Anda di halaman 1dari 20

FILSAFAT

KEINDAHAN
Oleh : Intan Sari Ramdhani (7782210012)
Sumiyani (7782210011)

PROGRAM DOKTOR PENDIDIKAN


PASCASARJANA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
FILSAFAT
KEINDAHAN
(ESTETIKA)
Manusia pada umumnya menyukai sesuatu yang indah, Rata-rata
manusia yang melihat sesuatu yang indah akan terpesona. Namun
pada hakikatnya tidak semua orang memiliki kepekaan terhadap
keindahan itu sendiri

Salah satu hal dasar yang akan dialami dan dihadapi oleh manusia
sehari-hari. Sifatnya dalam keseharian sangat spontan, hanya dalam
pikiran, nyaris berbarengan dengan alam bawah sadar, hingga
terkadang membuat kita tidak begitu menghiraukannya.
PENGERTIAN FILSAFAT KEINDAHAN

Menurut Plato, sumber rasa keindahan adalah cinta kasih, karena ada kecintaan
maka kita manusia selalu ingin kembali menikmati apa yang telah dicintainya itu.
Rasa cinta pada manusia bukan hanya tertuju pada keindahan, tetapi juga kebaikan
(moral) dan kebenaran (ilmu pengetahuan).

1. Manusia dididik untuk mencintai keindahan nyata yang tunggal, seperti tubuhnya
sendiri, tubuh seorang manusia.
2. Kemudian di didik untuk mencintai keindahan tubuh yang lain, sehingga
tertanam hakikat keindahan tubuh manusia.
3. Keindahan tubuh yang bersifat rohaniah lebih luhur daripada keindahan tubuh
yang bersifat jasmani.
4. Keindahan rohaniah dapat menuntun manusia mencintai segala sesuatu lainnya
yang bersifat rohani, misalnya ilmu pengetahuan.
5. Pada akhirnya manusia harus dapat menangkap ide keindahan itu sendiri tanpa
kaitan dengan sifat jasmaninya itu sendiri.

bahwa terdapat keindahan yang melekat pada benda dan ada juga keindahan yang
berada di luar benda itu sendiri. Ada keindahan sederhana dan ada keindahan
kompleks.
OBJEK
Pengalaman akan keindahan

APA YANG DICARI?

Hakikat dari keindahan


(Keindahan alam, Seni, Moral dan Intelektual)

Bentuk-bentuk pengalaman keindahan

Diselidiki emosi manusia


SEJARAH FILSAFAT
KEINDAHAN

Kata “aesthesis” berasal dari bahasa Yunani dan berarti pencerapan, persepsi,
pengalaman, perasaan, pemandangan. Kata ini untuk pertama kali dipakai oleh Alexander
Gottlieb Baumgarten (1714-1762). Filsafat estetika pertama kali dicetuskan oleh
Alexander Gottlieb Baumgarten yang mengungkapkan bahwa estetika adalah cabang ilmu
yang dimaknai oleh perasaan. Walau begitu, dalam sejarah falsafah, tokoh yang paling
berjasa merumuskan dan membangun pengertian estetika sebagai bidang falsafah adalah
Hegel (1770-1831) seorang filosof idealis Jerman yang pemikirannya sangat berpengaruh
pada abad ke-19 dan 20. Hegel inilah yang terutama sekali menghubungkan estetika
dengan seni, sehingga pada abad ke-19 estetika tidak berkembang semata-mata sebagai
falsafah keindahan, tetapi menjelma menjadi semacam teori seni .
SASARAN DALAM ESTETIKA
The Liang Gie, 1983, hal. 20-21

Keindahan Keindahan dalam alam dan seni

Keindahan khusus seni Keindahan ditambah seni

Seni Citarasa

Ukuran nilai baku Keindahan dan kejelekan

Nilai nonmoral Benda estetis

Pengalaman estetis
Teori Subjektif dan Objektif

• Teori objektif dianut Plato, Hegel, dan Bernard Bosanquet.

Teori objektif berpendapat, nilai keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan estetika adalah sifat
(kualitas) yang melekat pada benda indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang
mengamatinya. seseorang hanya menemukan atau menyingkapkan sifat-sifat indah yang sudah
ada pada sesuatu benda dan sama sekali tidak berpengaruh untuk mengubahnya. Persoalannya
adalah ciri-ciri khusus yang membuat sesuatu menjadi indah atau dinilai layak estetis

TEORI • Teori subjektif didukung antara lain Henry Home, Earl of Shaftesbury, dan Edmund Burke. 

KEINDAHA
Teori subjektif bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan pada sesuatu benda sebenarnya
tidak ada, yang ada sebagai tanggapan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu
benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dari pengamat
itu. Kalaupun dinyatakan bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetis, hal ini diartikan bahwa

N seseorang mengamati pengalaman pengalaman estetis sebagai tanggapan terhadap benda itu.

• Teori campuran The Liang Gie

Teori campuran, keindahan terletak dalam suatu hubungan di antara sesuatu benda dengan
alam pikiran seseorang yang mengamatinya, misalnya menyukai atau menikmati benda
itu. Jadi, sesuatu yang memiliki ciri tertentu dan ciri itu melalui pencerapan muncul dalam
kesadaran seseorang sehingga menimbulkan rasa menyukai atau menikmati benda itu.
Teori Perimbangan
Wladylaw Tatarkiewicz

Teori agung tentang keindahan (The great theory of beauty)

TEORI
Teori ini menjelaskan keindahan terdiri dari perimbangan (ukuran,
persamaan dan jumlah dari bagian-bagian serta hubungan satu sama lain.

KEINDAHA
N
Teori Bentuk Estetis
De Witt H. Parker

Asas Kesatuan Utuh


(Mengandung semua yang diperlukan) Asas Tema
(Mengandung ide induk atau peranan yang
unggul)

TEORI Asas Variasi menurut Tema

KEINDAHA Asas Keseimbangan


(Kesamaan dari unsur-unsur yang berlawanan
atau bertentangan)

N Asas Perkembangan

Asas Tatajenjang
(Penyusunan khusus dari unsur-unsur dalam
asas tersebut)
Teori lain dikemukakan Monroe Beardsley, menjelaskan adanya tiga ciri yang
menjadi sifat-sifat 'membuat baik (indah)' dari benda-benda estetis pada
umumnya. 

Ciri ketiga itu adalah sebagai berikut:

1. Kesatuan (kesatuan) Berarti benda estetis itu tersusun dengan baik atau


sempurna bentuknya.
2. Kerumitan (kompleksitas) Benda estetis atau karya seni kaya akan isi dan
unsur yang saling berlawanan serta mengandung perbedaan-perbedaan
yang halus. 
3. Kesungguhan (intensitas) Benda estetis yang baik harus memiliki kualitas
tertentu yang menonjol bukan sesuatu yang kosong. Kualitas itu tidak
menjadi masalah apa yang dikandungnya (misalnya suasana suram atau
gembira, sifat lembut atau kasar), asalkan menjadi sesuatu yang intensif
atau sungguh-sungguh. (The Liang Gie, 1983, hlm. 46-48)
Teori Pengalaman Estetis
Digunakan untuk menjelaskan perasaan puas (menyenangkan) yang dinikmati seseorang jika mengamati suatu benda estetis.

Teori Einfuhlung
(Friedrich T. Vischer)

PENGALAMAN Teori pemancaran perasaan diri sendiri ke dalam


benda estetis

Teori Lipps
ESTETIS (Theodor Lipps)

Kegiatan estetis adalah kegiatan manusia yang memproyeksi perasaan ke dalam karya seni dan
(Tanggapan seseorang terhadap benda timbul sebuah reaksi atau emosi estetik khas
ang bernilai estetis tanpa adanya tujuan
apapun kecuali pengamatan itu sendiri)
Teori Lipps oleh E.F. Carritt

Kesenangan estetis adalah penikmatan kegiatan manusia itu sendiri di dalam sebuah benda.
Pernyataan ini tampaknya merupakan suatu suatu dalam suatu kata-kata, sebagaimana
dimaksud berarti kita menerapkan diri kita sendiri bilamana diobjektifkan, atau menikmati
benda, sejauh mana kita hidup di dalamnya. Contoh: ketika mengamati pemandangan
yang kokoh dari suatu gedung, ia memancarkan perasaan ke dalam tiang itu seolah-olah
hidup di dalamnya, ia akan merasakan bahwa juga besar dan kokoh serta menikmati rasa
senang sebagai pengalaman estetisnya.
Sikap Praktis, seseorang apabila mengamati
pemandangan yang indah dengan tujuan untuk
membangun hotel, rumah makan, dan lain-lain.
RINTANGAN Sikap Ilmiah, apabila seseorang
mendengarkan lagu klasik yang diciptakan adalah
PENGAMAT DI asal-usulnya, diciptakan oleh siapa, di mana, dan
lain-lainnya.

DALAM Sikap Melibatkan Diri, apabila seseorang


mempersamakan nasibnya dengan nasib seseorang
PENGALAMAN yang ada dalam buku novel yang baru saja
dibacanya.

ESTETIS Sikap Emosional, apabila pada seseorang


terdapat hasrat yang menyala untuk menikmati
karya seni, atau kesadaran diri yang berlebihan
dalam penikmatan itu.
Kesenadaan monoton

MUSUH DARI Kekacaubalauan confusion

PENGALAMAN
ESTETIS Untuk membatasi kedua faktor yang mencegah atau
merusak pengalaman estetis itu, dalam karya seni
(Stephen Pepper) yang baik harus diusahakan adanya
keanekaan (variasi) dan kesatuan (unity) yang
seimbang.
JADI,

ESTETIKA itu…

Ilmu yang membahas tentang keindahan ataupun selera dan rasa,


termasuk seni. Walaupun sekarang ini menilai seseorang dari
penampilan dianggap kurang pantas dan tidak adil, tetapi mau
tidak mau hal tersebut akan selalu bersemayam dipikira n semua
orang dalam kehidupan sehari-hari. Karena itulah kita selalu
memperhatikan penampilan diri sendiri, sekecil apapun itu. Karena
nyatanya penampilan tetap berpengaruh pada karir, kehidupan
asmara bahkan lingkungan pertemanan.
Pada umumnya estetika adalah penilaian utama yang
selalu dijatuhkan pada setiap karya seni. Walaupun
begitu dalam perkembangannya keindahan tidak selalu
menjadi yang utama dalam seni. Banyak hal lain yang
terungkap dalam pencarian para filsuf dan ahli lain yang
berkontribusi pada bidang ini, salah satunya adalah 
filsafat seni. Estetika menjadi salah salah satu pencarian
yang tak pernah usai digali, baik dalam filsafat maupun
seni.
FILSAFAT SENI
Karena karya seni itu tidak selalu “indah” seperti
dipersoalkan dalam estetika, maka diperlukan
bidang khusus yang benar-benar menjawab tentang
apa hakekat seni atau seni itu. Dan lahirlah
“ Filsafat Seni ”. Jadi perbedaan antara estetika
dan filsafat hanya dalam obyek materialnya
saja. Estetika mempersoalkan hakekat keindahan
alam dan karya seni, sedang filsafat
seni mempersoalkan hanya karya seni atau benda
seni atau artefak yang disebut “seni”.
FILSAFAT SENI
Salah satu cabang dari rumpun estetis Filsafat yang
khusus menelaah tentang seni. Lucius Garvin
berpendapat, Filsafat adalah cabang filsafat yang
berhubungan dengan teori tentang penciptaan,
pengalaman seni dan kritik seni. Joseph Brennan
merumuskan: “penelaahan mengenai asas-asas
umum dari penciptaan dan penghargaan seni”.
Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah “animal rationale”, dan Cassirer mengatakan
manusia sebagai ‘animal symbolicum’, maka manusia sebagai makhluk yang menyenangi
keindahan dikatakan sebagai ‘animal aestheticus’. Manusia yang karena kodratnya ingin
memperindah dirinya maupun lingkungan dimana ia berada. Manusia juga menyenangi
Itulah mengapa Filsafat pakaian dan perhiasan yang indah-indah dan berusaha agar dirinya tetap menarik. Manusia
Keindahan dikaitkan juga berusaha memperindah lingkungannya dengan tatanan rumah, halaman, perabot rumah
tangga, kendaraan dan lain-lain agar kelihatan lebih menarik dan menyenangkan.
dengan Filsafat Seni, Keindahan, mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Salah satu bentuk
Karena ………………… perwujudan keindahan adalah dalam karya seni. Sebagian filsuf berpendapat bahwa seni dan
keindahan tidak terpisahkan. Sedangkan yang lainnya berpendapat seni tidak selalu indah
atau bertujuan untuk keindahan. Baumgarten salah satu filsuf yang berpendapat bahwa seni
dan keindahan tidak terpisahkan. Menurut Maumgarten tujuan dari keindahan untuk
menyenangkan dan menimbulkan keinginan. Manifestasi keindahan tertinggi tercermin pada
alam, maka tujuan seni adalah keindahan dan mencontoh alam.
Seni memang bukan produk keindahan, tetapi keindahan itu
merupakan suatu idealisasi yang sebaiknya melekat pada

Itulah mengapa Filsafat media seni. Sebab keindahan bukan hanya kesenangan

Keindahan dikaitkan inderawi, tetapi juga terletak di dalam hati.

dengan Filsafat Seni, Perwujudan keindahan itu juga salah satunya terdapat dalam
seni. Seni sebagai kreasi manusia mempunyai bentuk dan corak
Karena …………………
yang beraneka ragam.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai