko
kerusakan yang lebih lanjut.

1.3. Mendokumentasikan arsip digital dengan baik mencakup beberapa


langkah penting yaitu:
a. Identifikasi arsip digital: Identifikasi arsip digital yang ingin Anda
dokumentasikan. Pastikan Anda telah menentukan jenis dan kategori dokumen
dengan jelas.
b. Buat struktur penyimpanan yang terorganisir: Buat struktur penyimpanan yang
terorganisir untuk arsip digital Anda. Ini dapat mencakup folder dan subfolder
dengan nama yang jelas dan deskriptif.
c. Berikan nama yang bermakna pada file: Berikan nama yang bermakna pada
setiap file agar mudah ditemukan. Hindari penggunaan karakter khusus atau
format tanggal dalam nama file.
d. Gunakan metadata: Gunakan metadata untuk melampirkan informasi tambahan
kepada setiap dokumen. Metadata dapat berisi tanggal, deskripsi, kategori,
penanda, dan informasi lain yang relevan.
e. Gunakan sistem indeksasi yang baik: Gunakan sistem indeksasi yang baik agar
arsip Anda dapat dengan mudah dicari. Anda dapat menggunakan kata kunci,
tag, atau penanda khusus untuk membantu mengindeks arsip digital secara
efisien.
f. Cadangkan dan lindungi arsip: Pastikan arsip digital Anda memiliki cadangan
yang aman dan terlindungi dari kehilangan atau kerusakan. Lakukan cadangan
secara teratur dan simpan di tempat yang aman, mungkin melalui penyimpanan
cloud atau media penyimpanan eksternal.
1.4. Pemilihan metode penyusunan dan penataan arsip fisik adalah langkah
penting dalam pengelolaan dokumen dan rekaman. Faktor-faktor berikut perlu
dipertimbangkan dalam proses ini:
a. Jenis Dokumen: Jenis dokumen yang akan diarsipkan memainkan peran
penting dalam pemilihan metode. Dokumen-dokumen seperti surat, kontrak,
laporan, atau catatan pribadi mungkin memerlukan metode penyusunan dan
penataan yang berbeda.
b. Ukuran dan Jumlah Dokumen: Volume dokumen yang harus diarsipkan harus
dipertimbangkan. Jika ada banyak dokumen, mungkin perlu dipertimbangkan
metode penyimpanan berbasis rak atau sistem klasifikasi yang lebih kompleks.
c. Kebutuhan Akses: Pertimbangkan seberapa sering dan dengan cepat Anda
perlu mengakses dokumen. Dokumen yang sering digunakan harus mudah
diakses, sementara dokumen yang jarang digunakan dapat disimpan di tempat
yang lebih tersembunyi.
d. Sistem Klasifikasi: Anda perlu memutuskan apakah akan menggunakan sistem
klasifikasi numerik, alfanumerik, kronologis, atau klasifikasi lainnya. Ini akan
membantu dalam penyusunan dokumen di dalam arsip.
e. Keamanan: Penting untuk mempertimbangkan tingkat keamanan yang
diperlukan. Dokumen yang sangat sensitif mungkin memerlukan ruang
penyimpanan yang terkunci atau bahkan fasilitas penyimpanan yang aman.
f. Ketersediaan Ruang: Pastikan ada cukup ruang fisik untuk penyimpanan arsip.
Ini mencakup rak, lemari arsip, atau ruang penyimpanan tambahan jika
diperlukan.
g. Metadata dan Labeling: Anda harus mengembangkan sistem label atau
metadata yang baik. Label harus jelas dan konsisten sehingga Anda dapat
dengan mudah mengidentifikasi dan menemukan dokumen.
h. Pengelolaan Siklus Hidup Dokumen: Pertimbangkan berapa lama dokumen
harus disimpan dan jika ada persyaratan hukum khusus yang mengatur retensi
dokumen.
1.5. Pengelolaan arsip di lingkungan digital membawa sejumlah tantangan
yang perlu diatasi untuk memastikan keberlanjutan, keamanan, dan aksesibilitas
informasi. Beberapa tantangan utama dalam pengelolaan arsip digital termasuk:
a. Perubahan Teknologi: Teknologi terus berkembang dengan cepat. Arsip digital
harus selalu diperbarui untuk tetap kompatibel dengan sistem dan format file
baru. Ini berarti mengkonversi dan memigrasi data arsip yang ada ke format
yang lebih baru, yang dapat menjadi tugas yang sangat kompleks.
b. Kehilangan Metadata: Metadata adalah informasi yang menjelaskan isi dari
arsip digital. Kehilangan metadata atau memiliki metadata yang tidak akurat
dapat membuat arsip tidak dapat ditemukan atau dipahami dengan benar.
c. Pengamanan: Keamanan arsip digital adalah prioritas utama. Risiko kehilangan
data akibat serangan siber, kebocoran informasi, atau penggunaan yang tidak sah
harus diatasi. Perlu ada langkah-langkah keamanan yang kuat, termasuk
enkripsi, otentikasi, dan pemantauan keamanan.
d. Integritas Data: Menjaga integritas data arsip digital sangat penting. Perubahan
yang tidak sah pada data, baik disengaja maupun tidak sengaja, dapat
mengakibatkan kehilangan informasi bersejarah atau menyebabkan data menjadi
tidak dapat dipercaya.
e. Peraturan dan Kepatuhan: Beberapa jenis data arsip, seperti data pribadi atau
data keuangan, harus mematuhi peraturan privasi dan kepatuhan yang ketat.
f. Kebutuhan Keterampilan: Staf yang bertanggung jawab untuk pengelolaan
arsip digital perlu memiliki keterampilan teknis yang memadai dan pemahaman
tentang praktik terbaik dalam pengelolaan arsip digital.
g. Pemusnahan Data: Pemusnahan data yang tidak lagi relevan atau yang telah
melewati masa simpannya juga merupakan aspek penting dalam pengelolaan
arsip digital. Ini harus dilakukan sesuai dengan kebijakan yang sesuai.
h. Migrasi Data: Mengalihkan data dari sistem lama ke sistem baru dapat menjadi
proses yang kompleks dan memerlukan perhatian khusus agar tidak kehilangan
data atau metadata penting.
2. Manajemen Dokumen Digital
2.1. Manajemen dokumen digital merujuk pada proses pengelolaan dokumen
dalam format digital (elektronik) dimulai dari pembuatan, organisasi,
penyimpanan, penyebaran, hingga pemulihan dokumen.
Pentingnya manajemen dokumen digital dalam lingkungan bisnis saat ini adalah
sebagai berikut:
a. Efisiensi Operasional: Manajemen dokumen digital membantu perusahaan
meningkatkan efisiensi operasional dengan meminimalkan waktu yang
dihabiskan untuk mencari, berbagi, dan mengakses dokumen. Hal ini
mengurangi kesalahan manusia dan meningkatkan produktivitas.
b. Kolaborasi yang lebih baik: Dengan manajemen dokumen digital, banyak
pengguna dapat mengakses dan bekerja pada dokumen yang sama secara
bersamaan. Ini memungkinkan kolaborasi yang lebih baik antara tim atau
departemen yang berbeda. Dokumen dapat diubah, diperbarui, dan disetujui
secara real-time, yang mempercepat proses kerja dan meningkatkan efisiensi
tim.
c. Penghematan Ruang dan Biaya: Penyimpanan digital mengurangi kebutuhan
akan ruang fisik untuk penyimpanan dokumen kertas, dan juga mengurangi
biaya cetak dan pemrosesan dokumen fisik.
d. Keamanan dan Kepatuhan: Manajemen dokumen digital memungkinkan tingkat
keamanan yang lebih tinggi dengan kontrol akses yang ketat, pencatatan jejak,
dan kemampuan untuk mematuhi regulasi dan persyaratan kepatuhan yang
berlaku.
e. Manajemen Informasi: Dokumen digital lebih mudah diindeks, dikelola, dan
diambil untuk analisis data dan pengambilan keputusan yang lebih baik.
f. Mobilitas: Dengan manajemen dokumen digital, akses ke dokumen dapat
diberikan dari mana saja, kapan saja, sehingga memfasilitasi kerja jarak jauh dan
mobilitas bisnis.
g. Dampak Lingkungan: Mengurangi penggunaan kertas dan pencetakan
berkontribusi pada upaya perlindungan lingkungan dan pengurangan limbah.
2.2. Manajemen dokumen tradisional melibatkan penggunaan metode dan
alat fisik seperti kertas, file kertas, dan lemari penyimpanan fisik untuk
mengatur dan menyimpan dokumen. Hal ini sering melibatkan proses manual
seperti pencetakan, penyalinan, dan pengaturan manual dokumen dalam file
kertas, serta pengiriman atau penyimpanan fisik.
Sedangkan, manajemen dokumen digital melibatkan penggunaan teknologi
informasi seperti komputer, perangkat lunak, dan sistem penyimpanan
elektronik untuk mengatur dan menyimpan dokumen. Dokumen dapat dibuat,
diakses, dan disimpan dalam format digital, yang memungkinkan pengelolaan
yang lebih efisien, aksesibilitas, dan berbagi dokumen secara elektronik.

2.3. Proses pemberian izin dan akses dalam manajemen dokumen digital
dapat diintegrasikan melalui beberapa langkah berikut:
a. Identifikasi kebutuhan akses: Tentukan kebutuhan akses yang spesifik untuk
setiap jenis dokumen. Misalnya, dokumen keuangan hanya dapat diakses oleh
tim keuangan, sementara dokumen pemasaran hanya dapat diakses oleh tim
pemasaran.
b. Pembuatan level izin: Buat level izin berdasarkan kebutuhan akses yang telah
diidentifikasi. Level izin mungkin termasuk hak untuk melihat, mengedit, atau
menghapus dokumentasi.
c. Penentuan peran pengguna: Tentukan peran pengguna berdasarkan struktur
organisasi atau tugas yang mereka lakukan. Contoh peran pengguna adalah
administrator, pengguna biasa, atau auditor.
d. Penetapan izin: Tentukan izin akses untuk setiap peran pengguna. Misalnya,
pengguna biasa hanya dapat melihat dan mengedit dokumen tertentu, sementara
administrator memiliki izin penuh untuk mengelola dan mengamankan dokumen
e. Integrasi dengan sistem manajemen identitas dan akses (IAM): Hubungkan
sistem manajemen dokumen digital dengan sistem IAM yang ada dalam
organisasi. Sistem IAM memungkinkan pengguna untuk dikendalikan secara
keseluruhan, seperti pemberian izin, pengelolaan sandi, dan pengaturan peran.
f. Otomatisasi: Gunakan fitur otomatisasi dalam sistem manajemen dokumen
digital untuk mempercepat dan menyederhanakan proses pemberian izin dan
akses. Misalnya, atur notifikasi untuk menginformasikan pengguna yang relevan
tentang dokumen baru atau pembaruan.
g. Audit dan pemantauan: Integrasikan fitur audit dan pemantauan dalam sistem
manajemen dokumen digital. Fitur ini memungkinkan organisasi untuk melacak
aktivitas pengguna, seperti siapa yang mengakses dokumen tertentu, kapan
mereka mengaksesnya, dan apa yang telah mereka lakukan dengan dokumen
tersebut.
Dengan mengintegrasikan proses pemberian izin dan akses dalam manajemen
dokumen digital, organisasi dapat meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam
mengelola dokumen. Akses yang terkontrol dan disesuaikan dengan kebutuhan
pengguna juga dapat membantu mencegah kebocoran informasi dan melindungi
kerahasiaan dokumen.

2.4. Berikut adalah langkah-langkah penting dalam siklus hidup dokumen


digital:
a. Pembuatan (Creation):
Dokumen digital pertama kali dibuat oleh pengguna atau sistem, baik melalui
pengetikan, perekaman, atau proses pembuatan lainnya.
b. Penyimpanan (Storage):
Dokumen digital disimpan dalam sistem atau server yang sesuai untuk memastikan
akses yang aman dan mudah di masa depan.
c. Indeksasi (Indexing):
Dokumen digital dapat diindeks dengan metode metadata, tag, atau kategori yang
memungkinkan pencarian dan pengelompokan yang efisien.
d. Versi dan Revisi (Versioning and Revision):
Dokumen digital seringkali mengalami revisi atau pemutakhiran. Proses ini
menciptakan berbagai versi dokumen, yang memungkinkan untuk melacak
perubahan dari waktu ke waktu.
e. Kolaborasi (Collaboration):
Dokumen digital seringkali digunakan untuk kolaborasi, di mana beberapa
pengguna bekerja sama pada dokumen yang sama secara bersamaan atau berurutan.
f. Persetujuan (Approval):
Dokumen digital mungkin harus melewati proses persetujuan, yang melibatkan
pemastian bahwa dokumen telah diperiksa dan disetujui oleh pihak yang berwenang.
g. Penyebaran (Distribution):
Dokumen digital dapat disebarkan ke pihak yang memerlukannya, baik melalui
email, berbagi file, atau metode lainnya.
h. Penyimpanan Jangka Panjang (Long-Term Storage):
Dokumen yang penting harus disimpan dalam penyimpanan jangka panjang yang
aman dan mungkin harus mematuhi peraturan atau kebijakan tertentu.
i. Pemusnahan (Destruction):
Dokumen yang tidak lagi diperlukan atau telah mencapai akhir umur pakainya harus
dihancurkan sesuai dengan kebijakan penghapusan yang ditetapkan.
j. Penyimpanan Arsip (Archiving):
Dokumen penting yang tidak lagi aktif atau berubah jarang dapat dipindahkan ke
penyimpanan arsip untuk pemeliharaan dan ketersediaan jangka panjang.
k. Pencarian dan Temuan (Retrieval and Retrieval):
Dokumen harus dapat ditemukan dan diakses dengan mudah saat diperlukan. Proses
pencarian dan pengambilan harus efisien.
l. Perlindungan (Security):
Dokumen digital harus dilindungi dari akses yang tidak sah, perubahan yang tidak
diizinkan, dan potensi kebocoran informasi.
m. Audit dan Pelacakan (Audit and Tracking):
Aktivitas yang terkait dengan dokumen digital, seperti siapa yang mengaksesnya
dan perubahan apa yang telah dilakukan, harus diaudit dan dilacak.
n. Penyimpanan Kembali (Recycling):
Dokumen yang sudah tidak digunakan mungkin dapat digunakan kembali untuk
keperluan lain atau didaur ulang untuk mengurangi limbah digital.
2.5. Berikut adalah beberapa cara di mana teknologi seperti DMS dapat
membantu dalam manajemen dokumen digital yang efisien:
1. Penyimpanan dan Organisasi: DMS menyediakan platform sentral untuk
menyimpan dan mengatur dokumen digital.
2. Kolaborasi Tim: DMS memungkinkan kolaborasi tim yang lebih efisien pada
dokumen.
3. Keamanan dan Aksesibilitas: DMS menyediakan pengaturan keamanan yang
dapat dikonfigurasi untuk mengontrol akses dokumen. Ini memastikan bahwa
dokumen hanya dapat diakses oleh orang-orang yang memiliki izin untuk
melakukannya, mencegah akses yang tidak sah atau perubahan yang tidak
diinginkan.
4. Manajemen Siklus Hidup Dokumen: DMS dapat membantu dalam mengelola
siklus hidup dokumen, mulai dari pembuatan, penyimpanan, revisi, hingga
pembuangan. Ini memungkinkan pengguna untuk melacak sejarah dan
perubahan dokumen, mencatat metadata terkait dokumen (seperti tanggal,
waktu, dan pengarang), dan mengatur jadwal pemusnahan dokumen yang sudah
tidak diperlukan lagi.
5. Otomatisasi dan Integrasi: DMS dapat melakukan otomatisasi tugas-tugas rutin
terkait dokumen, seperti pengaturan alur kerja persetujuan, pengindeksan
otomatis, pengarsipan, dan pencadangan.
6. Audit dan Compliance: DMS menyediakan jejak audit yang lengkap tentang
aktivitas pengguna pada dokumen, termasuk siapa yang mengakses, mengedit,
atau menghapus dokumen.
3. Keamanan Arsip Digital
3.1. Karena, keamanan arsip digital menjadi sangat penting untuk melindungi
data sensitif, menjaga integritas dan ketersediaan data, mematuhi peraturan, dan
melindungi organisasi dari berbagai ancaman siber dan kerugian finansial.
Dengan pertumbuhan teknologi informasi, masalah keamanan ini menjadi
semakin kompleks dan mendesak.

3.2. Konsep dasar keamanan informasi adalah rangkaian langkah dan praktik
yang dirancang untuk memastikan keamanan, kerahasiaan, integritas, dan
ketersediaan informasi yang disimpan atau diproses dalam suatu sistem. Ini
berkaitan dengan perlindungan terhadap ancaman, seperti akses tanpa izin,
modifikasi, penyadapan, penghapusan, atau kerusakan data.
Dalam konteks arsip digital, keamanan informasi adalah penting untuk
melindungi integritas dan keutuhan arsip. Arsip digital dapat mencakup berbagai
jenis data sensitif atau penting, seperti dokumen bisnis, rekaman keuangan,
informasi pribadi, atau rekaman sejarah. Keamanan informasi dalam arsip digital
melibatkan praktik dan teknologi yang dirancang untuk melindungi data tersebut
dari kerusakan, kerugian, pencurian, atau akses tanpa izin.

3.3. Pengamanan dokumen digital adalah praktik yang dilakukan untuk


melindungi informasi yang tersimpan dalam bentuk digital dari akses yang tidak
sah, modifikasi, penghapusan, atau pengungkapan yang tidak diinginkan.
Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk melindungi arsip digital yaitu:
Enkripsi, Kata Sandi yang kuat, Otorisasi dan Akses Kontrol, Firewall dan
Keamanan Jaringan, Backup Rutin, Anti-Malware dan Antivirus, Audit dan
Pemantauan, Tanda Tangan Digital, Protokol Keamanan Transport Layer (TLS),
Penyimpanan Terenkripsi, Pendidikan dan Pelatihan Karyawan.
3.4. Beberapa risiko utama yang dapat mengancam keamanan arsip digital
dan bagaimana mencegahnya yaitu:
1. Akses Tanpa Izin (Unauthorized Access)
Cara pencegahan:
 Terapkan pengendalian akses yang kuat, seperti otentikasi dua faktor, sandi yang
kuat, dan penggunaan peran dan hak akses yang sesuai.
 Selalu update dan monitor daftar siapa yang memiliki akses ke arsip digital, dan
berikan hak akses sesuai dengan tanggung jawab masing-masing pengguna.

2. Malware
Cara pencegahan:
 Gunakan perangkat lunak keamanan yang aktif dan up-to-date, termasuk
antivirus, antispyware, dan firewall.
 Lindungi sistem dengan seringnya melakukan pembaruan keamanan dan berhati-
hati saat membuka lampiran atau tautan yang mencurigakan.

3. Kehilangan Data (Data Loss)


Cara pencegahan:
 Lakukan backup data secara berkala dan pastikan backup berfungsi dengan baik.
 Terapkan kebijakan penyimpanan yang memadai, termasuk retensi data yang
sesuai.

4. Ancaman Fisik
Cara pencegahan:
 Simpan backup data di lokasi fisik yang berbeda, seperti pusat data jarak jauh
atau sistem penyimpanan awan (cloud).

 Gunakan sistem proteksi bencana seperti sistem pemadam kebakaran dan anti-
gempa untuk melindungi perangkat keras fisik.
5. Phishing
Cara pencegahan:
 Berikan pelatihan keamanan kepada karyawan atau pengguna agar mereka dapat
mengenali tanda-tanda serangan phishing.
 Selalu waspada terhadap email atau tautan yang mencurigakan dan jangan
mengungkapkan informasi sensitif kepada pihak yang tidak dikenal.
6. Kurangnya Kebijakan dan Pengelolaan Keamanan
Cara pencegahan:
 Buat dan implementasikan kebijakan keamanan yang kuat, dan pastikan semua
pengguna memahami dan mengikutinya.
 Tetapkan tim atau individu yang bertanggung jawab atas pengelolaan keamanan
arsip digital dan pemantauan keamanan secara berkala.

3.5. Peraturan dan kebijakan dapat membantu dalam menjaga keamanan arsip
digital dengan memastikan bahwa ada kerangka yang jelas dan tertulis untuk
mengatur tindakan yang harus diambil dalam melindungi dan menjaga integritas
arsip digital.
Dalam menyusun kebijakan keamanan arsip, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu: Identifikasi kebutuhan dan risiko, Melibatkan pemangku
kepentingan, Menentukan tujuan dan tujuan, Menetapkan tindakan dan prosedur.

Anda mungkin juga menyukai