Anda di halaman 1dari 22

SPEKTROFOTOMETER

SERAPAN ATOM

Disampaikan
Pada Seminar Aplikasi Metoda AAS dan HPLC dengan Sistem Post-Column, 15
Februari 2007 di Hotel Indra Puri, Bandar Lampung
Teori Dasar Instrumen
Oleh : R. Supriyanto

Pengertian dasar
Spektroskopi : Ilmunya
Spektrometri : Metodanya
Spektrometer : Instrumennya
Spektroskopi:
Spektrometri molekuler (UV-Vis,IR,MS)
Spektrometri atom (SSA,ICP)
Disampaikan
Pada Seminar Aplikasi Metoda AAS dan HPLC dengan Sistem Post-Column, 15
Februari 2007 di Hotel Indra Puri, Bandar Lampung
Model Atom Bohr
h
+ Energi

P+ e- h P+
e-
P+
e-

Keadaan dasar Keadaan Keadaan dasar


tereksitasi
Eksitasi DECAY

Bila suatu atom menyerap energi maka Ion bermuatan


elektron kulit terluar dari atom tersebut akan
positif
mengalami disosiasi sempurna
Model Atom Bohr
Diagram Tingkat Energi
Absorpsi Emisi
atom Ionisasi/eksitasi ionik/atom
Ion keadaan tereksitasi
ion emission 4
Ion keadaan dasar
energi

Keadaan tereksitasi 3
Emisi atom
1 2
Keadaan dasar
ionisasi
eksitasi
Persamaan Planck:
E = h dimana, E = energi (atau disebut juga enegi
foton)
and  = c/
h = konstanta Planck’s
 = frekuensi
 E = hc/
 = panjang gelombang
c = kecepatan cahaya
Teori terjadinya Serapan Atom

#Metoda Nyala(FAAS)
#Metoda Elektro termal(GFAAS)

Nyala

h

Monokromator
Lampu katoda
berongga Detektor

Sampel masuk
Sumber Cahaya

Lampu Katoda Berongga (LKB)


 Adalah jenis lampu yang menghasilkan emisi
spesifik dari setiap atom logam.
 Elektron atom logam tereksitasi ke tingkat energi
yang lebih tinggi, kemudian kembali ke tingkat
energi yang lebih rendah dengan melepaskan
energi berupa cahaya spesifik.
E’ (diukur dengan detektor)

Atomizer M Excita
tion
M*

Atomisasi

MX
Atom-atom dari analit berada dalam
Penguapan E (=h)
fase gas. Ion-ion/ atom-atomnya (MX)n Dari LKB
akan mengalami pelarutan dan
Desolvasi
penguapan pada suhu tinggi. -
M(H2O)m,X

FAAS: Udara-Asetilena / Nitrogen oksida-


Asetilena  hanya untuk analisis larutan
GFAAS: tungku elektrotermal  sampel
larutan, ‘pasta dan padatan
Apa yang terjadi di dalam
atomizer
E’ (diukur oleh detektor)
serapan atom
M* Ion keadaan tereksitasi
asii
M Eeksit
Atomisasi Ion keadaan dasar

energi
MX Keadaan tereksitasi
Penguapan E (=h)
Keadaan dasar
(MX)n from HCL ionisasi
eksitasi
Desolvasii
-
M(H2O)m,X

 Cahaya (energi) dari LKB diserap


Monokromator
 Terdiri dari grating difraksi (pemecahan cahaya), celah, dan
lensa cembung. Sumber energi memancarkan radiasi dengan
spektrum melebar ditunjukkan dengan garis-garis berwarna
dari lampu ke grating.

Skema monokromator
Detektor
 Mengubah foton menjadi signal listrik
 Terdiri dari fotokatoda dan beberapa seri dinoda di dalam
sebuah gelas kedap udara. Ketika foton dengan cukup energi
melewati fotokatoda, fotokatoda mengeluarkan fotoelektron
berkaitan dengan efek fotoelektrik
 Penguat tergantung pada jumlah
dinoda dan kenaikan tegangan.
 Penguatan signal listrik yang dapat
terukur, terkumpul pada anoda
pada tegangan dasar

Skema detektor photo multi tube


Keunggulan dari
GFAAS vs. FAAS
 Atomisasi lebih efisien daripada nyala (flame)
 Dapat mengukur sampel dalam jumlah yang relatif kecil
 Mengkondisikan lingkungan reduksi untuk lebih mudah
mengoksidasi unsur-unsur
 Sampel langsung diletakkan di dalam tungku grafit

dan tungku dipanaskan dengan listrik dalam


beberapa tahap untuk mengeringkan sampel,
pengabuan dan menguapkan, atomisasi
Ringkasan
LKB mengemisikan energi yang spesifik
Nyala
yang hanya dapat diserap oleh unsur
berukuran partikel
h
 Analisis unsur tunggal
Lampu Monokromator
KAtoda
Detektor Hukum Beer
Berongga Sampel
masuk E = (E –E’) = abc a = coefficient of absorption
 c = E /ab b = length of burner head
c = element concentration
 cI
E’
Atomic detektor)  AA
Absorption
(diukur ooleh I = intensity,  

M* Serapan atom
si
Ion keadaan tereksitasi
M Eksita
Atom,isasi
Ion keadaan dasar

energi
MX
Keadaan Tereksitasi
Penguapan E (=h) h
(MX)n Dari LKB Keadaan Dasar
ionisasi
Desolvasi eksitasi
-
M(H2O)m,X

Proses yg terjadi pada nebuliser dalam burner SSA


Teori ICP-AES Mengukur emisi cahaya selama atom-
atom yang tereksitasi kembali ke
keadaan dasar
Emisi Atom  ICP
 Analisis banyak unsur

plasma
By Beer’s Law
Monokromator/ Detektor
Polikromator
Ei = hi = bc  = coefficient of emission
b = length of burner head
Sampel masuk
 c = Ei / b c = element concentration
Ii = intensity,  Ei
 cIi i= 1,2,3,4, …. n
si
eksita M+ *
M+ h2 Emisi atomik/ionik
Decay
Ionization tion
Excita M* Ion keadaan tereksitasi
M
Decay Emisi ion 4
Atomization h1

energy
Ion keadaan dasar
MX 3
Keadaan Tereksitasi
Vaporization
1 2
(MX)n Keadaan Dasar Emisi atom
Desolvation
-
M(H2O)m,X
Proses yg terjadi pada nebiliser ICP
Batas Pengukuran
AA vs. ICP-AES :
Batas Pengukuran
ICP-AES Flame AAS GFAAS
Tingkat Pengukuran
Sangat baik untuk Sangat baik untuk Sempurna untuk
Batas Deteksi
kebanyakan unsur beberapa unsur beberapa unsur
Rentang pengukuran 105 – 10 6* 103 103
Ketepatan
wkt pendek 0.3 - 2%** 0.1 - 1% 1 - 5%
wkt lama (>4 hrs) < 5%

Ketarangan:
Untuk membandingkan jenis dari ICP-AES, FAAS dan GFAAS dalam pasaran
* Bisa mencapai pada10 8 denagn rentang tambahan
** Peningkatan ketepatan dengan penggunaan standar-satndar internal
AA vs. ICP-AES :
Matrix & Pengganggu
ICP-AES Flame AAS GFAAS
Gangguan
Spektral Umum Hampir tidak ada Beberapa
Chemical (matrix) Hampir tidak ada Banyak Banyak
Ionisasi Minim Beberapa Minim
Padatan terlarut
( toleransi konsentrasi 2 - 30% 0.5 - 3% > 20%
maksimium)
Analisis semi
Ya dan Mudah Tidak Tidak
kuantitatif

Ketarangan:
Untuk membandingkan jenis dari ICP-AES, FAAS dan GFAAS dalam pasaran
* Bisa mencapai pada108 denagn rentang tambahan
** Peningkatan ketepatan dengan penggunaan standar-satndar internal
AA vs. ICP-AES :
Kecepatan dan Biaya
ICP-AES Flame AAS GFAAS
Jumlah > 75 > 68 > 50
5-30 15 4
Analisis sampel unsur/menit/samp detik/unsur/sam menit/unsur/sa
el pel mpel
Pemakaian sampel tinggi sangat tinggi sangat rendah
Pengerjaan rutin mudah mudah mudah
dibutuhkan dibutuhkan
Pengembangan metode mudah
ketrerampilan keterampilan
Pengerjaan tanpa kendali ya tidak ya
Pembakaran gas tidak ya tidak
Lampu katoda berongga /
Lampu dicharge tanpa tidak ya ya
elektroda (EDL)
Biaya kapital tinggi rendah sedang/tinggi
Biaya operasi sampel affortable rendah tinggi

Remarks:
Untuk membandingkan jenis dari ICP-AES, FAAS dan GFAAS pada pasaran
Pengganggu & Pemecahannya
Teknik Jenis Pengganggu Metode Pemecahannya
Flame AAS Ionisasi Penyangga ionisasi
Kimia Pelepasan agen atau nyala api nitrogen oksida -
asetelina
Fisika Penggunaan bahan acuan (refren material, atau
metoda adisi
GFAAS Fisika dan Kimia Tungku standar platform (STPF), standar adisi

Serapan molekul Zeeman atau koreksi latar belakang koreksi

Spektra Koreksi latar belakang Zeeman


ICP-OES Spektra Koreksi latar belakang atau pengubahan bentuk
analisis
Matriks Standard Internal
ICP-MS Spektra Koreksi antar unsur (IEC), pengunaan bahan
pengganti, sistem resolusi tinggi atau pereaksi/
teknologi perombakan sel
Matriks Standard Internal
Aplikasi
# Teknik Penentuan Tembaga pada pelapisan logam

Unsur
Multi-Unsur Radial/Axial ICP-
Kriteria Flame AAS tunggal ICP-MS
GFAAS OES
GFAAS

Batas pengukuran     
Akurasi/presisi     
Rentang konsentrasi        
Volume sampel     
Unsur-unsur per
sampel     
Analisis Sampel     
Biaya            

Sumber: Choosing The Right Trace Element, R. Thomas, Today’s Chemist at Work, Vol 8, No. 10, 42-48
Aplikasi
 Teknik Penentuan Timbal dan Kadmium di dalam Darah

Unsur tunggal Multi-Unsur Radial/Axial


Kriteria Flame AAS ICP-MS
GFAAS GFAAS ICP-OES

Batas Deteksi     
Akurasi/ ketepatan     

Rentang konsentrasi       
Volume Sampel     

Unsur-unsur per
sampel    
Analisis sampel     
Keahlian operator       
Biaya pembelanjaan        
Sumber: Choosing The Right Trace Element Technique, R. Thomas, Today’s Chemist at Work, Vol 8, No. 10, 42-48
Aplikasi Lain
 Keracunan Pb : analisis Zn dan Pb di
dalam rambut manusia
 Analisis Se and Hg analysis di dalam
makanan laut, diantaranya ikan,
kerang dan lain-lain.
Keunggulan AA dari ICP-AES
 Rentang pengukuran yang lebih luas
 Mengukur dari tingkat ppm hingga sub-ppb (FAAS + GFAAS)
 Biaya operasi yang murah
 Penggunaan bahan bakar : Asetilena vs. Argon
 Kemampuan operator : lebih sederhana (tdk hrs ahlinya)
 Waktu pelatihan : lebih singkat (penggunaan sederhana)
 Waktu pengembangan metode : lebih cepat (terprogram)
 Perawatan : tidak rumit
 Catatan: murah bila analisis dalam jumlah banyak dan merupakan
pekerjaan rutin
ta n y a
n m a
 Pengganggu spektra  “ Relatif tidak terjadi” a n d a
ta n g al i t ik
A AS a n
orang

Anda mungkin juga menyukai