• Aliran objektifisme
• Aliran subjektifisme
• Aliran Esensi
Aliran objektifisme
• Aliran objektifisme, mengatakan bahwa nilai itu terletak pada
objek itu sendiri, sama sekali lepas atau tidak tergantung dari
keinginan subjek atau kesukaan manusia. Nilai itu sudah ada
sebelum orang itu menilai. Jadi nilai itu adanya
absolut. (Parmono, 1991:9). Salah seorang tokoh dari aliran
ini adalah Plato, yang mengatakan bahwa nilai merupakan
dunia yang tetap dan ternyata, nilai berada di dalam dunia
konsep, dunia ide. Sedangkan Prof. E.C Spoulding mengatakan
bahwa : nilai-nilai adalah "subsistens" yang berexistensi
dalam ruang dan waktu, karena subsisten nilai-nilai itu bebas
dari keinginan dan kesukaan manusia (Parmono, 1991:10).
Aliran subjektifisme
• Aliran subjektifisme, mengatakan bahwa nilai
sama sekali tergantung atau ditentukan oleh
subjek. Edmund Burke mengatakan bahwa
keindahan ditentukan oleh selera. Suatu objek
baru bernilai apabila diinginkan atau
didambakan oleh subjek. Subjeklah yang
memasukkan nilai ke dalam objek, sehingga
objek itu bernilai (Parmono, 1991:10).
Aliran Esensi
• Aliran Esensi,
• sesuatu dikatakan bernilai indah,
misalnya karena hanya itu sendiri. Bunga
mawar itu indah karena memang di dalam
bendanya itu sendiri mmpunyai sifat indah.
Jenis dan Ragam Nilai
• 1. Nilai Instrumental
• Yaitu nilai yang berfungsi sebagai suasana atau alat untuk mencapai sesuatu hal
lain, termasuk sesuatu nilai apapun yang lain. Ragam nilai ini pada umumnya
terdapat pada benda.
• 2. Nilai Inheren
• Yaitu nilai yang umumnya hanya melekat pada benda yang mampu secara
langsung dan sekaligus menimbulkan sesuatu pengalaman yang berharga atau
baik, seperti kepuasan.
• 3. Nilai Kontributif
• Yaitu nilai dari sesuatu hal atau pengalaman sebagai bagian dari keseluruhan
menyumbang pada keberhargaan dari keseluruhan itu.
• 4. Nilai Intrinsik
• Yaitu nilai dari suatu pengalaman yang bersifat baik atau patut dimiliki sebagai
tujuan tersendiri dan untuk pengalaman itu sendiri (The Liang gie, 1978:170).
Katagori Nilai Estetik
•
• Perkembangan lebih lanjut menyadarkan bahwa keindahan
tidak selalu memiliki rumusan tertentu. Ia berkembang sesuai
penerimaan masyarakat terhadap ide yang dimunculkan oleh
pembuat karya. Karena itulah selalu dikenal dua hal dalam
penilaian keindahan, yaitu the beauty, suatu karya yang
memang diakui banyak pihak memenuhi standar keindahan
dan the ugly, suatu karya yang sama sekali tidak memenuhi
standar keindahan dan oleh masyarakat banyak biasanya
dinilai buruk, namun jika dipandang dari banyak hal ternyata
memperlihatkan keindahan. (taura hida, 2012)
Pengertian Filsafat Seni