Anda di halaman 1dari 21

MODUL 8

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
BERBAHASA INDONESIA DI SD

KELOMPOK 3 :
 DANI RAMDIANSYACH
 MAGFIRA ISNA MAULIDA
MODUL 8
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
BERBAHASA INDONESIA DI SD
KEGIATAN BELAJAR 1
Model Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Lisan (reseptif-produktif)

A. KETERAMPILAN BERBAHASA

Pembelajaran bahasa Indonesia yang tentu saja mengarah pada kemampuan menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Oleh sebab pembelajaran yang dilaksanakan adalah
pembelajaran keterampilan berbahasa, bukan pembelajaran tentang Bahasa.
Untuk sampai pada bagaimana mengajarkan keterampilan berbahasa Indonesia, Anda perlu
memiliki penguasaan keterampilan berbahasa sebagai materi yang akan Anda latihkan kepada
siswa. Anda tentu sudah mengetahui bahwa bahasa dikelompokkan menjadi bahasa ragam lisan
dan ragam tulis
  Kedua ragam tersebut memiliki sifat reseptif dan sifat produktif. Perhatikan bagan berikut ini

Tabel 8.1.

Keterampilan Berbahasa dan Sifatnya

Keterampilan Berbahasa Sifat


Lisan Tulis
Menyimak Membaca Reseptif
Berbicara Menulis Produktif
Keterampilan berbahasa lisan (ragam lisan) meliputi menyimak dan berbicara.
Keterampilan berbahasa tulis (ragam tulis) adalah membaca dan menalis. Keterampilan
menyimak pada ragam lisan dan keterampilan membaca pada ragam tulis bersifat
reseptif Keterampilan berbicara pada ragam lisan dan keterampilan menulis pada
ragam tulis bersifat produktif (Tabel 8.1).
Sifat reseptif pada keterampilan berbahasa ini bermakna aktif memahami. Artinya,
seorang penyimak atau pembaca secara aktif berusaha memahami pesan, ide atau
pemikiran yang disampaikan oleh pembicara ketika ia menyimak sebuah pembicaraan,
atau ia aktif berusaha memahami pesan penulis ketika ia membaca sebuah tulisan.
Sifat produktif bermakna menghasilkan sesuatu yang berkaitan dengan bahasa Artinya,
seorang pembicara aktif menyampaikan pesan, ide atau pemikiran berbentuk
pembicaraan kepada orang lain (penyimak), atau seorang penulis aktif menyampaikan
pesan, ide atau pemikiran berbentuk tulisan kepada orang lain (pembaca).
Siswa atau anak usia SD memiliki karakter atau ciri-ciri sebagai berikut.

Karakter yang bersifat kelebihan anak


a. Anak-anak amat kreatif. Mereka dapat bercerita dan mengkhayalkan dunia
baru
b. Anak-anak dapat belajar secara tidak sadar. Belajar ini terjadi melalui
bermain.
c. Anak-anak dapat mengaitkan kegiatan dengan hal-hal nyata yang mereka
peroleh di rumah atau di sekolah
d. Anak-anak yang lebih tua dapat mengelompokkan, mengurunkan
menjodohkan, dan menggarobarkan/mendeskripsikan
Karakter yang bersifat kekurangan anak
a. Anak-anak tidak dapat memahami cara bahasa bekerja.
b. Anak-anak tidak dapat memahami kategori tata bahasa.
c. Anak-anak tidak dapat memahami konsep abstrak.
d. Anak-anak tidak dapat berkonsentrasi dengan baik dalam waktu
lama
Beberapa komponen penting pembelajaran
1. Silabus
Dikembangkan dengan berlandasan pada kurikulum yang berlaku. Terdapat prinsip-
prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan silabus yakni: ilmiah, relevan,
sistematis, memadai, aktual, dan konseptual, fleksibel dan menyeluruh
2. Masyarakat belajar
Belajar pada hakikatnya adalah kerja gotong royong. Hasil pembelajaran diperoleh
dari kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari saling memberi dan
menerima antarteman, antarkelompok, antara yang didalam kelas dengan yang di
luar kelas, antara yang tahu dan yang belum tahu.
Untuk melaksanakan pembelajaran bahasa dengan menggunakan kelas sebagai
sumber belajar perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini
a. kerja sama saling menunjang.
b. gembira,
c belajar dengan bergairah,
d. pembelajaran terintegrasi,
e. menggunakan berbagai sumber,
f. siswa aktif dan kritis,
g.guru aktif dan kreatif,
h.selalu melakukan refleksi
Adanya kerja sama antara guru-siswa, siswa-siswa, guru-orang tua, sekolah-masyarakat.
• Kerja sama guru-siswa terjadi ketika merancang pembelajaran, guru meminta
pandangan pendapat siswa tentang apa yang dibutuhkannya.
• Kerja sama siswa-siswa terjadi ketika melaksanakan aktivitas pembelajaran.
• Kerja sama guru-orang tua dan masyarakat terjadi ketika guru memanfaatkan orang
tua sebagai sumber belajar.
3. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Di dalam media terkandung informasi yang
dapat dikomunikasikan kepada orang lain. Segala sesuatu yang dapat
digunakan sebagai media pembelajaran antara lain orang, bahan, alat,
lingkungan, peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan
siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap. Media
pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis yakni, media
audio, visual, audiovisual, dan realia.
B. MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK DAN BERBICARA DI KELAS RENDAH
Pelaksanaan pembelajaran apapun, di manapun akan berjalan dengan lancar dan
berhasil dengan baik jika didahului dengan penyusunan strategi pembelajaran yang tepat.
Oleh karena itu, pengetahuan tentang komponen komponen yang diuraikan di atas sangat
penting untuk Anda kuasai agar dapat menyusun strategi pembelajaran dengan baik.
Sekarang perhatikan beberapa contoh Rencana Pembelajaran (RP), temukan letak manfaat
silabus. pa medianya, dan bagaimana pelaksanaannya.

C. MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK DAN BERBICARA DI KELAS TINGGI

Pelaksanaan pembelajaran di kelas tinggi tidak berbeda dengan di kelas rendah,


kalaupun ada perbedaan hanya terletak pada kompetensi dan kedalaman materi.
KB 2 Model Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Tulis (Resptif-Produktif)
A. PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS DI KELAS RENDAH
Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia tidak hanya menyentuh ranah kognitif
siswa tetapi juga melibatkan aspek emotif dan daya kreatif siswa. Dengan demikian, guru
tidak hanya sekadar melaksanakan apa yang ada di dalam kurikulum, melainkan juga
mampu menginterpretasikan dan mengembangkan kurikulum menjadi bentuk
pembelajaran yang menarik.
Terdapat banyak metode pembelajaran membaca dan menulis di kelas rendah atau
membaca dan menulis permulaan. Pada uraian ini hanya akan disajikan empat macam
metode yaitu; metode eja atau metode bunyi, metode kata, metode global atau metode
kalimat, dan metode struktural analitik dan sintetik atau yang biasa disebut SAS. Metode
eja adalah metode yang digunakan dengan cara memperkenalkan huruf kepada siswa.
Metode kata adalah metode yang digunakan dengan menampilkan kata-kata. Metode
global digunakan dengan cara menampilkan kalimat, sedangkan metode SAS adalah
metode yang digunakan dengan cara menganalisis dan mensintesis sebuah kalimat.
1. Metode Eja/Bunyi
Metode eja adalah belajar membaca yang dimulai dari mengeja huruf dean huruf.
Pendekatan yang dipakai dalam metode eja adalah pendekatan arfiah Siswa mulai
diperkenalkan dengan lambang-lambang huruf.
a. Menyanyikan lagu aksara/abjad
b. Menyuarakan/melafalkan bunyi vokal
c. Menyuarakan/melafalkan bunyi beberapa konsonan
d. Menyuarakan/melafalkan gabungan konsonan dan vocal
2 Metode Kata
Dalam metode ini siswa diperkenalkan dengan kata-kata. Kemudian kata-kata tersebut
diuraikan menjadi suku kata. Setelah itu suku kata tersebut dirangkai kembali menjadi kata-
kata.
Contoh:
Ibu = I – bu
Buku = bu - ku
Baju = ba – ju
Badu = ba - du
3. Metode Global
Penamaan metode global atau metode kalimat ini didasarkan atas sajian pembelajaran
membaca dengan menggunakan kalimat pendek sederhana
Contoh :
Nani membaca buku
Nani membaca buku
Na-ni mem-ba-ca bu-ku
n-a-n-i m-e-m-b-a-c-a b-u-k-u
4. Metode SAS
Penerapan metode ini memiliki kesamaan dengan metode global, sama sama
menampilkan sebuah kalimat Perbedaannya, terdapat proses sintetik pada metode mi.
Artinya pada metode global siswa berhenti pada proses malis, sedangkan pada metode SAS
proses tersebut dilanjutkan dengan kegiatan mensintesis
Contoh:
Nani membaca buku
Nani membaca buku
Na-ni mem-ba-ca bu-ku
n-a-n-i m-e-m-b-a-c-a b-u-k-u
na-ni mem-ba-ca bu-ku
nani membaca buku
5. Kompetensi Dasar
Membaca → Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang
tepat
Menulis→ Mencontoh huruf, kata atau kalimah sederhana dari buku atau papan
tulis dengan benar
B.PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS DI KELAS TINGGI
Pembelajaran berbahasa tulis terdapat istilah membaca dan menulis
permulaan serta membaca dan menulis lanjutan. Membaca dan menulis
permulaan dilaksanakan di kelas rendah, sedangkan membaca dan menulis
lanjutan dilaksanakan di kelas tinggi. Masalah pembelajaran menulis di SD
dijelaskan oleh widodo (2009) sebagai berikut. Syarat untuk dapat menulis lanjutan
adalah siswa harus terampil dan menguasai menulis permalsen. Oleh karens itu,
pada prinsipnya memilis lanjutan adalah pengembangan memalis permulaan "
Materi-materi pembelajaran menulis yang tersurat dalam kompetensi
dasar pembelajaran menulis di kelas III-VI adalah sebagai berikut. Menyusun
paragraf, menulis karangan sederhana, menulis puisi, menulis petunjuk,menulis
surat, menyusun karangan, menulis pengumuman, membuat pantun, menulis surat
undangan, menulis dialog, menulis laporan, membuat ringkasan, menyusun naskah
pidato. Untuk dapat membelajarkan materi materi tersebut guru perlu memiliki
pengetahuan tentang teknik-teknik pembelajaran menulis.
Teknik-teknik tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Reka Cerita Gambar


2. Meniru Model
3. Mengisi
4. Menyusun Kembali
5. Memerikan
6. Meringkas Bacaan
7. Menulis Bersama

Anda mungkin juga menyukai