Anda di halaman 1dari 45

Penilaian

Kinerja PNS
DASAR HUKUM

UU NO 5 TAHUN 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara

PP NO. 11 TAHUN
UU N0 5 TAHUN 2014
Tentang Manajemen pns
PP NO 11 TAHUN
PP 30 TAHUN 2019
PP 30 TAHUN 2019 Tentang Penilaian Kinerja PNS

Your Date Here Your Footer Here 2


Sistem Manajemen Kinerja
PNS
PENILAIAN KINERJA

PELAKSANAAN, PEMANTAUAN TINDAK LANJUT


KINERJA DAN PEMBINAAN 3
KINERJA
2 4

1 5
PERENCANAAN KINERJA SISTEM INFORMASI
KINERJA PNS
SIKLUS MANAJEMEN
KINERJA
Perencanaan
Kinerja
SKP yang berkorelasi
dengan KPI instansi

Evaluasi Kinerja Monitoring


- Pemeringkatan Kinerja
- Penghargaan dan Sistem Informasi Kinerja
Hukuman PNS
KOMITMEN

KUALITAS KEPEMIMPINAN
KUANTITAS ORIENTASI
PELAYANAN
BIAYA KERJA INISIATIF KERJA
SAMA
WAKTU

PE
KP RI
LA
S KU

PENILAIAN
KINERJA
PNS
• indikator kinerja PERENCANAAN KINERJA
individu
• target

Kinerja utama
SKP PERILAKU

Standar perilaku
Kinerja
Tambahan

• indikator kinerja
individu MEMPERHATIKAN :
• target •Renstra •ORIENTASI PELAYANAN
• Bentuk tugas
•PK •KOMITMEN
tambahan
•SOTK •INISIATIF KERJA
•Uraian Tugas Jabatan dan atau •KERJASAMA
•SKP atasan langsung •KEPEMIMPINAN
INDIKATOR KINERJA INDIVIDU DISUSUN
DENGAN MEMPERHATIKAN KRITERIA

Spesifik Terukur

Memiliki Menyesuaikan
Realistis batas waktu kondisi internal
dan eksternal
pencapaian organisasi
TATA CARA PENYUSUNAN SKP

JPT MADYA JPT PRATAMA ADMINISTRATOR PENGAWAS Pelaksana


Berdasarkan Berdasarkan - Mengacu pada - Mengacu pada - Mengacu pada
Perjanjian kinerja, Perjanjian kinerja, SKP JPT SKP Pejabat SKP Pengawas
Renstra dan RKT Renstra dan RKT Pratama Administrator - OTK
- OTK - OTK - Uraian Tugas
- Uraian Tugas - Uraian Tugas jabatan
jabatan jabatan .
PENYUSUNAN
RENCANA
KINERJA
untuk JPT dan
Pimpinan Unit Kerja
Mandiri
CONTOH Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) JPT
KEMENTERIAN PUPR Periode Penilaian: 1 Juli sd 31 Desember 2021
PEGAWAI YANG DINILAI PEJABAT PENILAI KINERJA
Nama Nama
NIP NIP

Pangkat/Gol Ruang Pangkat/Gol Ruang

Jabatan DIREKTUR PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN WILAYAH I Jabatan DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA
Unit Kerja DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA Unit Kerja DIREKTORAT JENDERAL BINA NARGA
Contoh SKP JPT
NO RENCANA KINERJA INDIKATOR KINERJA INDIVIDU TARGET
(3)
(1) (2) (4)

A. KINERJA UTAMA
1 Meningkatnya kinerja pelayanan Jalan Rating kondisi jalan dan jembatan wilayah I (Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa dan
Nasional Bali)
Rating keselamatan jalan dan jembatan wilayah I (Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa
dan Bali)
Tingkat aksesibilitas pada jalan nasional di wilayah I (Pulau Sumatera, Kalimantan,
Jawa dan Bali)
Persentase jembatan dalam kondisi baik di wilayah I (Pulau Sumatera, Kalimantan,
Jawa dan Bali)
Persentase penyelesaian peraturan/kebijakan teknis terkait Preservasi jalan dan
Jembatan
2 Meningkatnya kualitas layanan internal Meningkatnya kualitas layanan internal Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah I
Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah I
Nilai maturitas SPIP/penerapan manajemen risiko Direktorat Preservasi Jalan dan
Jembatan Wilayah
Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran Direktorat Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah
I
Presentase pengelolaan anggaran yang bebas dari temuan material
B. KINERJA TAMBAHAN
Jakarta, 01Juli 2021
- (dapat ditambahkan pada tahun berjalan) PNS yang
- dinilai, Pejabat Penilai,
-

(NAMA) (NAMA)

NIP NIP
MANUAL INDIKATOR KINERJA SKP PEJABAT PIMPINAN TINGGI DAN PIMPINAN UNIT KERJA MANDIRI
PERIODE PENILAIAN:
KEMENTERIAN PUPR 01 JULI 2021 S/D 31 DESEMBER 2021

PEGAWAI YANG DINILAI PEJABAT PENILAI KINERJA

NAMA NAMA

NIP NIP

PANGKAT/ GOL RUANG PANGKAT/ GOL. RUANG

JABATAN Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah I JABATAN Direktur Jenderal Bina Marga

UNIT KERJA Direktorat Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah I, Direktorat Jenderal UNIT KERJA Direktorat Jenderal Bina Marga
Bina Marga

SKP JPT juga harus RENCANA KINERJA Meningkatnya kinerja pelayanan Jalan Nasional

dilengkapi dengan DESKRIPSI RENCANA KINERJA Pengguna jalan nasional yang dapat memperoleh kinerja pelayanan jalan nasional melalui pengurangan waktu tempuh. Hal itu dicapai melalui peningkatan aksesibilitas, pemeringkatan
kondisi jalan, dan pemeringkatan keselamatan jalan nasional.
MANUAL INDIKATOR INDIKATOR KINERJA UTAMA Rating kondisi jalan dan jembatan wilayah I (Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali)
KINERJA DESKRIPSI Definisi
Peningkatan kualitas jalan dilaksanakan melalui pemenuhan kebutuhan pemeliharaan jalan, termasuk pemeliharaan rutin jalan serta pemenuhan kelengkapan jalan. Pemeliharaan jalan
ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas jalan nasional yang diukur dari rata-rata nilai kekasaran jalan (IRI), indeks perkerasan jalan (PCI), umur struktur jalan, dan drainase jalan.

Formula

Tujuan
Pemeliharaan jalan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas jalan nasional yang didorong melalui perbaikan tata kelola penyelenggaraan jalan yang memprioritaskan kegiatan
pemeliharaan rutin, berkala, rehabilitasi, dan rekonstruksi.

SATUAN PENGUKURAN Nilai rating

JENIS IKU (X) Outcome ( ) Output Kendalli Rendah ( ) Output Kendali Sedang

PENANGGUNG JAWAB IKU Direktorat Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah I

PIHAK PENYEDIA DATA Sub Direktorat Perencanaan Teknis, Subdirektorat Wilayah I.A, , Subdirektorat Wilayah I.B, dan , Subdirektorat Wilayah I.C

SUMBER DATA Aplikasi/Laporan

PERIODE PELAPORAN ( ) Bulanan ( ) Triwulan ( ) Semesteran ( X ) Tahunan

Jakarta, 01 Juli 2021


Pegawai yang Dinilai,

(NAMA)
NIP
CONTOH MATRIKS PEMBAGIAN PERAN DAN HASIL
(Direct Cascading – Ditjen BM)

NAMA DAN JABATAN INTERMEDIATE OUTCOME / PRODUK DAN/ATAU LAYANAN TIM KERJA PADA UNIT KERJA
PEGAWAI
KEPALA SUB DIREKTORAT DATA PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN DI PULAU SETIAP PEKERJAAN PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN DI PELAKSANAAN KONTRAK DALAM
WILAYAH I.A. SUMATERA RELIABLE DAN MUTAKHIR PULAU SUMATERA MENERAPKAN SISTEM MANAJEMEN PEKERJAAN PRESERVASI JALAN DAN
JEMBATAN DI P. SUMATERA BERJALAN
KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)
TERTIB DAN SESUAI SOP
Subkoordinator I yang • Data preservasi jalan dan jembatan di Provinsi Aceh, • Setiap pekerjaan preservasi jalan dan jembatan • Pelaksanaan kontrak dalam pekerjaan
merangkap sebagai JF Sumatera Utara, Riau, Sumbar, dan Jambi yang reliable dan menerapkan SMKK di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, preservasi jalan dan jembatan di Provinsi
Jalan dan Jembatan Ahli mutakhir Riau, Sumbar, Jambi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumbar,
Muda Jambi berjalan tertib

Subkoordinator II yang • Data preservasi jalan dan jembatan di Provinsi Kep.Riau, • Setiap pekerjaan preservasi jalan dan jembatan • Pelaksanaan kontrak dalam pekerjaan
merangkap sebagai JF Bengkulu, Bangka Belitung, Sumsel, dan Lampung yang menerapkan SMKK di Provinsi Kep.Riau, Bengkulu, preservasi jalan dan jembatan di Provinsi
Jalan dan Jembatan Ahli reliable dan mutakhir Bangka Belitung, Sumsel, Lampung Kep.Riau, Bengkulu, Bangka Belitung,
Muda Sumsel, Lampung berjalan tertib

JF Jalan dan Jembatan Ahli • Data preservasi jalan dan jembatan di Provinsi Aceh dan  Setiap klausula dalam kontrak pekerjaan
Pertama Sumatera Utara yang lengkap, reliable dan mutakhir preservasi jalan dan jembatan di Provinsi
• Rekapitulasi data pelaksanaan preservasi jalan dan Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumbar,
jembatan di Provinsi Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi terpenuhi dan sesuai dengan SOP
Sumbar, dan Jambi yang akurat
Pengelola Monev • Rekapitulasi data preservasi yang dilaporkan secara berkala • Hasil evaluasi data pekerjaan perservasi yang sudah  Telaahan kelengkapan data untuk
• Data permasalahan teknis yang dievaluasi dan dilaporkan menerapkan SMKK yang akurat dan informatif pelaksanaan kontrak dalam pekerjaan
secara berkala. • Hasil evaluasi data pekerjaan perservasi yang belum preservasi jalan dan jembatan di
• Data masukan, saran, dan keluhan dari pengguna data menerapkan SMKK yang akurat dan informatif P.Sumatera
dievaluasi dan dilaporkan secara berkala  Rekapitulasi data masukan, saran, dan
• Data masukan, saran, dan keluhan terkait pekerjaan
yang belum menerapkan SMKK dievaluasi dan keluhan pelaksanaan kontrak yang
dilaporkan secara berkala terdokumentasi dan dilaporkan secara
berkala
SKP bagi pejabat fungsional disusun berdasarkan
SKP atasan langsung dan organisasi/unit kerja
dengan memperhatikan :

RENCANA PERJANJIAN
KEGIATAN KINERJA
TAHUNAN

ORGANISAI DAN URAIAN


TATA KERJA JABATAN
PELAKSANAAN RENCANA
KINERJA

Pendokumentasian secara
periodik dapat berupa

HARIAN MINGGUAN BULANAN TRIWULAN SEMESTER TAHUNAN


PEMANTAUAN KINERJA
Dilakukan oleh Pejabat Penilai Kinerja
PNS terhadap PNS secara berkala dan
berkelanjutan dalam proses pelaksanaan
SKP paling kurang 1 (satu) kali dalam
setiap semester pada tahun berjalan.
PENGUKURAN KINERJA

Dilakukan terhadap SKP dengan


membandingkan Realisasi SKP dengan
Target SKP sesuai dengan perencanaan
kinerja yang telah ditetapkan; dan
Perilaku kerja dengan melakukan
penilaian perilaku kerja.
Atasan langsung Survey tertutup
PENILAIAN KINERJA
PENILAIAN KINERJA PNS DINYATAKAN DENGAN ANGKA
DAN SEBUTAN ATAU PREDIKAT SEBAGAI BERIKUT :
PEMERINGKATAN KINERJA

a b c

paling tinggi 20% (dua paling rendah 60% (enam paling tinggi 20% (dua
puluh persen) dari total puluh persen) dan paling puluh persen) dari total
populasi pegawai dalam tinggi 70% (tujuh puluh populasi pegawai dalam
satu unit kerja berada persen) dari total populasi satu unit kerja PNS berada
pada klasifikasi status pegawai dalam satu unit pada klasifikasi status
kinerja "di atas ekspektasi kerja berada pada kinerja "di bawah
klasifikasi status kinerja ekspektasi"
"sesuai ekspektasi"

Catatan :
Penilaian Kinerja PNS dilakukan pada setiap akhir bulan Desember pada tahun berjalan
dan paling lama akhir bulan Januari tahun berikutnya.
PENILAI PERILAKU PNS

ATASAN
ATASAN LANGSUNG 60%
LANGSUNG REKAN KERJA 20%
100% BAWAHAN 20%

SURVEY
TERTUTUP
PEMBINAAN KINERJA
KONSELIN
BIMBINGAN KINERJA G
DIBERIKAN PEJABAT PENILAI
TERHADAP PNS YANG
SECARA INDIVIDU
MEMILIKI PERMASALAHAN
/KELOMPOK DAN WAJIB
PADA PERILAKU KERJA
MEMBUAT REKAMAN
YANG DAPAT
PROSES BIMBINGAN DAN
MEMPENGARUHI
PENILAIAN KEMPETENSI
PENCAPAIAN TERGET
KINERJA DILAKSANAKAN
SECARA INDIVIDUAL
TIM PENILAI KINERJA

1. Tim Penilai kinerja PNS dibentuk oleh PyB.


2. Tim Penilai Kinerja PNS terdiri dari PNS yang memiliki
kompetensi yang dibutuhkan, berasal dari:
a. Unit Kerja yang membidangi kepegawaian;
b. Unit Kerja yang membidangi pengawasan internal; dan
c. Unit Kerja lain yang dipandang perlu oleh PyB.
3. Tim Penilai Kinerja PNS bertanggungjawab kepada PyB.
PENGHARGAAN KINERJA
SANKSI PEJABAT PIMPINAN TINGGI

Dalam hal pejabat pimpinan Pejabat pimpinan tinggi yang


tinggi tidak menunjukkan tidak memenuhi Target
perbaikan kinerja maka pejabat kinerja yang diperjanjikan
yang bersangkutan harus selama 1 (satu) tahun pada
mengikuti uji kompetensi suatu jabatan, yang diberikan
kembali 03 01 penilaian kinerja Cukup,
Kurang, atau Sangat Kurang
diberikan kesempatan selama
Berdasarkan hasil uji 6 (enam) bulan untuk
kompetensi pejabat pimpinan memperbaiki kinerjanya.
tinggi dimaksud dapat .
dipindahkan pada jabatan lain 02
sesuai dengan kompetensi
yang dimiliki atau
ditempatkan pada jabatan
yang lebih rendah sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
SANKSI PEJABAT ADMINISTRASI/ PEJABAT FUNGSIONAL

•Pejabat Administrasi atau Pejabat Fungsional yang mendapatkan penilaian kinerja dengan
predikat Kurang atau Sangat Kurang diberikan kesempatan selama 6 (enam) bulan untuk
memperbaiki kinerjanya.

•Dalam hal pejabat administrasi atau pejabat fungsional tidak menunjukan perbaikan
kinerja maka PNS yang bersangkutan harus mengikuti uji kompetensi kembali.

•Berdasarkan uji kompetensi pejabat administrasi atau pejabat fungsional yang tidak
memenuhi standar kompetensi jabatan dapat dipindahkan pada jabatan lain yang sesuai
dengan kompetensi yang dimiliki atau ditempatkan pada jabatan yang lebih rendah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

•Dalam hal tidak tersedia jabatan lain yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki atau
jabatan lebih rendah yang lowong, pejabat administrasi atau pejabat fungsional
ditempatkan sementara pada jabatan tertentu dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun.

•Dalam hal setelah 1 (satu) tahun tidak tersedia lowongan jabatan sesuai dengan
kompetensinya, pejabat administrasi atau pejabat fungsional yang bersangkutan
diberhentikan dengan hormat.
PENGUKURAN INDEKS
PROFESIONALITAS (IP) ASN DI
LINGKUNGAN PEMERINTAH
DAERAH
DASAR HUKUM

PERATURAN PERATURAN
MENTERI APARATUR KEPALA BADAN
NEGARA DAN KEPEGAWAIAN
REFORMASI NEGARA
BIROKRASI NOMOR 8
REPUBLIK TAHUN 2019
INDONESIA TENTANG
NOMOR 38 TAHUN PEDOMAN TATA
2018 CARA DAN
TENTANG PELAKSANAAN
PENGUKURAN PENGUKURAN
INDEKS INDEKS
PROFESIONALITA PROFESIONALITA
S APARATUR S APARATUR
INDEKS PROFESIONALITAS ASN
Kualitas sikap anggota suatu
Suatu instrumen yang digunakan
profesi serta derajat pengetahuan untuk mengukur secara kuantitatif
dan keahlian yang dimiliki untuk tingkat profesionalitas pegawai
dapat melakukan tugas pekerjaan ASN yang hasilnya dapat digunakan
sesuai standar dan persyaratan PROFESIONALI sebagai dasar penilaian dan
TAS evaluasi dalam upaya
yang ditentukan PENGUKURAN
INDEKS
pengembangan profesionalisme
PROFESIONALI ASN
KRITERIA TAS
PENGUKUR a. Pegawai ASN: Pengembangan Diri;
1. Dimensi Kualifikasi; AN MANFAA b. Instansi Pemerintah: dasar
2. Dimensi T perumusan dalam rangka
Kompetensi; pengembangan pegawai ASN secara
organisasional;
3. Dimensi Kinerja; c. Masyarakat: instrumen kontrol
4. Dimensi Disiplin. sosial.
PENGUKURAN IP ASN
PEMERINTAH KABUPATEN
MALANG
 Pengukuran IP ASNTAHUN
Tahun 20192019
telah
dilaksanakan oleh seluruh Perangkat Daerah
menggunakan instrumen kuisioner;
 Data hasil pengukuran IP ASN disampaikan
kepada Bidang Penilaian Kinerja dan
Penghargaan Aparatur BKPSDM

Data Hasil Pengukuran


 Diolah secara statistik untuk memperoleh nilai rata-
rata perdimensi IP ASN berdasarkan 4 (empat)
kategori yaitu jenis kelamin, jenjang jabatan, tingkat
pendidikan, dan jenis jabatan
 Pengolahan data dilakukan terhadap data IP ASN
dari 6.025 orang PNS sebagaimana tertera dalam
target perhitungan IP ASN pada dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Malang
Bobot Penilaian

Bobot penilaian dimensi Indeks Profesionalitas ASN terdiri


atas :
a. Kualifikasi memiliki bobot 25 % (dua puluh lima persen);
b. Kompetensi memiliki bobot 40 % (empat puluh persen);
c. Kinerja memiliki bobot 30 % (empat puluh persen); dan
d. Disiplin memiliki bobot 5 % (lima persen).
INDIKATOR KUALIFIKASI
Kualifikasi diukur dari indikator riwayat pendidikan formal terakhir yang telah
dicapai, meliputi :
a. Pendidikan S-3 (Strata-Tiga);
b. Pendidikan S-2 (Strata-Dua);
c. Pendidikan S-1 (Strata-Satu) /D-4 (Diploma-Empat);
d. Pendidikan D-3 (Diploma-Tiga);
e. Pendidikan D-1 (Diploma-Satu) /D-1 (Diploma-Satu)/SLTA Sederajat; dan
f. Pendidikan di bawah SLTA.
Bobot penilaian kualifikasi pendidikan:
S-3  25
S-2  20
S-1  15
D-3  10
D-2/SLTA 5
< SLTA 1
INDIKATOR KOMPETENSI

Kompetensi diukur dari indikator riwayat pengembangan kompetensi yang


telah dilaksanakan yang meliputi:
a. Diklat Kepemimpinan;
b. Diklat Fungsional;
c. Diklat Teknis; dan
d. Seminar/Workshop/Konferensi/Setara.
Kompetensi Nilai

Diklat kepemimpinan

Pernah mengikuti sesuai jenjang jabatan 15

Belum pernah mengikuti 0

Diklat fungsional (Jabfung)

Pernah mengikuti diklat fungsional 15

Belum pernah mengikuti diklat fungsional 0

Diklat teknis (minimal 20 JP dlm 1 tahun)

Pejabat struktural pernah ikut diklat teknis 15

Belum pernah 0

Pejabat Pelaksana pernah ikut 17,5

Belum pernah ikut diklat 0

Mengikuti seminar/workshop/bimtek/ kursus/magang dan sejenisnya (dalam 2 tahun terakhir)

Pejabat struktural pernah ikut 10

Belum pernah 0

Pejabat pelaksana pernah ikut 17,5

Belum pernah 0
INDIKATOR KINERJA

Kinerja diukur dari indikator penilaian prestasi kerja PNS, yang meliputi :
a. Sasaran Kerja Pegawai (SKP); dan
b. Perilaku kerja.
Capaian nilai kinerja Bobot nilai

100-91 30

90-76 25

75-61 15

60-51 5

< 50 1
INDIKATOR DISIPLIN

Disiplin diukur dari indikator riwayat penjatuhan


hukuman
disiplin yang pernah dialami yang meliputi :
a. Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin; dan
b. Pernah dijatuhi hukuman disiplin (ringan, sedang,
berat).
Riwayat kedisiplinan Bobot nilai

Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin 5

Dijatuhi hukuman disiplin ringan 3

Dijatuhi hukuman disiplin sedang 2

Dijatuhi hukuman disiplin berat 1

Diambil dari sanksi yang telah memiliki kekuatan hukum tetap dalam 5 tahun terakhir
Tahapan Pengukuran

Tahapan pengukuran Indeks Profesionalitas ASN terdiri atas :


1. Persiapan pengukuran Indeks Profesionalitas ASN;
2. Pelaksanaan pengukuran Indeks Profesionalitas ASN;
3. Pengolahan data Indeks Profesionalitas ASN; dan
4. Penyusunan laporan Indeks Profesionalitas ASN.
Sumber data pengukuran

Sumber data pengukuran :


a. Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK);
b. Pendataan Ulang PNS (e-PUPNS);
c. Penilaian Prestasi Kerja PNS; dan
d. Data Hukuman Disiplin Pegawai.
Kategorisasi Penilaian

a. Nilai 91 - 100 Sangat Tinggi;


b. Nilai 81 - 90 Tinggi;
c. Nilai 71 - 80 Sedang;
d. Nilai 61 - 70 Rendah; dan
e. Nilai 0 - 60 Sangat Rendah.
Pelaporan IP ASN
1) Hasil pengukuran IP ASN dari masing-masing Instansi dilaporkan
kepada Kepala
Badan Kepegawaian Negara secara manual dan elektronik.
2) Kepala Badan Kepegawaian Negara dilaporkan kepada Menteri PANRB.
3) Hasil laporan digunakan sebagai dasar penyusunan IP ASN secara
nasional oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara.
SARAN TINDAK

 RENDAHNYA IP ASN DIDAPATKAN DARI RATA-RATA HASIL


PENILAIAN KOMPETENSI (misalnya) YANG RENDAH.
 DIPERLUKAN KOMITMEN DARI KEPALA PERANGKAT DAERAH
UNTUK MENINGKATKAN NILAI KOMPETENSI PNS DI INSTANSI
MASING-MASING DENGAN MEMBERIKAN PELUANG DAN
KESEMPATAN YANG LUAS UNTUK MENGIKUTI KEGIATAN
BIMTEK, WORKSHOP, DAN SEMINAR
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai