Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN

DOKUMEN- DOKUMEN KEBIJAKAN


NASIONAL DAN INTERNASIONAL
PENDIDIKAN INKLUSIF
DISUSUN OLEH :
Dede Eful Ginanjar 2283190040
M. Reza Ramadhon 2283190021
Latar Belakang Hadirnya Tokoh-tokoh Pendidikan Contoh Pendidikan Inklusif
Pendidikan Inklusi Inklusif di Indonesia di Indonesia

Perbandingan Dokumen-
Dokumen-dokumen
dokumen Nasional dan Dokumentasi Sejarah
Internasional tentang
Internasional tentang Perkembangan Pendidikan
Pendidikan Inklusif di
Pendidikan Inklusif di Inklusf
Indonesia
Indonesia
LATAR BELAKANG HADIRNYA PENDIDIKAN INKLUSI

• Lahirnya pendidikan inklusif berawal dari sebuah pengamatan terhadap sekolah luar biasa yang memiliki asrama
dan institusi berasrama lainnya yang menunjukkan bahwa anak maupun orang dewasa yang tinggal disana
mengembangkan pola perilaku-perilaku yang biasanya ditunjukan oleh orang-orang yang berkekurangan.
• Penyelengaraan program pendidikan inklusif merupakan implentasi dari amanat UU No. 20 Tahun 2003
khususnya sebagaimana tercantum dalam pasal 5, pasal 15 dan dan penjelasanya yang menegaskan bahwa
pendidikan khusus dapat diselenggarakan secara inklusif dan/atau berupa satuan pendidikan khusus. Lebih lanjut
permendiknas tentang pendidikan  inklusif pasal 2 ayat (1) menyatakan bahwa tujuan pendidikan inklusif adalah
“Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik di berbagai kondisi dan latar belakang
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.”; dan ayat (2)
Menciptakan sistem pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua peserta
didik.
TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN INKLUSIF DI
INDONESIA
• Dr. Mudjito, Ak., M.Si (lahir 15 April 1956) adalah akademisi, praktisi, dan tokoh pendidikan inklusif di Indonesia Berbagai
upaya dilakukan untuk memperjuangkan pendidikan khusus, pendidikan layanan khusus, dan pendidikan inklusif di Indonesia.
Salah satunya dengan menginisiasi pemberian Anugerah Pendidikan Inklusif (Inclusive Education Awards) sejak tahun 2012.
• Dr. Ir. H. Salahuddin Wahid atau biasa dipanggil Gus Solah adalah seorang aktivis, ulama, politisi, dan tokoh Hak Asasi Manusia
di Indonesia. Tidak hanya akademis dan agama, sumbangsih Gus Sholah berupa pemikiran-pemikiran kepada bangsa juga
bernilai untuk kemajuan pendidikan di Tanah Air.
• Raden Mas Soewardi Soerjaningrat adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan
bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ki Hadjar Ki Hajar Dewantara tidak hanya sebagai Bapak
Pendidikan Nasional tetapi juga sebagai bapak pendidikan inklusif Indonesia. Pendidikan inklusif yang saat ini menjadi tujuan
dasar global kiranya harus dimaknai secara utuh dan komprehensif.
• Abdul Malik Fadjar, beliau adalah sosok politikus Indonesia yang religius. Dilahirkan dari pasangan Salamah dan Fadjar
Martodiharjo di Jogjakarta pada tanggal 22 Februari 1939. Perjalanan hidupnya tak pernah lepas dari dunia pengajaran dan
pendidikan. Selama puluhan tahun menjadi guru di Muhammadiyah, ia tak sekadar menjadi seorang pendidik, tapi juga
berkontribusi besar membangun sekolah-sekolah Muhammadiyah dan perpustakaan desa di daerah Yogyakarta dan Magelang.
CONTOH PENDIDIKAN INKLUSIF DI INDONESIA

Sekolah inklusif pada hakikatnya adalah sekolah yang mengakomodasi semua anak tanpa
menghiraukan kondisi phisik, intelektual, sosial, emosional, linguistik, etnik, budaya atau kondisi
lain mereka.Pelaksanaan sekolah inklusif di Indonesia mengacu pada pendapat Vaughn, Bos &
Schumn dalam Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa yang mengemukan bahwa dalam
praktek, istilah inklusi dipakai secara bergantian dengan istilah “mainstreaming” yang diartikan
sebagai penyediaan layanan pendidikan yang layak bagi anak berkelainan/berkebutuhan
pendidikan khusus sesuai dengan kebutuhan individualnya
Model pendidikan inklusi di Indonesia adalah sebagai berikut :
• Kelas reguler “ Full Inclusion”
Anak berkelainan/berkebutuhan pendidikan khusus belajar bersama dengan anak lain di kelas
reguler/inklusif sepanjang hari dengan menggunakan kurikulum yang sama dengan yang digunakan anak
pada umumnya.
• Kelas reguler dengan cluster
Anak berkelainan/berkebutuhan pendidikan khusus belajar bersama dengan anak lain di kelas
reguler/inklusif dalam kelompok khusus
• Kelas reguler dengan pull out
Anak berkelainan/berkebutuhan pendidikan khusus belajar bersama dengan anak lain di kelas
reguler/inklusif, namun dalam waktu-waktu tertentu ditarik/keluar dari kelas reguler/inklusif ke ruang
bimbingan/ruang sumber untuk belajar dan mendapat layanan bimbingan dari Guru Khusus/Guru
Pembimbing Khusus
• Kelas reguler dengan cluster dan pull out
Anak berkelainan/berkebutuhan pendidikan khusus belajar bersama dengan anak lain di kelas
reguler/inklusif dalam kelompok khusus, dan dalam waktu-waktu tertentu ditarik/keluar dari kelas
reguler/inklusif ke ruang bimbingan/ruang sumber untuk belajar dan mendapat layanan bimbingan dari Guru
Khusus/Guru Pembimbing Khusus
• Kelas khusus dengan berbagai pengintegrasian
Anak berkelainan/berkebutuhan pendidikan khusus belajar dan mendapat layanan bimbingan dari Guru
Khusus/Guru Pembimbing Khusus di dalam kelas khusus pada sekolah reguler/ inklusif; tetapi dalam
bidangbidang tertentu dapat belajar bersama anak lain di kelas reguler/inklusif
• Kelas khusus penuh
Anak berkelainan/berkebutuhan pendidikan khusus belajar dan mendapat layanan bimbingan dari Guru
Khusus/Guru Pembimbing Khusus di dalam kelas khusus yang ada pada sekolah reguler/inklusif.
DOKUMENTASI SEJARAH PERKEMBANGAN
PENDIDIKAN INKLUSIF

Berdasarkan perkembangan sejarah pendidikan


Sejarah perkembangan pendidikan inklusif di inklusif dunia, maka Pemerintah Republik
dunia pada mulanya diprakarsai dan diawali Indonesia sejak awal tahun 2000
dari negara-negara Scandinavia (Denmark, mengembangkan program pendidikan inklusif.
Norwegia, Swedia). Di Amerika Serikat pada inklusif.Program Program ini merupakan
tahun 1960-an oleh Presiden Kennedy merupakan kelanjutan kelanjutan program
mengirimkan pakar-  pakar Pendidikan program pendidikan pendidikan terpadu yang
Pendidikan Luar Biasa ke Scandinavia untuk sesungguhnya pernah diluncurkan di Indonesia
mempelajari mempelajari mainstreaming  dan pada tahun 1980-an, tetapi kemudian kurang
 Least restrictive restrictive environment  berkembang, dan baru mulai tahun 2000
environment , yang ternyata cocok untuk dimunculkan kembali dengan mengikuti
diterapkan di Amerika Serikat. kecenderungan dunia, menggunakan konsep
 pendidikan inklusif.
Pada tahun 2004 Indonesia menyelenggarakan konvensi nasional dengan menghasilkan Deklarasi Bandung
dengan komitmen Indonesia menuju pendidikan inklusif. Untuk memperjuangkan hak-hak anak dengan
hambatan belajar, pada tahun 2005 diadakan simposium internasional di Bukit tinggi dengan menghasilkan
Rekomendasi Bukit tinggi yang isinya antara lain menekankan perlunya terus dikembangkan program
pendidikan inklusif sebagai salah satu cara menjamin bahwa semua anak benar-benar memperoleh pendidikan
dan pemeliharaan yang berkualitas dan layak. Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, maka konsep
pendidikan terpadu pun berubah menjadi pendidikan inklusi.
DOKUMEN-DOKUMEN INTERNASIONAL TENTANG
PENDIDIKAN INKLUSIF DI INDONESIA

Peraturan Standar tentang Persamaan Kesempatan bagi para Penyandang Ketunaan 1993

Pernyataan Salamanca dan Kerangka Aksi tentang Pendidikan Kebutuhan Khusus 1994

Kerangka Aksi Forum Pendidikan Dunia, Dakar 2000

Tujuan Pembangunan Millenium yang berfokus pada Penurunan Angka Kemiskinan dan
Pembangunan 2000
PERATURAN STANDAR TENTANG PERSAMAAN KESEMPATAN
BAGI PARA PENYANDANG KETUNAAN 1993

Peraturan Standar tentang Persamaan Kesempatan bagi para Penyandang ketunaan (1993) terdiri dari
peraturan-peraturan yang mengatur semua aspek hak penyandang ketunaan.

Poin-poin kunci dari peraturan diatas adalah:

Peraturan Standar PBB menekankan bahwa Negara harus bertanggung jawab atas pendidikan penyandang ketunaan dan harus mempunyai kebijakan yang jelas, mempunyai
kurikulum yang fleksibel, memberikan materi yang berkualitas, menyelenggarakan pelatihan guru dan memberikan bantuan yang berkelanjutan.
Inklusi didukung dengan beberapa kondisi utama; harus didukung dengan sumber-sumber yang tepat dan dengan kualitas tinggi – bukan ‘pilihan yang murah’.
Program-program berbasis masyarakat dipandang sebagai dukungan yang penting terhadap Pendidikan Inklusif.
Pendidikan luar biasa tidak dikesampingkan di mana sistem pendidikan umum tidak memadai terutama untuk siswa tunarungu dan buta tuli.
PERNYATAAN SALAMANCA DAN KERANGKA AKSI TENTANG
PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS 1994

Pernyataan Salamanca dan Kerangka • Anak-anak memiliki keberagaman yang luas dalam karakteristik dan
Aksi tentang Pendidikan Kebutuhan kebutuhannya.
Khusus (1994) hingga saat ini masih • Perbedaan itu normal adanya.
merupakan dokumen internasional • Sekolah perlu mengakomodasi SEMUA anak.
utama tentang prinsip-prinsip dan • Anak penyandang ketunaan seyogyanya bersekolah di lingkungan sekitar tempat
praktek Pendidikan Inklusif. tinggalnya.
Dokumen ini mengemukakan • Partisipasi masyarakat itu sangat penting bagi inklusi.
beberapa prinsip dasar inklusi yang • Pengajaran yang terpusat pada diri anak merupakan inti dari inklusi.
fundamental, yang belum dibahas
• Kurikulum yang fleksibel seyogyanya disesuaikan dengan anak, bukan
dalam dokumen-dokumen
kebalikannya.
sebelumnya. Beberapa konsep inti
• Inklusi memerlukan sumber-sumber dan dukungan yang tepat.
Inklusi meliputi:
KERANGKA AKSI FORUM PENDIDIKAN DUNIA, DAKAR
2000
• Kerangka Aksi Pendidikan Untuk Semua disepakati di Dakar, Senegal pada tahun 2000. Komitmen ini merupakan kelanjutan dari kesepakatan sebelumnya
di Jomtien, Thailand pada tahun 1990 dan di Amman, Jordania pada tahun 1996.

• Untuk keberhasilan pelaksanaan pendidikan untuk semua, pada tahun 2000 Forum Pendidikan Dunia telah menyepakati 6 (enam) target yang akan dicapai
pada tahun 2015 yaitu:
• memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini, terutama bagi anak-anak yang sangat rawan dan tak beruntung,
• menjamin bahwa menjelang tahun 2015 semua anak, khususnya anak perempuan, anak-anak dalam keadaan yang sulit dan mereka yang termasuk
minoritas etnik, yang mempunai akses dan menyelesaikan pendidikan dasar yang bebas dan wajib dengan kualitas yang baik,
• menjamin bahwa kebutuhan belajar semua manusia muda dan orang dewasa terpenuhi melalui akses yang adil pada program-program belajar
keterampilan hidup yang sesuai,
• mencapai perbaikan 50% pada tingkat keniraksaraan orang dewasa menjelang tahun 2015, terutama bagi kaum perempuan dan akses yang adil pada
pendidikan dasar dan berkelanjutan bagi semua orang dewasa
• menghapus disparitas gender di pendidikan dasar dan menengah menjelang tahun 2015, dan mencapai persamaan gender dalam pendidikan
menjelang tahun 2015 dengan suatu fokus jaminan bagi perempuan atas akses penuh dan sama serta prestasi dalam pendidikan dasar dengan kualitas
yang baik,
• memperbaiki semua aspek kualitas pendidikan dan menjamin keunggulan sehingga hasil-hasil belajar yang diakui dan terukur dapat diraih oleh
semua, terutama dalam keaksaraan, angka dan keterampilan hidup yang penting.
TUJUAN PEMBANGUNAN MILLENIUM YANG BERFOKUS PADA
PENURUNAN ANGKA KEMISKINAN DAN PEMBANGUNAN 2000

• Perhatian utama pemerintah dan lembaga-lembaga multilateral secara global saat ini adalah penurunan angka kemiskinan.
Tujuan Pembangunan Milenium ditetapkan dalam Pertemuan Puncak Pembangunan Milenium PBB (September 2000) dan
telah didukung oleh Bank Dunia dan 149 kepala negara. Dua tujuan pertamanya adalah:
1. Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan yang Ekstrem
2. Mencapai Pendidikan Dasar Universal.
• Kerangka Aksi Dakar menekankan adanya hubungan yang erat antara pemberantasan kemiskinan dan pencapaian pendidikan
untuk semua :
 Pasal 5 : Tanpa kemajuan yang pesat menuju pendidikan untuk semua, target yang disetujui secara nasional dan
internasional. Untuk penurunan angka kemiskinan tidak akan tercapai dan ketidaksetaraan antara negara-negara dan di
dalam masyarakat akan melebar.
 Pasal 6: “Pendidikan merupakan kunci keberlangsungan pembangunan...”
PERBANDINGAN DOKUMEN-DOKUMEN NASIONAL DAN
INTERNASIONAL TENTANG PENDIDIKAN INKLUSIF DI INDONESIA

• Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Marusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berbudi luhur, sehat, berilmu, cerewet, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab”.
• Perbandingan yang terjadi antara dokumen nasional dan internasional kebijakan pendidikan inklusif
adalah terletak pada acuan yang menjadi pemikirn oleh pihak dunia dimana hak asasi manusia yang
menjadi factor utama dalam pembentukan suatu pendidikan inklusif di dunia. Sedangkan di Indonesia
lebih ke dalam pengimplementasian system pendidikan yang tertuang dalam undang-undang.
!!! THANK YOU !!!

Anda mungkin juga menyukai