Anda di halaman 1dari 24

HARAM

DALAM
MAKANA
N
Rhamadhani khoirunnisa 20421032
Template by slidesgo
Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 172-
173

172.Wahai orang-orang yang beriman!


Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami
berikan kepada kamu dan bersyukurlah ۟ ‫ت َما َر َز ْق ٰ َن ُك ْم َوٱ ْش ُكر‬
ِ ‫ُوا هَّلِل‬ ۟ ُ‫وا ُكل‬
ِ ‫وا مِن َط ِّي ٰ َب‬ َ ‫ٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱلَّذ‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن‬
kepada Allah, jika kamu hanya menyembah
َ ‫إِن ُكن ُت ْم إِيَّاهُ َتعْ ُب ُد‬
‫ون‬
kepada-Nya.
173.Sesungguhnya Dia hanya
mengharamkan atasmu bangkai, darah, ‫ير َو َمٓا أ ُ ِه َّل ِبهِۦ‬ ِ ‫ِنز‬ِ ‫ٱلد َم َولَحْ َم ْٱلخ‬
َّ ‫ ْٱل َم ْي َت َة َو‬2‫إِ َّن َما َحرَّ َم َع َل ْي ُك ُم‬
daging babi, dan (daging) hewan yang َّ‫اغ َواَل َعا ٍد َفٓاَل إِ ْث َم َع َل ْي ِه ۚ إِن‬ ُ
ٍ ‫ل َِغي ِْر ٱ ِ ۖ َف َم ِن ٱضْ طرَّ َغي َْر َب‬
‫هَّلل‬
disembelih dengan (menyebut nama) selain 2‫ٱهَّلل َ َغفُو ٌر رَّ حِي ٌم‬
Allah. Tetapi barang siapa terpaksa
(memakannya), bukan karena
menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun,
Maha Penyayang.
TAFSIR
PERKATA
Pengakuan terhadap nikmat

0
dengan menyampaikan
۟ ‫َوٱ ْش ُكر‬
ِ ‫ُوا هَّلِل‬
pujian terhadap pemberi
nikmat, “ sesungguhnya
jika kamu bersyukur,
0 Penggunaan nikmat dalam
hal-hal yang di ridhai

Syukur adalah pengakuan terhadap nikmat


Dengan suatu bentuk pengagungan.
Syukur terbagi dalam dua bentuk.
1 niscaya Aku akan
menambah (nikmat)
kepadamu 2
Allah.
WAMA UHILLA
BIHI
LIGHAIRILLAH
Penyembelihan diartikan dari kata “ihlal” yg berarti
mengeraskan suara.
Asal makna “ihlal” berarti mengeraskan suara saat melihat
hilal.kemudian digunakan untuk menyebutkan pengerasan
suara secara umum.
Maksud ayat tersebut bahwa Allah mengharamkan bagimu
hewan yang disembelih untuk berhala dan thagut serta
penyebutan selain nama Allah padanya.
idhthurr
a
Maksudnya diperkenankan memakannya
dalam kondisi darurat dan terpaksa memakan
yang diharamkan Allah.
ADIN
BAGHIN secara bahasa artinya
menginginkannya. Dari kata baghin artinya
orang yg mencari kemaikan maupun keburukan.
Serupa dengan ungkapan hadits yg artinya “ Hai
At Thabari mengatakan : «diantara pendapat-
pencari kebaikan, datanglah”.
pendapat ini yg paling tepat adalah pendapat
Namun, disini secara khusus dimaksudkan bagi
kalangan yg mengatakan bahwa yg dimaksud
orang yang menghendaki keburukan.
dengan ‘Tetapi barang siapa terpaksa
ADIN isim fail dari asal kata “Udwan” yg
(memakannya),bukan karena menginginkannya’
berarti dzalim dan melibihi batas.
Adalah ia makan yg haram baginya untuk
memakannya, ‘dan tidak pula melampaui batas’
dalam memakannya sementara ia masih bisa
mendapatkan makanan yg dihalalkan Allah
baginya.»
MAKNA GLOBAL

Allah memerintahkan hamba-hambanya yg beriman


untuk menikmati kehidupan ini dengan apa saja yg di Allah menjelaskan makanan apa
halalkan-nya bagi mereka seperti usaha yg halal, saja yg diharamkan bagi mereka
rezeki yg baik, dan barang yg bermanfaat, serta
hendaknya mereka menyantap makanan-makanan
lezat yg di halalkan-nya.
Munasabah
AYat
Dalam ayat sebelumnya, Allah SWT menjelaskan keadaan orang-orang
yg membuat sekutu sekain Allah, mereka mencintai sekutu itu seperti
kecintaan kepada Allah, dan mensinyalir bahwa yg menyebabkan
mereka melakukan itu adalah kecintaan terhadap materi duniawi dan
keterkaitan kepentingan rakyat dengan kepentingan pemimpin dalam hal
rezeki dan kedudukan.
Allah menyampaikan kepada seluruh umat manusia bahwa hendaknya
merekan memakan makanan-makanan yg ada di bumi. Karena Allah
telah memperkenankan bagi mereka semua anugrah dan keberkahan
bumi dengan syarat harus halal dan baik.
“ Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yg halal dan baik yg
terdapat dibumi”
Ragam qiraah
Jumhur Ulama membaca “innama harrama alaykumul maytata waddama” yaitu dengan bentuk
kata kerja aktif beserta fail nya, harrama “Allah mengharamkan” dan bangkai dari kata maitah
tanpa tasydid.

Sementara Abu Ja’far bin qa’ qa’ membacanya dengan pasif hurrima “diharamkan”, dan tasydid
pada pada mayyitah sehingga menjadi “diharamkan bagimu bangkai”.
Al- qurtubi mengatakan tasydid dan tanpa tasydid pada mayyit dan maytah merupakan dua dialek
arab yg sama fasihatnya.
Ragam
qiraah
Yang paling masyhur menurut ahli bahasa bahwa
“mayit” tanpa tasydid untuk menyebutkan orang yg
benar-benar sudah mati.
Penggunaan dengan tasydid dikhususkan untuk
orang yg akan mati.
Makna diatas seperti Quran surah Az-Zumar ayat 30.
Ragam
I’rab
Firman Allah Swt. “Inkuntum iyyahu ta’budun” merupakan jawab syarat yang dibuang
yang menunjukkan pada kalimat sebelumnya.

Perta Kedu
firman Allah Swt. “Innama
ma
harrama”. Innama
mencakup suatu amal yang
a
Firman Allah Swt,
“Ghayra baghin,” bentuk
nashab karena menjadi hal
Imam Al-Qurthubi
berkata, kata
merupakan huruf yang ( keterangan kondisi) “Ghayra” adalah
memiliki faidah sebagai sementara kata “Adin” bentuk nashab
hasr, sementara kata adalah bentuk ma’thuf karena menjadi hal.
“maytah,” menjadi maf’ul pada kata “Baghin” dan Ada juga yang
pada kata “muharrama” jika dibaca menjadi: ia berpendapat sebagai
artinya, segala sesuatu baghiyan dan ia adiyan. istisna.
yang di haramkan bagi
kalian kecuali bangkai…,
dan seterusnya.
TAN
TAFSIR
Pertama, maksud dari kalimat”rezeki yang baik-baik” adalah rezeki
yang halal”. Maka, setiap yang dihalalkan Allah, itulah yang dimaksud
rezeki yang buruk.
Kedua, Abu Hayam mengulas, ketika Allah Swt. memperbolehkan
kepada hamba-Nya untuk memakan apa saja yang berada diatas
permukaan bumi selama itu halal dan baik, sementara yang halal sangat
banyak, Dia jua menjelaskan kepada mereka makanan yang diharamkan
karena jumlahnya lebih sedikit daripada yang halal. Kemudian, setelah
Allah Swt. menjelaskan makanan yang diharamkan, maka jenis
makanan yang lain kesemuanya adalah halal.
Ketiga, terkait firman Allah,”dan bersyukurlah kepada Allah(Q.S.Al-
Baqarah[2]:172). Dalam rangkaian ayat ini ada perpindahan kata ganti
dari orang pertama.
TAN
TAFSIR
Keempat, rangkaian kalimat dalam firman Allah”sesungguhnya Allah
hanya mengharamkan bagimu, bangkai, darah, daging babi,” terdapat
mudhaf yang dibuang. Jika disebutkan, maka redaksi kalimatnya adalah
makan bangkai, makan darah dan makan daging babi. Hal ini sama
dengan firman Allah,”Dan Tanyakanlah kepada penduduk
desa(Q.S.Yusuf[12]:82)” yang dimaksudnya adalah penduduk desa.
Al-Alusi berkata, disebutkannya kata haram pada suatu benda
menunjukkan atas haramnya binatang yang mati dari segala sisi”. Abu
Su’ud berkata: Disebutnya kata”daging babi” secara khusus padahal
seluruh anggota badannya diharamkan, adalah karena daging
merupakan bagian yang utama dan paling sering dimakan orang,
sementara bagian yang kain hanya mengikuti pada bagian yang utama,
yaitu daging.
Kandungan hukum
1. Apa yg diharamkan hanya sebatas memakannya ataukah
memanfaatkannya?

Sebagian ulama berpendapat, yg diharamkan hanya sebatas


memakannya. Berdasarkan firman Allah “makanlah dari sebaik-baik
rezeki yg kami berikan kepadamu” (2:172)

Al-Jashash berpendapat, bentuk haram yg terdapat dalam ayat ini


meliputi segala bentuk upaya memanfaatkannya. Tidak diperbolehkan
memanfaatkan apa saja yg berasal dai bangkai kecuali jika ada dalil yg
menjelaskan hal itu dn wajib kita terima.
Kandungan hukum
2. Apa hukum Bangkai Belalang & Ikan ?

Hukum bangkai adalah HARAM berdasarkan ketetapan nash dan Qathi’,


tetapi ada beberapa hadits yg mentakhshish nya. Yakni Sabda Rasulullah
“Dihalalkan untuk kita dua bangkai dan macam darah, yaitu bangkai
ikan & belalang, Hati & Limpa”
Di dukung juga dengan sabda rasulullah “Laut itu suci airnya dan halal
bangkainya’”
Menurut pandangan Imam Malik hanya menghalalkan bangkai ikan dan
tidak menghalalkan belalang.
Kandungan hukum
3. Bagaimana hukum janin yg terdapat dalam perut, sementara
induknya disembelih ?
Menurut Abu Hanafi berpendapat TIDAK BOLEH DIMAKAN, kecuali
kalau janin tersebut keluar dalam keadaan hidup kemudian disembelih
juga. Jika mati dalam perut sudah menjadi bangkai.
Imam Syafi’I berpendapat BOLEH DIMAKAN, karena ia dihukumi
sama dengan induknya yg sudah disembelih.
Imam Malik berkata: kalau kondisi janin sudah sempurna kejadiannya
dan bulunya juga sudah tumbuh,maka boleh dimakan. Jika tidak
demikian, maka tidak boleh.
Al-Qurtubi berkata : apabila janin keluar dalam kondisi sudah mati
setelah induknya disembelih, maka boleh dimakan, karena posisinya
sebagai salah satu anggota badan induknya.
Kandungan hukum
4. Apakah diperbolehkan memanfaatkan bangkai selain dimakan?

Atha’ berpendapat, memanfaatkan gajih dan kulitnya bangkai


hukumnya BOLEH. Seperti untuk meminyaki perahu dan kulitnya
disamak.
Mayoritas Ulama berpendapat, memanfaatkan bangkai hukumnya
HARAM. Sebagai landasannya adalah firman Allah “Diharamkan
bagimu bangkai”
Kandungan hukum
5. Bagaimana hukum darah yg masih menempel pada urat dan daging?

Menurut ijma’ Ulama, Apa yg tercampur dengan daging tidak


dianggap haram. Demikian juga dengan Hati dan Ampela, meskipun
keduanya termasuk bagian dari jenis darah.
Al-Qurtubi berpendapat, darah adalah haram selama tidak
bercampur dengan daging dan urat-urat. Aisya pernah berkata,
“Pada masa Rasulullah SAW., kami pernah memasak (daging)
dalam kuali, dan ketika kuali itu mendidih (tampak warna)
kekuning-kuningan dari warna darah, kemudian kami memakannya
dan kamu juga tidak mengingkarinya.”
Kandungan hukum
6. Bagian mana yg diharamkan pada babi?

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa yg diharamkan adalah daging


babi.
Sebagian golongan Zhahiriyah berpendapat bahwa yg
diharamkannya hanya pada dagingnya saja, tidak termasuk gajihnya.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa gajihnya juga haram karena
daging itu meliputi gajih. ( pendapat yg benar)
Adapun Allah menyebut “daging” secara khusus untuk
menunjukkan bahwa yg diharamkan itu dzatiyah bsbi iyu sendiri,
baik disembelih sesuai syariat islam atau tidak.
Kandungan hukum
Berkaitan dengan memanfaatkan bulu babi, Imam Abu
Hanifah dan Malik berpendapat boleh, Imam Syafi’I tidak
memperkenankan, sedang Abu Yusuf menyatakan Makruh.
Al-Qurtubi berkata, tidak diperselisihkan lagi bahwa
seluruh anggota badan babi haram kecuali bulunya yg boleh
dimanfaatkan oleh tukang jahit kulit, sebab cara seperti itu
berlangsung sejak zaman Rasulullah.
Kandungan hukum
7. Sejauh manakah orang yg dalam kondisi terpaksa diperbolehkan
memakan bangkai?

Imam Malik berpendapat, boleh makan sampai kenyang sebab


keadaan terpaksa telah menghilangkan keharaman sehingga hukum
bangkai menjadi halal baginya.
Mayoritas Ulama berpendapat, tidak boleh memakannya hingga
kenyang karena dibolehkannya dalam keadaan terpaksa. Dengan
begitu harus diukur sesuai dengan kadar kebutuhannya saja.
kesimpulan
1.orang-orang yang beriman diperbolehkan memakan makanan
yang baik-baik selama didapat dari hasil usaha yang
diperbolehkan (syariat).

2.begitu banyak nikmat Allah Swt.yang sudah dilimpahkan


sehingga tidak lagi mampu dihitung.Untuk itu,wajib bagi orang-
orang beriman agar mensyukuri nikmat tersebut.

3.Ikhlas dalam melaksanakan ibadah kepada Allah menjadi


karakteristik orang mukmin yang benar (keimanannya).

4.Allah mengharamkan bagi Hambanya segala hal yang buruk dan


menghalalkan bagi mereka segala hal yang baik.Kelima,orang
yang dalam kondisi terpaksa,ia diperbolehkan memakan sesuatu
yang diharamkan Allah Swt.,seperti bangkai dan yang lainnya.
Hikmah
tasyri’
Hikmah dibalik penetapan Haram pada bangkai adalah karena
didalamnya mengandung banyak bahaya. Adakalanya
kematian binatang itu karena sakit atau berpenyakit yg
merusak tubuhnya sehingga menjadi sebab kematiannya, dan
adakalanya karena sebab lain sehingga binatang tersebut mati
secara mendadak. Maka terkandung banyak bakteri sehingga
dikhawatirkan jika memakannya bakteri bangkai tersebut
berpindah ke tubuh orang yg memakannya. Apalagi daging
babi haram untuk dimakan karena dianggap kotor.
Thanky
ou!!

Anda mungkin juga menyukai