Anda di halaman 1dari 16

DINAS PENGELOLAAN BANGUNAN &

TANAH PEMERINTAH
KABUPATEN KAMPAR
DASAR HUKUM
PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
● Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
● Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
● Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan Barang Milik Daerah
Barang Milik Daerah
Pasal 1 angka 2 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014

Barang Milik Daerah adalah semua barang yang :


1. dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau ( Pasal 2 ayat
(1) )
2. berasal dari perolehan lainnya yang sah.
● barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis ;
● barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak
● barang yang diperoleh sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
● barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum
tetap
(Pasal 2 ayat (2) )
Ruang Lingkup Pengelolaan Barang
Milik
Pasal 3 Ayat(2) PP No. 27 Tahun 2014
❖ Pengelolaan Barang Milik Daerah meliputi :
a. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran
b. Pengadaan
c. Penggunaan
d. Pemanfaatan
e. Pengamanan dan pemeliharaan
f. Penilaian
g. Pemindahtanganan
h. Pemusnahan
i. Penghapusan
j. Penatausahaan dan pembinaan
k. Pengawasan dan Pengendalian
DASAR PEROLEHAN TANAH ASET
PEMERINTAH KABUPATEN
KAMPAR
a. Tanah peninggalan Pemerintah Kota Praja pada zaman Belanda yang terdiri dari :
▪ Tanah Eigendom Gemeente de Soerabaja
▪ Tanah Besluit
b. Pengadaan tanah yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan mekanisme
:
▪ Pelepasan hak atas tanah dengan memberikan ganti rugi (pembebasan)
▪ Tukar-Menukar/Ruislag
c. Bekas Tanah Kas Desa
d. Penguasaan atas tanah–tanah ex-perusahaan milik asing dan penguasaan atas dasar
hubungan hukum antara Pemerintah Kota Surabaya dengan pihak lain.
e. Hibah dari pihak ketiga, antara lain :
▪ Penyerahan prasarana lingkungan, utilitas umum dan fasilitas social dari perusahaan
pembangunan perumahan
▪ Hibah non fasum termasuk dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi
PEMANFAATAN BARANG
MILIK DAERAH
Bentuk Pemanfaatan Tanah

1. Sewa;
2. Pinjam Pakai;
3. Kerja Sama Pemanfaatan;
4. Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna; atau
5. Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur;
6. Izin Pemakaian Tanah.
7. HGB di atas HPL
PENGAMANAN
BARANG MILIK DAERAH
Siapa yang melakukan Pengamanan
Barang Milik Daerah ??

Berdasarkan Pasal 296 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19
Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah yang
berbunyi :

“Pengelola Barang, Pengguna Barang dan/atau kuasa Pengguna Barang


WAJIB melakukan Pengamanan Barang Milik Daerah yang berada dalam
penguasannya”
BENTUK PENGAMANAN BARANG MILIK DAERAH

Pengamanan
Fisik

Pengamanan
Pengamanan
Barang
Milik
Administrasi
Daerah
Pengamanan
Hukum
PENANGANAN SENGKETA ASET
PEMERINTAH KABUPATEN
KAMPAR
PERMASALAHAN ASET PEMERINTAH
a. Penyerobotan Tanah
▪ Tanah aset di Jl. Tanjungasari No. 16 A

b. Pemanfaatan Tanah
▪ Perebutan penerbitan Izin Pemakaian Tanah antar para pihak

c. Tumpang Tindih Alas Hak Kepemilikan Tanah


▪ Tumpang Tindih Tanah Aset Pemerintah Kota Surabaya yang terletak di Kelurahan Bulak Banteng
Kecamatan Kenjeran dengan TNI AL

d. Kepemilikan Tanah dan Bangunan


▪ SDN Ketabang Jl. Ambengan No. 29 Surabaya

e. Pemanfaatan Bangunan
• Pemanfaatan Bangunan yang telah diterbitkan Surat Izin Penghunian oleh Kantor Urusan Perumahan
Surabaya
PENANGANAN SENGKETA TANAH & BANGUNAN
□ NON LITIGASI
a. Negosiasi antara Pmerintah Kota dengan Para Pihak
b. Mediasi dengan bantuan penyelesaian oleh Jaksa Pengacara Negara
c. Laporan Kepolisian
□ LITIGASI
Melakukan upaya hukum melalui lembaga peradilan
STUDI KASUS
PEMBUATAN SURAT KETERANGAN LAPORAN PIDANA :
RIWAYAT PEMBTANAH
UATAN TIDAK SESUAI
S U RAT ❖ Pasal 242 KUHP
DENGAN
K E T E R ADATA
N G A N RIWAYAT TANAH ❖ Sumpah palsu dan Keterangan Palsu, ancaman Pidana paling lama 7 (tujuh) tahun
T IDAK S E S UA I D E N G A N DATA ❖ Pasal 263 KUHP
Pemalsuan Surat ancaman Pidana paling lama 6 (enam) tahun
❖ Pasal 264 KUHP
Pemalsuan Surat, ancaman Pidana paling lama 8 (delapan) tahun
❖ Pasal 266 KUHP
Menyuruh memasukkan keterangan palsu dalam suatu akta otentik paling lama ancaman
Pidana 7 (tujuh) tahun
❖ Pasal 274 KUHP
Pemalsuan Surat Keterangan, anacaman Pidana paling lama 2 (dua) tahun
❖ Pasal 385 KUHP
Penggelapan terhadap hak atas barang tidak bergerak, anacaman Pidana paling lama 4 (empat)
tahun
❖ Pasal 55 KUHP
Doen pleger (penyertaan)
STUDI KASUS
PEMBUATAN SURAT KETERANGAN LAPORAN GRATIFIKASI
RIWAYAT TANAH TIDAK SESUAI
DENGAN DATA
Menerima dan/atau Meminta uang dalam
❖ Pasal 12 huruf b ayat (1) Undang-Undang Nomor 20
Pembuatan Surat Keterangan Riwayat Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Tanah dan/atau Pengurusan Surat lainnya
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
.TERIMA
KASIH.

Anda mungkin juga menyukai