BURHANI
Asyifa Fauziyah (21106040044)
Dalam istilah logika, burhani, berarti aktivitas dalam rangka menentapkan proposisi ( ) قـضیةmelalui
metode penyimpulan ( ) إستنتاجdengan mengaitkan satu proposisi dengan proposisi lain yang diperoleh
tanpa berfikr panjang yang kebenarannya terbukti secara aksiomatik.
Jadi intinya, Burhani merupakan aktivitas berpikir untuk menetapkan kebenaran dari premis-premis
melalui metode pengambilan kesimpulan (konklusi). Metode burhani dapat disepadankan dengan
silogisme dalam ilmu logika atau ilmu mantiq. Dengan menghubungkan antara premis-premis yang
tidak diragukan kebenarannya, kesimpulan atas sesuatu dapat diperoleh. Metode burhani disebut juga
sebagai metode aqli atau rasional.
Metode
Epistemologi Burhani
Abid Al-Jabiri lebih menggunakan sebagai predikat untuk menyebut terhadap
sistem pengetahuan dengan metode yang khas dan menentukan adanya
pandangan dunia tersendiri. Jadi, sistem pengetahuan burhani adalah
mempostulasikan metodologi dan rasionalisasi dengan menjungung tinggi
kekuatan natural manusia yang berupa indera, pengalaman dan akal dalam
upaya mencapi pengetahuan dan kebenaran tersebut.
Tahap pertama, Pengertian Tahap kedua, Pernyataan Tahap ketiga, Penalaran. Pada
(ma’qulat), merupakan proses (‘ibarah) adalah upaya tahap ini dilakukan dengan
awal yang letaknya berada mengekspresikan pengertian merangkai silogisme. Sebuah
dalam pikiran, di sinilah tersebut dalam kalimat, yang silogisme harus terdiri dri dua
sebenarnya terjadi disebut denga proposisi proposisi yang kemudian
pengabtraksian, yakni (qadiyyah). disebut premis mayor untuk
merupakan aktivitas berpikir premis yang pertama dan
atas realitas yang berasal dari premis untuk premis yang
pengalaman, pengindraan dan kedua, yang keduanya saling
penalaran untuk mendapatkan berhubungan dan darinya
suatu gambaran ditarik kesimpulan logis
Syarat Premis
Agar terhindar dari kesalahan atau sesat pikir dalam mengambil kesimpulan,
perlu dipastikan bahwa premis-premis yang digunakan dalam penalaran
tersebut adalah premis yang benar dan valid. Sebagai contoh pernyataan
bahwa semua makanan yang memabukkan adalah haram, diakui kebenaran
pernyataannya berdasarkan hadits. Kemudian premis bahwa jamur
psilocybe cubensis adalah memabukkan, kebenarannya bedasarkan temuan
ilmiah para ahli. Jadi kedua pernyataan yang dijadikan premis-premis harus
dipastikan terlebih dahulu kebenarannya. Barulah kemudian dirtarik sebuah
kesimpulan. Dalam menarik kesimpulan tentu saja menggunakan syarat-
syarat yang telah diuraikan dalam ilmu logika khususnya bab silogisme.
Lorem ipsum dolor sit amet, animal conceptam te his, legimus inimicus dissentiet at sed, cum an idque
possit percipitur. Reque accusamus has cu. Eam ex eros utinam, ut alii saepe dignissim usu. Lorem
Lorem ipsum dolor sit amet, animal conceptam te his, legimus inimicus dissentiet at sed, cum an idque
possit percipitur. Reque accusamus has cu. Eam ex eros utinam, ut alii saepe dignissim usu. Lorem
Giant
Template
Lorem ipsum dolor sit amet,
animal conceptam te his,
legimus inimicus dissentiet at
sed, cum an idque possit
Giant
Template